Anda di halaman 1dari 21

ULASAN: KONSENTRASI OBAT PADA RAMBUT DAN RELEVANSINYA DALAM

KEJAHATAN YANG DIFASILITASI OBAT

Abstrak
Analisis bagian rambut dapat memberikan informasi retrospektif yang berharga tentang
riwayat paparan obat pada korban Drug Facilitated Crimes/Kejahatan Difasilitasi Obat (DFC).
Hal ini sekarang dimungkinkan dengan ketersediaan teknik MS gabungan yang sensitif seperti
GC-MS/MS dan LC-MS/MS yang memungkinkan obat-obatan dideteksi pada konsentrasi pg / mg
setelah adanya sebuah dosis tunggal. Dalam ulasan ini konsentrasi rambut dari 35 jenis obat
psikoaktif yang diberikan dalam 20 studi dosis terkontrol ditinjau dan dibandingkan terhadap 25
jenis obat berbeda yang terdeteksi dalam kerja kasus yang dilaporkan. Obat yang paling umum
adalah benzodiazepin dan hipnotik terkait, Gamma-Hydroxybutyrate (GHB), ketamin dan
metamfetamin. Konsentrasi yang dilaporkan dalam DFC sebagian besar sama atau lebih tinggi
dibanding yang terlihat pada studi dosis terkontrol. Faktor-faktor yang mempengaruhi interpretasi
hasil analisis bagian rambut termasuk diantaranya adalah warna rambut, tingkat pertumbuhan,
persiapan sampel dan kontaminasi permukaan, dibahas dalam ulasan ini.

Pendahuluan
Perampokan, kekerasan, penganiayaan atau kejahatan seksual yang dilakukan pada korban
yang berada di bawah pengaruh zat psikoaktif didefinisikan sebagai kejahatan yang difasilitasi
obat (DFC) terutama dimana obat-obatan telah diberikan secara sembunyi-sembunyi.1
Pemerkosaan atau jenis kejahatan seksual lainnya tersebut disebut sebagai kekerasan seksual yang
difasilitasi obat (DFSA), dan biasanya merupakan jenis DFC yang paling umum.2 Dalam DFC, zat
yang menyebabkan sedasi dan amnesia lebih disukai, terutama jika mereka dapat larut dengan
mudah dalam minuman tanpa diketahui oleh korban.3
Zat-zat psikoaktif yang paling sering terdeteksi antara lain adalah obat penenang
benzodiazepin, hipnotik terkait dan obat penenang seperti zopiclone dan zolpidem, anestetik,
gamma-hydroxybutyrate (GHB) dan obat-obatan yang sering disalahgunakan seperti ganja dan
bahkan stimulan tipe amfetamin yang juga dapat memfasilitasi berubahnya kondisi pikir
seseorang.4 Sebuah penelitian di Kanada menunjukkan bahwa DFSA paling sering terdeteksi
dengan obat yang paling umum terkandung dalam urin adalah cannabinoid (40%), kokain (32%),
amfetamin (14%), MDMA (9,2%), ketamin (2,3%) dan GHB (1,1%).5 Suatu organisasi yang
berbasis di Inggris yang secara khusus dibentuk untuk memberikan dukungan bagi korban
kejahatan ini, misalnya, melaporkan sebuah peningkatan sebesar 256% pada angka kejadian DFC
antara 1995 dan 2005.6 Tujuh puluh enam kasus positif diidentifikasi dari total 434 (17,5%) kasus
dugaan DFSA dalam periode 12 bulan hingga 2003 di Australia dengan obat yang paling umum
diantaranya adalah cannabinoid, benzodiazepin, opiat dan antidepresan. Pada tahun 2010,
Penelitian di Prancis melaporkan bahwa ada peningkatan DFC pada periode berikutnya dari
periode ketidakaktifan yang jelas sebelumnya.7 Di Cina, mayoritas kasus-kasus ini adalah
perampokan dan juga telah meningkat dalam prevalensi.
Pada DFC, jenis sampel forensik atau medikolegal yang diperlukan untuk pemeriksaan
toksikologi sebagian besar bergantung pada waktu yang telah berlalu sejak serangan.9,10 Sementara
darah dan urin adalah spesimen konvensional untuk mendokumentasikan paparan obat 24 -72 jam
atau penundaan yang lebih lama antara laporan korban dan konsumsi obat, yang berarti bahwa
penggunaan tes rambut adalah spesimen yang berguna terutama untuk obat dengan paruh waktu
yang lebih pendek. Analisis segmental juga telah digunakan untuk menentukan kemungkinan
periode paparan.11
Peran pengujian sampel rambut sebagai matriks alternatif atau komplementer telah
memperluas spektrum penyelidikan toksikologi dan akibatnya, sampel rambut secara rutin
dikumpulkan selama investigasi kriminal.12 Namun, ada keterbatasan dalam interpretasi analisis
rambut karena perbedaan antar individu, tingkat pertumbuhan rambut yang variabel dan
ketidakpastian atas mekanisme masuknya obat ke rambut. Sejumlah ulasan telah ditulis tentang
hal ini dengan hanya beberapa yang tercantum pada ulasan ini, tetapi belum ada yang meninjau
kemampuan untuk mendeteksi dosis kontrol tunggal pada manusia dan bagaimana hal ini
dibandingkan dengan konsentrasi rambut yang dilaporkan dalam DFC. Tujuan dari artikel ini
adalah untuk meninjau makalah yang telah diterbitkan sebelumnya yang mendokumentasikan
konsentrasi zat psikoaktif pada rambut yang diberikan dalam studi dosis terkontrol dan
membandingkan hal ini dengan konsentrasi obat yang dilaporkan dalam kerja kasus yang
berkaitan dengan DFC, untuk meningkatkan pemahaman kita tentang interpretasi konsentrasi obat
dalam analisis rambut.
Metode
Penulis secara sistematis meninjau Google Scholar dan Database Pubmed untuk semua
artikel terpublikasi berbahasa Inggris yang tersedia, dimana konsentrasi obat diukur dalam rambut
dari pemasukan obat psikoaktif yang terkontrol dan dalam laporan kasus atau publikasi lain yang
melaporkan data toksikologi rambut pada korban dewasa DFC. Kasus yang melibatkan anak-anak
tidak termasuk dalam ulasan ini. Kata kunci yang digunakan adalah 'difasilitasi obat', 'rambut',
'dosis tunggal', 'kejahatan difasilitasi obat', 'perkosaan', dan kombinasi istilah-istilah ini. Fokus
utamanya adalah untuk meninjau publikasi dimana analisis segmental telah digunakan untuk
menentukan konsentrasi rambut setelah dosis terkontrol dari obat yang mungkin digunakan dalam
kasus DFC dewasa, dan artikel-artikel yang melaporkan konsentrasi tersebut dalam kasus DFC
dewasa yang sebenarnya.
Semua konsentrasi rambut yang dilaporkan disesuaikan ke dalam dua angka signifikan
pada situasi dimana terdapat lebih dari 3 angka yang dilaporkan.
2.1 Keuntungan dan keterbatasan yang terkait dengan pengujian rambut
Rambut memiliki kelebihan khusus untuk analisis toksikologi, seperti kemudahan
pengumpulan, non-invasif, stabilitas dan penyimpanan sampel.
