Anda di halaman 1dari 5

MATERI JENGKOL

1. Pengertian jengkol
Jengkol atau jering (Archidendron pauciflorum, sinonim: A. jiringa, Pithecellobium jiringa,
dan P. lobatum) adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara. Bijinya digemari
di Malaysia (disebut "jering"), Myanmar (disebut "da nyin thee'"), dan Thailand (disebut "luk-
nieng" atau "luk neang").[1] Masyarakat Indonesia mengenalnya sebagai bahan pangan.
Jengkol termasuk suku polong-polongan (Fabaceae). Buahnya berupa polong dan bentuknya
gepeng berbelit membentuk spiral, berwarna lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan
warna coklat mengilap. Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap pada urinsetelah diolah dan
diproses oleh pencernaan, terutama bila dimakan segar sebagai lalap.
Jengkol diketahui dapat mencegah diabetes dan bersifat diuretik dan baik untuk
kesehatan jantung. Tanaman jengkol diperkirakan juga mempunyai kemampuan menyerap air
tanah yang tinggi sehingga bermanfaat dalam konservasi air di suatu tempat.
2. Ciri-ciri jengkol
Bijinya dalam keadaan matang keras, namun berubah menjadi lunak dan empuk setelah direbus
atau sedikit liat setelah digoreng. Tekstur inilah yang membuatnya disukai, walaupun beberapa
orang juga menyukai konsumsi biji mudanya dalam keadaan mentah yang jauh lebih keras dan
pahit. Kulit biji memiliki getah berwarna keunguan yang meninggalkan jejak yang sulit dihapus
dari pakaian. Semakin tua,warna biji akan mengarah ke warna kuning dan akhirnya merah atau
coklat setelah benar-benar matang.
Aromanya agak menyerupai petai tetapi lebih lemah. Namun setelah dikonsumsi, tubuh akan
mengeluarkan bau menyengat melalui urin, feses dan keringat, yang dipercaya lebih mengganggu
dibanding mengkonsumsi petai.
3. Manfaat jengkol bagi kesehatan
1. Pembentukan Jaringan Tubuh
Kandungan protein yang tinggi pada jengkol dapat membantu membentuk jaringan dalam tubuh.
Kandungan protein jengkol jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan kandungan protein
dalam kacang hijau dan kedelai.
2. Mencegah Anemia
Jengkol juga kaya akan zat besi yang sangat penting untuk mencegah dan mengatasi kekurangan
produksi sel darah merah dalam tubuh.
Jika tubuh kekurangan zat besi, produksi sel darah merah berkurang.
Akibatnya, pasokan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh semua sel dalam tubuh juga akan
menurun.
Kurangnya pasokan oksigen dan nutrisi pada sel-sel akan mengurangi kinerja sel dan dapat
menyebabkan penyakit anemia.

3. Mencegah Osteoporosis
Selain zat besi dan protein, jengkol juga mengandung kalsium dan fosfor yang dapat mencegah
tulang keropos (osteoporosis).
Jadi, sering memakan jengkol dengan porsi yang cukup dapat membuat tulang dalam tubuh Anda
menjadi lebih kuat.
4. Membantu Menangkal Radikal Bebas
Jengkol mengandung vitamin A dan vitamin C yang bertindak sebagai antioksidan yang dapat
menangkal radikal bebas penyebab kanker.
5. Membantu Mengatasi Penyakit Jantung
Jengkol adalah makanan diuretik (melancarkan pembuangan urin) yang sangat baik bagi
penderita penyakit jantung.
6. Merampingkan Perut
Jengkol juga dapat membantu merampingkan perut buncit karena adanya kandungan serat yang
tinggi didalamnya.
Salah satu penyebab perut kembung ialah karena seseorang mengalami buang air besar tidak
lancar dan tidak teratur.
7. Mencegah Diabetes
Jegngkol mengandung zat asam jengkolat dalam bentuk kristal yang tidak larut dalam air yang
dapat mencegah timbulnya diabetes.
8. Mencegah Penyempitan Pembuluh Darah
Pasien dengan penyakit jantung mengalami penyempitan pembuluh darah sehingga aliran darah
ke jantung menjadi halus. Kandungan mineral dalam jengkol dapat melebarkan pembuluh darah
yang mengkerut dan mencegah penyempitan pembuluh darah kembali.
9. Mengatasi Sembelit
Kandungan serat dalam jengkol dapat mengatasi masalah sembelit, memberikan bantuan
pencernaan dan buang air besar.
10. Kesehatan Janin
Jengkol juga bermanfaat untuk pertumbuhan tulang dan gigi pada janin yang masih dalam
kandungan.
Manfaat jengkol untuk ibu hamil.
Pertumbuhan tulang dan gigi dapat berjalan optimal karena kalsium dan fosfor yang terkandung
dalam jengkol.
Disamping itu, jengkol juga mengandung asam folat yang dapat membantu fungsi organ vital
dalam tubuh.

