Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Pada penyandang DM dapat
terjadi komplikasi pada semua tingkat sel dan semua tingkatan anatomik.
Komplikasi lain DM dapat berupa kerentanan berlebih terhadap infeksi
dengan akibat mudahnya terjadi infeksi saluran kemih, tuberkulosis paru dan
infeksi kaki, yang kemudian dapat berkembang menjadi ulkus/gangren
diabetes.
Kaki diabetik adalah segala bentuk kelainan yang terjadi pada kaki
yang disebabkan oleh diabetes mellitus. Faktor utama yang mempengaruhi
terbentuknya kaki diabetik merupakan kombinasi neuropati otonom dan
neuropati somatik, insufisiensi vaskuler, serta infeksi. Gangguan
mikrosirkulasi selain menurunkan aliran darah dan hantaran oksigen pada
serabut saraf juga menurunkan aliran darah ke perifer hingga aliran darah
tidak cukup dan terjadi iskemia dan gangren. Faktor lain yang juga berperan
adalah trauma tekan yang terjadi terus-menerus, respon imun pasien dan jenis
mikroba.
Penderita kaki diabetik yang masuk rumah sakit umumnya disebabkan
oleh trauma kecil yang tidak dirasakan oleh penderita. Mayoritas pasien yang
diamputasi kakinya bermula dengan munculnya ulkus pada kaki. Deteksi
awal dan perawatan yang baik bisa mencegah dari tindakan amputasi.

B. Rumusan Masalah
Menjelaskan bagaimana tindakan pada kaki diabetic ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui tindakan pada kaki diabetic .

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kaki Diabetik
Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes
melitus tidak terkendali. Kelainan kaki diabetes mellitus dapat disebabkan
adanya gangguan pembuluh darah, gangguan pensyarafan, dan adanya
infeksi. Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi diabetes yang masih
luput dari perhatian. Padahal, konsekuensi dari kaki diabetik yang terlanjur
memburuk dapat menyebabkan gangren dan mengarah pada tindakan
amputasi. (Soegondo,2009)

B. Etiologi
Dasar terjadinya kaki diabetik adalah
1. Adanya suatu kelainan pada saraf.
2. Kelainan pembuluh darah dan
3. Kemudian adanya infeksi (karena daya tahan tubuh menurun).
Dari ketiga hal tersebut, yang paling berperan adalah kelainan pada
saraf, sedangkan kelainan pembuluh darah lebih berperan nyata pada
penyembuhan luka sehingga menentukan nasib kaki. Keadaan kelainan saraf
dapat mengenai saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf otonom.
Bila mengenai saraf sensoris akan terjadi hilang rasa yang menyebabkan
penderita tidak dapat merasakan rangsang nyeri sehingga kehilangan daya
kewaspadaan proteksi kaki terhadap rangsang dari luar. Akibatnya, kaki lebih
rentan terhadap luka meskipun terhadap benturan kecil. Bila sudah terjadi
luka, akan memudahkan kuman masuk yang menyebabkan infeksi. Bila
infeksi ini tidak diatasi dengan baik, hal itu akan berlanjut menjadi
pembusukan (gangren) bahkan dapat diamputasi.
Gangguan pada serabut saraf motorik (serabut saraf yang menuju otot) dapat
mengakibatkan pengecilan (atrofi) otot interosseus pada kaki. Akibat lanjut
dari keadaan ini terjadi ketidakseimbangan otot kaki, terjadi perubahan
bentuk (deformitas) pada kaki seperti jari menekuk (cock up toes),