Namun, rambut bukanlah matriks sederhana; Sebaliknya itu adalah matriks kompleks yang
terdiri dari berbagai lapisan di rambut. Sementara ada kesamaan antara rambut dengan asal etnis
dan regio tubuh yang berbeda, ada juga perbedaan yang signifikan dalam ketebalan dan pigmentasi
rambut yang dapat mempengaruhi serapan dan retensi zat. Umumnya rambut berpigmen gelap
cenderung untuk mengikat jumlah obat yang lebih besar daripada rambut berpigmen yang lebih
sedikit (yaitu pirang).19,20 Ini karena eumelanin, pigmen utama pada rambut yang memberi warna,
bertanggung jawab untuk sebagian besar pengikatan pada obat-obatan.19,21 Hal ini menyebabkan
jumlah obat yang berbeda di rambut, dengan asumsi semua variabel lain dapat dikontrol, dan telah
menyebabkan kekhawatiran atas bias rasial, misalnya terhadap orang Asia dan Amerika Afrika
karena mereka biasanya memiliki rambut hitam dan akibatnya akan (biasanya) memiliki lebih
banyak obat di rambut untuk jumlah obat yang sama yang digunakan.
Sebagian besar obat diyakini berikatan dengan pigmen melanin yang ditemukan pada
rambut berwarna.19,20,22-25 Dalam banyak penelitian disini sering menjadi hubungan yang baik
antara tingkat obat dan kandungan melanin dalam rambut.15,26,27 Untuk zolpidem, Villain28
membandingkan penggabungan rambut putih dan hitam dan menemukan konsentrasi zolpidem
adalah 0,4 pg / mg atau kurang pada bagian putih rambut dan 40 pg / mg di bagian hitam rambut.
Miyaguchi et al.29 menggunakan ekstraksi semprot mikro, mendeteksi zolpidem sejumlah 18 ng /
mg pada rambut hitam dan 0,12 ng / mg pada rambut putih yang berasal dari donor yang sama.
Variasi serupa dalam konsentrasi obat dalam rambut berpigmen berbeda telah diamati, terutama
untuk obat-obatan dasar. Ini juga termasuk kokain19, codeine20 dan ketamine.24 Rambut kepala
tumbuh pada tingkat yang bervariasi, tergantung pada apakah itu di salah satu dari tiga tahap
pertumbuhan: anagen (tahap pertumbuhan), catagen (tahap transisi) dan telogen (tahap istirahat)
.14,30 Durasi tahapan ini bervariasi antar masyarakat dan juga pada seseorang. Oleh karena itu, tidak
ada satu untai yang akan mencerminkan pertumbuhan rambut secara keseluruhan selama periode
yang dimaksud.
Praktik yang biasa dilakukan adalah memotong helai rambut menjadi segmen pendek dan
pada analisis berikutnya, menunjukkan deteksi obat di bagian yang berkembang sebagai folikel
pada saat paparan. Idealnya tidak ada deteksi obat di segmen lain. Meskipun ini tidak akan
membuktikan pemberian obat secara sembunyi-sembunyi, hal ini mengkonfirmasi paparan
terhadap obat. Analisis dapat memberikan riwayat paparan obat dan penggunaan 1 cm per bulan
selalu digunakan untuk memberikan jendela perkiraan paparan.11,13 Namun, tingkat pertumbuhan
rambut kepala diketahui bervariasi dari sekitar 0,5 hingga 1,5 cm per bulan,13 dengan lebih banyak
variasi tingkat pertumbuhan dari bagian lain tubuh. Ini berarti bahwa interpretasi perlu
mempertimbangkan pertumbuhan variabel ini, dan tidak selalu menganggap semua rambut
tumbuh sekitar 1 cm per bulan.
Namun, bahkan dalam penelitian terkontrol, beberapa obat sering terdeteksi di segmen
yang berdekatan. Alasan yang mungkin untuk perluasan ini dapat terjadi akibat difusi dari keringat
atau sekresi lainnya,8,31 variasi dalam tingkat pertumbuhan dan pengumpulan sampel.30 Variasi
dalam tingkat pertumbuhan dan pengumpulan sampel berkontribusi terhadap distribusi aksial yang
jelas dari obat sepanjang serat rambut.30 Masalah ini diperkuat dengan deteksi d5-kokain dalam
beberapa segmen setelah dosis tunggal.32 Ada juga variasi intersubyek yang cukup besar pada
waktu obat pertama kali muncul pada rambut dan adanya obat di bagian rambut dari waktu ke
waktu.
Telah diusulkan bahwa konsentrasi obat tertinggi harus dideteksi di segmen yang sesuai
dengan periode serangan yang diperkirakan dan bahwa konsentrasi yang diukur harus setidaknya
3 kali lebih tinggi daripada yang diukur dalam segmen sebelum atau berikutnya.13 Sementara hal
ini mungkin menjadi kriteria yang berguna, tidak ada bukti nyata bahwa pendekatan ini akan
sangat mudah dalam semua kasus. Terlebih lagi, keberadaan obat-obatan tidak dapat membuktikan
apakah pajanan bersifat sembunyi-sembunyi atau disengaja.
Berbeda dengan studi administrasi obat terkontrol, pengumpulan rambut dalam kasus yang
sebenarnya sering tidak dikendalikan oleh para ilmuwan. Hal ini membuat interpretasi hasil
segmental lebih kompleks, terutama jika waktu yang signifikan telah berlalu sejak terpapar,
sehingga menyebabkan penyebaran konsentrasi obat karena fase pertumbuhan rambut yang
berbeda. 33
2.2. Pertimbangan Analitik
Artikel ini bukan ulasan tentang pertimbangan analisis pengujian obat pada rambut, namun
relevan untuk memasukkan beberapa pendapat pada analisis. Selama dekade terakhir, banyak
kemajuan telah terjadi dalam kemampuan untuk mendeteksi obat-obatan di rambut setelah dosis
berulang yang rendah, atau bahkan dosis tunggal, terutama dengan instrumen MS gabungan yang
terjangkau dan sensitif, seperti GC-MS / MS dan LC-MS / MS . Hal ini memungkinkan obat-
obatan dan metabolit dideteksi pada tingkat pg / mg termasuk pada yang setelah dosis tunggal 8,34
-37
termasuk analisis rambut segmental di DFC.38
Penggunaan metode skrining luas sangat sensitif bersifat wajib ketika menyelidiki DFC.
The Society of Forensic Toxicologists (SOFT) Komite DFSA telah menerbitkan daftar dengan 80
analit termasuk obat-obatan dan metabolit yang relevan dalam kasus DFC / DFSA meskipun ini
dirancang terutama untuk analisis urin.39 Konsentrasi positif dalam segmen rambut mungkin
sangat rendah dan di bawah batas terdeteksi . Hasil rambut negatif tidak dapat selalu mengeksklusi
pemberian obat yang umumnya terdeteksi karena konsentrasi yang rendah dan lebih sulit untuk
mendeteksi dosis rendah tunggal dari urin.27
Sementara teknik MS / MS diterapkan secara luas saat ini, deteksi GC-MS cocok untuk
mendeteksi konsentrasi yang lebih tinggi pada rambut untuk obat-obatan yang lebih sedikit ampuh,
mis. kokain32 dan kodein40,41 pada rambut pada tingkat ng / mg setelah dosis tunggal 25-120 mg.
Persiapan sampel sebelum ekstraksi (pemotongan atau penggilingan),25 serta tahap
inkubasi (hidrolisis atau tidak)42 dan pilihan pelarut,43 juga akan berdampak pada hasil ekstraksi
dan menginduksi perbedaan yang signifikan dalam konsentrasi terukur. Semua laboratorium
direkomendasikan untuk memiliki database sendiri untuk menafsirkan konsentrasi obat di rambut.
