Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 5

RUANG LINGKUP DAN CIRI-CIRI HUKUM ISLAM

A. Ruang Lingkup Hukum Islam di Indonesia

Pengertian ruang lingkup Hukum Islam, adalah: objek kajian hukum Islam atau bidang-
bidang hukum yang menjadi bagian dari hukum Islam. Hukum Islam disini meliputi syari’ah dan
fiqh. Hukum Islam sangat berbeda dengan Hukum Barat yang membagi hukum menjadi hukum
privat (hukum perdata) dan hukum publik. Sama halnya dengan hukum adat di Indonesia, hukum
Islam tidak membedakan hukum privat dengan hukum publik. Bidang-bidang hukum Islam lebih
dititikberatkan pada bentuk aktivitas manusia dalam melakukan hubungan.

Bahwa ruang lingkup hukum Islam ada dua, yaitu : hubungan manusia dengan Tuhan
(hablun minaallah) dan hubungan manusia dengan sesamanya (hablun miannas). Bentuk
hubungan pertama disebut dengan ibadah dan bentuk hubungan yang kedua disebut dengan
muamalah.

Bagian-bagian ruang lingkup hukum islam

(1) Munakahat: hukum yang mengatur sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan,
perceraian, dan akibat-akibatnya;

(2) Wirasah: hukum yang mengatur segala masalah yang berhubungan dengan pewaris, ahli
waris, harta warisan dan cara pembagian warisan;

(3) Muamalat: hukum yang mengatur masalah kebendaan dan hak-hak atas benda, tata hubungan
manusia dalam persoalan jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, perserikatan, dan lain-
lain;

(4) Jinayat: Hukum yang mengatur tentang perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman
baik dalam jumlah hudud atau tindak pidana yang telah ditentukan bentuk dan batas hukumnya
dalam al-Qur’an dan sunnah Nabi maupun dalam jarimah ta’zir atau perbuatan yang bentuk dan
batas hukumnya ditentukan oleh penguasa sebagai pelajaran bagi pelakunya;

(5) Al-Ahkam as-sulthaniyah: Hukum yang mengatur soal-soal yang berhubungan dengan kepala
negara, pemerintahan pusat maupun daerah, tentara, pajak dan sebagainya;
(6) Siyar: Hukum yang mengatur urusan perang dan tata hubungan dengan pemeluk agama dan
negara lain; dan

(7) Mukhassamat: Hukum yang mengatur tentang peradilan, kehakiman, dan hukum acara.
Sistematika hukum islam dapat dikemukakan sebagai berikut:

(a) Al-ahkam asy-syakhsiyah (hukum perorangan);

(b) Al-ahkam al-maadaniyah (hukum kebendaan);

(c) Al-ahkam al-murafaat (hukum acara perdata, pidana, dan peradilan tata usaha);

(d) Al ahkam al-dusturiyah (hukum tata negara);

(e) Al-ahkam ad-dauliyah (hukum internasional), dan

(f) Al-Ahkam al-iqtishadiyah wa-almaliyah (hukum ekonomi dan Keluarga).

Ruang lingkup hukum Islam sendiri diklasifikasikan menjadi dua kelompok sebagai berikut:

1. Ibadah

Persoalan ibadah adalah hal yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Dalam hal ibadah
ini tidaklah boleh untuk dikurangi atau pun ditambahkan. Dalam artian, sampai kapan pun
perihal ibadah tidaklah bisa diubah. Ibadah sendiri menjadi aktivitas penting yang dilakukan oleh
setiap umat Islam sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibadah terbagi lagi
menjadi ibadah khusus dan ibadah umum.

Ibadah khusus adalah ibadah yang dilaksanakan langsung kepada Allah SWT dan
kemudian Rasulullah saw mencontohkannya agar diikuti oleh umat Islam. Contoh dari ibadah
khusus misalnya seperti sholat, zakat, puasa, dan haji. Sedangkan ibadah umum adalah ibadah
yang tata caranya diatur oleh Allah SWT dan Rasulullah saw. Ibadah ini berkaitan dengan
hubungan antara manusia ke manusia lainnya. Atau manusia dengan alam.

