PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan
pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguang kesadaran yang
hidup pada tubuh manusia dan ditularkan melalui kotoran seseorang ( feses)
bersifat difus, serta pembentukan micro abses dan ulserasi nodus peyer pada
pembesaran hati, limpa, atau keduanya. Ini adalah suatu penyakit pada usus
typosatipe A,B,C penularan dapat terjadi secara fecal atau oral melalui
pasien antar 30-40 tahun adalah 50-10% dan hanya 50-10% di atas 40
tiap tahun Case Fataliti Rate (CFR) 3,5% berdasarkan laporan dikjen
indonesia dengan jumlah kasus 81.116 dengan proporsi 3.15 % (Depkes RI,
2016)
dengan angka kematian 600.000 orang. Hingga saat ini penyakit demam
termasuk Indonesia dengan angka kejadian sekitar 760 sampai 810 kasus
pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 81.116
dengan proporsi 3,15%, urutan pertama ditempati oleh diare dengan jumlah
kasus 193.856 dengan proporsi 7,52%, urutan ketiga ditempati oleh DBD
dengan jumlah kasus 77.539 dengan proporsi 3,01%. (Depkes RI, 2015).
daerah tropis dan subtropis dan sangat erat kaitannya dengan sanitasi yang
belum terpenuhi dan oleh karena itu penyakit demam thypoid mudah
menyebar melalui makanan dan minuman yang tercemar melalui lalat, dan
air atau makanan yang tercemar kuman salmonella secara langsung maupun
tidak langsung (dari orang yang sakit maupun dari ‘’carrier’’) yang erat
cara mencuci bahan makanan (segala macam makanan) dengan air yang
ditangani adalah dapat terjadi perdarahan dan perforasi usus, yaitu sebanyak
dapat ditengarai apabila suhu badan dan tekanan darah mendadak turun dan
sering kali timbul. Sekitar 10% pneumonia dan bronchitis ditemukan pada
anak-anak dan komplikasi yang lebih berat dengan akibat fatal adalah
shock. Prognosa tergantung dari pengobatan yang tepat dan cepat. (Ranuh,
2015)
diperoleh dari RSUD Kota Pariaman pada tahun 2017 ditemukan 105 kasus
gangguan hospitalisasi.
makanan yang pedas dan asam, serta istirahat yang cukup,peran perawat
yaitu dengan cara bila anak demam kompres dengan air hangat,berikan
pakaian yang tipis pada anak dan berikan anak banyak minum air
Anak”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Proposal
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji klien
Pariaman.
b. Merumuskan
c. Merencanakan
d. Melaksanakan
e. Mengevaluasi
Kota Pariaman.
f. Mendokumentasi
Anak selanjutnya.
dilakukan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
jenis terbanyak dari salmonelosis. Jenis lain dari demam enterik adalah
demam paratifoid yang disebabkan oleh S. Paratyphi A, S. Schottmuelleri
enterik yang lain (Widagdo, 2011, hal: 197). Menurut Ngastiyah (2005, hal:
236) Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi
akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan demam lebih dari
disebut juga sebagai Tifus abdominalis atau Typhoid Fever ini disebabkan
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit demam tifoid atau tifus
khususnya pada saluran pencernaan yaitu pada usus halus yang disebabkan
oleh kuman salmonella typhi yang masuk melalui makanan atau minuman
yang tercemar dan ditandai dengan demam berkepanjangan lebih dari satu
a. Mulut
meluas dari bibir sampai istmus tausium yaitu perbatasan antara mulut dan
dibentuk oleh anterior lidah dan lipatan balik membran mukosa.sisi lidah
pada gusi diatas mandibula. Dalam mulut terjadi proses
b. tenggorokan
terbentang tegak lurus antara basis krani setinggi vertebrae servikalis VI,
c. Lambung
epigaster.
1) pengisian lambung
2) penyimpanan lambung
3) pencampuran lambung
4) pengosongan lambung
D. Usus Halus(ileum)
E. Usus Besar
luas atau berdiameter dengan panjang kira kira 1,5-1,7 meter dan
cairan darah.
F. Rektum
G. Anus
B. Etiologi
Salmonella tyohi menyebabkan infeksi invasif ditandai oleh demam ,
membrane hialin
berbentuk spora, tidak berkapsul, gram (-). Tahan terhadap berbagai bahan
kimia, tahan beberapa hari / minggu pada suhu kamar, bahan limbah,
bahan makanan kering, bahan farmasi, dan tinja. Salmonella mati pada
protein yang labil terhadap panas. Pada S. typhi, juga pada S. Dublin dan
2015)
C. Patofisiologi
Proses ini terjadi pada masa tunas 10-14 hari dan berakhir saat sel-sel
lmpoid usus halus dan menimbulkan tukak yang berbentuk lonjong pada
dalam lambung oleh asam lambung. Sebagian kuman lagi masuk ke usus
ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikulo
jaringan organ tubuh terutama limpa, usus, dan kandung empedu (Suriadi
terjadi pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis
dan pada minggu ketiga terjadi ulserasi plaks player. Pada minggu
D. Manifestasi Klinik
pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Penyakit ini masa
tunasnya 10-20 hari, tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan.
biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore hari
dan malam hari. Dalam minggu kedua, pasien terus berada dalam
dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti. Mungkin terjadi
E. Pemeriksaan Penunjang
anemia, trombositopenia.
sumsum tulang.
F. WOC
EMPEDU ENDOKTOKSIN
RESIKO KEKURANGAN
VOLUME CAIRAN
PENURUNAN/PENINGKA
EROSI TAN PERISTLATIC USUS
NYERI KONSTIPASI DIARE PENINGKATAN ASAM LAMBUNG
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI
KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
Sampai saat ini masih dianut trilogi penatalksanaan demam tifoid, yaitu :
kuman
dan buang air kecil perlu diperhatikan, karena kadang-kadang terjadi optipasi
Pertama pasien diberi diet bubur saring, kemudian bubur kasar, dan
menunjukan bahwa pemberian makanan padat dini, yaitu nasi dengan lauk
pauk rendah selulosa ( pantang sayur dengan serat kasar) dapat diberikan
dengan aman . Juga diperlukan pemberian vitamin dan mineral yang cukup
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
menderita penyakit sama atau sakit yang lainnya, dari orangtua, dan
selain cemas apa yang paling spesifik apakah marah, atau pun yang
orang lain bagaiman lingkungan pasien apakah saling berbaur satu sama
adanya mual, muntah selama sakit, lidah kotor, dan tersa pahit sewaktu
makan. Status nutrisi terpengaruh akibat gangguan pada usus halus dan
2. Pola nutrisi dan tidur . Pasien tidak dapat beristirahat pola tidur pasien
4. Pola aktifitas dan latihan. Pasien akan terganggu aktifitasnya dan akibat
diri
a) Identitas
1) Identitas anak
2) Identitas ibu
b) Pemeriksaan Fisik
2) Kepala
Rambut : Biasanya rambut hitam, bersih, tidak ada
ketombe.
normal.
4) Dada
5) Jantung
6) Abdomen
9) Pola Psikologis
perubahan
SEBELUM SESUDAH
NO JENIS KEBUTUHAN
MASUK RS MASUK RS
A. NUTRISI
c. Makanan Pantangan
B. Minuman
montea dan
sebagai nya)
Kurang minum
C. Pola Tidur
terganggu
badan panas
D. Kebersihan Diri
b. Rambut
c. Sikat Gigi
d. Mengganti pakaian
a. BAB
b. BAK Khas
Khas Khas
ayahnya
Laboratorium
Radiologi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
mual/muntah)
(Nanda, 2013)