Meskipun ini hanya dapat digunakan untuk tujuan perbandingan dan tidak dapat digunakan untuk
menentukan dosis atau frekuensi.11
Variabilitas ekstraksi sampel disorot oleh Couper et al.42 yang membandingkan teknik
ekstraksi obat pada kulit kepala manusia. Prosedur pencernaan alkalin secara signifikan lebih
efektif dalam memulihkan berbagai obat antidepresan dan antipsikotik daripada pencernaan asam,
metanol, atau enzimatik. Cui et al25 menginkubasi 20 mg rambut dalam 0,5 mL NaOH (0,1 M)
selama 1 jam pada 60oC, yang memungkinkan pemulihan zolpidem yang lebih tinggi, karena
rambut terlarut sepenuhnya. Hal ini berbeda dengan teknik Villain et al 28 yang memotong setiap
segmen menjadi ukuran yang lebih kecil (~ 1 mm) dan menginkubasi 20 mg sampel semalam
dalam 1 mL buffer fosfat jenuh pada pH 8.4.
Masalah penting dalam analisis rambut adalah teknik dekontaminasi yang digunakan
sebelum ekstraksi obat dari dalam serat rambut. Sebagian besar publikasi telah menggunakan
teknik dekontaminasi untuk menghilangkan obat (dan zat lain, termasuk kotoran) yang dilekatkan
secara longgar ke bagian luar rambut, namun tidak ada satu pun teknik yang telah mendapatkan
penerimaan universal.44 Beberapa pendekatan telah menggunakan pencucian yang diperpanjang.
teknik yang mengklaim bahwa kokain yang diserap secara eksternal dapat dibedakan dari kokain
yang diserap secara internal.14,45,46
Dalam analisis rambut, ada 3 alternatif untuk memproduksi spesimen yang digunakan
untuk tujuan kontrol kualitas. Ini adalah: (1) Memaku (spiking) analit ke rambut kosong, seperti
yang dilakukan untuk matriks cair; (2) fortifikasi rambut kosong dengan analit selama beberapa
hari untuk memungkinkan penggabungan mereka ke dalam matriks rambut; dan (3) homogenisasi
spesimen rambut asli yang mengandung analit yang dimaksud. Untuk mendapatkan hasil
kuantifikasi yang lebih reliabel, rambut yang difortifikasi harus digunakan secara lebih khusus
dibandingkan dengan rambut yang dipaku (Spiking).47 Mungkin lebih realistis untuk
menggunakan QC yang disiapkan secara alternatif dalam protokol validasi dan untuk
meningkatkan protokol yang digunakan untuk menghasilkan QC ini seperti penggunaan pulverizer
dan perbaikan dalam teknik pengayakan atau ekstraksi.
Ada banyak metode skrining LC-MS / MS yang sangat baik yang diterbitkan dengan LOD
atau LOQ dalam konsentrasi pg / mg rendah.35,48-51 Montesano et al.48 mengembangkan metode
untuk skrining dan kuantifikasi 96 obat dari kelompok yang berbeda: opiat, amfetamin,
halusinogen, benzodiazepin, antihistamin, antidepresan, antipsikotik, barbiturat dan obat penenang
lainnya, relaksan otot, dll dalam 10 mg rambut . Thieme et al.52 mengembangkan metode skrining
untuk lebih dari 180 obat menggunakan rambut tunggal tersegmentasi dan diterapkan pada dua
kasus nyata DFC dengan LOQ 3-5 pg / mg. Dalam laporan ini sementara konsentrasi rambut
maksimum untuk doxylamine cocok dengan kerangka waktu DFC yang dicurigai, analisis rambut
tunggal tidak akan selalu cocok karena fase pertumbuhan variabel rambut dan sensitivitas terbatas
untuk beberapa obat.52

3. Studi Dosis Terkontrol


Dua puluh publikasi yang diidentifikasi yang mengukur konsentrasi obat dalam rambut
sukarelawan yang diberikan dosis obat yang terkontrol seperti yang kemungkinan digunakan pada
DFC. Studi-studi ini dirangkum dalam Tabel 1 yang melibatkan 35 obat terpisah yaitu:
acepromazine, alimemazine, alprazolam, amitriptyline, bromazepam, cetirizine, chlorphenamine,
clobazam, clonazepam, kokain, kodein, cyamemazine, diazepam, diphenhydramine, doxylamine,
estazolam, flunitrazepam, GHB, glibenclamide , hydroxyzine, ketamine, loprazolam, lorazepam,
lormetazepam, loxapine, niaprazine, nordiazepam, oxazepam, oxomemazine, selegiline,
temazepam, tetrazepam, triazolam, zolpidem, dan zopiclone.
Studi-studi ini menunjukkan bahwa untuk semua obat ini dosis terapeutik tunggal dapat
dideteksi sebagian besar waktu pada setidaknya satu segmen rambut sepanjang 1 cm dengan
hampir semua penelitian menggunakan prosedur MS gabungan. Tabel 1 menunjukkan bahwa
rentang dosis yang digunakan untuk obat-obatan ini sangat bervariasi seperti halnya konsentrasi
obat-obatan pada rambut bahkan setelah dosis yang dikontrol.
Ada relatif sedikit studi dimana obat terlarang telah diberikan dan konsentrasi rambut
diukur. Dua penelitian untuk kokain yang melibatkan dosis intranasal atau intravena rendah-
sedang memberikan konsentrasi rambut hingga sekitar 0,5 ng / mg.19,32 Sepuluh milligram ketamin
oral menghasilkan konsentrasi maksimum rata-rata 19 pg / mg.31 Deteksi GHB lebih kompleks
karena adalah zat endogen yang ditemukan secara alami di rambut.37,53 Tidak ada penelitian
tunggal manusia terkontrol yang dilaporkan melibatkan methamphetamine, amphetamine, MDMA
atau heroin.
Selain 0,5 mg alprazolam38 oral dan 5 mg clobazam oral, 38
benzodiazepin bromazepam,
34,38,54
clonazepam,34,38,55 diazepam, 38,56 estazolam,8 flunitrazepam,38,57 loprazolam,38 lorazepam,
38,58
lormetazepam,38 nitrazepam,38 nordiazepam,38 oxazepam,38 temazepam,38 tetrazepam,38,56,59
dan triazolam38 semuanya memberikan jumlah yang terdeteksi pada rambut manusia setelah satu
dosis terapi. Ada tiga studi terpisah yang memberi sukarelawan 10 mg dosis terkontrol
zolpidem.25,28,38 Zopiclone, obat lain “zdrug”, terdeteksi pada 5,4 dan 9,0 pg / mg masing-masing
di segmen rambut setelah dicerna satu 7,5 mg.60
Sejumlah antihistamin telah dipelajari melalui pemberian dosis tunggal. Ini adalah
alimemazine (trimeprazine), cetirizine, diphenhydramine, doxylamine, hydroxyzine dan
oxomemazine.38
Dua penelitian menggunakan dosis oral tunggal kodein (60-120 mg) dan mendeteksi
sejumlah besar kodein pada rambut untuk beberapa minggu pasca dosis.40,41 Tidak ada studi dosis
tunggal lain yang melibatkan analgesik lainnya.
