Anda di halaman 1dari 16

Cara Berwudhu yang Benar Beserta Doanya

Wudhu merupakan aktivitas yang dilakukan oleh orang untuk mensucikan diri dari hadast
dan Cara Membersihkan Najis kecil dengan menggunakan air yang dilakukan dalam agama
islam sebelum melakukan sholat. Wudhu biasanya dilakukan pada hendak melaksanakan shalat
karena merupakan salah satu rukun shalat. Selain menggunakan air wudhu juga bisa digantikan
dengan debu yang disebut dengan Cara Wudhu Tayamum. Sebelum berwudhu sangat dianjurkan
untuk membaca niat
Niat berwudhu adalah:
ُ‫ث ْالوض ْو َء ِل َر ْف ُعِ ن ََويْت‬
ُِ َ‫ًالِلِ ْال َحد‬ ْ َ‫ُت َعَ ٰالى ْاْل‬
ُٰ ِ ‫صغ َِرفَ ْرض‬
“Nawaitul wudhuu-a liraf’ll hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta’aalaa”
Artinya :
“Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah.”
Danُsetelahُberwudhuُselesaiُmembacaُdo’a:
ُْ َ ‫ْلا ا‬
ُ‫ن ا َ ْش َهد‬ ُ َ‫ن ا َ ْش َهدُ َُو اِْلاهللا اِلَ ُه‬ ‫ط ِه ُِر ِمنَُ َوجْ عَ ْلنِى التا اوبِيْنَُ ِمنَُ جْ عَ ْلنِى اَلله اُم هللا ا‬
ُ‫الرسولُ م َح ام ُدَ ا َ ا‬ َ َ ‫ْن ْالمت‬
ُْ ‫ن َوجْ عَ ْلنِى ي‬
ُْ ‫ِعبَادِكَُ ِم‬
ُ‫ص ِل ِحي ْْن‬
‫ال ا‬
“Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna mUhammadan
‘abduhu wa Rasuuluhu. Allahumma j’alnii minat tawwabiina, waj’alnii minal mutathahiriina
waj’alnii min ‘ibaadikash shalihiina.”
Artinya :
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, tiada sekutu baginya, dan aku bersaksi
bahwa Nabi Muhammad itu hamba dan utusanNya. Ya Allah! Jadikanlah aku dari golongan
orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bersuci dan
jadikanlah aku bagian dari hamba-hamba-Mu yang sholeh.”
Hukum Berwudhu
Sama halnya dengan beberapa jenis sholat yaitu Shalat Wajib dan sholat sunnah. Hukum
berwudhu terdapat dua jenis yaitu wudhu yang wajib dan sunah:
1. Hukum wudhu wajib
Melakukan wudhu merupakan hal yang wajib dilakukan oleh orang muslim sebelum melakukan
kegiatan sholat, thawaf memutari kabah dan sebelum memegang kitab suci al-quran. Hukum
wajib berwudhu sebelum menyentuh al-quran sudah didaulat oleh empat mahzab islam
berdasarkan literature di dalam al-quran pada surat al-waqiah ayat 77 – 79, yang berbunyi:
“sesungguhnya Al-quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang telperihara
(Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan”.
Namun ada pendapat lain yang mengemukakan pendapat mengenai ayat tersebut, dicetuskan
oleh ibnu abbas dan telah ditafsirkan oleh Al-Hafidzt Ibnu katsir. Ayat tersebut menurutnya
merupakanُ“tidakُadaُyangُdapatُmenyentuhُal-quran yang ada di dalam lauhul mahfuzh kecuali
merekaُparaُmalaikatُyangُtelahُdisucikan”.ُBukanُberartiُbahwaُorang yang bisa menyentuh al-
quran adalah orang yang telah terbebas dari berbegai hadast baik kecil maupun besar.
Wudhu juga digolongkan menjadi hal yang sunah jika menjadi hal-hal berikut ini:
 Mengulangi kegiatan wudhu untuk setiap kali sholat. Sebenarnya jika sudah wudhu satu
kali dan wudhu itu belum batal maka tidak perlu diulangi lagi wudhunya. Namun jika
tidak yakin apakah wudhu yang dilakukan sudah batal atau belum bisa melakukan wudhu
kembali
 Senantiasa melakukan wudhu setiap melakukan kegiatan sehari-hari. Hal ini biasanya
dilakukan oleh beberapa orang jika akan melakukan kegiatan maka dilakukan dengan
wudhu terlebih dahulu
 Ketika orang hendak mau tidur, terutama saat tubuh dalam keadaan junub. Jadi orang
yang sedang dalam keadaan junub disunahkan untuk wudhu terlebih dahulu.
 Wudhu yang dilakukan ketika hendak Mandi Wajib. Seorang yang akan melakukan
mandi wajib disunahkan untuk melakukan wudhu terlebih dahulu.
 Wudhu yang dilakukan saat hendak mengulangi hubungan badan.
 Saat marah, seorang muslim disunahkan untuk melakukan wudhu dan senantiasa
mengingat Allah SWT untuk meredakan amarah yang dirasakannya)
 Saat melakukan adzan dan iqamat, orang tersebut hendaknya mengambil wudhu terlebih
dahulu.
 Orang muslim yang hendak menyentuh kitab suci al-quran sebaiknya mengambil wudhu
terlebih dahulu.(
Rukun Wudhu (Tata cara berwudhu)
Rukun wudhu merupakan hal yang harus dilakukan saat wudhu, jika tidak dilakukan maka
menyebabkan hukum wudhu tersebut tidak sah. Berikut beberapa cara berwudhu dengan benar
yang harus diterapkan tanpa ada kesalahan atau kekeliruan.
1. Mencuci kedua telapak tangan sebanyak tiga kali;

