BAB 2 Luka Kaki Diabetes Berulang
BAB 2 Luka Kaki Diabetes Berulang
2.1 1 Pengertian
kulit yang dapat meluas ke jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau
mellitus (Nurhanifah,2017).
apabila penderita mendapat trauma akan sedikit atau tidak merasakan nyeri
diabetes merupakan suatu masalah yang terjadi pada pasien yang memiliki
riwayat diabetes melitus dan masalah itu berupa kondisi timbulnya infeksi,
2.1 2 Etiologi
neuropati, iskemik dan infeksi yang sering disebut dengan Critical Triad of
trauma fisik, kimiawi, maupun trauma termal sehingga pasien rentan luka
deformitas pada kaki ,seperti hammer toes dan claw foot, sehingga terjadi
Perubahan pada sistem otonom pada kaki neuropati ditandai dengan kulit yang
kering dan callus sehingga kulit menjadi rentan akan trauma. Kondisi iskemik
Pasien dengan diabetes mellitus (DM) sendiri resiko 2 kali lebih besar
et al.,2013).
2.1 3 Klasifikasi
kehadiran neuropati, infeksi, dan ischemia, dll.) seperti stadium wagner dan
Adapun stadium Wagner dalam (Muhartono dan Sari, 2017) adalah sebagai
berikut :
a. Stadium 0 yaitu tidak ada lesi tetapi tetap berisiko. Kulit dalam keadaan
baik, tetapi dengan bentuk tulang kaki yang menonjol atau bisa disebut
charcot arthropatik.
tulang.
d. Stadium 3 yaitu ulkus dalam disertai kelainan kulit dan abses luas hingga
ke tendon.
2.1 4 Patofisiologi
iskemik dan infeksi yang sering disebut dengan Critical Triad of Diabetic
Ulcers. Ulkus diabetik merupakan penyebab tersering pasien harus
hilangnya sensasi nyeri akan trauma fisik, kimiawi, maupun trauma termal
sensasi proteksi yang berakibat rentan terhadap trauma fisik dan termal,
deformitas khas seperti hammer toe dan hallux rigidus. Deformitas kaki
plantar kaki dan mudah terjadi ulkus. Neuropati autonom ditandai dengan
kerak kulit, sehingga kaki rentan terhadap trauma minimal. Hal tersebut juga
yang ditandai oleh hilang atau berkurangnya denyut nadi arteri dorsalis pedis,
arteri tibialis, dan arteri poplitea; menyebabkan kaki menjadi atrofi, dingin,
ulkus yang biasanya dimulai dari ujung kaki atau tungkai. Kelainan
darah, kesemutan, rasa tidak nyaman, dan dalam jangka lama dapat
arteri) pembuluh darah besar dan kapiler, sehingga aliran darah jaringan tepi
(Kartika,2017).
terhadap infeksi dapat menyebabkan terjadi ulkus kronis dan gangrene. Ketika
(Ganong , 2008).
2.1.5 Manifestasi
(asmiptomatus), nyeri pada kaki saat istirahat, sensasi rasa berkurang, jarak
tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermi), kerusakan jaringan
adanya perubahan kalus (pengerasan pada telapak kaki akibat perubahan titik
simpan berat badan). Perubahan ini penting dilihat untuk mengetahui apakah
Menurut Singh, Pai dan Yuhhai (2013), perawatan standar untuk luka
kontrol glikemik, perfusi yang adekuat, perawatan luka lokal dan debridement
1. Debridement
2. Dressing
misalnya gel Vulnamin yang terbuat dari asam amino dan asam hyaluronic
3. Off-loading
4. Terapi medis
diabetes, obat hipoglikemik oral dan insulin. Infeksi pada jaringan lunak
dan tulang adalah penyebab utama dari perawatan pada pasien dengan
Yuhhai, 2013).