2. Kemasyarakatan atau Muamalah

Untuk bidang kemasyarakatan atau muamalah ini sifatnya adalah terbuka untuk nantinya
bisa dikembangkan dengan jalan berijtihad. Berbeda dengan bidang ibadah sebelumnya yang
tidak bisa dilakukan perubahan. Namun bidang muamalah ini justru bisa dilakukan perubahan ke
arah yang lebih modern seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
Bidang muamalah yang memiliki sifat umum ini pada hakikatnya semua akad diperbolehkan
untuk dilakukan, kecuali jika ada dalil yang membatalkan atau pun melarang hal tersebut.
Hukum yang berhubungan dengan kemasyarakata atau muamalah ini misalnya saja berupa
munakahat, wirasah, muamalah dalam arti khusus, jinayat, al-ahkam al-sulthoniyyah, siyar, dan
mukhasamat.

Lalu dari kalangan para ulama juga membagi ruang lingkup hukum Islam menjadi dua sebagai
berikut:

1. Ahkam Al-Ibadat

Ruang lingkup hukum Islam berupa Ahkam Al-Ibadat adalah ketentuan atau hukum yang
di dalamnya mengatur tentang hubungan manusia dengan Tuhan. Nah, dalam Ahkam Al-Ibadat
ini terbagi lagi menjadi dua yang terdiri dari Ibadah Mahdlah dan Ibadah Ghair Mahdlah.

2. Ahkam Al-Mu'amalat

Ruang lingkum hukum Islam berupa Ahkam Al-Mu’amalat adalah ketentuan atau hukum
yang mengatur tentang hubungan antara manusia. Di mana hal ini terbagi menjadi lima sebagai
berikut:

1) Ahkam Al-Ahwal Al-Syahsiyat (Hukum orang dan keluarga)

Hukum ini membahas mengenai seseorang atau subyek umum dan hukum keluarga,
misalnya saja perkawinan.

2) Ahkam Al-Madaniyat (Hukum benda)

Hukum ini membahas mengenai hal yang berhubungan dengan benda. Misalnya saja
seperti jual-beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, penyelesaian harta warisan atau pun
hukum warisan.
3) Al-Ahkam Al-Jinayat (Hukum Pidana Islam)

Hukum ini membahas tentang perbuatan yang dilarang atau berupa tindak pidana dan
ancaman atau sanksi bagi orang yang sudah melanggar. 

4) Al-Ahkam Al-Qadla wa Al-Marafa’at (Hukum acara)

Hukum ini membahas tentang acara di peradilan atau disebut juga hukum formil.
Misalnya saja aturan yang berhubungan dengan saksi, pengakuan, dan sumpah.

5) Ahkam Al-Dusturiyah (Hukum tata negara dan perundang-undangan)

Hukum ini membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah politik.
Misalnya saja seperti pengaturan dasar dan sistem negara.

B. Ciri-Ciri Hukum Islam di Indonesia

Ciri-ciri hukum Islam adalah sebagai berikut :

1. Merupakan dan bersumber dari agama islam.


2. Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari iman atau kaidah dan
kesusilaan atau ahlak islam.
3. Mempunyai dua istilah kunci, yaitu :
1) Syariat : Terdiri dari wahyu Allah dan Sunnah Nabi Muhammad.
2) Fikih : pemahaman dan hasil pemahaman manusia tentang syariah.
4. Terdiri dari dua bidang utama, yaitu :
1) Ibadat bersifat tertutup karena telah sempurna.
2) Muamalat dalam arti luas bersifat terbuka untuk dikembangkan oleh manusia yang
memenuhi syarat dari masa ke masa.
Strukturnya berlapis, terdiri dari :
1. Nas atau teks alqur’an.
2. Sunnah Nabi Muhammad (untuk syari’at)
3. Hasil ijtihad (doktrin) manusia yang memenuhi syarat tentang al-qur’an dan as-sunnah.
4. Pelaksanaan dalam praktek baik :
1) Berupa keputusan hakim, maupun;
2) Berupa amalan amaln umat islam dalam masyarakat (untuk fikih)
5. Mendahulukan kewajiban dari hak, amal dari pahala.dapat dibagi menjadi dua, Yakni al-
ahkam, al-khamsah.

Anda mungkin juga menyukai