MANAJEMEN RITEL
( RITEL MULTI SALURAN DAN
PERILAKU PEMBELIAN PELANGGAN )
Dosen Yang Mengajar: John Edwar, Drs, MM
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Altaira Ulayya Nuhaa 1710522022
2. Bi Fadli Pratama 1710521043
3. Elhadina 1710522038
4. Putri Sejati Safdar 1710522032
5. Bryan Trianda Ginting 1710521032
6. Muhammad Fadli 1710522008
7. Elang Trisakti 1710521014
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
Statement of Authorship
Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil perkerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan / sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran
lainkecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan dengan jelas bahwa kami
menyatakan menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Elhadina 1710522038
Saluran Ritel adalah cara pengecer menjual dan mengirimkan barang dan jasa
kepada pelanggannya.Saluran yang paling umum digunakan pengecer adalah toko tetapi
pengecer juga menggunakan berbagai saluran bukan toko.
1. Internet Channel
Internet Channel adalah saluran ritel dimana penawaran produk dan jasanya
melalui internet. Satu dekade yang lalu, pakar ritel meramalkan bahwa generasi baru
wirausahawan yang paham web, akan mendominasi industri ritel. Semua orang akan
berbelanja melalui online.
2. Catalog Channel
Catalog channel adalah saluran ritel non-toko yang mana penawaran produk dan
jasa dilakukan melalui katalog yang dikirimkan ke pelanggan. Kategori barang dagangan
yang biasanya ditawarkan dengan katalog adalah obat-obatan dan alat kecantikan,
komputer dan perangkat lunak, pakaian dan aksesoris, perabot dan peralatan rumah
tangga, dan buku, musik, dan majalah. Hasil penjualan dari catalog channel tidak begitu
bagus. Catalog channel juga mendapat kecaman dari komunitas yang peduli terhadap
alam karena dengan banyaknya penggunaan katalog merupakan pemborosan sumber
daya alam.
3. Direct Channel
5. Automated Retailing
Ritel otomatis adalah saluran ritel tempat barang atau jasa disimpan di dalam
mesin dan dibagikan kepada pelanggan saat mereka membayar tunai atau gunakan kartu
kredit. Mesin ritel otomatis, juga dikenal sebagai mesin penjual otomatis, biasanya
ditempatkan di lokasi yang nyaman, lalu lintas tinggi, seperti di tempat kerja atau di
kampus. Sebagian besar penjualan ritel otomatis berasal dari minuman dingin, permen,
dan makanan ringan.
A. Keuntungan Setiap Saluran Retail
1. Store Channel
Toko menawarkan beberapa manfaat bagi pelanggan yang tidak bisa mereka dapatkan
ketika berbelanja melalui saluran non-toko seperti katalog atau Internet.
Mungkin manfaat terbesar yang ditawarkan oleh toko adalah kesempatan bagi
pelanggan untuk menggunakan kelima indera, menyentuh, mencium, mencicipi,
melihat, dan mendengar ketika memeriksa dan mengevaluasi produk.
Layanan Pribadi
Pengurangan Risiko
Kepuasan Pelanggan
Pembeli sering hanya memiliki pengertian umum tentang apa yang mereka
inginkan (mis., Sweter, sesuatu untuk makan malam, hadiah) tetapi tidak tahu
barang tertentu yang mereka inginkan. Jadi mereka pergi ke toko untuk melihat
apa yang tersedia sebelum mereka memutuskan apa yang akan dibeli. Meskipun
beberapa konsumen menjelajahi Web dan mencari katalog untuk ide-ide, sebagian
besar konsumen masih merasa lebih mudah untuk menelusuri di toko.
Pembayaran Tunai
2. Catalog Channel
Keamanan
Kenyamanan
3. Internet Channel
Personalisasi
Karena sifat interaktif Web, potensi manfaat paling signifikan dari saluran
Internet adalah kemampuannya untuk mempersonalisasi penawaran barang
dagangan dan informasi untuk setiap pelanggan secara ekonomi. Pelanggan
mengendalikan sebagian dari personalisasi ini
Pasar yang berbasis toko biasanya terbatas pada konsumen yang tinggal
berdekatan dengan toko pengecer. Dengan menambahkan saluran Internet,
pengecer dapat memperluas pasar mereka tanpa harus membangun toko baru.
