Anda di halaman 1dari 7

SCIENTIA VOL. 6 NO.

2, AGUSTUS 2016

PENGARUH UKURAN PARTIKEL TERHADAP SOLUBILISASI


PARASETAMOL MENGGUNAKAN TWEEN 80
Yenni Sri Wahyuni1, Auzal Halim2, Salman2
1
STIFI Bhakti Pertiwi Palembang
2
Universitas Andalas (UNAND) Padang
Email : yenisukri.ys@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ukuran partikel parasetamol terhadap


solubilisasi parasetamol menggunakan larutan tween 80 dalam pelarut air. Penentuan nilai
Kritikal Misel Konsentrasi (KMK) dilakukan dengan menggunakan metode tegangan
permukaan “Torsion Balance Type OS White. Inst. Co. Ltd” dan metode indeks bias
menggunakan Refraktometer ABBE. Pada penelitian ini, larutan tween 80 mempunyai nilai
KMK pada 0,05 mg/mL. Pengurangan ukuran partikel parasetamol dilakukan dengan
penggerusan dengan variasi waktu 1 jam, 6 jam, 12 jam dan tanpa penggerusan menggunakan
Ball Mills ”The Pascal Engineering”. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi parasetamol yang
tersolubilisasi adalah 16,1276 mg/mL, 16,1036 mg/mL; 15,6382 mg/mL 16,8184 mg/mL secara
langsung setelah penggerusan 1 jam, 6 jam, 12 jam dan tanpa digerus. Parasetamol tanpa
digerus menunjukkan solubilisasi yang lebih baik dibandingkan solubilisasi parasetamol yang
telah mengalami penggerusan dengan variasi waktu.

Kata Kunci : Parasetamol, solubilisasi, Tween 80

ABSTRACT

A Research has been done on the effect of particle size on solubilization of paracetamol
using tween 80 in water solvent. Surface tension method using “Torsion Balance Type OS
White. Inst. Co. Ltd and refraction method using Refractometer ABBE were done for
determination of CMC (Critical Micelle Concentration) values of surfactant with Tween 80. In
this study, solution of tween 80 had CMC value at 0,05 mg/mL. Size of paracetamol particle
was reduced by milling process with various duration 0 hour, 1 hour, 6 hours and 12 hours using
Ball Mills “The Pascall Engineering”. Result showedthat concentration ofparacetamol in
solubilization was16,8184 mg/mL; 16,1276 mg/mL; 16,1036 mg/mL; 15,6382 mg/mL and
16,8184 mg/mL at various millig period of 1 hour, 6 hours, 12 hours and without milling.
Solubilization of Paracetamol showed that it was without milling is better than varios milling 1
hour, 6 hours and 12 hours.

Keywords : Paracetamol, Solubilization, Tween 80

PENDAHULUAN terapi. Salah satu senyawa yang agak sukar


larut dalam pelarut air adalah parasetamol.
Bioavalaibilitas obat secara oral Parasetamol merupakan metabolit fenasetin
tergantung pada kelarutan senyawa obat dengan efek analgetika dan antipiretika.
tersebut. Beberapa masalah seringkali Kelarutan parasetamol adalah 1:70 dalam
terjadi dalam menyusun formula sediaan air (Lachman dkk, 1979)
cair dimana obat yang digunakan agak Untuk mempertinggi sifat kelarutan
sukar larut dalam pelarut air, sehingga ini dapat dilakukan dengan berbagai cara
dalam pemberiannya tidak mencapai dosis antara lain: dengan pembentukan garam,

