Sub pokok bahasan : Menjelaskan tentang Definisi Dengue Shock Syndrome, Penyebab
Dengue Shock Syndrome, Faktor resiko Dengue Shock Syndrome, Gejala Dengue Shock
Syndrome, Fase Dengue Shock Syndrome, Pengobatan Dengue Shock Syndrome, Kompikasi
I. Latar belakang
Demam dengue dan demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,nyeri otot dan atau nyeri sendi
yang ditandai leukopeni,ruam,limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik. Pada
DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)
atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock
syndrome/DSS) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok.
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Karibia.
Indonesia merupakan wilayah endemik dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Epidemi
dengue atau dengue like epidemik dilaporkan sepanjang abad 19 dan awal abad ke-20 di
Amerika, Eropa Selatan, Afrika Utara, Mediterania Timur, Asia dan Australia dan beberapa
pulau di Samudra Hindia, Pasifik Selatan dan Tengah dan Karibia. Demam dengue dan demam
berdarah dengue meningkat kasus insiden dan distribusinya lebih dari 40 tahun yang lalu, dan
pada tahun 1996, 2500 hingga 3000 juta orang yang tinggal pada daerah ini beresiko terserang
virus dengue.
Setiap tahunnya diperkirakan ada lebih dari 20 juta kasus infeksi yang mengakibatkan
sekitar 24.000 kematian. Insiden DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk
(1989 hingga 1995) dan pernah meningkat tajam saat kejadian luar biasa hingga 35 per 100.000
penduduk pada tahun 1989, sedangkan mortalitas DBD cenderung menurun hingga mencapai 2%
pada tahun 1999.( WHO, 2000). Pada DBD, terapi dengan antipiretik harus diberikan pada
pasien dengan hiperpireksia, terutama bagi yang mempunyai riwayat kejang dan demam. Untuk
itu perlu dipertimbangkan pemberian antipiretik yang aman untuk anak. Dari berbagai standar
yang ada, menyebutkan bahwa dalam tatalaksana DBD pemberian obat antipiretik merupakan
pilihan yang aman dan tepat untuk obat turun panas dan analgesik pada anak-anak adalah
parasetamol (Depkes RI, 2005).
II. Tujuan
IV. Media
V. Metode Pengajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
d. Menyampakaikan pokok
pembahasan
Syndrome
e. Menjelaskan mengenai
Syndrome
g. Menjelaskan Pengobatan
h. Menjelaskan Komplikasi
i. Menjelaskan mengenai
Syndrome
h. Tanya Jawab
i. Memberikan kesempatan
materi tentang
Mendengar
Memperhatikan
Menjawab
salam