1
Saud Udin Syaefudin, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2012),
2
Barnawi dan M.Arifin, Microteaching, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), hlm. 134
3
Ibid,. hlm. 145
4
Dadang Sukirman, Micro Teaching, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama, 2012),
hlm.
5
Syarifuddin, Sukses Mengajar Di Abad 21, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), hlm. 14
Keterampilan bertanya dibedakan atas keterampilan dasar bertanya tingkat dasar dan
keterampilan dasar bertnya tingkat lanjut. 6 Pertanyaan tingkat dasar merupakan “pertanyaan,
suruhan atau pernyataan awal yang menjadi pembuka, untuk meminta penjelasan atau keterangan
(respon) dari pihak yang ditanya”, contohnya, seperti pertanyaan: apa, dimana, kapan, siapa, dan
berapa. Adapun pertanyaan tingkat lanjut yaitu pertanyaan berikutnya yang isi pertanyaannya
mengacu pada pertanyaan dasar (pertama), untuk meminta penjelasan, informasi, atau klarifikasi
lebih lanjut sehingga diperoleh jawaban yang lebih luas dan komprehensif.7 Pertanyaan lanjutan
biasa diawali dengan: mengapa, bagaimana, caranya, dan bagaimana pengaruhnya.
6
Syarifuddin, Loc,Cit,.
7
Dadang Sukirman, Micro Teaching, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama, 2012),
hlm. 290-291
8
Ibid,. hlm. 279
2) Mendorong siswa untuk melakukan proses pembelajaran enan lebih analitis, lengkap
dan komprehensif.
3) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa untuk menemukan, mengorganisasi, atau
menilai atas informasi yang diperoleh.9
9
Dadang Sukirman, Micro Teaching, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama, 2012),
hlm. 291-292
10
Barnawi dan M.Arifin, Microteaching, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), hlm. 135
11
Syarifuddin, Sukses Mengajar Di Abad 21, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), hlm. 17
dipahami atau tidak. Isi materi perlu diketahui dengan jelas tentang hubungan di antara
unsur-unsur, seperti perbedaan, sifat saling menunjang, dan sebab-akibat.
b. Penyajian penjelasan. Setelah dilakukan perencanaan, maka isis materi perlu disajikan
dengan teknik yang tepat agar mudah dipahami.guru dapat menggunakan teknik
menjelaskan dengan cara mengembangkan: orientasi/pengarahan, bahasa yang sederhana,
penggunaan contoh atau ilustrasi, pemberian tekanan pada bagaian-bagian pokok, dan
penerimaan umpan balik dari siswa.12
12
Barnawi dan M.Arifin, Microteaching, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), hlm. 134-135
13
Zainal Asril, Micro Teaching, (Depok: PT RajaGrafindo, 2018), hlm. 82
14
Ibid,. 82-83
b. Menggunakan kata-kata yang tidak perlu dan tidak memili arti sama sekali misalnya: e….,
em…., apa ini…., apa ya… dan sebagainya.
c. Menggunakan kata “mungkin” yang salah pemakaian. Misalnya harusnya pasti tetapi
selalu dikatakan mungkin, sehingga yang diperoleh siswa adalah kemungkinan
d. Tidak menjelaskan pengertian istilah-istilah asing dan baru secara tuntas.
e. Tidak memberikan penekanan pada bagian tertentu dari materi, misalnya dengan kata:
“yang terpenting adalah”, “perhatikan baik-baik”, atau “perhatikan bagian ini sangat sukar”
dan sebagainya.
f. Tidak meneliti pemahaman siswa terhadap penjelasan yang sudah diberikan guru.15
15
Cucun Sunaengsih dan Dede Tatang Sunarya, Pembelajaran Mikro, (Sumedang: UPI Sumedang Press, 2018),
hlm. 65-66
16
Barnawi dan M.Arifin, Microteaching, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), hlm. 150-151