ISSN : 2087-5045 108


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

peningkatan suhu, pembentukan kompleks, spektrofotometer UV-Vis Shimadzu, Alat-


menggunakan pelarut campur, memperkecil alat gelas standar laboratorium.
ukuran partikel atau dengan penambahan
pelarut organik dan senyawa hidrotropi, Bahan
seperti propilenglikol, etanol, gliserol dan Bahan yang digunakan dalam
melalui proses solubilisasi (Halim dkk, penelitian ini adalah parasetamol yang
1997). diperoleh dari PT. Riasima Abadi Farma
Solubilisasi merupakan salah satu Bogor-Indonesia, Tween 80, natrium
perbaikan kelarutan melalui senyawa aktif hidroksida, Paraffin liquidum dan air
permukaan yang berfungsi merubah bahan suling, kertas saring Whatman No. 42
obat yang kurang larut atau tak larut air
menjadi larutan jernih dalam air atau Pembuatan kurva kalibrasi
maksimal larutan yang berpendar, tanpa Parasetamol ditimbang 10 mg
menyebabkan terjadinya perubahan struktur dalam 100 ml air suling didapatkan larutan
kimiawi bahan obat. Senyawa yang dapat induk
berfungsi sebagai pensolubilisasi adalah
senyawa aktif permukaan (surfaktan) lalu diukur serapan pada panjang
(Voigt, 1994). gelombang maksimum.
Solubilisasi berhubungan dengan
pembentukan misel oleh surfaktan. Misel Penggerusan parasetamol selama 1 jam,
mulai terbentuk dalam larutan surfaktan 6 jam dan 12 jam
pada konsentrasi tertentu. Konsentrasi ini Digunakan Ball Mills dengan tiga
dinamakan Konsentrasi Misel Kritik variasi bola penggerus. Volume bola
(KMK) (Atwood and Florence, 1985). penggerus dibuat 30% dari volume ruang
Tween 80 adalah ester sorbiton penggerus. Lama penggerusan masing-
dengan gugus etilenoksida yang disebut masing 1 jam, 6 jam dan 12 jam dengan
derivat polioksietilen ester sorbiton dengan berat parasetamol yang sama.
asam lemak oleat. Salah satu surfaktan
nonionik dimana gugus polar dan non polar Penentuan distribusi ukuran partikel
berikatan langsung membentuk molekul Distribusi ukuran partikel
dengan bagian yang aktif dari surfaktan ditentukan dengan mikroskop yang
adalah yang tidak bermuatan atau netral dilengkapi dengan okulomikrometer.
sehingga stabil dalam suasana asam dan Mikrometer sebelum digunakan dikalibrasi
basa (Depkes RI, 1995). terlebih dahulu. Sejumlah kecil
Pada penelitian ini dilihat pengaruh parasetamol disuspensikan dalam paraffin
besar ukuran partikel parasetamol setelah cair, kemudian diteteskan pada objek glass,
penggerusan 1 jam, 6 jam dan 12 jam tutup dengan cover glass dan diamati
terhadap solubilisasi parasetamol dalam dibawah mikroskop sebanyak seribu
tween 80. Jumlah parasetamol terlarut partikel. Partikel dikelompokkan pada
ditentukan berdasarkan Spektrofotometri ukuran-ukuran tertentu, kemudian masing-
Ultraviolet-Visibel. masing kelompok ditentukan jumlahnya.
Lakukan hal ini pada parasetamol yang
digerus 1 jam, 6 jam dan 12 jam dan tanpa
METODE PENELITIAN penggerusan.

Alat Penentuan harga KMK larutan Tween


Alat yang digunakan pada 80 dengan berbagai metoda
penelitian ini adalah ball mill“ The Pascall
Engineering”, magnetik stirer, mikroskop Metoda Indeks Bias
yang dilengkapi dengan point counter swift Larutan surfaktan dibuat dengan
automatic, refraktometer Abbe, Torsion konsentrasi 0,006 mg/ml; 0,007 mg/ml;
Balance Type OS White. Inst. Co. Ltd, 0,008 mg/ml; 0,009 mg/ml; 0,010 mg/ml;
0,02 mg/ml; 0,03 mg/ml; 0,04 mg/ml; 0,05

ISSN : 2087-5045 109


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

mg/ml; 0,06 mg/ml; 0,07 mg/ml; 0,08 larutan surfaktan. Aduk dengan magnetik
mg/ml; 0,09 mg/ml; 0,10 mg/ml pada suhu stirer. Saring dengan kertas saring
kamar. Larutan surfaktan yang akan Whatman No.42. Pipet larutan ini sebanyak
diperiksa ini diteteskan ke dalam lubang 1 ml dan diencerkan dalam labu ukur 100
tepi prisma alat refraktometer. Mikrometer ml. Larutan ini dipipet lagi sebanyak 5 ml
diputar perlahan-lahan sampai pada medan dan diencerkan dalam labu ukur 100 ml.
penglihatan diteleskop batas antara gelap Ukur serapan larutan pada panjang
terang berada pada titik potong kedua garis gelombang maksimal (243,5 nm). Lakukan
halus yang bersilangan. Skala yang tertera hal yang sama pada parasetamol yang telah
pada alat kemudian dibaca. digerus selama 1 jam, 6 jam dan 12 jam.