2
bergesernya sendi (luksasi) pada sendi kaki depan (metatarsofalangeal) dan
terjadi penipisan bantalan lemak di bawah daerah pangkal jari kaki (kaput
metatarsal). Hal ini menyebabkan adanya perluasan daerah yang mengalami
penekanan, terutama di bawah kaput metatarsal.
Sementara itu, kelainan saraf otonom bisa menyebabkan perubahan pola
keringat sehingga penderita tidak dapat berkeringat, kulit menjadi kering,
mudah timbul pecah-pecah pada kulit kaki, akibatnya mudah terkena infeksi.
Selain itu, terjadi perubahan daya membesar-mengecil pembuluh darah
(vasodilatasi-vasokonstriksi) di daerah tungkai bawah, akibatnya sendi
menjadi kaku. Keadaan lebih lanjut terjadi perubahan bentuk kaki (Charchot),
yang menyebabkan perubahan daerah tekanan kaki yang baru dan berisiko
terjadinya luka.
Kelainan pembuluh darah berakibat tersumbatnya pembuluh darah
sehingga menghambat aliran darah, mengganggu suplai oksigen, bahan
makanan atau obat antibiotika yang dapat menggagu proses penyembuhan
luka. Pada gangguan pembuluh darah, kaki bisa terasa sakit, jika diraba terasa
dingin, jika ada luka sukar sembuh karena aliran darah ke bagian tersebut
sudah berkurang. Pemeriksaan nadi pada kaki sukar diraba, kulit tampak
pucat atau kebiru-biruan, kemudian pada akhirnya dapat menjadi
gangren/jaringan busuk, kemudian terinfeksi dan kuman tumbuh subur, hal
ini akan membahayakan pasien karena infeksi bisa menjalar ke seluruh tubuh
(sepsis).
Keberadaan masalah tersebut pada kaki diabetes akan memicu
timbulnya beberapa masalah baru antara lain: Kapalan, mata ikan dan
melepuh; cantengan (kuku masuk ke dalam jaringan); kulit kaki retak; dan
kutil pada telapak kaki radang ibu jari kaki.

C. Tanda dan Gejala Kaki Diabetik


Tanda dan gejala kaki diabetes melitus seperti sering kesemutan, nyeri
pada kaki saat istirahat, sensasi rasa berkurang, kerusakan jaringan (nekrosis),

3
penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea, kaki
menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal serta kulit kering.

D. Faktor Resiko Kaki Diabetik


1. Gangguan Pembuluh Darah (Angiopati)
Keadaan hiperglikimia yang terus menerus akan mempunyai
dampak pada kemampuan pembuluh darah tidak berkontraksi dan
relaksasi berkurang. Hal ini mengakibatkan sirkulasi darah tubuh
menurun, terutama kaki, dengan gejala antara lain :
a. Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan, dan melakukan kegiatan
fisik.
b. Jika diraba kaki terasa dingin, tidak hangat.
c. Rasa nyeri kaki waktu istirahat pada malam hari.
d. Sakit pada telapak kaki satelah berjalan.
e. Jika luka sukar sembuh.
f. Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang.
g. Perubahan warna kulit, kaki tampak pucat atau kebiru- biruan.
(Tjahjadi,2002)
2. Gangguan Pensyarafan (Neuropati)
Neuropati akan menghambat signal, rangsangan atau terputusnya
komunikasi dalam tubuh. Syaraf pada kaki sangat penting dalam
menyampaikan pesan ke otak, sehingga menyadarkan kita adanya bahaya
pada kaki, misalnya rasa sakit saat tertusuk paku atau rasa panas saat
terkena benda- benda panas. Kaki diabetes dengan gangguan neuropati
akan mengalami gangguan sensorik, motorik, dan otonomik. Neuropati
sensorik ditandai dengan perasaan pada baal atau kebal (parastesia),
kurang berasa (hipestesia) terutama pada ujung kaki terhadap rasa panas,
dingin dan sakit, terkadang disertai rasa pegal dan nyeri pada kaki.
Neuropati mootorik ditandai dengan kelemahan system otot, otot
mengecil, mudah lelah, kram otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari
seperti palu (hammer toe), sulit mengatur keseimbangan tubuh.