Glibenclamide (5 mg per oral) menghasilkan hingga 5 pg / mg rambut, 61 sementara 15 mg
p.o. selegiline memberikan konsentrasi rambut yang kurang aktif stereoisomer L-
methamphetamine dan L-amphetamine di rambut.23 Dalam satu kasus amitriptyline juga terdeteksi
pada rambut (37 pg / mg) setelah dosis oral tunggal 25 mg.38
Sifat fisikokimia dari obat-obatan seperti lipofilisitas dan kebasaan mereka jelas
mempengaruhi penggabungan obat ke dalam rambut.27,62 Kecuali untuk GHB, semua obat dalam
Tabel 1 memiliki setidaknya satu atom nitrogen dalam struktur. Alprazolam, estazolam dan
loprazolam, yang terdeteksi di segmen rambut setelah dosis 1 mg, memiliki 4 atau 5 atom nitrogen
dalam struktur. Kecuali untuk ketamin, semua obat yang terdeteksi dengan dosis kurang dari 10
mg memiliki setidaknya dua atom nitrogen dalam struktur. Metabolit hidrofilik kurang
dimasukkan ke dalam rambut daripada rekan-rekan lipofilik, seperti kokain vs benzoylecgonine,
metamfetamin vs amfetamin, ketamin vs norketamine, hydroxyzine vs cetirizine, dll Namun,
substitusi amino pada cincin benzen muncul untuk meningkatkan penggabungan obat ke dalam
rambut sementara substitusi hidroksi memiliki efek negatif. Sebagai contoh, pada rambut
konsentrasi 7- aminoclonazepam dan 7-aminoflunitrazepam secara signifikan lebih tinggi daripada
obat induk yang sesuai.
Sayangnya, warna rambut tidak rinci di sebagian besar publikasi (Tabel 1), sehingga
konsentrasi tidak dapat dengan mudah dibandingkan dalam kasus-kasus yang sebenarnya.
4 . Konsentrasi Rambut pada Laporan Kasus yang dipublikasi
Dalam beberapa tahun terakhir, penerapan yang sukses dari analisis rambut segmental di
DFC telah meningkat. Tabel 2 mendaftar laporan dalam literatur dimana obat-obatan dan
metabolit terdeteksi di segmen rambut dari laporan kasus yang sebenarnya, dan ketika melaporkan
warna atau perlakuan pada rambut. Ini menunjukkan bahwa 25 obat telah dilaporkan dalam jenis
kasus ini.
Sampai saat ini, 16 obat termasuk alprazolam, amitriptyline, bromazepam, clonazepam,
cyamemazine, diazepam, diphenhydramine, doxylamine, flunitrazepam, GHB, loprazolam,
lorazepam, nordiazepam, temazepam, zolpidem, dan zopiclone dipelajari baik dalam studi dosis
terkontrol dan dalam kasus DFC. Konsentrasi yang dilaporkan dalam kasus DFC sebagian besar
sama atau lebih tinggi dari itu dalam studi terkontrol dengan beberapa tumpang tindih. Sayangnya,
tidak ada data administrasi obat yang terkontrol yang tersedia untuk semua obat yang dilaporkan.
Bagian berikut berfokus pada obat-obatan atau kelas obat tertentu.

5. Ulasan Temuan berdasarkan Kelas Obat


5.1. Benzodiazepin
Benzodiazepin dan hipnotik terkait adalah senyawa yang paling sering diamati pada 78
7,63-65
dari 104 korban DFC (75%) dengan 2 obat atau lebih terdeteksi pada 8 korban (8%).
Diazepam adalah salah satu benzodiazepin yang paling umum di DFSA.56 Diazepam di segmen
rambut dari seorang wanita yang kehilangan kesadaran setelah minum berada di 9,6 pg / mg66
sementara 2,3-6,0 pg / mg diperoleh setelah dosis tunggal 10 mg.56
Nordiazepam hampir selalu terdeteksi pada sampel yang otentik. 67 Dalam 7 kasus DFC,
konsentrasi puncak nordiazepam berada pada <1-164 pg / mg.38 Serta berpotensi hadir dalam
sampel rambut karena metabolism diazepam, nordiazepam, temazepam dan oxazepam juga dapat
dicerna sebagai obat induk. Ketika benzodiazepin ini dideteksi bersama, konsentrasi relatif dapat
memungkinkan beberapa kesimpulan atas sumber zat. Biasanya konsentrasi diazepam (2.3-6.0 pg
/ mg) lebih tinggi dari nordiazepam setelah dosis tunggal 10 mg diazepam.56
Nordiazepam terdeteksi dalam rentang konsentrasi dari temuan awal hingga 7 pg / mg
setelah dosis tunggal chlordiazepoxide (7,5 mg), 38 prazepam (5-10 mg) 38 dan diazepam (10 mg).56
Oxazepam, metabolit yang paling polar, tidak mudah dimasukkan menjadi rambut dan
menunjukkan tingkat yang lebih rendah secara signifikan.38 Konsentrasinya adalah 1 pg / mg
setelah dosis tunggal 10 mg.38
Tiga studi tetrazepam dosis terkontrol dengan dosis yang sama (50 mg) telah
dipublikasikan.38,56,59 Konsentrasi puncak adalah 60-129 pg / mg, 123-175 pg / mg, 17-60 pg / mg,
masing-masing. Meskipun diazepam dan nordiazepam dikenal metabolit tetrazepam, ini tidak
terdeteksi pada rambut setelah dosis tunggal 50 mg.56 Namun, baik diazepam dan nordiazepam
dapat dideteksi pada rambut setelah pemberian tetrazepam yang dilakukan berulang 1 minggu.
Alprazolam terdeteksi pada banyak segmen dalam dua kasus DFSA yang dilaporkan
mungkin melalui dosis alprazolam yang berulang, dengan konsentrasi puncak pada 4,9 dan 3,1 pg
/ mg.68 Alprazolam adalah benzodiazepin yang poten dengan dosis serendah sub-mg hampir tidak
terdeteksi.38 Demikian pula, konsentrasi loprazolam adalah 3 pg / mg setelah dosis tunggal 1 mg.38
Dalam dua kasus DFC konsentrasi puncak ditemukan di segmen rambut lebih rendah dari 5 pg /
mg.38
11,54
Bromazepam dilaporkan terdapat dalam dua publikasi yang melibatkan DFC (Tabel
2). Laporan ini memberikan konsentrasi segmen rambut 15 pg / mg saat rambut diambil beberapa
minggu setelah pemberian. Kemampuan untuk mendeteksi dosis tunggal dikonfirmasi pada
sukarelawan diberikan dosis oral 6 mg bromazepam; yang memberikan konsentrasi rambut puncak
antara 4,7 dan 28 pg / mg dalam dua studi dosis yang terkontrol.34,54 Dengan rambut asli,
konsentrasi bromazepam dalam rambut bubuk (28 pg / mg) lebih tinggi daripada saat hanya
dipotong (<LOQ) .34 Dalam studi terkontrol lainnya dari dosis terapeutik tunggal, konsentrasi
dalam segmen 2 cm yang sesuai adalah 2,0-19 pg / mg.38
Ada sembilan kasus DFC yang diterbitkan yang melibatkan clonazepam.1,7,8,11,34,69
Konsentrasi 7-aminoclonazepam di segmen rambut yang sesuai berkisar dari 3 pg / mg hingga 135
pg / mg dengan median 43 pg / mg. Obat induk negatif dalam 4 kasus. Konsentrasi 7-
aminoclonazepam signifikan lebih tinggi daripada clonazepam pada rambut. Karena sifat
fisikokimia obat mempengaruhi penggabungan obat ke dalam rambut, substitusi amino pada cincin
benzena meningkatkan penggabungan obat ke dalam rambut. 7-Aminoclonazepam juga dapat
dideteksi setelah dosis tunggal 2 mg.34,38 atau 3 mg,70 dengan konsentrasi rambut mulai dari 1,3
hingga 23 pg / mg yang lebih rendah daripada yang dilaporkan dalam kebanyakan kasus DFC.
