Anda di halaman 1dari 3

B.

Ruang Lingkup Pembindangan Hukum Islam


Para ulama membagi ruang lingkup hukum Islam (fiqh) menjadi dua yaitu :
1. Ahkam Al- Ibadat
Ahkam al-Ibadat, yaitu ketentuan-ketentuan atau hukum yang mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya. Ahkam al-Ibadat ini dibedakan kepada Ibadat Mahdla dan Ibadat
Ghair Mahdlah. Ibadah Mahdlah adalah jenis ibadah yang cara waktu atau tempatnya sudah
ditentukan, seperti shalat, puasa, zakat, haji, nadzar dan sumpah. Sedangkan ibadah ghair
mahdlah adalah semua bentuk pengabdian kepada Allah swt. dan setiap perkataan atau
perbuatan yang memberikan manfaat kepada manusia pada umumnya, seperti berbuat baik
kepada orang lain, tidak merugikan orang lain, memelihara kebersihan dan kelestarian
lingkungan, mengajak orang lain untuk berbuat baik dan meninggalkan perbuatan buruk, dan
lain-lain.

2. Ahkam Al-Mu’malat
Ahkam al-Mu’amalat, yaitu ketentuan-ketentuan atau hukum yang mengatur hubungan
antar manusia (mahluk), yang terdiri dari :
a. Ahkam al-ahwal al-syahsiyat (hukum orang dan keluarga), yaitu hukum tentang orng
(subyek hukum) dan hukum keluarga, seperti hukum perkawinan.
b. Ahkam al-Madaniyat (Hukum Benda), yaitu hukum yang mengatur masalah yang berkaitan
dengan benda, seperti jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, penyelasian harta warisan
atau hukum kewarisan.
c. Al-ahkam al-Jinayat (Hukum Pidana Islam), yaitu hukum yang berhubungan dengan
perbuatan yang dilarang atau tindak pidana (delict,jarimah) dan ancaman atau sanksi hukum
bagi yang melanggarnya (uqubat)
d. Al-ahkam al-qadla wal al-Murafa’at (hukum acara), yaitu hukum yang berkaitan dengan
acara diperadilan (hukum formil), umpama aturan yang berkaitan dengan alat-alat bukti, seperti
saksi, pengakuan, pengakuan, sumpah, yang berkaitan dengan pelaksanaan hukuman dan lain-
lain.
e. Ahkam al-Dusturiyah (hukum tata Negara dan perundang-undangan), yaitu hukum yang
berkaitan dengan masalah politik, seperti mengenai pangaturan dasar dan system Negara,
perundang-undangan dalam Negara, syarat-syarat, hak dan kewajiban pemimpin, hubungan
pemimpin dengan rakyatnya, dan lain-lain.
f. Ahkam al-dauliyah (hukum Internasional), yaitu hukum yang mengatur hubungan antar
Negara, baik dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang.
g. Ahkam al-Iqtishadiyah wa al-Maliyah (Hukum Perekonomian-dan moneter), yaitu hukum
tentang perekonomian dan keuangan dalam suatu Negara dan antarnegara.
Sistematika hukum (ahkam al-muamalat) diatas, pada dasarnya sama dengan
sistematika dalam ilmu hukum. Menurut ilmu hukum, hukum dapat dibedakan menjadi :
1. Hukum formil terdiri dari :
a. Hukum public formil (hukum acara pidana)
b. Hukum privat formil (hukum acara perdata)

2. Hukum materil terdiri dari :


a. Publik
a). hukum pidana
b). Hukum tata negara
c). Hukum tata usaha negara
d). Hukum public internasional
b. Hukum Privat
a). Hukum perdata
b). Hukum dagang
c). Hukum intergentil (hukum antar golongan)
d). Hukum perdata Internasional
Jika dibandingkan hukum Islam bidang muamalah dengan hukum barat, yang
membedakan antara hukum privat (hukum perdata) dengan hukum publik, maka sama halnya
dengan hukum adat di tanah air kita, hukum Islam tidak membedakan antara hukum perdata
dan hukum public. Hal ini disebabkan karena menurut system hukum Islam pada hukum public
ada segi-segi perdatanya, maka dalam hukum Islam tidak dibedakan kedua bidang hukum itu,
yang disebutkan adalah bagian-bagiannya saja seperti misalnya :
1. Munakahat
2. Wirasah
3. Mu’amalat dalam arti khusus
4. Jinayat atau ‘ukubat
5. Al-ahkam as-sulthaniyah (khilafah)
6. Syiar
7. Mukhsamat
Jika ruang lingkup syariah diatas analisis objek pembahasannya, tampak mencerminkan
seperangkat norma ilahi yang mengatur tata hubungan manusia dengan Allah, hubungan
manusia dengan manusia lain dalam kehidupan social, hubungan manusia dengan benda dan
alam lingkungan hidupnya. Norma ilahi yang mengatur tata hubungan dimaksud adalah :
1. Kaidah ibadah dalam arti khusus atau yang disebut kaidah ibadah murni, mengatur cara dan
upacara hubungan langsung antara manusia dengan Tuhannya.
2. Kaidah muamalah yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan mahluk lain
dilingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainnudin, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum di Indonesia, Cet II; Jakarta: Sinar
Grafika, 2008.

Daud Ali, Muhammad, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di
Indonesia, Cet VI; Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1998.

Khallaf, Abdul Wahhab, Kaidah-Kaidah Hukum Islam (Ilmu Us}ul Fiqh), diterjemahkan oleh
Noer Iskandar, Cet VI; Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996.

Mardani, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia, Cet I; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010.

Usman, Suparman, Hukum Islam, Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam Tata
Hukum Indonesia, Cet I; Jakarta : Gaya Media Pratama, 2001.

Anda mungkin juga menyukai