Metoda Tegangan Permukaan HASIL DAN PEMBAHASAN


Tegangan permukaan surfaktan
ditentukan dengan menggunakan alat Penghalusan merupakan proses
Torsion Balance tipe “OS” pada suhu pengurangan besar ukuran partikel menjadi
kamar. Dibuat larutan Tween 80 dengan partikel – partikel yang lebih halus dengan
konsentrasi konsentrasi 0,006 mg/ml; 0,007 menggunakan tenaga mekanik. Ball mill
mg/ml; 0,008 mg/ml; 0,009 mg/ml; 0,010 merupakan salah satu mesin penghalus
mg/ml; 0,02 mg/ml; 0,03 mg/ml; 0,04 yang terdiri dari trommel (silinder) baja
mg/ml; 0,05 mg/ml; 0,06 mg/ml; 0,07 atau porselen dan bola-bola penggiling dari
mg/ml; 0,08 mg/ml; 0,09 mg/ml; 0,10 material yang sama. Trommel ini diputar
mg/ml. Lalu diukur tegangan permukaan dengan suatu mesin pemutar yang dapat
larutan. diatur kecepatannya. Untuk mendapatkan
efek penggerusan yang optimum maka
Penentuan Daya pensolubilisasi tween 80 kecepatan putar 75% dari kecepatan putar
terhadap solubilisasi parasetamol pada kritis (Halim, 1991). Parasetamol dilakukan
titik KMK, diatas dan dibawah KMK penggerusan dengan variasi waktu 1 jam, 6
Dibuat larutan Tween 80 dengan jam dan 12 jam menggunakan Ball Mill.
konsentrasi 0,03 mg/ml; 0,04 mg/ml; 0,05 Maka didapatkan ukuran partikel yang lebih
mg/ml; 0,06 mg/ml; 0,07 mg/ml. Dua gram kecil. Hasilnya dapat dilihat pada tabel XX.
parasetamol ditambahkan kedalam 100 ml

Tabel I. Distribusi ukuran partikel parasetamol tanpa penggerusan


Ukuran Diameter Jumlah Frekuensi
Frekuensi nd
No partikel Partikel Partikel kumulatif
(%)
(n) (%)
1 0–5 2,5 9 0,9 0,9 22,5
2 6 – 10 8,0 48 4,8 5,7 384
3 11 – 15 13,0 66 6,6 12,3 858
4 16 – 20 18,0 83 8,3 20,6 1494
5 21 – 25 23,0 60 6,0 26,6 1380
6 26 – 30 28,0 132 13,2 39,8 3696
7 31 – 35 33,0 117 11,7 51,5 3861
8 36 – 40 38,0 90 9,0 60,5 3420
9 41 – 45 43,0 59 5,9 66,4 2537
10 46 – 50 48,0 54 5,4 71,8 2592
11 51 – 55 53,0 53 5,3 77,1 2809
12 56 – 60 58,0 45 4,5 81,6 2610
13 61 – 65 63,0 32 3,2 84,8 2016
14 66 – 70 68,0 37 3,7 88,5 2516
15 71 – 75 73,0 35 3,5 92,0 2555
16 76 – 80 78,0 30 3,0 95,0 2340
17 81 – 85 83,0 17 1,7 96,7 1411

ISSN : 2087-5045 110


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

18 86 – 90 88,0 13 1,3 98,0 1144


19 91 – 95 93,0 4 0,4 98,4 372
20 96 – 100 98,0 16 1,6 100 1568
1000 39585,5

,
d = =

Tabel II. Distribusi ukuran partikel parasetamol penggerusan 1 jam


Ukuran Diameter Jumlah Frekuensi
Frekuensi nd
No partikel Partikel Partikel kumulatif
(%)
(n) (%)
1 0–5 2,5 124 12,4 12,4 310
2 6 – 10 8,0 147 14,7 27,1 1176
3 11 – 15 13,0 185 18,5 45,6 2405
4 16 – 20 18,0 76 7,6 53,2 1368
5 21 – 25 23,0 73 7,3 60,5 1679
6 26 – 30 28,0 102 10,2 70,7 2856
7 31 – 35 33,0 48 4,8 75,5 1584
8 36 – 40 38,0 45 4,5 80,0 1710
9 41 – 45 43,0 42 4,2 84,2 1806
10 46 – 50 48,0 27 2,7 86,9 1296
11 51 – 55 53,0 24 2,4 89,3 1272
12 56 – 60 58,0 21 2,1 91,4 1218
13 61 – 65 63,0 8 0,8 92,2 504
14 66 – 70 68,0 23 2,3 94,5 1564
15 71 – 75 73,0 15 1,5 96,0 1095
16 76 – 80 78,0 8 0,8 96,8 624
17 81 – 85 83,0 9 0,9 97,7 747
18 86 – 90 88,0 10 1,0 98,7 880
19 91 – 95 93,0 4 0,4 99,1 372
20 96 – 100 98,0 1 0,1 99,2 98
21 101 - 105 103 4 0,4 99,6 412
22 106 – 110 108 2 0,2 99,8 216
23 111 - 115 113 2 0,2 100 226
1000 25418