Clonazepam dan 7-aminoclonazepam dapat dideteksi secara bersamaan dalam sampel rambut dari
pengujian obat di tempat kerja dengan dosis hingga 2 mg per hari.71
Demikian pula untuk clonazepam, flunitrazepam dimetabolisme menjadi bentuk 7-amino
(7-aminoflunitrazepam) dan merupakan senyawa target utama pada rambut setelah 2 mg
flunitrazepam. Dalam 5 kasus DFC, 1,7,11 hanya satu ditemukan konsentrasi jejak flunitrazepam
sementara konsentrasi 7- aminoflunitrazepam berkisar 1,5-32 pg / mg dengan median 4,2 pg /
mg.38,57 Negrusz et al 57
. menunjukkan bahwa 7 - aminoflunitrazepam terdeteksi 24 jam setelah
pemberian flunitrazepam dan tetap pada rambut sepanjang seluruh periode penelitian 28 hari (0.6-
8.0 pg / mg) di lima dari sepuluh sukarelawan sehat.72,73 Nitrazepam juga merupakan salah satu
nitrobenzodiazepin dan lagi 7 - metabolit amino adalah analit utama pada rambut. Sebuah studi
dosis terkontrol dari 5 mg menunjukkan 7-aminonitrazepam terdeteksi pada 17 pg / mg dengan
hanya jejak nitrazepam.
Dua penelitian melaporkan konsentrasi rambut segmentasi estazolam pada tingkat pg / mg
setelah dosis tunggal. Setelah dosis tunggal berkisar antara 1 hingga 6 mg, hubungan dosis yang
baik diamati antara tingkat estazolam di segmen rambut dan dosis.8 Sementara konsentrasi puncak
adalah 2,6 pg / mg di semua segmen proksimal, 8 estazolam dapat dideteksi pada 2-4 cm dan
segmen 4-6 cm dalam kasus yang memiliki dosis lebih tinggi.
Korelasi dosis juga diamati setelah dosis tunggal 10-20 mg temazepam.38 Konsentrasi
temazepam adalah 2,5 pg / mg setelah dosis tunggal 20 mg sedangkan konsentrasi adalah 0,5 pg /
mg setelah dosis 10 mg.
Konsentrasi rambut Lorazepam setelah pemberian oral 2,5 mg obat hampir tidak terdeteksi
dalam satu studi38 dan juga lainnya58 menggunakan LC-MS / MS dengan LOD 0,5 pg / mg (Tabel
1), namun dalam empat kasus jejak DFC yang terdeteksi, terdeteksi dalam konsentrasi 2,1 dan
terdeteksi dari 0,6 hingga 16 pg / mg dalam publikasi lainnya
5.2. Hipnotik non Benzodiazepin
Kelas-Z hipnotik telah menjadi kelas obat yang paling umum dilaporkan di DFC. Meskipun
ada tiga penelitian terpisah yang memberi sukarelawan kontrol zolpidem dosis 10 mg, penelitian
ini menunjukkan konsentrasi puncak segmentasi rambut bervariasi antara 1,2 hingga 555 pg /
mg.25,28,38 Penelitian di Cina dengan rambut hitam menunjukkan hampir 100 kali konsentrasi lebih
tinggi dari dua studi Prancis lainnya. Warna rambut para sukarelawan yang terlibat dalam studi
Perancis tidak dijelaskan dan mungkin merupakan penjelasan yang mungkin untuk perbedaan ini.
Ada 9 makalah yang menjelaskan keberadaan zolpidem dalam kasus DFC7,28,38,50,66,74-77
(Tabel 2). Laporan ini memusatkan konsentrasi rambut segmental zolpidem mulai dari 0,75 hingga
220 pg / mg dengan median 25 pg / mg. Dalam kasus DFC dilaporkan dari Korea, 75 konsentrasi
puncak zolpidem adalah 220 pg / mg, yang jauh lebih tinggi daripada kasus-kasus dari Eropa.38,66
were 11 DFC cases reported zopiclone peak segmental hair concentrations ranging from
detected to 42 pg/mg with a median of 21 pg/mg. Villain et al.60 reported two authentic criminal
cases. In the first one, the first 3 cm segment was positive for zopiclone at the concentration of 4.2
pg/mg, the second (3e5 cm) at 1.0 pg/mg, whereas the last segment (5e7 cm) was zopiclone free.
In the other case, zopiclonewas detected in the two 2-cm segments analyzed, at 21 and 22 pg/mg.
This high concentration could reflect more than a single therapeutic dose although more data is
needed to be certain of this interpretation.13
Ada 11 kasus DFC melaporkan konsentrasi puncak rambut segmental zopiclone mulai dari
terdeteksi hingga 42 pg / mg dengan median 21 pg / mg. Villain et al.60 melaporkan dua kasus
kriminal yang otentik. Pada yang pertama, segmen 3 cm pertama positif untuk zopiclone pada
konsentrasi 4,2 pg / mg, yang kedua (3-5 cm) pada 1,0 pg / mg, sedangkan segmen terakhir (5-7
cm) adalah zopiclone bebas. Dalam kasus lain, zopiklon terdeteksi dalam dua segmen 2 cm
dianalisis, pada 21 dan 22 pg / mg. Konsentrasi tinggi ini dapat mencerminkan lebih dari satu dosis
terapeutik walaupun lebih banyak data diperlukan untuk memastikan interpretasi ini. 13
5.3. Gamma-hydroxybutyrate (GHB)
GHB adalah salah satu obat DFSA yang lebih umum karena efek sedatif dan jangka pendek
amnesik yang kuat, dan kemudahan administrasi dalam minuman. Karena GHB adalah substansi
endogen, GHB dapat dideteksi pada rambut dengan konsentrasi rendah hingga sekitar 5 ng / mg
dengan rata-rata sekitar 1 ng / mg, meskipun ada variasi signifikan dari orang ke orang lain tetapi
tidak bergantung pada warna rambut.37, 53
Dosis tunggal 25 mg / kg memberi peningkatan 30% di atas tingkat ambang dasar pada
segmen rambut yang sesuai.37 Bertol et al.53 menunjukkan dua rasio: 4.45: 1 (95% CI 3.52-5.63)
dan 3.35: 1 (95% CI 2.14-5.18) antara konsentrasi tertinggi dalam segmen yang sesuai dan
konsentrasi baseline atau fisiologis. Oleh karena itu, peningkatan yang substansial dari konsentrasi
GHB di segmen rambut yang konsisten dengan kerangka waktu perkiraan insiden diperlukan untuk
membedakan antara GHB endogen dan eksogen.
Ada 5 makalah yang menjelaskan keberadaan GHB dalam kasus DFC (Tabel 2). Ada
peningkatan yang jelas dari konsentrasi GHB di segmen rambut yang konsisten dengan perkiraan
jangka waktu dari kasus-kasus tersebut.37,53,64,78
5.4. Other drugs
Ketamine telah menjadi sangat populer dalam beberapa tahun terakhir sebagai obat
rekreasi, terutama di Asia Timur.79 Karena sifat farmakologisnya, ketamin memiliki potensi untuk
digunakan dalam kasus DFC meskipun laporan kasus rinci tidak ada saat ini. Ada satu penelitian
yang menggunakan satu dosis ketamin oral (10 mg) 80 yang menunjukkan bahwa ketamin dan
norketamine ditemukan dalam segmen 0-0,5 cm 1 minggu setelah pemberian dan dideteksi hingga
8 minggu. Konsentrasi rambut maksimum untuk ketamin dan norketamine adalah 19,0 ± 6,5 dan
18,7 ± 13,3 pg / mg, masing-masing. Dalam studi ini, difusi yang disebabkan oleh keringat dan
sebum dimonitor dengan menyeka kulit kepala subyek dengan kapas basah.