4
Gangguan syaraf otonomik pada kaki ditandai dengan kulit menjadi
kering, pecah- pecah dan tampak mengkilat karena kelenjar keringat di
bawah kulit berkurang. (Foster,2002)
3. Iskemia
Ini disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya
makroangiopati (arterosklerosis) dari pembuluh darah besar ditungkai,
terutama di daerah betis. Gambaran klinisnya adalah :
a. Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.
b. Pada perabaan terasa dingin.
c. Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.
d. Didapatkan ulkus sampai gangrene. (Waspadji,2006)
4. Infeksi
Penurunan sirkulasi darah pada daerah kaki akan menghambat
proses penyembuhan luka, akibatnya kuman masuk ke dalam luka dan
terjadi infeksi. Peningkatan kadar gula darah akan menghambat kerja
leukosit dalam mengatasi infeksi, luka menjadi ulkus gangrene dan
terjadi perluasan infeksi sampai ke tulang (osteomielitis). Kaki yang
mengalami ulkus gangren luas sulit untuk diatasi, yang memerlukan
tindakan amputasi. (Tjahjadi,2002).

E. Pathofisiologi Kaki Diabetik


Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia pada
penyandang DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan
pembuluh darah. Neuropati, baik sensorik maupun motorik dan autonomik
akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot, yang kemudian
menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan
selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus. Adanya kerentanan
terhadap infeksi menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang
luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut menambah
rumitnya pengelolaan kaki diabetis. (Waspadji,2006).

5
F. Masalah Umum pada Kaki Diabetik
1. Gangren
Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya
jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses
nekrosis yang disebabkan oleh infeksi. Sedangkan gangren kaki diabetik
adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk
akibat sumbatan yang terjadi pada pembuluh darah sedang. Gangren kaki
diabetik ini bisa dibagi menjadi enam tingkat yaitu:
a. Derajat 0
Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan
disertai kelainan bentuk kaki seperti claw, callus.
b. Derajat 1
Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
c. Derajat 2
Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
d. Derajat 3
Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
e. Derajat 4
Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selulitis.
f. Derajat 5
Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai. (RA, 2009)
2. Kapalan (Callus)
Kapalan (Callus) merupakan penebalan atau pengerasan kulit yang
juga terjadi pada kaki diabetes, akibat dari adanya neuropati dan
penurunan siklus darah dan juga gesekan atau tekanan ang berulang-
ulang pada daerah tertentu kaki. Jika kejadian tersebut tidak diketahui
dan diobati dengan tepat, maka akan menimbulkan luka pada jaringan
dibawahnya, yang berlanjut dengan infeksi menjadi ulkus.
(Tjahjadi,2002)

6
3. Kulit Melepuh
Kejaadian kulit melepuh atau iritasi sering diakibatkan oleh
pemakaian sepatu yang sempit, jika hal ini terjadi jangan mengobati
sendiri. Kulit yang mengalami iritasi seringkali disertai dengan infeksi
(ulkus) dan terkadang tidak dirasa akibat adanya neuropati, dan diketahui
setelah keluarnya cairan atau nanah, yang merupakan tanda awal dari
masalah. Ulkus harus segera diobati dan dirujuk ke podiatrist atau tim
kesehatan. (RA,2009)
4. Cantengan ( kuku masuk ke dalam jaringan)
Cantengan merupakan kejadian luka infeksi pada jaringan sekitar
kuku yang sering disebabkan adanya pertumbuhan kuku yang salah.
Keadaan ini disebabkan oeleh perawatan kuku yang tidak tepat misalnya
pemotongan kuku yang salah (seperti terlalu pendek atau miring),
kebiasaan mencungkil kuku yang kotor. Seperti kita ketahui kuki juga
merupakan sumber kuman, jadi bila ada luka mudah terinfeksi.
Cantengan ditandai dengan sakit pada jaringan sekitar kuku, merah dan
bengkak dankeluar cairan nanah, yang harus segera ditanggulangi.
(Soegondo, 2005)
5. Kulit Kaki Kering dan Pecah
Dapat terjadi karena saraf pada kaki tidak mendapatkan pesan dari
otak (karena neuropati diabetik) untuk berkeringat yang akan menjaga
kulit tetap lembut dan lembab. Kulit yang kering dapat pecah. Adanya
pecahan pada kulit dapat membuat kuman masuk dan menyebabkan
infeksi. Dengan gula darah anda yang tinggi, kuman akan mendapatkan
makanan untuk berkembang sehingga memperburuk infeksi. (RA, 2009)
6. Jari Kaki Bengkok
Terjadi ketika otot kaki menjadi lemah. Kerusakan saraf karena
diabetes dapat menyebabkan kelemahan ini. Otot yang lemah dapat
menyebabkan tendon (jaringan yang menghubungkan otot dan tulang) di
kaki memendek sehingga jari kaki menjadi bengkok. Akan menimbulkan
masalah dalam berjalan dan kesulitan menemukan sepatu yang tepat.