d = =

Tabel III. Distribusi ukuran partikel parasetamol penggerusan 6 jam


Ukuran Diameter Jumlah Frekuensi
Frekuensi nd
No partikel Partikel Partikel kumulatif
(%)
(n) (%)
1 0–5 2,5 157 15,7 15,7 392,5
2 6 – 10 8,0 243 24,3 40,0 1944
3 11 – 15 13,0 232 23,2 63,2 3016
4 16 – 20 18,0 104 10,4 73,2 1872
5 21 – 25 23,0 84 8,4 82,0 1932
6 26 – 30 28,0 82 8,2 90,2 2296
7 31 – 35 33,0 49 4,9 95,1 1617
8 36 – 40 38,0 13 1,3 96,4 494
9 41 – 45 43,0 15 1,5 97,9 645
10 46 – 50 48,0 2 0,2 98,1 96
11 51 – 55 53,0 4 0,4 98,5 212
12 56 – 60 58,0 5 0,5 99,0 290

ISSN : 2087-5045 111


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

13 61 – 65 63,0 3 0,3 99,3 189


14 66 - 70 68,0 3 0,3 99,6 204
15 71 – 75 73,0 2 0,2 99,8 146
16 76 - 80 78,0 2 0,2 100 156
1000 15501,5

,
d = =

Tabel IV. Distribusi ukuran partikel parasetamol penggerusan 12 jam


Ukuran Diameter Jumlah Frekuensi
Frekuensi nd
No partikel Partikel Partikel kumulatif
(%)
(n) (%)
1 0–5 2,5 610 61,0 61,0 1525
2 6 – 10 8,0 178 17,8 78,8 1424
3 11 – 15 13,0 137 13,7 92,5 1781
4 16 – 20 18,0 37 3,7 96,2 666
5 21 – 25 23,0 29 2,9 99,1 667
6 26 – 30 28,0 6 0,6 99,7 168
7 31 – 35 33,0 2 0,2 99,9 66
8 36 – 40 38,0 1 0,1 100 38
1000 6335

d = =

Penentuan nilai Konsentrasi Misel Torsion Balance didapatkan nilai KMK


Kritis (KMK) dari berbagai konsentrasi pada konsentrasi 0,05 mg/mL. Sedangkan
larutan Tween 80 dalam air suling dengan menurut metoda indeks bias ditentukan
menggunakan metoda tegangan permukaan nilai KMK menggunakan refraktometer
dan indeks bias (Rosen, 1978). Pada ABBE yaitu 0, 05 mg/mL. Hasilnya dapat
metoda tegangan permukaan digunakan dilihat pada gambar 1 dan 2.
metoda cincin dengan menggunakan alat

70 y1 = 71,0820 - 443,2301x
65 y2 = 46,3349 + 0,7973x
P 60
T y1
e d 55
e y2
r y 50
g
m n 45
a
u e 40
n
k / 35
g
a c 30
a
a m25
n
n 20
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1
Konsentrasi Tween 80 (mg/mL)

Gambar 1. Kurva hubungan antara konsentrasi tween 80 dengan tegangan permukaan

ISSN : 2087-5045 112


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

1,3337
y 1 = 1,3328 + 00138x
I 1,3336 y2 = 1,3334 + 0,0009x
n 1,3335
d 1,3334
e y2
1,3333
k y1
1,3332
s
1,3331
B
1,3330
i
1,3329
a
s 1,3328
1,3327
1,3326
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1
Konsentrasi Tween 80 (mg/mL)

