Anda di halaman 1dari 21

RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.

K
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS
PADA DIAGNOSA MEDIS KAD DI RUANG PENYAKIT DALAM RS X

Topik : Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan ketidakefektifan


pola nafas pada diagnosa KAD
Sasaran : Perawat pelaksana, mahasiswa keperawatan, dan pasien.
Hari/tanggal : Rabu, 10 Juli 2019
Waktu : 60 menit. (pkl 09.00-10.00 WITA)

Tujuan
1. Tujuan umum :
 Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi yaitu ketidakefektifan pola nafas

2. Tujuan khusus :
 Menjastifikasi masalah yang belum teratasi.
 Mendiskusikan masalah dengan perawat primer, dan tim kesehatan lain.
 Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien.
 Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.

Sasaran Perawat pelaksana, mahasiswa keperawatan, dan pasien.


Materi
1. Teori asuhan keperawatan pasien dengan KAD.
2. Masalah yang muncul pada pasien dengan KAD dan intervensi keperawatan pada pasien
KAD dengan masalah ketidakefektifan pola nafas.
Metode
 Diskusi
Media
 Dokumen/status pasien
 Sarana diskusi : laptop, Lcd, kertas, dan bullpen
 Materi yang disampaikan dengan power point
Kegiatan Ronde Keperawatan

Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Kegiatan pasien Tempat


1 hari sebelum Pra-ronde Pra-ronde Penanggung jawab - Nurse station
ronde
keperawatan 1. Menentukan kasus
keperawatan
dan topic
2. Menentukan tim
ronde
3. Menentukan literature
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan
pasien
6. Diskusi pelaksanaan
Hari ronde Ronde Pembukaan Kepala ruangan - Nurse station
keperawatan
keperawatan 1. Salam pembuka (KaRu)
5 menit
2. Memperkenalkan tim
ronde
3. Menyampaikan
identitas dan masalah
pasien
4. Menjelaskan tujuan
ronde keperawatan
yang akan dilakukan
5. Penyajian masalah
30 Menit 6. Memberi salam dan Perawat primer Mendengarkan Ruang
7. memperkenalkan perawatan
pasien dan keluarga penyakit dalam
kepada tim ronde
8. Menjelaskan riwayat
penyakit dan
keperawatan pasien
9. Menjelaskan masalah
pasien dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan dan
serta menetapkan
prioritas yang perlu
dilakukan
10. Validasi data
11. Mencocokan dan
menjelaskan kembali
data yang telah
disampaikan
12. Diskusi antar anggota
tim dan pasien
tentang masalah
keperawatan tersebut
13. Pemberian justifikasi Karu, PP, perawat Memberikan
oleh perawat primer konselor respon dan
atau perawat konselor menjawab
atau kepala ruangan Pertanyaan
tentang masalah
pasien serta rencana
tindakan yang akan
dilakukan
14. Menentukan tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas
yang telah ditetapkan
10 menit Pasca ronde Pasca ronde Karu, supervisor, - Nurse station
1. Evaluasi dan perawat konselor,
rekomendasi pembimbing
intervensi
keperawatan
2. Penutup
Kriteria evaluasi
1. Struktur
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang keperawatan
b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
c. Persiapan dilakukan 1 hari sebelumnya
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan
3. Hasil
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan
b. Masalah pasien dapat teratasi
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis dan sistematis
2) Meningkatkan validitas data pasien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan, menumbuhkan
pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien
4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
5) Meningkatkan kemampuan jastifikasi
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
Pengorganisasian
1. Kepala ruang :
2. PP I :
PP II :
3. PA I :
PA II :
4. Perawat konselor :
5. Pembimbing :
6. Supervisor :
MATERI RONDE KEPERAWATAN PADA DIAGNOSA MEDIS KAD
(ASIDOSIS METABOLIK)