Dengan gerakan menyeka pada sela-sela jari telapak tangan yang dimulai dari tangan kanan
kemudian tangan kiri kemudian diriringi dengan membaca doa:

ُ ‫َطه ْو ًرا اْل َما َُء َجعَ َُل الَّذِي‬


ُ‫للُِِا َ ْل َح ْمد‬

“Allhamdulillahilaziy ja’alal ma’a tohuro.”


Artinya :
“Dengan nama Allah yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang
menjadikan air itu suci.”
2. Berkumur

Berkumur sebanyak 3 kali, dengan gerakan utuh membersihkan mulut (bahkan dari sisa-sisa
makanan yang masih ada pada mulut
ُ‫علَى ا َ ِعنِِّي اللَّه َّم‬
َ َُ‫ن َوشك ِْركَُ ِذك ِْرك‬
ُِ ‫س‬
ْ ‫ِعبَا َد ِتكَُ َوح‬

“Allahumma aini alay dzikrika wasukrika wahusni ibadatika.”


Artinya :
“Ya Allah, bantulah aku supaya aku dapat berzikir kepadaMu, dan bersyukur kepadaMu, dan
perelok ibadah kepadaMu.”
3. Membasuh hidung

Membasuh lubang hidung secara menyeluruh, sebanyak 3 kali gerakan.

ُ‫الجَـنَّ ُْة َرا ِئحَة أ َ ِرحْ ِني اَللَّه َّم‬

“Allahuma arihniy roihata janat.”


Artinya :
“Ya Allah, berilah aku ciuman daripada haruman bau Syurga.”
4. Membasuh Muka

Membasuh seluruh permukaan wajah dengan rata, sebanyak 3 kali gerakan memutar sekeliling
wajah.

ُ‫س َودُ وج ْوهُ ت َ ْب َيضُ َي ْو َُم َوجْ ِهى َب ِِّيضُْ اَللَّه َّم‬
ْ َ ‫وج ْوهُ َوت‬
“Allahuma bayadh wajhi yawmatabyaht wujudhu wataswadu wujdhu.”
Artinya :
“Ya Allah, putihkanlah wajahku pada hari putihnya wajah-wajah dan hitamnya wajah-wajah.”
5. Membasuh kedua tangan