7
Dapat juga disebabkan pemakaian sepatu yang terlalu pendek.
(Soegondo,2009)
7. Plantar Warts
Kutil terlihat seperti kalus dengan titik hitam kecil di pusatnya.
Dapat berkembang sendiri atau berkelompok. Timbulnya kutil
disebabkan oleh virus yang menginfeksi lapisan luar telapak kaki. (RA,
2009)
8. Kaki Atlet (Athlete’s Foot)
Disebabkan jamur yang menimbulkan rasa gatal, kemerahan, dan
pecahnya kulit. Pecahnya kulit diantara jari kaki memungkinkan kuman
masuk ke dalam kulit dan menimbulkan infeksi. Infeksi dapat meluas
sampai ke kuku kaki sehingga membuatnya tebal, kekuningan, dan sulit
dipotong. (RA, 2009)
9. Radang Ibu Jari Kaki (Jari Seperti Martil)
Pemakaian sepatu yang terlalu sempit dapat menimbulkan luka
pada jari- jari kaki, kemudian terjadi peradangan. Adanya neuropati dan
peradangan yang lain pada ibu jari kaki menyebabkan terjadinya
perubahan bentuk ibu jari kaki seperti martil (hammer toe). Kejadian ini
dapat juga disebabkan adanya kelainan anatomik yang dapat
menimbulkan titik tekan abnormal pada kaki. Kadang- kadang
pembedahan diperlukan untuk mencegah komplikasi ke tulang.
(Soegondo, 2009)
10. Kaki Charcot
Suatu kondisi yang menggambarkan efek dari pelunakan tulang
yang terjadi dalam kaki. Hal ini terjadi sebagai akibat dari neuropati atau
kerusakan saraf ekstrim. Tulang menjadi terlalu lemah dan akhirnya
menjadi mudah retak. Karena saraf telah menjadi terlalu rusak,
rangsangan tidak lagi sedang dikirim seperti perasaan sakit. Selain,
gerakan otot juga terhambat. Karena tidak ada yang dirasakan dalam
wilayah karena kerusakan saraf, struktur tulang seluruh kaki mengalami
stress dan trauma berulang kali.

8
G. Upaya Pencegahan Kaki Diabetik
Upaya pencegahan meliputi upaya pada penderita diabetes yang
belum mengalami komplikasi kaki diabetik,
1. Penyuluhan kesehatan DM, komplikasi dan kesehatan kaki
2. Status gizi yang baik dan pengendalian DM (mengubah pola makan).
3. Pemeriksaan berkala DM dan komplikasinya (pengontrolan gula darah).
4. Pemeriksaan berkala kaki penderita.
5. Pencegahan / perlindungan terhadap trauma – sepatu khusus.
6. Higiene personal termasuk kaki.
7. Menghilangkan faktor biomekanis yang mungkin menyebabkan ulkus.
8. Mengubah gaya hidup.
9. Minum obat secara teratur
Sedangkan upaya pencegahan pada penderita diabetes dengan
komplikasi kaki diabetik sama dengan yang belum mengalami komplikasi,
hanya ditambah dengan perawatan kaki yang baik.