A. Definisi
Mengacu pada kondisi di mana keseimbangan asam-basa tubuh terganggu karena
peningkatan produksi asam atau berkurang ekskresi dan penurunan produksi bikarbonat. Kondisi
ini pada akhirnya dapat menyebabkan asidemia atau keasaman darah, di mana pH arteri turun di
bawah 7,35. Jika kondisi ini tidak diobati, dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan
menyebabkan koma dan bahkan kematian.
Asam biasanya diproduksi sebagai produk sampingan dalam sejumlah aktivitas
metabolisme termasuk pemecahan lemak. Keseimbangan normal antara asam dan basa dikelola
oleh bikarbonat, yang menetralisir asam, sehingga mencegah akumulasi berlebihan asam. Oleh
karena itu, faktor-faktor yang memberikan kontribusi ke salah satu kelebihan produksi asam atau
penurunan produksi normal bikarbonat dapat menyebabkan asidosis metabolik.
Asidosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana keasaman darah yang berlebihan,
ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
Keadaan ini menyebabkan penurunan pH darah, pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih
dalam sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah CO2, dan pada akhirnya, ginjal ikut berusaha mengkompensasi keadaan
tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Namun kedua usaha
tubuh tersebut bisa terlampaui apabila tubuh terus menerus menghasilkan asam terlalu banyak,
sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

B. Penyebab
Ada tiga kelompok utama yang menyebabkan asidosis metabolik, yaitu:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu
bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila
dimakan dianggap beracun. Contohnya adalahzat anti beku (etilen glikol) dan metanol
(alkohol kayu). Overdosis aspirin juga dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam
jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan
asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal
sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau
penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
3. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme. Tubuh dapat
menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah
satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik,
tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang
berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari
metabolisme gula.
Kelainan metabolik dapat menyebabkan asidosis. Penggunaan lemak daripada
karbohidrat, untuk menurunkan energi, seperti dalam kasus diabetes mellitus, dapat
menyebabkan produksi berlebihan asam. Pemecahan lemak menghasilkan keton dan
meningkatkan tingkat asam dalam tubuh. Kondisi ini disebut sebagai ketoasidosis diabetik.
Kadang-kadang, seperti ketidakseimbangan pH dapat terjadi bahkan tanpa produksi
berlebihan asam. Misalnya, dalam kasus orang yang menderita gagal ginjal, ginjal mungkin
gagal untuk mengeluarkan asam melalui urin.
Jadi bisa kita simpulkan penyebab utama dari asidosis metabolik yaitu : gagal ginjal,
kelainan bentuk ginjal (Asidosis Tubulus Renalis), Ketaoasidosis Dieabetikum, Betambahnya
asam laktat (Asidosis Laktat), Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran
pencernaan karena diare, ileostomi atau kolostomi, dan Bahan beracun seperti etilen glikol,
overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida.

C. Gejala
Meskipun asidosis metabolik biasanya ditandai dengan napas yang cepat, gejala mungkin
tidak spesifik, dan bisa bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Namun,
beberapa gejala umum adalah:
 Nyeri dada
 Sakit kepala
 Jantung berdebar
 Nyeri otot dan tulang
 Kelemahan otot
 Sakit perut, dll
Pada ketoasidosis diabetik, pasien mungkin menderita dari kadar gula darah tinggi dan
dehidrasi. Seperti kondisi ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, individu mungkin
mengalami:
 kecemasan dan kantuk progresif
 Mual
 Muntah
 Kehilangan nafsu makandan
 Penurunan berat badan adalah beberapa gejala lainnya.
Dalam kondisi ekstrim, dapat menyebabkan komplikasi parah seperti:
 Pingsan
 Koma dan
 Kejang

D. Pengobatan
Dokter umumnya melakukan tes darah seperti analisis gas darah dan jumlah sel darah
lengkap untuk mendiagnosa kondisi. Pengobatan tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Namun, jika pH darah turun di bawah 7,1, kondisi dapat memerlukan administrasi bikarbonat
intravena untuk menetralisir asam.
Dalam kasus yang parah, dialisis mungkin diperlukan. Ventilasi mekanis juga digunakan
untuk meringankan masalah pernapasan.
Memantau dan mengendalikan faktor yang bertanggung jawab untuk menyebabkan kondisi ini
adalah cara terbaik untuk mencegah kondisi dari memburuk. Seperti misalnya, mengendalikan
penyebab seperti diabetes dapat membantu mengontrol penyakit pada pasien diabetes. Asidosis
metabolik sering merupakan gejala dari beberapa penyakit serius seperti gagal ginjal dan jantung
dan diabetes. Jadi pemantauan yang tepat dari gejala kondisi ini akan sangat membantu dalam
mencegah komplikasi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN K
DENGAN ASIDOSIS METABOLIK (KAD)

A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama : Tn. K
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pensiun
Tanggal masuk : 4 Februari 2019
Informan : Pasien, Keluarga Pasien, dan RM
Diagnosa medis : KAD (Keto Asidosis Diabetikum)

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. S
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan klien : Anak klien

