sebuah komoditas yang dibeli sama mereka. Apabila kita menilik sejarah penerbitan UU
tentang Pengampunan Pajak maka kita akan mengetahui bahwa otoritas perdagangan sendiri
telah melakukan lobi kepada pemerintah terkait akan hal ini. Dengan mengatasnamakan
kebutuhan akan penerimaan pajak yang selalu gagal mencapai target, para konsumen ini
berusaha untuk mengarahkan kebijakan-kebijakan pemerintah ini.
Berdasarkan kajian asumsi-asumsi dasar dari Public Interest Theory terhadap alasan
penerbitan PSAK 70, kita dapat mengetahui bahwa pada dasarnnya Penerbitan PSAK 70 sendiri
memenuhi asumsi dasar dari Public Interest Theory. Akan tetapi, hal yang perlu digaris bawahi
adalah bahwa penerbitan PSAK 70 ini diterbitkan oleh DSAK IAI, sebuah badan profesi non
pemerintah. Dengan demikian, sebenarnya Pemerintah tidak terlibat secara langsung untuk
mengintervensi karena dalam UU Nomor 11 Tahun 2016 pun memang tidak mengatur perlakuan
akuntansi yang timbul dari Pengampunan Pajak. Latar belakang PSAK 70 sendiri sebenarnya
bukan karena adanya suatu kegagalan pasar yang terjadi di Indonesia sehingga dikhawatirkan
bakal merugikan kepentingan orang banyak, justru kalau mau dikaji lebih dalam lagi merupakan
bentuk kegagalan pemerintah dalam melaksanakan fungsi dan wewenangnya dalam hal
pengawasan perpajakan.
dijual. Karena apabila wajib pajak memilih opsi untuk patuh pada paragraph 7 PSAK 70, maka
Wajib Pajak harus menyajikan secara terpisah dan menggunakan biaya sesuai yang tercantum
pada Surat Keterangan.
Berdasarkan pemahaman tersebut terlihat jelas bahwa sebenarnya dalam proses
penerbitan PSAK 70 banyak sekali terjadi proses politik dan berbagai kepentingan pun saling
bertemu di sana
KESIMPULAN
Berdasarkan kajian atas teori regulasi yang ada maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Regulatory Capture Theory lah yang paling tepat untuk menggambarkan alasan terbitnya PSAK
70 yaitu :
PSAK 70 terbit pada dasarnya berbasis terhadap kepentingan publik yang diselubungi
dengan adanya kepentingan profesi
DSAK IAI dalam Dasar Kesimpulan 01-03 PSAK 70 menjelaskan alasan PSAK 70 itu terbit
karena DSAK IAI bertujuan untuk mendukung program pemerintah melalui peningkatan
penerimaan pajak serta sebagai bentuk tanggung jawab yang telah diamanahkan kepada DSAK
IAI sebagai badan penyusun standar akuntansi. Akan tetapi PSAK 70 juga memberikan opsi bagi
profesi untuk memperluas area pekerjaan mereka juga, terutama terkait dengan pengukuran,
penyajian dan audit. Profesi akuntan meyakinkan pemerintah (DJP) sendiri tentunya dengan
hadirnya PSAK 70 akan memberikan kemudahan dalam melakukan audit atas aset
pengampunan pajak tersebut karena dengan adanya pengaturan PSAK 70, Wajib Pajak jadi
memiliki opsi untuk menyajikan secara terpisah dalam Laporan Posisi Keuangan. Selain itu
pengukuran yang menggunakan nilai tercatat dalam Surat Keterangan cenderung berada di
bawah nilai pasar jauh (karena berkaitan dengan besaran nilai uang tebusan) sehingga nantinya
akan dimungkinkan munculnya pemeriksaan yang akan menambah pajak terutang yang harus
dibayar di kemudian hari melalui pembuktian auditor pajak.
Sebagaimana kita ketahui bahwa komposisi Akuntan Publik sangat dominan dan
menguasai DSAK IAI. Dengan demikian akuntan yang seharusnya mengikuti aturan dalam PSAK
70, tentunya pasti turut mempromosikan kepentingan atau intensi pribadinya terkait dengan
penerbitan PSAK 70 ini. Kita dapat melihat pengaturan-pengaturan yang ada pada PSAK 70
memang sebenarnya bertujuan untuk memberikan manfaat kepada kepentingan publik, misalnya
opsi penggunaan nilai perolehan apabila patuh pada paragraph 07 PSAK 70 sesuai dengan Surat
Keterangan atau penggunaan nilai revaluasi apabila patuh pada PSAK 25. Dengan demikian kita
dapat memahami bahwa untuk satu pokok pembahasan saja (Pengukuran) diketahui terdapat 2
(dua) cara mengukur yang berbeda. Ini merupakan kesempatan bagi profesi akuntan untuk
masuk dan berbisnis sehingga baik dengan menggunakan PSAK 25 ataupun PSAK 70, profesi
akuntan justru berhasil memperluas area pekerjaan mereka sendiri yang tentunya akan
bermanfaat juga bagi mereka.
Dengan demikian apabila kita simpulkan, maka kita akan mampu menjawab bahwa yang paling
diuntungkan dengan penerbitan PSAK 70 adalah profesi akuntan, dan alasan kita mengatur
P-04 AULIA IRFAN MUFTI
untuk kepentingan publik dan kepentingan profesi, dan siapa yang menanggung biayanya
masyarakat atau dalam