L-Methamphetamine adalah metabolit utama dalam rambut setelah satu dosis tunggal
selendine 15 mg. 23 L-Methamphetamine dan Lamphetamine dapat dideteksi pada minggu pertama
dan konsentrasi mencapai 118 pg / mg dan 22 pg / mg. Ada hubungan eksponensial positif yang
kuat antara kandungan melanin dan konsentrasi metamfetamin. Pemisahan kiral enansiomer akan
diperlukan untuk membedakan konsumsi terlarang dari penggunaan obat yang diresepkan yang
dapat dimetabolisme menjadi Lmethamphetamine dan / atau L-amphetamine yang kurang aktif.
Amfetamin, meskipun stimulan, berkontribusi pada keadaan pikiran yang berubah dan sering
terdeteksi di DFSA, sering dengan obat penenang. Amitriptyline terdeteksi pada rambut sebesar
37 pg / mg setelah satu asupan 25 mg.38 Rambut utuh dari anak yang diculik dinyatakan positif
amitriptyline dan nortriptyline (7-314 pg / mg amitriptyline; 7-318 pg / mg nortriptyline) .63
81
MDMA, buprenorfin, 38,82
pentobarbital, 65
thiopental65 dan tramadol juga telah
ditemukan dalam kasus DFC. Sayangnya, tidak ada penelitian terkontrol mengenai konsentrasi
rambut yang mungkin terjadi setelah dosis yang terkontrol pada sukarelawan. Dalam konsentrasi
perawatan rambut kronis buprenorphine dan norbuprenorphine berkisar 9-448 dan 21-2823 pg /
mg berdasarkan dosis mulai dari 1 hingga 32 mg per hari. Korelasi yang wajar ditemukan untuk
konsentrasi rambut dan dosis harian.82 Sebuah cut-off 10 pg / mg disarankan untuk membedakan
pemberian dosis reguler dari asupan sesekali. Dalam beberapa kasus DFC, konsentrasi obat di
segmen rambut secara signifikan lebih tinggi daripada yang terlihat pada studi dosis tunggal
terkontrol. Misalnya, acepromazine yang ditemukan pada korban DFSA adalah 31 pg / mg
36
sedangkan 8 pg / mg terlihat setelah dosis tunggal 10 mg. Doxylamine konsentrasi puncak di
DFC adalah 12-76 pg / mg7 sementara 17 pg / mg terdeteksi setelah dosis tunggal 30 mg.38
Konsentrasi Cyamemazine terdeteksi dalam seri DFC pada 37-66 pg / mg7 sementara 55 pg / mg
setelah dosis tunggal 25 mg.38 Ini juga dapat berarti bahwa dosis yang lebih tinggi digunakan dalam
kasus yang sebenarnya, atau bahkan setelah dosis berulang, meskipun pigmentasi rambut juga
akan mempengaruhi retensi.

Kesimpulan
Analisis rambut segmental menawarkan strategi yang berguna untuk penyelidikan
toksikologi kasus DFC. Dari makalah yang diterbitkan, konsentrasi yang dilaporkan dalam kasus
DFC sebagian besar sama atau lebih tinggi dari pada studi dosis terkontrol meskipun dengan
beberapa tumpang tindih. Sifat fisikokimia obat yang mempengaruhi penggabungan obat ke
rambut membuat dosis yang dapat dideteksi sangat berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi
konsentrasi meliputi: sifat fisikokimia obat, warna rambut, persiapan sampel, masalah distribusi
aksial, dan variabilitas antar subjek. Lebih banyak data terkontrol pada konsentrasi rambut setelah
pemberian obat psikoaktif diperlukan sebelum interpretasi dalam kasus kerja dapat ditingkatkan.
Daftar Pustaka

1. Cheze M, Duffort G, Deveaux M, Pepin G. Hair analysis by liquid chromatography-tandem mass


spectrometry in toxicological investigation of drug-facilitated crimes: report of 128 cases over the period
June 2003eMay 2004 in metropolitan Paris. Forensic Sci Int 2005;153(1):3e10.
2. Madea B, Musshoff F. Knock out drugs: their prevalence, modes of actions and means of detection. Dtsch
Arztebl Int 2009;106(20):341e7.
3. Scott KS. The use of hair as a toxicological tool in DFC casework. Sci Justice 2009;49(4):250e3.
4. Hurley M, Parker H, Wells DL. The epidemiology of drug facilitated sexual assault. J Clin Forensic Med
2006;13(4):181e5.
5. Du Mont J, Macdonald S, Rotbard N, et al. Drug-facilitated sexual assault in Ontario, Canada: toxicological
and DNA findings. J Forensic Leg Med 2010;17(6): 333e8.
6. Beynon CM, McVeigh C, McVeigh J, Leavey C, Bellis MA. The involvement of drugs and alcohol in drug-
facilitated sexual assault: a systematic review of the evidence. Trauma Violence Abuse 2008;9(3):178e88.
7. Cheze M, Muckensturm A, Hoizey G, Pepin G, Deveaux M. A tendency for reoffending in drug-facilitated
crime. Forensic Sci Int 2010;196(1e3):14e7.
8. Xiang P, Sun Q, Shen B, Chen P, Liu W, Shen M. Segmental hair analysis using liquid chromatography-
tandem mass spectrometry after a single dose of benzodiazepines. Forensic Sci Int 2011;204(1e3):19e26.
9. Adamowicz P, Kala M. Simultaneous screening for and determination of 128 date-rape drugs in urine by gas
chromatography-electron ionization-mass spectrometry. Forensic Sci Int 2010;198(1e3):39e45.
10. Drummer OH. Postmortem toxicology of drugs of abuse. Forensic Sci Int 2004;142(2e3):101e13.
11. Kintz P. Analytical and practical aspects of drug testing in hair. Boca Raton, FL: CRC/Taylor & Francis;
2007.
12. Cooper GA, Kronstrand R, Kintz P, Society of Hair T. Society of hair testing guidelines for drug testing in
hair. Forensic Sci Int 2012;218(1e3):20e4.
13. Kintz P. Issues about axial diffusion during segmental hair analysis. Ther Drug Monit 2013;35(3):408e10.
14. Pragst F, Balikova MA. State of the art in hair analysis for detection of drug and alcohol abuse. Clin Chim
Acta 2006;370(1e2):17e49.
15. Barroso M, Gallardo E, Vieira DN, Lopez-Rivadulla M, Queiroz JA. Hair: a complementary source of
bioanalytical information in forensic toxicology. Bioanalysis 2011;3(1):67e79.
16. Barbosa J, Faria J, Carvalho F, et al. Hair as an alternative matrix in bioanalysis. Bioanalysis
2013;5(8):895e914.
17. Bost RO. Hair analysiseperspectives and limits of a proposed forensic method of proof: a review. Forensic
Sci Int 1993;63(1e3):31e42.
18. Kintz P, Samyn N. Use of alternative specimens: drugs of abuse in saliva and doping agents in hair. Ther
Drug Monit 2002;24(2):239e46.
19. Henderson GL, Harkey MR, Zhou C, Jones RT, Jacob 3rd P. Incorporation of isotopically labeled cocaine
into human hair: race as a factor. J Anal Toxicol 1998;22(2):156e65.