2. Survey primer
Airway : Adanya busa dari mulut klien, nafas bau aseton
Breathing : Frekuensi pernafasan cepat dan dalam, RR 30X/menit
Circulation : TD 100/70 mmHg
HR 60 X/menit
GDS : high
Capillary refill : > 2 detik
Disability : Letargi

3. Survey sekunder
a. Keluhan utama
Lemah, sakit kepala, sulit bergerak/berjalan, disorientasi, nafas cepat dan dalam, klien
juga mengalami mual, muntah
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan keluarganya, anak klien mengatakan sebelum di bawa ke RS klien
mengatakan sakit kepala, mual, muntah, sulit bergerak/berjalan, sesak nafas, lama-lama
klien tampak lemah hingga klien disorientasi.
c. Riwayat penyakit sebelumnya
Anak klien mengatakan kalau klien memiliki riwayat penyakit DM.
d. Riwayat penyakit keluarga
Menurut sepengetahuan keluarga tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
DM.
e. Pemeriksaan fisik
1) Sistem pernafasan
Klien tampak lapar O2, mulut klien berbusa dan nafas klien bau aseton.
2) Sistem saraf
Pada saat datang ke IGD klien disorientasi, lama-lama tampak mengantuk,
letargi, stupor, koma, hingga aktifitas kejang.
3) Sistem muskuloskeletal
Klien tampak lemah, letih, sulit bergerak, tonus otot menurun
Kekuatan otot
1 1

1 1
4) Sistem integumen
Kulit kering/bersisik, turgor kulit jelek, capillary refill > 2 detik
5) Sistem endokrin
Adanya masalah pada organ pankreas sehingga produksi insulin menurun yang
mengakibatkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi (hiperglikemia).
Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula
darah).
6) Nutrisi
Keluarga mengatakan nafsu makan klien menurun dalam 2 minggu terakhir ini,
terjadi penurunan berat badan, klien juga mengalami mual, muntah sebelum di
bawa ke RS
7) Pola eliminasi
Terjadi perubahan pola berkemih (poliuria), dan berkenbang menjadi
oliguria/anuria, bising usus hiperaktif
8) Seksualitas
Biasanya masalah impoten pada laki-laki.
f. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah Nilai Normal
pH rendah (5-6,8) 7,35-7,45
PCO2 turun (10-30 mmHg) 35-45 mmHg
Keton serum positif Negatif
Kreatinin naik 0,7-1,2 mg/dL
Hb dan Ht naik 13,5-18,0 g/dL dan 40-54%
Leukositosis 4.000-11.000/ul
2) Elektrolit
Fosfor menurun 2,5-4,5 mEq/l
Kalium dan Natrium rendah 3,5-5 mEq/l dan 135-145 mEq/l
3) Urinalisa
Adanya Leukosit dalam urin
Adanya Glukosa dalam urin
4) Ekg
Pada EKG gelombang T naik
g. Medikasi
Ranitidin 1 A
Ketorolac 1 A
RI (bolus insulin kerja cepat) 0,1 iu/kgBB

B. Diagnosa Keperawatan
1. Data fokus
Ds ;
 Keluarga mengatakan sebelum dibawa ke RS klien mengeluh lemas, letih, sakit
kepala, kesulitan bergerak/berjalan.
 Keluarga mengatakan klien memiliki riwayat DM
 Keluarga mengatakan nafsu makan klien menurun sejak 2 minggu yang lalu
 Keluarga juga mengatakan klien mengalami mual, muntah
Do ;
 Klien tampak lemah, kesulitan bergerak dan tidak mampu berjalan
 Kulit klien kering/bersisik, turgor kulit jelek, capillary refill > 2 detik
 Vital sign : TD 100/70 mmHg, RR 30 X/menit, HR 6
 Frekuensi nafas klien cepat dan dalam
 Klien tampak kurus
 Terjadi oliguria pada klien
 Mulut klien berbusa dan nafasnya berbau aseton
 Bising usus hiperaktif
2. Analisa data