4. Efek samping makan jengkol terlalu banyak

Di Indonesia, jengkol merupakan tanaman yang sering kali dimanfaatkan bijinya untuk dimakan.
Biji jengkol biasanya diolah dan dikonsumsi dalam bentuk emping, semur, sambal goreng,
rendang, urap atau bahkan dimakan secara mentah.

Begitu banyak nutrisi yang terkandung pada jengkol, seperti vitamin A, vitamin B, kalsium, zat
besi, dan fosfor. Karena itu, jengkol dikatakan dapat mempercepat penyembuhan luka,
menurunkan tekanan darah tinggi, dan sederet manfaat lainnya.

Namun, selain kandungan nutrisi tersebut, jengkol juga mengandung senyawa asam jengkolat
yang bisa menyebabkan keracunan apabila terakumulasi terlalu banyak di dalam tubuh.

Keracunan Jengkol

Banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami keracunan jengkol, di antaranya
daya tahan tubuh seseorang, keasaman lambung, jumlah jengkol yang dikonsumsi, usia biji
jengkol, dan cara memasaknya.

Mengonsumsi biji jengkol mentah atau setengah matang diduga berperan memberikan potensi
risiko terjadinya keracunan jengkol, karena asam jengkolat yang terkandung pada biji jengkol
mentah masih dalam keadaan utuh dan aktif.
Gejala Keracunan Jengkol

Umumnya, seseorang akan menunjukkan gejala keracunan jengkol pada 5-12 jam setelah
mengonsumsi jengkol.

Gejala yang timbul dapat berupa nyeri perut, muntah, nyeri saat berkemih, serta adanya darah
pada urine. Jika berlanjut terus-menerus, dapat terjadi gagal ginjal yang ditandai dengan tidak
keluarnya air kemih atau air kemih yang keluar dengan jumlah yang sangat sedikit.

Mengatasi dan Mencegah Keracunan Jengkol

Keracunan asam jengkolat ringan (nyeri pinggang dan nyeri pada perut) dapat diobati dengan
minum air yang banyak serta pemberian natrium bikarbonat hingga gejala hilang. Sedangkan bila
terjadi gejala keracunan berat (tidak bisa berkemih, air kemih berwarna merah, atau tidak bisa
minum), maka penderita perlu dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

Untuk mencegah terjadinya keracunan akibat mengonsumsi jengkol, maka perlu diperhatikan
hal-hal berikut ini:

 Hindari mengonsumsi jengkol pada saat perut kosong (sebelum makan) dan/atau jangan disertai
makanan/minuman lain yang bersifat asam.
 Hindari mengonsumsi jengkol dalam keadaan mentah. Sebaiknya jengkol dimasak terlebih
dahulu sebelum dikonsumsi agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang. Jengkol
mentah mengandung asam jengkolat lebih banyak daripada jengkol yang sudah dimasak.
 Sebelum dimasak, biji jengkol dapat ditanam dahulu di dalam tanah agar kandungan asam
jengkolatnya berkurang.
 Jangan mengonsumsi jengkol secara berlebihan, terutama bagi individu yang memiliki gangguan
ginjal.

5. Cara mengelola jengkol


Biji jengkol dapat dimakan segar ataupun diolah. Olahan paling umum adalah disemur, dan
dikenal oleh orang Sunda sebagai ati maungatau "hati macan". Jengkol dapat pula digoreng
dengan balado atau dijadikan gulai. Setelah diolah, jengkol akan mengeluarkan aroma khasnya
yang bagi sebagian orang dianggap dapat menggugah selera dan memiliki citarasa yang khas;
sedikit kelat dengan tekstur agak liat.
Selain disemur, biji jengkol juga dapat dibuat menjadi keripik seperti
halnya emping dari melinjo dengan cara ditumbuk atau digencet hingga pipih, dikeringkan,
kemudian digoreng. Efek negatif bau jengkol yang menyengat dapat dikurangi dengan
perendaman atau perebusan.

Anda mungkin juga menyukai