20. Rollins DE, Wilkins DG, Krueger GG, et al. The effect of hair color on the incorporation of codeine into
human hair. J Anal Toxicol 2003;27(8):545e51.
21. Musshoff F, Madea B. New trends in hair analysis and scientific demands on validation and technical notes.
Forensic Sci Int 2007;165(2e3):204e15.
22. Claffey DJ, Stout PR, Ruth JA. 3H-nicotine, 3H-flunitrazepam, and 3H-cocaine incorporation into melanin:
a model for the examination of drug-melanin interactions. J Anal Toxicol 2001;25(7):607e11.
23. Kronstrand R, Andersson MC, Ahlner J, Larson G. Incorporation of selegiline metabolites into hair after oral
selegiline intake. J Anal Toxicol 2001;25(7): 594e601.
24. Xiang P, Shen M, Zhuo X. Hair analysis for ketamine and its metabolites. Forensic Sci Int
2006;162(1e3):131e4.
25. Cui X, Xiang P, Zhang J, Shi Y, Shen B, Shen M. Segmental hair analysis after a single dose of zolpidem:
comparison with a previous study. J Anal Toxicol 2013;37(6):369e75.
26. Balikova M. Hair analysis for drugs of abuse. Plausibility of interpretation. Biomed Pap Med Fac Univ
Palacky Olomouc Czech Repub 2005;149(2):199e207.
27. Kintz P. Value of the concept of minimal detectable dosage in human hair. Forensic Sci Int
2012;218(1e3):28e30.
28. Villain M, Cheze M, Tracqui A, Ludes B, Kintz P. Windows of detection of zolpidem in urine and hair:
application to two drug facilitated sexual assaults. Forensic Sci Int 2004;143(2e3):157e61.
29. Miyaguchi H. Determination of zolpidem in human hair by micropulverized extraction based on the
evaluation of relative extraction efficiency of seven psychoactive drugs from an incurred human hair
specimen. J Chromatogr A 2013;1293:28e35.
30. LeBeau MA, Montgomery MA, Brewer JD. The role of variations in growth rate and sample collection on
interpreting results of segmental analyses of hair. Forensic Sci Int 2011;210(1e3):110e6.
31. Xiang P, Sun Q, Shen B, Shen M. Disposition of ketamine and norketamine in hair after a single dose. Int J
Leg Med 2011;125(6):831e40.
32. Henderson GL, Harkey MR, Zhou C, Jones RT, Jacob 3rd P. Incorporation of isotopically labeled cocaine
and metabolites into human hair: 1. dose-response relationships. J Anal Toxicol 1996;20(1):1e12.
33. Irving RC, Dickson SJ. The detection of sedatives in hair and nail samples using tandem LC-MS-MS.
Forensic Sci Int 2007;166(1):58e67.
34. Cheze M, Villain M, Pepin G. Determination of bromazepam, clonazepam and metabolites after a single
intake in urine and hair by LC-MS/MS. Application to forensic cases of drug facilitated crimes. Forensic Sci
Int 2004;145(2e3): 123e30.
35. Fisichella M, Morini L, Sempio C, Groppi A. Validation of a multi-analyte LC-MS/ MS method for screening
and quantification of 87 psychoactive drugs and their metabolites in hair. Anal Bioanal Chem
2014;406(14):3497e506.
36. Kintz P. Bioanalytical procedures for detection of chemical agents in hair in the case of drug-facilitated
crimes. Anal Bioanal Chem 2007;388(7):1467e74.
37. Kintz P, Cirimele V, Jamey C, Ludes B. Testing for GHB in hair by GC/MS/MS after a single exposure.
Application to document sexual assault. J Forensic Sci 2003;48(1):195e200.
38. Kintz P. Toxicological aspects of drug-facilitated crimes. Burlington: Elsevier Science; 2014.
39. SOFT [accessed 16.08.15].
40. Rollins DE, Wilkins DG, Krueger GG. Codeine disposition in human hair after single and multiple doses.
Eur J Clin Pharmacol 1996;50(5):391e7.
41. Kronstrand R, Forstberg-Peterson S, Kagedal B, Ahlner J, Larson G. Codeine concentration in hair after oral
administration is dependent on melanin content. Clin Chem 1999;45(9):1485e94.
42. Couper FJ, McIntyre IM, Drummer OH. Extraction of psychotropic drugs from human scalp hair. J Forensic
Sci 1995;40(1):83e6.
43. Eser HP, Potsch L, Skopp G, Moeller MR. Influence of sample preparation on analytical results: drug analysis
[GC/MS] on hair snippets versus hair powder using various extraction methods. Forensic Sci Int
1997;84(1e3):271e9.44. Testing SoH. http://www.soht.org.
44. Morris-Kukoski CL, Montgomery MA, Hammer RL. Analysis of extensively washed hair from cocaine users
and drug chemists to establish new reporting criteria. J Anal Toxicol 2014;38(9):628e36.
45. Schaffer M, Hill V, Cairns T. Hair analysis for cocaine: the requirement for effective wash procedures and
effects of drug concentration and hair porosity in contamination and decontamination. J Anal Toxicol
2005;29(5):319e26.
46. Turfus SC, Beyer J, Gerostamoulos D, Drummer OH. A comparison of the performance of quality controls
prepared from spiked, fort fied and authentic hair for ethyl glucuronide analysis. Forensic Sci Int
2013;232(1e3):60e6.
47. Montesano C, Johansen SS, Nielsen MK. Validation of a method for the targeted analysis of 96 drugs in hair
by UPLC-MS/MS. J Pharm Biomed Anal 2014;88: 295e306.
48. Lendoiro E, Quintela O, de Castro A, Cruz A, Lopez-Rivadulla M, Concheiro M. Target screening and
confirmation of 35 licit and illicit drugs and metabolites in hair by LC-MSMS. Forensic Sci Int
2012;217(1e3):207e15.
49. Maublanc J, Dulaurent S, Morichon J, Lachatre G, Gaulier JM. Identification and quantification of 35
psychotropic drugs and metabolites in hair by LC-MS/MS: application in forensic toxicology. Int J Leg Med
2014;129(2):259e68.
50. Sergi M, Napoletano S, Montesano C, Iofrida R, Curini R, Compagnone D. Pressurized-liquid extraction for
determination of illicit drugs in hair by LCMS- MS. Anal Bioanal Chem 2013;405(2e3):725e35.
51. Thieme D, Baumer C, Sachs H, Teske J. Screening and long-term retrospection for psychoactive drugs in
presumptive drug-facilitated crimes using segmented single hairs. Drug Test Anal 2013;5(9e10):736e40.
52. Bertol E, Mari F, Vaiano F, et al. Determination of GHB in human hair by HPLCMS/ MS: development and
validation of a method and application to a study group and three possible single exposure cases. Drug Test
Anal 2015;7(5): 376e84.
53. Villain M, Cheze M, Dumestre V, Ludes B, Kintz P. Hair to document drugfacilitated crimes: four cases
involving bromazepam. J Anal Toxicol 2004;28(6):516e9.
54. Negrusz A, Moore CM, Kern JL, Janicak PG, Strong MJ, Levy NA. Quantitation of clonazepam and its major
metabolite 7-aminoclonazepam in hair. J Anal Toxicol 2000;24(7):614e20.
55. Laloup M, Fernandez Mdel M, Wood M, et al. Detection of diazepam in urine, hair and preserved oral fluid
samples with LC-MS-MS after single and repeated administration of Myolastan and Valium. Anal Bioanal
Chem 2007;388(7): 1545e56.