Gambar 2. Kurva hubungan antara konsentrasi tween 80 dengan indeks bias

Pada metode tegangan permukaan dibandingkan dengan sebelum mencapai


menggunakan alat Torsion Balance. titik KMK. Ini menyebabkan terjadinya
Penentuan dengan metoda ini didasarkan perubahan indeks bias (Halim dkk, 1996).
bahwa nilai KMK tegangan permukaan dari Pada gambar 2 dapat dilihat kurva
larutan surfaktan akan turun secara cepat perubahan indeks bias terhadap konsentrasi
dengan meningkatnya konsentrasi sampai kemudian dibuat dua persamaan garis lurus
pada titik KMK, dari titik KMK ini sampai nilai KMK didapatkan dari perpotongan
konsentrasi selanjutnya maka tegangan dari kedua garis lurus. Dengan
permukaan tidak akan turun lagi (Halim menggunakan metoda ini didapatkan nilai
dkk, 1997). Pada gambar 1 dapat dilihat KMK yang tidak jauh berbeda
kurva mula-mula turun secara cepat dan dibandingkan dengan metode tegangan
kemudian berjalan sejajar dengan sumbu x, permukaan yaitu 0,0557 mg/mL.
kemudian dibuat dua persamaan garis lurus Dari tabel 5 dapat dilihat data uji
sehingga didapatkan nilai KMK dari solubilisasi parasetamol dengan
perpotongan kedua garis tersebut. menggunakan tween 80 dibawah titik
Pada metode indeks bias dengan KMK, pada titik KMK dan diatas titik
menggunakan refraktometer ABBE. KMK masing-masing 2 konsentrasi dengan
Metode ini didasarkan bahwa pada saat perbedaan ukuran partikel terjadi
tercapai titik KMK maka pembentukan penurunan konsentrasi parasetamol yang
misel akan berlangsung sangat cepat terlarut setelah penggerusan 1 jam, 6 jam
sehingga akan terjadi perubahan sifat-sifat dan 12 jam.
fisika seperti perubahan kerapatan larutan
surfaktan yang jauh berbeda jika

Tabel V. Data solubilisasi parasetamol pada konsentrasi dibawah, pada KMK dan diatas KMK
dari larutan tween 80 pada suhu kamar
Konsentrasi Parasetamol (mg/mL)
tween 80 Tanpa Penggerusan 1 Penggerusan 6 Penggerusan 12
(mg/mL) penggerusan jam jam jam
0,03 16,3798 15,6938 15,9044 15,5568
0,04 16,4768 16,0310 15,9184 15,6382
0,05* 16,8184 16,1276 16,1036 15,6382
0,06 16,8454 16,1534 16,1356 16,0936
0,07 16,8752 16,3588 16,3578 16,1036

ISSN : 2087-5045 113


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

*) menyatakan nilai KMK

Terlihat bahwa pada daerah KMK Halim, A. 1991. Teknologi Partikel.


kadar parasetamol tanpa penggerusan yang Fakultas Matematika dan Ilmu
terlarut terlihat meningkat dibandingkan di Pengetahuan Alam. Universitas
bawah daerah KMK, dan setelah diatas Andalas. Padang
daerah KMK cenderung terlihat konstan. Halim, A. V. Hosiana, L. Elfita, 1997.
Hal lain berkaitan dengan kelarutan “Pengaruh pemakaian
parasetamol yang telah digerus dalam Propilenglikol dan NaCl terhadap
waktu 1 jam, 6 jam dan 12 jam terlihat Solubilasi Kofein Dalam Larutan
kadar parasetamol yang terlarut lebih Air –Brij – 35”, Jurnal Sains dan
rendah dibandingkan tanpa penggerusan. Teknologi Farmasi, Vol. 2, No.
Hal ini membuktikan bahwa makin lama 2,Padang. 64 - 72
proses penggerusan partikel parasetamol Lachman, L. H. A. Lieberman and J.L.
makin halus serbuk parasetamol yang Kanig. 1979.The theory and
didapatkan tetapi bersamaan dengan itu practice of industrial pharmacy2nd
terjadi proses agregasi partikel (Halim dkk, Edition, Lea and Febiger,
1997). Philadelphia
Rosen, J.M. 1978. Surfactant and
interfacial phenomena. A willey
KESIMPULAN Interscience Publication. New York
Voight, R.1994.Buku Pelajaran Teknologi
Diameter rata-rata partikel Farmasi. Gadjah Mada University
parasetamol dengan variasi waktu Press, Yogyakarta
penggerusan 0 jam, 1 jam, 6 jam dan 12
jam dengan menggunakan ball mill adalah
berturut- ; ; 15,50
Konsentrasi parasetamol
tanpa penggerusan, penggerusan 1 jam, 6
jam dan 12 jam yang tersolubilisasi
berturut-turut adalah 16,8184 mg/mL;
16,1276 mg/mL; 16,1036 mg/mL; 15,6382
mg/mL. Parasetamol tanpa penggerusan
lebih baik solubilisasinya dibandingkan
dengan penggerusan.

DAFTAR PUSTAKA

Atwood, P and A.T. Florence. 1985.


Surfactant System. Chapman and
Hall, London and New York
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.1995. Farmakope
Indonesia Edisi IV. Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan. Jakarta
Halim, A., Malik, M dan Permata, D. 1996.
Pengaruh surfaktan terhadap
solubilisasi kofein. Jurnal
Penelitian Andalas, No 21/ Tahun
VIII//1996, Universitas Andalas,
Padang. 134-140

ISSN : 2087-5045 114

Anda mungkin juga menyukai