LP Hipoglikemia - RINDA HARWIDIANA RANI - 131913143111
LP Hipoglikemia - RINDA HARWIDIANA RANI - 131913143111
Oleh:
Rinda Harwidiana Rani, S.Kep
131913143111
Hipoglikemia adalah komplikasi akut diabetes mellitus yang sering terjadi secara
terulang yang ditandai dengan gula darah kurang dari 70 mg/dl (Sutawardana et al.,
Klasifikasi Hipoglikemia
dari orang lain untuk mengelola karbohidrat, glucagon, atau tindakan korektif
lainnya.
2. Documented Hypoglycemia : Kadar gula darah plasma ≤ 70 mg/dl disertai
gula darah plasma 70 mg/dl dan terjadi penurunan kadar gula darah
Etiologi
3. Konsumsi alcohol
Manifestasi klinis
stimulus bahaya.
Patofisiologi
glukosa untuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat jumlah glukosa terbatas, otak
dalam beberapa menit saja. Untuk melakukan kerja yang begitu banyak, otak
tergantung dengan suplai glukosa dari darah ke dalam jaringan interstitial dalam
glukosa darah akan memicu respon tubuh, yaitu penurunan konsentrasi insulin
glukosa darah. Apabila konsentrasi glukosa darah menurun melewati batas bawah
ini, glukagon yang diproduksi oleh sel ɑ pankreas berperan penting sebagai
disekresi pada kejadian hipoglikemia akut. Glukagon hanya bekerja dalam hati.
Hipoglikemia
Hiperaktifitas
Jaringan otak Jaringan otot seluler pada
penyakit kronis
Unmetabolis Pemecahan
me otak glukagon / Penyerapan
glikogen glukosa vaskuler
Iskemik Metabolisme
jaringan otak anaerob
Gejala dan tanda dari hipoglikemia menurut (Setyohadi, 2012) merupakan akibat
dari aktivasi sistem saraf otonom dan neuroglikopenia. Pada pasien yang usia
lanjut dan pasien yang mengalami hipoglikemia berulang, respon sistem saraf
glukosa, dapat diberikan larutan glukosa murni 20-30 gram (1½ - 2 sendok makan).
1. Dekstrosa
Untuk pasien yang tidak mampu menelan glukosa oral karena pingsan, kejang,
atau perubahan status mental, pada keadaan darurat dapat pemberian dekstrosa
dalam air pada konsentrasi 50% adalah dosis biasanya diberikan kepada orang
2. Glukagon
subkutan (SC) atau intramuscular (IM) injeksi. Hal tersebut dapat mencegah
hipoglikemia berkaitan dengan sistem saraf pusat yang biasanya ditanda dengan
perubahan perilaku dan pola bicara (Jevon, 2010) dan selain itu hipoglikemia yang
berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen, selain itu
Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa (sebelum diberi glukosa
Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa dengan nilai normal < 140 mg/dl/2 jam
3. HBA1c
darah yang sesungguhnya karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes dalam
orang normal antara 4-6%. Semakin tinggu maka akan menunjukkan bahwa
1. Pengkajian
untuk pasien. Adapun data yang harus dikumpulkan oleh perawat adalah :
Data Subyektif
Data yang berdasarkan hasil wawancara oleh perawat kepada klien ataupun
keluarga klien yang sifatnya tidak dapat diukur dengan jelas karena merupakan
Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang dapat diukur hasilnya. Data obyektif diperoleh
hasil pemeriksaan laboratorium. Adapun hal-hal yang perlu dikaji pada klien
a. Riwayat Kesehatan
c. Pengkajiaan psikososial.
2. Riwayat Kesehatan
terus
3. Pemeriksaan Fisik
4. Diagnosis Keperawatan
a. Pola napas tidak efektif b.d depresi pusat pernapasan d.d dispnea
b. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (keenggenan untuk makan) d.d nafsu
makan menurun
d. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit d.d mengeluh tidak nyaman
5. Intervensi
Diagnosis : Pola napas tidak efektif b.d depresi pusat pernapasan d.d
dispnea D.0005
Kategori : fisiologis
Subkategori : Respirasi
Jevon, P., 2010. Basic Guide To Medical Emergencies in The Dental Practice. 1st
ed. Inggris: iley Blackwell.
Sutawardana, J.H., Yulia & Waluyo, A., 2016. Studi Fenomenologi Pengalaman
Penyandang Diabetes Melitus Yang Pernah Mengalami Episode
Hipoglikemia. NurseLine Journal, 1 No. 1, pp.159-75.