56. Negrusz A, Moore CM, Hinkel KB, et al. Deposition of 7-aminoflunitrazepam and flunitrazepam in hair after
a single dose of Rohypnol. J Forensic Sci 2001;46(5):1143e51.
57. Kintz P, Villain M, Cirimele V, Pepin G, Ludes B. Windows of detection of lorazepam in urine, oral fluid
and hair, with a special focus on drug-facilitated crimes. Forensic Sci Int 2004;145(2e3):131e5.
58. Concheiro M, Villain M, Bouchet S, Ludes B, Lopez-Rivadulla M, Kintz P. Windows of detection of
tetrazepam in urine, oral fluid, beard, and hair, with a special focus on drug-facilitated crimes. Ther Drug
Monit 2005;27(5):565e70
59. Villain M, Cheze M, Tracqui A, Ludes B, Kintz P. Testing for zopiclone in hair application to drug-facilitated
crimes. Forensic Sci Int 2004;145(2e3):117e21.
60. Villain M, Tournoud C, Flesch F, Cirimele V, Kintz P. Hair to document exposure to glibenclamide. J
Chromatogr B Anal Technol Biomed Life Sci 2006;842(2): 111e5.
61. Nakahara Y, Takahashi K, Kikura R. Hair analysis for drugs of abuse. X. Effect of physicochemical
properties of drugs on the incorporation rates into hair. Biol Pharm Bull 1995;18(9):1223e7.
62. Chatterton C, Kintz P. Hair analysis to demonstrate administration of amitriptyline, temazepam, tramadol
and dihydrocodeine to a child in a case of kidnap and false imprisonment. J Forensic Leg Med 2014;23:26e31.
63. Rossi R, Lancia M, Gambelunghe C, Oliva A, Fucci N. Identification of GHB and morphine in hair in a case
of drug-facilitated sexual assault. Forensic Sci Int 2009;186(1e3):e9e11.
64. Frison G, Favretto D, Tedeschi L, Ferrara SD. Detection of thiopental and pentobarbital in head and pubic
hair in a case of drug-facilitated sexual assault. Forensic Sci Int 2003;133(1e2):171e4.
65. Salomone A, Gerace E, Di Corcia D, Martra G, Petrarulo M, Vincenti M. Hair analysis of drugs involved in
drug-facilitated sexual assault and detection of zolpidem in a suspected case. Int J Leg Med
2012;126(3):451e9.
66. Miller EI, Wylie FM, Oliver JS. Detection of benzodiazepines in hair using ELISA and LC-ESI-MS-MS. J
Anal Toxicol 2006;30(7):441e8.
67. Kintz P, Villain M, Cheze M, Pepin G. Identification of alprazolam in hair in two cases of drug-facilitated
incidents. Forensic Sci Int 2005;153(2e3):222e6.
68. Kintz P, Villain M, Cirimele V. Chemical abuse in the elderly: evidence from hair analysis. Ther Drug Monit
2008;30(2):207e11.
69. Negrusz A, Bowen AM, Moore CM, Dowd SM, Strong MJ, Janicak PG. Deposition of 7-aminoclonazepam
and clonazepam in hair following a single dose of Klonopin. J Anal Toxicol 2002;26(7):471e8.
70. Fernandez MD, Wille SM, di Fazio V, Kummer N, Hill V, Samyn N. Detection of benzodiazepines and z-
drugs in hair using an UHPLC-MS/MS validated method: application to workplace drug testing. Ther Drug
Monit 2015;37(5):600e8. 72. Raul JS, Cirimele V, Ludes B, Kintz P. Detection of physiological
concentrations of cortisol and cortisone in human hair. Clin Biochem 2004;37(12):1105e11.
71. Stout PR, Ruth JA. Deposition of [3H]cocaine, [3H]nicotine, and [3H]flunitrazepam in mouse hair
melanosomes after systemic administration. Drug Metab Dispos 1999;27(6):731e5.
72. Kintz P, Villain M, Dumestre-Toulet V, Ludes B. Drug-facilitated sexual assault and analytical toxicology:
the role of LC-MS/MS A case involving zolpidem. J Clin Forensic Med 2005;12(1):36e41.
73. Kim J, In S, Choi H, Lee S. Illegal use of benzodiazepines and/or zolpidem proved by hair analysis. J Forensic
Sci 2013;58(2):548e51.
74. Kim J, Lee S, In S, Choi H, Chung H. Validation of a simultaneous analytical method for the detection of 27
benzodiazepines and metabolites and zolpidem in hair using LC-MS/MS and its application to human and
rat hair. J Chromatogr B Anal Technol Biomed Life Sci 2011;879(13e14):878e86.
75. Robertson MD, Staikos V. Segmental analysis of hair in an alleged drugfacilitated sexual assault e the pros
and cons of segmental analysis and why results are rarely black and white. TIAFT Bull 2011;41(3):18e20.
76. Goulle JP, Cheze M, Pepin G. Determination of endogenous levels of GHB in human hair. Are there
possibilities for the identification of GHB administration through hair analysis in cases of drug-facilitated
sexual assault? J Anal Toxicol 2003;27(8):574e80.
77. Favretto D, Vogliardi S, Stocchero G, et al. Determination of ketamine and norketamine in hair by
micropulverized extraction and liquid chromatography-high resolution mass spectrometry. Forensic Sci Int
2013;226(1e3):88e93.
78. Bairros AV, Lanaro R, Almeida RM, Yonamine M. Determination of ketamine, norketamine and
dehydronorketamine in urine by hollow-fiber liquid-phase microextraction using an essential oil as supported
liquid membrane. Forensic Sci Int 2014;243:47e54.
79. Cheze M, Deveaux M, Martin C, Lhermitte M, Pepin G. Simultaneous analysis of six amphetamines and
analogues in hair, blood and urine by LC-ESI-MS/MS. Application to the determination of MDMA after low
ecstasy intake. Forensic Sci Int 2007;170(2e3):100e4.
80. Pirro V, Fusari I, Di Corcia D, et al. Hair analysis for long-term monitoring of buprenorphine intake in opiate
withdrawal. Ther Drug Monit 2014;36(6): 796e807.
81. Villain M, Concheiro M, Cirimele V, Kintz P. Screening method for benzodiazepines and hypnotics in hair
at pg/mg level by liquid chromatography-mass spectrometry/mass spectrometry. J Chromatogr B Anal
Technol Biomed Life Sci 2005;825(1):72e8.
82. Gaulier JM, Sauvage FL, Pauthier H, Saint-Marcoux F, Marquet P, Lachatre G. Identification of
acepromazine in hair: an illustration of the difficulties encountered in investigating drug-facilitated crimes. J
Forensic Sci 2008;53(3): 755e9.
83. Kintz P, Villain M, Tracqui A, Cirimele V, Ludes B. Buprenorphine in drugfacilitated sexual abuse: a fatal
case involving a 14-year-old boy. J Anal Toxicol 2003;27(7):527e9.
84. Kintz P, Evans J, Villain M, Salquebre G, Cirimele V. Hair analysis for diphenhydramine after surreptitious
administration to a child. Forensic Sci Int 2007;173(2e3):171e4.
85. Johansen SS, Dahl-Sorensen R. A drug rape case involving triazolam detected in hair and urine. Int J Leg
Med 2012;126(4):637e43.
86. Maublanc J, Dulaurent S, Imbert L, Kintz P, Gaulier JM. Unusual pattern in hair after prazepam exposure.
Toxicol Anal Clin 2014;26(1):24e6.

Anda mungkin juga menyukai