Symptom Problem Etiologi


Ds : Kekurangan volume cairan Kegagalan mekanisme
Keluarga mengatakan sebelum regulasi (diuresis osmotik
dibawa ke RS klien mengeluh akibat hiperglikemia)
lemas, letih.
Do :
 Kulit klien tampak
kering/bersisik, turgor
kulit jelek, capillary refill
> 2 detik
 HR 60 X/menit
 Klien mengalami
oliguria
Ds : Ketidak seimbangan nutrisi Ketidak mampuan untuk
 Keluarga mengatakan : kurang dari kebutuhan mencerna makanan
nafsu makan klien tubuh (ketidak cukupan insulin)
menurun selama 2
minggu terakhir
 Keluarga mengatakan
klien memiliki riwayat
DM
 Keluarga juga
mengatakan klien
mengalami mual, muntah
Do
 Klien tampak kurus
 Vital sign ; TD 100/70
mmHg, RR 60 X/menit
 Peristaltik usus klien
hiperaktif
Ds : Ketidak efektifan pola Hiperventilasi
Do : nafas (kompensasi asidosis
 Mulut klien berbusa dan metabolik)
nafas klien berbau
aseton
 Frekuensi nafas klien
cepat dan dalam
 RR 30 X/menit

3. Prioritas masalah
a. Ketidakefektifan pola nafas b/d hiperventilasi (kompensasi asidosis metabolik)
b. Kekurangan volume cairan b/d kegagalan mekanisme regulasi (diuresis osmotik akibat
hiperglikemia)
c. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak mampuan untuk
mencerna makanan (ketidak cukupan insulin)

C. Rencana Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


KEPERAWATAN HASIL
1. Ketidak efektifan NOC : NIC :
pola nafas b/d
1. Respiratory status : Ventilation 1. Airway Management
hiperventilasi 2. Respiratory status : Airway - Monitor respirasi dan
patency status O
Definisi : Pertukaran 3. Vital sign: Setelah dilakukan - Buka jalan nafas,
udara inspirasi tindakan keperawatan selama guanakan teknik chin
dan/atau ekspirasi 3X24 jam diharapkan lift atau jaw thrust
tidak adekuat pertukaran udara kembali bila perlu
adekuat dengan kriteria hasil: - Posisikan pasien
- Mendemonstrasikan batuk untuk
efektif dan suara nafas memaksimalkan
yang bersih, tidak ada ventilasi
sianosis dan dyspneu - Auskultasi suara
(mampu mengeluarkan nafas, catat adanya
sputum, mampu bernafas suara tambahan
dengan mudah, tidak ada - Identifikasi pasien
pursed lips) perlunya pemasangan
- Menunjukkan jalan nafas alat jalan nafas buatan
yang paten (klien tidak - Pasang mayo bila
merasa tercekik, irama perlu
nafas, frekuensi - Keluarkan sekret
pernafasan dalam rentang dengan batuk atau
normal, tidak ada suara suction
nafas abnormal) - Kolaborasi dengan
- Tanda Tanda vital dalam ahli fisioterapi untuk
rentang normal melakukan fisioterapi
(tekana,darah,nadi,pernafa dada
san) - Terapi oksigen
- Observasi adanya
tanda tanda
hipoventilasi
- Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
- Monitor aliran
oksigen
- Bersihkan mulut,
hidung dan secret
trakea
- Pertahankan jalan
nafas yang paten
- Atur peralatan
oksigenasi
- Pertahankan posisi
pasien
2. Vital sign Monitoring
- Monitor TD, nadi,
suhu, dan
RRMonitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
- Monitor kualitas dari
nadi
- Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola
pernapasan abnormal
- Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
- Monitor sianosis
perifer
- Monitor adanya
cushing triad (tekanan
nadi yang melebar,
bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
- Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
Monitor TD, nadi,
RR, sebelum, selama,
dan setelah aktivitas
- Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
2. Kekurangan Volume NOC: NIC :
Cairan b/d kegagalan 1. Fluid balance Fluid management
mekanisme regulasi 2. Hydration - Monitor status hidrasi
3. Nutritional Status : Food and ( kelembaban
Definisi : Penurunan Fluid Intake membran mukosa,
cairan intravaskuler, Setelah dilakukan tindakan nadi adekuat, tekanan
interstisial, dan/atau keperawatan selama 3x24 jam darah ortostatik ), jika
intrasellular. Ini diharapkan rehidrasi tercapai diperlukan
mengarah ke dengan kriteria hasil : - Monitor vital sign
dehidrasi, kehilangan - Mempertahankan - Monitor masukan
cairan dengan urine output sesuai makanan / cairan dan
pengeluaran sodium dengan usia dan BB, hitung intake kalori
BJ urine normal, HT harian
normal - Monitor status nutrisi
- Tekanan darah, nadi, - Pertahankan catatan
suhu tubuh dalam intake dan output
batas normal yang akurat
- Tidak ada tanda tanda - Berikan cairan IV
dehidrasi, Elastisitas pada suhu ruangan
turgor kulit baik, - Berikan penggantian
membran mukosa nesogatrik sesuai
lembab, tidak ada rasa output
haus yang berlebihan - Atur kemungkinan
tranfusi
- Persiapan untuk
tranfusi
- Dorong masukan oral
- Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
- Tawarkan snack ( jus
buah, buah segar )
- Kolaborasikan
pemberian cairan IV
- Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul meburuk
3. Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi : kurang dari
1. Nutritional Status : food and Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d Fluid Intake - Kaji adanya alergi
ketidakmampuan 2. Nutritional Status : nutrient makanan
untuk mencerna Intake - Monitor jumlah
makanan Setelah dilakukan tindakan nutrisi dan kandungan
keperawatan selama 3x24 jam kalori
Definisi : Intake diharapkan intake nutrisi - Kaji kemampuan
nutrisi tidak cukup adekuat dengan kriteria hasil : pasien untuk
untuk keperluan - Adanya peningkatan mendapatkan nutrisi
metabolisme tubuh. berat badan sesuai yang dibutuhkan
dengan tujuan - Berikan makanan
- Berat badan ideal yang terpilih ( sudah
sesuai dengan tinggi dikonsultasikan
badan dengan ahli gizi
- Mampu - Berikan substansi gula
mengidentifikasi - Berikan informasi
kebutuhan nutrisi tentang kebutuhan
- Tidak ada tanda tanda nutrisi
malnutrisi - Yakinkan diet yang
- Menunjukkan dimakan mengandung
peningkatan fungsi tinggi serat untuk
pengecapan dari mencegah konstipasi
menelan - Anjurkan pasien
- Tidak terjadi untuk meningkatkan
penurunan berat badan intake Fe
yang berarti - Anjurkan pasien
untuk meningkatkan
protein dan vitamin C
- Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
- Nutrition Monitoring
- Monitor adanya
penurunan berat
badan
- Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakuka
- Monitor interaksi
anak atau orangtua
selama makan
- Monitor lingkungan
selama makan
- Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
- Monitor mual dan
muntah
- Monitor kadar
albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
- Monitor makanan
kesukaan
- Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
- Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
- Monitor kalori dan
intake nuntrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan
cavitas oral
- Catat jika lidah
berwarna magenta
- Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak selama
jam makan