5. Terapi adjuvan
pada ulkus kaku diabetik termasuk mengganti kulit dari sel-sel kulit yang
tumbuh dari sumber autologus atau alogenik ke kolagen atau asam
luka kronis juga telah tercatat (Singh, Pai dan Yuhhai, 2013).
6. Manajemen bedah
dengan bantuan cangkok kulit, lipatan atau pengganti kulit yang tersedia
manajemen medis gagal. Hal ini dapat mengurangi risiko amputasi pada
sebagainya.
2. Kendali vaskular, perbaikan asupan vascular (dengan operasi atau
anorganisme pada hasil usap namun tidak terdapat tanda klinis, bukan
merupakan infeksi).
menyebabkan ulkus.
mandiri.
2.1 7 Pencegahan
ulkus/gangren diabetik).
1. Pencegahan Primer
dilakukan setiap saat. Berbagai usaha pencegahan sesuai dengan tingkat risiko
dengan melakukan pemeriksaan dini setiap ada luka pada kaki secara mandiri
1) Wound control
Perawatan luka sejak awal harus dikerjakan dengan baik dan teliti.
infeksi bakteri multipel, anaerob, dan aerob. Antibiotik harus selalu sesuai
(misalnya metronidazole).
apalagi bila terletak di plantar seperti pada kaki Charcot. Berbagai cara
4) Educational control
2.2.1 Pengertian
Diabetic Foot Ulcer Recurrent atau biasa disebut luka kaki diabetes
berulang adalah seseorang yang menderita luka kaki diabetes setelah luka
di tempat yang sama pada luka yang telah sembuh (Örneholm, Apelqvist,
2.2.2 Etiologi
sensasi dan sering muncul pada pasien diabetes dengan usia di atas 60 tahun.
berulang adalah hal yang paling penting pada penyakit kaki diabetik
Penggunaan alas kaki yang baik karena ketika salah mnggunakan alas
kaki akan berisiko meningkatkan tekanan plantar pada lokasi ulkus yang
2. Perawatan kaki
3. Edukasi klien
tidak tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari
dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer (Fatimah, 2015). Tekanan
darah > 130/80 mm/Hg dapat merusak atau mengakibatkan lesi pada endotel
2017).
viskositas darah yang tinggi akan berakibat menurunnya aliran darah sehingga
terjadi defesiensi vaskuler, selain itu hipertensi yang tekanan darah lebih dari
Seseorang yang menderita diabetes tidak boleh berjalan tanpa alas kaki
karena tanpa menggunakan alas kaki yang tepat memudahkan terjadi trauma
2016).
hal ini disebabkan karena adanya neuropati diabetik dimana pasien diabetes
mengalami penurunan pada indra perasanya. Pengunaan alas kaki yang benar
dengan menggunakan alas kaki yang tepat dapat mengurangi tekanan pada
plantar kaki dan mencegah kaki atau melindungi kaki agar tidak tertusuk
benda tajam. Pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi ulkus
diabetikum yaitu dengan cara melakukan pemeriksaan pada sepatu yang akan
digunakan setiap hari untuk mengetahui ada atau tidak batu- batu kecil yang
menggunakan kaos kaki yang tidak terlalu ketat atau kaos kaki yang terbuat
dari bahan katun, menganti kaos kaki setiap hari dan selalu menggunakan alas
kaki yang tertutup baik di dalam rumah ataupun diluar rumah (Bus, Deursen,
trauma atau neuropati yang dapat memicu kejadian ulkus pada kaki DM
2.3 5 Sirkulasi
disebabkan oleh iskemia otot dan iskemia yang menimbulkan nyeri saat
istirahat. Iskemia berat akan mencapai klimaks sebagai ulserasi dan gangren.
brachial tangan kiri dan kanan kemudian nilai sistolik yang paling tinggi
normalnya dalah 0,9 - 1,3. Nilai dibawah 0,9 itu diindikasikan bawah pasien
2017).