Banyak orang berpikir bahwa pengecer menanggung lebih sedikit biaya ketika
menjual barang dagangan saluran elektronik dibandingkan dengan saluran toko. Saat
menjual barang dagangan melalui saluran Internet, pengecer tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk membangun dan membuka mendirikan toko dan
memberikan kompensasi kepada karyawan yang bekerja di toko itu. Sejak pelanggan
pelanggan berpikir biaya yang terkait dengan saluran internet lebih rendah, mereka
harapkan harga menjadi lebih rendah untuk barang dagangan yang dijual melalui
saluran itu.
Namun, Inter- pengecer bersih dikenakan biaya yang signifikan untuk merancang,
memelihara, dan menyegarkan situs Web; di- pelanggan saluran ke situs; memelihara
sistem distribusi dan gudang didedikasikan untuk memenuhi pesanan dari pelanggan
individu; dan berurusan dengan level tinggi pengembalian. Biaya overhead ini terkait
dengan pengoperasian saluran elektronik bahkan mungkin lebih besar daripada biaya
pengoperasian toko fisik.
b. Citra Merek
Peritel perlu menyediakan citra merek yang konsisten tentang mereka di
semua saluran.
c. Merchandise Assortment
3. Mendukung M-commerce
1. Mengenali kebutuhan
langkah-langkah yang dilalui konsumen saat membeli produk atau jasa, dimulai
ketika pelanggan mengenali kebutuhan yang tidak terpuaskan. Kemudian mereka mencari
informasi tentang bagaimana memenuhi kebutuhan seperti pengecer, saluran, dan produk
atau layanan apa yang mungkin memuaskan kebutuhan itu. Pelanggan mengevaluasi
alternatif dan memilih toko atau situs Internet untuk dikunjungi atau katalog untuk
ditinjau.
a. Utilitarian
Ketika konsumen pergi berbelanja untuk menyelesaikan tugas tertentu,
seperti Eva membeli jas untuk wawancara kerja, mereka mencari untuk
memuaskan kebutuhan utilitarian.
b. Hedonis
Ketika konsumen berbelanja untuk kesenangan, mereka mencari untuk
memuaskan kebutuhan hedonis mereka, kebutuhan mereka untuk pengalaman
yang menghibur, emosional, dan rekreasi.
2. Mencari informasi
Setelah pelanggan mengidentifikasi suatu kebutuhan, mereka biasanya mencari informasi
tentang pengecer, saluran, atau produk untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan
itu.
Sumber Informasi Pelanggan memiliki dua sumber informasi: internal dan eksternal.
a. Sumber internal adalah informasi dalam memori pelanggan, seperti nama,
gambar, dan pengalaman masa lalu dengan berbagai toko. Sumber utama
informasi internal adalah pengalaman berbelanja pelanggan di masa lalu.
Sekalipun mereka hanya menjadi anggota ulang sebagian kecil dari informasi
yang mereka perlihatkan, pelanggan memiliki bank informasi internal yang luas
untuk digunakan ketika memutuskan di mana akan berbelanja dan apa yang harus
dibeli.
b. Sumber eksternal terdiri dari informasi yang disediakan oleh iklan dan orang lain.
Ketika pelanggan merasa bahwa informasi internal mereka tidak memadai,
mereka beralih ke sumber informasi eksternal. Misalnya, meminta teman-tema
untuk membantu membuat keputusan pembelian. Sumber informasi eksternal
memainkan peran utama dalam penerimaan mode.
Salah satu pemecahan masalah secara terbatas yang umum dan biasa terjadi
adalah pembelian spontan.Pembelian spontan (impulse buying) adalah keputusan
pembelian yang dibuat pelanggan secara spontan atau seketika setelah melihat barang
dagangan.
Contoh; Parfum, Pasta Gigi, Sabun
Merupakan keputusan pembelian yang dibuat oleh pelanggan secara spontan atau
seketika setelah melihat barang dagangan.
2. Kesetiaan Toko : Kondisi dimana pelanggan suka dan terbiasa mengunjungi toko
yang sama untuk membeli suatu jenis barang dagangan.
C. Factor social
1. Keluarga
Keluarga inti menunjukkan lingkungan keluarga yang meliputi ayah, ibu, dan anak-anak
yang hidup bersama. Keluarga adalah kelompok paling kecil di dalam kehidupan masyarakat,
tetapi mempunyai peranan terbesar dalam pembentukan sikap dan perilaku seseorang terutama
pada pembelian sebuah produk. Seseorang yang sudah memiliki anak pasti memiliki pemikiran
yang berbeda dalam menentukan sebuah produk yang akan dibeli karena pada umumnya akan
menuruti keinginan anak tersebut.