D. Implementasi dan Evaluasi

No. Diagnosa keperawatan Impementasi Evaluasi


Dx
1 Ketidakefektifan pola - Mengkaji airway, S:
breathing, dan O:
nafas b/d
circulation - Mulut klien bersih, tidak
hiperventilasi - Memberikan terapi ada busanya lagi
(kompensasi asidosis O24 lpm melalui - Frekuensi nafas klien
metabolik) nasal dalam batas normal
- Memasang monitor - Tidak ada suara nafas
untuk memantau tambahan
vital sign - RR 25 X/menit
- Melakukan suction A:
- Berkolaborasi - Pertahankan kepatenan
dengan dokter untuk jalan nafas
pemasangan OPA P:
dan ETT - Pasang OPA dan ETT,
jika O2 melalui kanul
tidak maksimal
2 Kekurangan volume - Mengobservasi S :
tanda-tanda O :
cairan b/d kegagalan
dehidrasi - Aliran infus lancer
mekanisme regulasi - Mempertahankan - UO selama 4 jam di
(diuresis osmotik intake dan output IGD sebanyak 200 cc
akibat hiperglikemia) cairan A :
- Memberikan terapi - Pertahankan intake dan
IV NaCl output cairan
- Berkolaborasi P :
dengan dokter dalam - Terapi cairan diganti RL
pemberian terapi IV
3 Ketidak seimbangan - Mengkaji intake dan S :
output nutrisi klien O :
nutrisi : kurang dari
- Memasang NGT - NGT sudah terpasang
kebutuhan tubuh b/d sesuai ukura A :
ketidak mampuan - Berkolaborasi - Pertahankan intake dan
untuk mencerna dengan ahli gizi output nutrisi klien
dalam penberian diet P :
makanan (ketidak
- Berikan diet sesuai
cukupan insulin) anjuran ahli gizi setelah
kondisi klien stabil
-
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Saleh, Z. (2012). Pengaruh Ronde Keperawatan Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Perawat
Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Universitas
Indonesia , 1-180.

Anda mungkin juga menyukai