H. Penatalaksanaan Kaki Diabetik


1. Perawatan Kaki Diabetik
Adapun cara perawatan kaki diabetik adalh :
a. Periksalah kaki setiap hari terutama telapak kaki, jari kaki dan sela jari
kaki. Pemeriksaan dilakukan di tempat yang terang, gunakan cermin
untuk memudahkan pemantauan, untuk melihat bagian bawah kaki,
atau minta bantuan orang lain untuk memeriksa. Perhatikan apakah
ada luka atau tidak, kulit kemerahan atau penebalan kulit.
b. Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih (air
hangat) dan sabun mandi. Bila perlu gosok kaki dengan sikat lunak
atau batu apung. Keringkan kaki dengan handuk bersih, lembut, sela-
sela jari kaki harus kering, terutama sela jari kaki ke-3-4 dan ke-4-5.
jangan gunakan air panas, suhu air yang digunakan untuk mencuci
kaki antara 29,5 – 30 oc (85 – 90 oF) dan bila perlu diukur dahulu

9
dengan termometer. Atau periksa air dengan menggunakan sikut
tanggan (jangan menggunakan kaki).
c. Berikan pelembab / losion pada daerah kaki yang kering, teteapi tidak
pada sela jari, gunanya menjaga agar kaki tidak retak.
d. Perawatan kuku dilakukan setiap hari bersamaan dengan perawatan
kulit kaki. Saat pemotongan kuku, jika kuku terlalu keras dan kotor,
rendam dalam air sabun hangat selama 5 menit agar kotoran mudah
lepas dan kuku menjadi agak lunak. Jika penglihatan penderita
terganggu, sebaiknya minta tolong pada orang lain untuk memotong
kukunya. Arah pemotongan kuku sesuai dengan bentuk kuku. Gunting
kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu
pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak
tajam. Jika ditemukan adanya kelainan kuku atau luka dianjurkan
berkonsultasi ke dokter. Pada kulit kering dapat ditambahkan lotion,
kecuali pada sela jari dan bila kulit sudah pecah-pecah atau luka
terbuka. Jangan memakai powder karena dapat menjadi lebih kering
dan merupakan bahan iritan kulit.
e. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak
terjadi luka, juga di dalam rumah.
f. Sepatu yang dipakai harus sesuai dengan bentuk dan besarnya kaki.
Hal ini dapat dilihat dari gambaran telapak kaki yang dibuat pada
kertas yang dapat dibuat sendiri. Permukaan atas sepatu harus lunak,
bagian tumit sepatu harus kokoh agar kaki stabil, bagian alas sepatu
yang bersentuhan dengan kaki (insole) permukaannya harus sesuai
dengan bentuk permukaan telapak kaki yang normal, yaitu memiliki
kelengkungan (arch support). Dengan kelengkungan ini seluruh
permukaan telapak kaki akan tertahan dengan baik dan benar.
Alas sepatu ini harus dilapisi dengan bahan yang halus dan empuk
agar permukaan telapak kaki tidak lecet. Apabila sepatu yang dipakai
baru dibeli, sebaiknya pada pemakaian awal diperiksa adakah daerah
kemerahan akibat penekanan yang berlebihan. Apabila memakai kaus