Contohnya :
Saat memilih tempat liburan, semua anggota keluarga dapat mengambil peran untuk
mengambil keputusan
Dan ada juga di sisi lain salah satu anggota kelurgalah yang berperan mengambil
keputusa. Seperti, suami pergi membeli bahan makanan, yang kemudian digunankan istri
untuk menyiapkan makan siang ank mereka. Dalam situasi ini, pemilihan toko mungkin
dipilih oleh sang suami, tetapi pemilihan mereh dan bahan-bahan makanan dipilih oleh
ibu, meskipun semua itu sangat dipengaruhi oleh keingginan sang anak.
2. Kelompok Referensi
Kelompok Referensi (Reference Group) atau Kelompok Rujukan atau Kelompok Acuan
merupakan sekelompok orang yang dianggap memiliki pengaruh evaluasi, aspirasi, bahkan
perilaku terhadap orang lain secara langsung ataupun tidak langsung, dan dianggap sebagai
pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum/khusus atau pedoman
khusus bagi perilaku.
Kelompok referensi memberikan standar (norma atau nilai) yang dapat menjadi perspektif
penentu mengenai bagaimana seseorang berfikir atau berperilaku, dan kelompok ini berguna
sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusan.
Pengaruh Kelompok Acuan.
• Pengaruh Normatif adalah pengaruh dari kelompok acuan terhadap seseorang melalui norma
sosial yang harus dipatuhi & diikuti, hal ini karena adanya : tekanan kuat untuk mematuhi
norma yang ada, penerimaan sosial sebagai motivasi yang kuat, produk & jasa yang dibeli
terlihat sebagai simbol dari norma sosial.
(Contoh : Izin bawahan pada atasan, grup motor Honda CBR 150)
• Pengaruh Ekspresi Nilai adalah bilamana kelompok acuan mampu mempengaruhi seseorang
melalui fungsinya.
3. Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.
Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas social
pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.
Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang
dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap
kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi
dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi
empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis.
Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang produk
dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu
masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan
perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan,
tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
Berikut ini adalah contoh pengaruh kebudayaan yang mempengaruhi pembelian itu sendiri :
1. Pengaruh Budaya Terhadap Pemaknaan Sebuah Produk.
Budaya menuntun individu dan masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan maupun
keinginan terhadap barang dan jasa. Tuntunan budaya tersebut dapat berupa nilai ataupun norma.
Dalam tiap-tiap kebudayaan, terdapat ciri khas masing–masing yang membawa pemaknaan
terhadap suatu produk. Contohnya : Tuntunan budaya berupa nilai : dalam hal kuliner sayur
asam, ikan asin, atau lalapan. Orang akan memaknai produk tersebut kulinernya orang sunda.
Tuntunan budaya berupa norma : labelisasi Halal pada setiap produk yang dapat di konsumsi
oleh umat Islam, yang di keluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia.
2. Pengaruh Budaya Terhadap Pengambilan Keputusan Individu.
Individu dalam mengambil keputusan untuk berkonsumsi, tidak dapat dipisahkan dari
pengaruh budaya. Di antaranya di pengaruhi nilai dan norma. Di dalam masyarakat terdapat
ide/gagasan mengenai, apakah suatu pengalaman berharga, tidak berharga, bernilai, tidak
bernilai, pantas atau tidak. Inilah yang di artikan sebagai nilai. Sedangkan norma sendiri
dimaknai sebagai peraturan yang ditetapkan secara bersama-sama, yang menuntun perilaku
seseorang dalam mengambil keputusan. Contohnya : Pengambilan keputusan yang di pengaruhi
oleh nilai : Kegiatan amal yang di lakukan individu, dengan menyantuni semua anak yatim
dalam suatu panti, merupakan tindakan yang bernilai, yang akan memperoleh pahala dan
kebajikan bagi dirinya. Tetapi tidak bagi individu lain, karena dianggap hal itu merupakan
pemborosan. Pengambilan keputusan yang di pengaruhi oleh norma : Di daerah Padang, di
haruskan bagi para siswa sekolah untuk bisa membaca Al-Qur’an. Namun tidak bagi daerah di
Papua.
3. Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi.
Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah-
langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang.
Tradisi yang disampaikan selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi
sangat bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa
tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu
natal, yang selalu berhubungan dengan pohon cemara. Dan untuk tradisi-tradisi misalnya
pernikahan, akan membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara tersebut.
4. Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan.
Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam
suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan
menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan
sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan
waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan. Begitu
juga hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi makanan
olahan dan suatu obat.
5. Pengaruh Budaya yang tidak disadari.
Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan
seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian
membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang
diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua
mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku. Ada juga misalnya
seorang anak belajar dengan meniru perilaku keluarganya, teman atau pahlawan di televisi.
Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan cenderung memilih cara pembelajaran
secara informal dengan memberikan model untuk ditiru masyarakat.
Misalnya dengan adanya pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu produk dan
pembentukan kepercayaan dalam diri masyarakat. Seperti biasanya iklan sebuah produk akan
berupaya mengulang kembali akan iklan suatu produk yang dapat menjadi keuntungan dan
kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak hanya mampu mempengaruhi persepsi sesaat
konsumen mengenai keuntungan dari suatu produk, namun dapat juga memepengaruhi persepsi
generasi mendatang mengenai keuntungan yang akan didapat dari suatu kategori produk tertentu.
D. Segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok -
kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang
berbeda yang mungkin membutuhkan produkatau bauran pemasaran yang berbeda.
\
Metode-metode Untuk Membagi Pasar
a. Kriteria segmentasi
Segmentasi pasar dipraktikkan oleh sebagian besar bisnis dalam suatu bentuk
sebagai cara menyederhanakan strategi pemasaran mereka dengan membagi pasar
berbasis luas ke dalam kelompok konsumen tertentu, dan merancang metode pemasaran
yang akan menarik bagi setiap kelompok.
Penting untuk memfokuskan sumber daya pada segmen pasar yang ukuran,
pertumbuhan, dan profitabilitasnya tinggi. baik secara langsung maupun dalam jangka
panjang.
Berikut adalah 5 kriteria segmentasi pasar yang akan berguna ketika melakukan
strategi segmentasi pasar untuk bisnis :
1. Measurable (Terukur)
Segmen pasar harus diukur berdasarkan nilai atau volume penjualan (yaitu
jumlah pelanggan dalam segmen ini). Riset pasar yang andal harus mampu
mengidentifikasi ukuran segmen pasar hingga tingkat akurasi yang masuk akal,
sehingga ahli strategi kemudian dapat memutuskan apakah, bagaimana, dan sejauh
mana mereka harus memfokuskan upaya mereka pada pemasaran ke segmen ini.
2. Substantial (Substansial)
Segmen pasar yang ideal di sisi internal harus homogen, (semua pelanggan di
dalam segmen memiliki preferensi dan karakteristik yang sama), namun secara
eksternal adalah heterogen. Perbedaan antara segmen pasar harus didefinisikan
dengan jelas sehingga kampanye produk dan alat pemasaran dilaksanakan tidak
tumpang tindih.
Segmen pasar harus memiliki nilai praktis dan harus menyediakan data
pendukung untuk posisi pemasaran atau pendekatan penjualan. Hal ini harus menjadi
hasil yang mudah diukur, ideal dalam kaitannya dengan pengukuran yang ada dari
segmen pasar sebagaimana didefinisikan oleh riset dalam mengeahui segmen pasar.
2. Pendekatan post-hoc adalah pendekatan yang tidak mengkotak-kotak pasar sebelum data
dikumpulkan dan dianalisis. Segmen dibuat setelah data dikumpulkan dan dianalisis sesuai
dengan atribut-atribut yang dianggap penting oleh peneliti. Jadi pendekatan post-hoc adalah
pendekatan yang berorientasi pada riset dan dikembangkan untuk produk-produk spesifik pada
suatu jangkauan waktu tertentu. Dengan demikian kekuatannya sangat bergantung pada
pengetahuan pemasar terhadap produk dan pasar yang ditekuninya. Pengetahuan inilah yang
akan membimbing pemasar menentukan atribut-atribut yang layak digunakan sebagai dasar
analisis segmentasi yang dilakukan. Pengetahuan ini menentukan kepekaan pemasar dalam
mengamati pasar.
1.Profil Psikografis-Demografis
Profil psikografis dan demografis merupakan pendekatan yang saling melengkapi yang
akan memberikan hasil maksimal jika digunakan bersama.
2.Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapat bahwa orang yang hidup dekat
dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup, dan kebiasaan
konsumsi yang sama.
3.VALS 2
System VALS secara lebih tegas memfokuskan pada usaha menjelaskan perilaku
membeli konsumen.
DAFTAR PUSTAKA