sembuh dan menyebabkan risiko untuk amputasi lebih besar. Selain itu,
oksigenisasi yang kurang ke tempat yang terkena luka sehingga antibiotik sulit
2.3 6 Ras/Etnis
komplikasi dari ras atau etnis lainnya. Ras Asia memiliki risiko lebih tinggi
menjalani amputasi jari kaki, sedangkan ras asli Amerika Utara (suku Indian)
lebih berisiko mengalami amputasi bawah lutut jika dibandingkan dengan ras
lain yang ada di Amerika Serikat. Ras kulit hitam lebih cenderung memiliki
kontrol kadar gula darah yang buruk jika dibandingkan dengan ras kulit putih
berbagai macam ras didunia didapatkan hasil bahwa dari 466 pasien
didapatkan hasil pasien ras berkulit putih 196 orang, Hispanic (165 orang),
African (70 orang) dan Asian (35 orang) terhadap kejadian luka kaki diabetes.
2.3 7 Interaksi Sosial
dan Suryawati (2008) adalah interaksi antara individu dan individu. Dalam
hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif
terjadi jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya
dimana interaksi ini dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk
interaksi sosial individu dan kelompok bermacam- macam sesuai situasi dan
dimana ini terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi (Maryati
2.3 8 Stres
dirinya. Stres dan diabetes melitus memiliki hubungan yang sangat erat
terutama pada penduduk perkotaan. Tekanan kehidupan dan gaya hidup tidak
stres dapat berdampak secara total pada individu yaitu terhadap fisik,
keseimbangan fisiologis (Derek, Rottie dan Kallo, 2017). Stres diawali dengan
reaksi waspada (alarm reaction) terhadap adanya ancaman yang ditandai oleh
gula darah. Dalam keadaan stress akan terjadi peningkatan ekskresi hormon
efek insulin dan menyebabkan kadar glukosa darah tinggi, jika seorang
mengalami stress berat yang dihasilkan dalam tubuhnya, maka kortisol yang
sehingga membuat glukosa lebih sulit untuk memasuki sel dan meningkatkan
peningkatan kadar glukosa darah saat stress atau tegang (Pratiwi, Amatiria dan
Yamin, 2014). Akibat buruknya regulasi gula darah atau kontrol DM yang
Lama menderita DM
Usia
Obesitas
Deformitas kaki
Kadar gula tidak terkontrol
Ketidakpatuhan diet
Latihan fisik (olahraga)
Neuropati perifer
PAD (Perfier atreri
Desease)/ sirkulasi
Merokok
Penggunaan alas kaki
Gangguan penglihatan
Perawatan kaki
Stres
Medikasi
Ras/etnis
Interaksi sosial
Hipertensi
Lama
Aspekmenderita
spiritual DM
Usia
Medikasi Luka Kaki Diabetes Pertama dan
Ras/etnis Luka Kaki Diabetes Berulang
Kadar gula tidak terkontrol
Ketidakpatuhan diet
Latihan fisik (olahraga)
Hipertensi
PAD/ sirkulasi
Merokok
Obesitas
Penggunaan alas kaki
Riwayat ulkus sebelumnya
Perawatan kaki
Interaksi sosial
Stres
Aspek spiritual
Medikasi
Keterangan :
: Komponen yang diteliti
: Mempengaruhi
(Sumber : Roza, Afriant dan Edward, 2017; Purwanti, dan Maghfirah, 2016; Maryati dan Suryawati,
2008; Ndip, et al, 2010; Silbernagl & Lang, 2007; Bus, Deursen, Armstrong, Lewis, Caravaggi, dan
Cavanagh, 2015; Misnadiarly, 2006; Tandra, 2017; Elpriska,2017; Derek, Rottie dan Kallo, 2017)
dan stres terhadap kejadian luka kaki diabetes pertama dan luka kaki
sirkulasi dan stres terhadap kejadian luka kaki diabetes pertama dan