10
kaki, sebaiknya memakai kaus kaki dari bahan katun yang dapat
menyerap keringat. Tebal kaus kaki harus sesuai dengan sepatu yang
dipakai, jangan terasa sempit.
g. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil / benda tajam lain.
Lepas sepatu setiap 4-6 jam serta gerakkan pergelangan dan jari-jari
kaki agar sirkulasi darah tetap baik.
h. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih.
Periksa apakah ada tanda-tanda radang.
i. Segera ke dokter bila kaki mengalami luka.
j. Periksakan kaki ke dokter secara rutin.
Adapun manfaat perawatan kaki diabetik adalah untuk mencegah
terjadinya luka pada kaki , pencegahan ini secara langsung akan
mengurangi kemungkinan terjadinya amputasi.
2. Tindakan Yang Tidak Boleh Dilakukan Pada Pasien Dm
Adapun beberapa tindakan yang tidak boleh dilakukan pada pasien
Diabetes Mellitas :
a. Jangan merendam kaki.
b. Jangan gunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan
kaki.
c. Jangan gunakan batu / silet untuk mengurangi kapalan (callus).
d. Jangan merokok.
e. Jangan pakai sepatu / kaos kaki sempit.
f. Jangan menggunakan obat-obat tanpa anjuran dokter untuk
menghilangkan mata ikan.
g. Jangan gunakan sikat atau pisau untuk kaki.
h. Jangan membiarkan luka kecil di kaki, sekecil apa pun luka tersebut.
3. Senam Kaki Diabetik
Cara Senam Kaki Diabetik.
a. Dilakukan dalam posisi berdiri, duduk dan tidur
b. Menggerakkan kaki dan sendi kaki
c. Berdiri dengan kedua tumit diangka

11
d. Mengangkat dan menurunkan kaki
e. Gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat, memutar keluar atau ke
dalam dan mencengkram pada jari-jari kaki.

Fungís Senam Kaki Diabetik.


a. Memperbaiki sirkulasi darah (melancarkan aliran darah kaki) sehingga
nutrisi terhadap jeringan lebih lancer
b. Mennguatkan otot-otot betis dan telapak kaki sehingga sewaktu
berjalan kaki menjadi lebih stabil.
c. Mencegah terjadinya kelainan pada bentuk kaki.
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha (gastrocnemius,
hamstring, quadriceps).
e. Mengatasi keterbatasan sendi, menambah kelenturan sendi sehingga
kaki terhindar dari sendi kaku.
f. Memelihara fungsi syaraf.
g. Kondisi gerak tetap terpelihara, meningkatkan ketahanan jantung dan
paru sehingga daya tahan aktivitas fisik bertambah, menambah
toleransi jalan dan meningkatkan skill dan motivasi.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes
melitus tidak terkendali. Kelainan kaki diabetes mellitus dapat disebabkan
adanya gangguan pembuluh darah, gangguan pensyarafan, dan adanya
infeksi. Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi diabetes yang masih
luput dari perhatian. Padahal, konsekuensi dari kaki diabetik yang terlanjur
memburuk dapat menyebabkan gangren dan mengarah pada tindakan
amputasi.
Dasar terjadinya kaki diabetik adalah adanya suatu kelainan pada
saraf, kelainan pembuluh darah dan kemudian adanya infeksi (karena daya
tahan tubuh menurun).
Tanda dan gejala kaki diabetes melitus seperti sering kesemutan, nyeri
pada kaki saat istirahat, sensasi rasa berkurang, kerusakan jaringan (nekrosis),
penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea, kaki
menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal serta kulit kering.
Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia pada
penyandang DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan
pembuluh darah. Neuropati, baik sensorik maupun motorik dan autonomik
akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot, yang kemudian
menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan
selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus
B. Saran
Berdasarkan pembahasan masalah ini makalah kami dapat
mengemukakan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi masukan yang
bersifat positif antara lain : Diharapkan agar mahasiswa mahasiwi dapat
memahami tentang kaki diabetik ini dan terus megembangkan dalam tindakan
nyata pada kehidupan masyarakat. Diharapkan makalah ini dapat digunakan
sebaai acuan tambahan pembelajaran bagi ilmu keperawatan.

13
DAFTAR PUSTAKA

RA, Nabyl. 2009. Cara Mudah Mencegah dan Mengobati Diabetes Melitus.
Yogjakarta: Aulia Publishing
Soegondo, Sidartawan, dkk. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Waspadji, Sarwono. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jilid III. Edisi IV.
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakkit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Djokomoeljanto. 2007. Diabetes Melitus ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit
Dalam. Semarang : CV Agung Semarang

14

Anda mungkin juga menyukai