Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 5

“PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN: PUSAT LABA”

Nama : Luh Dian Adelia Jonyputri


NPM : 1733121361
Kelas : D1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Warmadewa

Tahun Ajaran 2019/2020


1. Unit Usaha
Wewenang kepada suatu bagian/unit usaha untuk menjalankan seluruh aktivitas produksi
maupun pemasaran sebuah produk atau lini produk, maka proses ini disebut proses
divisionalisasi. Beberapa bentuk organisasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Semua
perusahaan diatur menurut fungsinya pada beberapa tingkatan, Perbedaan antara organisasi
fungsional dan divisi adalah satu rangkaian dan Wewenang penuh untuk menghasilkan laba
tidak bisa didelegasikan secara secara ke satu unit usaha.
1) Kondisi untuk Mendelegasikan Tanggungjawab Laba
Banyak keputusan manajemen meliputi rencana peningkatan biaya dengan harapan dapat
meningkatkan penjualan. Syarat utama yang harus ada sebelum keputusan pertukaran bisa
didelegasi kepada manajer yang lebih bawah, yaitu: Manajer tersebut harus memiliki
informasi yang relevan, hendaknya ada acara tertentu untuk mengukur seberapa efektifnya
seorang manajer membuat pertukaran.
2) Keuntungan Pusat Laba : Keputusan tentang operasional bisa lebih cepet diambil karena
tidak perlu lagi dipertimbangkan, kualitas keputusan sudah tidak diragukan lagi karena
dikerjakan oleh orang-orang yang mengerti dibidangnya, manajer divisi lebih bebas
berkreasi & berinisiatif, divisionalisasi memudahkan seorang manajer puncak memperoleh
informasi tentang profitabilitas.
3) Kelemahan Pusat Laba
- Untuk keputusan yang telah didelegasikan, manajer puncak mungkin kehilangan kendali
tertentu. Oleh karena itu perlu pendekatan yang lain untuk melakukan pengendalian.
- Unit organisasi yang tadinya bekerjasama sebagai unit fungsional mungkin bisa
bersaing.
- Kemungkinan terlalu memperhatiakan laba jangka pendek
- Kualitas keputusan yang diambil oleh manajer divisi mungkin lebih buruk dari manajer
puncak
4) Keterbatasan Wewenang pada Unit Usaha/Devisi
Suatu unit bisnis biasanya dibentuk menjadi pusat laba. Untuk memenuhi kriteria seperti
yang disebutkan maka seorang manajer divisi harus benar-benar dianggap suatu pusat laba
yang independen.
- Keterbatasan yang disebabkan oleh unit usaha lain.
Masalah yang timbul dengan adanya divisionalisasi adalah jika terjadi transaksi dengan
devisi lain dalam satu perusahaan.
- Keterbatasan dari manajemen puncak.
Kendala yang diakibatkan oleh manajemen puncak bisa disebabkan oleh tiga hal berikut
ini. Pertama, pertimbangan strategi. Kedua, adanya keharusan untuk penyerangaman
sistem. Ketiga, pemikiran bahwa sentralisasi lebih menguntungkan secara ekonomis.
2. Pusat Laba Lainnya
1) Unit-unit Fungsional
Manajer pusat laba yang berbentuk organisasi fungsional mempunyai sedikit kemungkinan
untuk mempengaruhi keputasan mengenai pemilihan pasar dan sumber pemasok sekaligus.
Unit organisasi dalam organisasi fungsional yang biasanya dijadikan pusat laba adalah unit
organisasi produksi dan unit organisasi pemasaran.
- Unit Organisasi Pemasaran
Dalam unit ini terdapat dua jenis kegiatan yaitu kegiatan logistik atau pemenuhan order
dan kegiatan pencarian order. Kegiatan logistik memiiki karakteristik sebagai pusat
biaya, kegiatan order memiliki karakteristik sebagai pusat pendapatan. Unit pemasaran
bisa dijadikan pusat laba dengan cara membebankan harga pokok penjualan.
- Unit Organisasi Produksi
Unit produksi dalam perusahaan manufaktur membutuhkan masukan berupa bahan baku,
tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik, kemudian memprosesnya untuk
menghasilkan keluaran yang berupa unit produk jadi.
2) Organisasi Lainnya
Suatu perusahaan yang mempunyai cabang dan bertanggung jawab terhadap pemasaran
produk pemasaran produk perusahaan apalagi cabang tersebut berbeda tempat, secara
alamiah dianggap sebagai pusat laba.
3. Pengukuran Kinerja Pusat Laba
Ada dua cara pengukuran tingkat profitabilitas pusat laba. Pertama, adalah dengan mengukur
kinerja manajemen (management performance) dan yang kedua, dengan mengukur kinerja
ekonomi (economic performance). Pengukuran kinerja suatu pusat laba digunakan untuk
proses perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan harian pusat laba dan juga
sebagai alat untuk merangsang motivasi kerja para manajernya. Dalam proses pengukuran
prestasi pusat laba dibutuhkan elemen – elemen sebagai berikut :
· Tersedianya anggaran atau rencana.
· Pemahaman dan penerimaan logika pengukuran oleh manajer divisi.
· Delegasi pengendalian yang konsisten dengan tanggung jawab yang dibebankan.
· Adanya konsistensi pengukuran diantara divisi – divisi dalam perusahaan.
Anggaran Laba Sebagai Standar Kinerja. Kelemahannya : pertama, keberhasilan
mencapai anggaran belum menjamin kinerja sebenarnya. Kedua, laba itu sendiri belum
mencerminkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dua jenis pendelegasian wewenang
yaitu pendelegasian ketat dan longgar.
Prestasi Non Laba Sebagai Standar Kinerja. Contoh pendekatan untuk mengukur prestasi
dengan beberapa alat ukur : Profitability, Market position, Productivity, Produk
leadership, Personal development, Employee attitudes, Public responsibility, Balance between
long-range and short-range goals.
4. Permasalahan dalam Pengukuran Kinerja Pusat Laba
1) Masalah alokasi pendapatan bersama
Konflik bisa timbul atas alokasi pendapatan diantara pusat laba
2) Masalah alokasi biaya bersama
Beberapa jenis biaya bersama yang perlu dialokasi antara lain: biaya overhead pabrik
tetap, biaya departemen jasa, joint cost, biaya kantor pusat
3) Masalah penentuan harga transfer
Harga transfer mempunyai dua peran yang bisa saja mengakibatkan konflik. Pertama,
sebagai harga, harga transfer merupakan pedoman bagi pembuatan keputusan lokal. Kedua,
harga dan pengukuran laba membantu manajemen puncak mengevaluasi pusat laba sebagai
entitas yang tepisah.
4) Masalah pemilihan tolak ukur laba
Ada lima konsep laba yang biasa digunakan sebagai dasar untuk menilai prestasi laba
berikut ini : margin kontribusi, laba langsung divisi, laba terkendali divisi, laba sebelum
pajak, laba bersih.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, Achmad Tjahjono, Muh. Fakhri Husein, Sistem Pengendalian Manajemen,
Edisi Revisi, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2000)

Anda mungkin juga menyukai