Membasuh kedua tangan hingga mencapai siku, sebanyak 3 kali gerakan memutar dan
menyeluruh ke permukaan tangan.
 Tangan kanan
ِ َ‫ساباًُي‬
‫سي ًْرا‬ َ ‫ىُح‬
ِ ِ‫س ْبن‬ َ ِ‫اَللَّه َّمُاَع ِْطنِىُ ِكتا َ ِبىُ ِبيَ ِم ْين‬
ِ ‫ىُوحَا‬
“Allahumma a’tini kitabiy biyamiyni wahasibni hisaban yasiyron.”
Artinya :
“Ya Allah! berikanlah kepadaku kitabku dari sebelah kanan dan hitunglah amalanku dengan
perhitungan yang mudah.”
 Tangan kiri
ُ‫اءُ َظه ِْر ْى‬ ِ َ‫ُوُال‬
َ ‫ُم ْن‬
ِ ‫ُو َر‬ ِ ‫اَللَّه َّمُالَُت ْع ِطنِىُ ِكتا َ ِب‬
َ ‫ىُم ْنُيَسا َ ِر ْى‬
“Allahumma latu’tini kitabi minyasariy wala minwaro’i tohriy.”
Artinya :
“Ya Allah! aku berlindung denganMu dari menerima kitab amalanku dari sebelah kiri atau dari
sebelah belakang.”
6. Membasuh kepala mulai dari ubun-ubun
Membasuh kening hingga ujung kening (ubun-ubun) sampai sebagian kepala, sebanyak 3 kali
gerakan menyeluruh.

ُ‫ي ح ِ َِّر ُْم اَللَّه َّم‬


ُْ ‫ش ْع ِر‬ ُْ ‫ع َلى َو َبش َِر‬
َ ‫ي‬ ُِ َّ‫الن‬
َ ‫ار‬

“Allahumma harom sa’riy wabasariy a’la nnari.”


Artinya :
“Ya Allah, haramkan rambutku dan kulit kepalaku dari pada neraka.”
7. Membasuh keduan telinga

Membasuh kedua tengila baik itu bagian dalam maupun luar telinga (daun telinga) hingga
menyeluruh ke bagian telinga, sebanyak 3 kali gerakan.

َ ْ‫ست َ ِمعُ ْونَ اْلقَ ْو َل فَ َيت َّ ِبعُ ْونَ أَح‬


ُ‫سنَه‬ ْ ‫اَللَّ ُه َّم اجْ َع ْل ِني ِمنَ الَّ ِذ ْينَ َي‬

“Allahummajalni minaladziyna yastami’uwnal qowla fayatabi’uwna ahnashu.”


Artinya :
“Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mendengarkan kata dan mengikuti
sesuatu yang terbaik.”
8. Mencuci kedua kaki

Membasuh kedua kaki dan diusahakan menyeluruh tidak pada bagian depan saja, basuh hingga
ke seluruh kaki hingga ke mata kaki.
 Kaki kanan
‫اط يَ ْو َم ت َ ِز ُّل فِي ِْها ْ الَ ْقد َِام‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم ثَبِِّتْ قد َِمي‬
ِ ‫علَى‬
ِ ‫الص َِّر‬
“Allahumma tabbatqodamiy a’lasoroti yawmatazilu fiyhil laqdami.”
Artinya :
“Yaa Allah, yaa Tuhanku,tetapkanlah tumuitku diatas titian yang lurus bersama tumit
hamba-hamba-Mu yang shaleh.”
 Kaki kiri
َ ‫ارُيَ ْو َمُ ِت ِجلُا َ ْقد َِمُالمنَافِ ِقي ْْن‬
ْ ‫ُوُالمش ِْر ِك‬
 ُ‫ين‬ ْ ‫اطُفِىُال َّن‬
ِ ‫ىُص َر‬ َ ُ‫اَللِّه َّمُاِنِِّىُاَ ْنت ِجلَُقَد َِم‬
ِ َ‫عل‬
“Allahuma iniyantujila qodamia’la sirotifinari yawmatijilu akdami munafikiyn
wamusyrikiyni.”
Artinya :
“Ya Allah yaa Tuhanku,sesungguhnya aku-berlindung kepada-Mu dari keterpelesetan
tumuitku dari atas jalan neraka,pada hari dikala terpeleset tumit orang-orang kafir.”

9. Tertib ; dan diusahakan berwudhu dengan cara berurutan (tidak meloncat urutan dalam
wudhu yang benar).
Adapun jenis-jenis air yang diperbolehkan untuk berwudhu diantaranya adalah air hujan, air
sumur, air terjun, air laut, air sungai, air dari bekuan es atau salju serta air yang berada di dalam
tangki atau bak dengan jumlah yang besar untuk memastikan bahwa najis yang terdapat pada air
tersebut hilangAdapun jenis air yang tidak diperbolehkan untuk berwudhu antara lain air kotor
atau air yang mengandung najis seperti air yang terkena air liur anjing dan jenis najis lainnya. air
dari sari buah seperti air kelapa atau buah lainnya serta air dari dalam pohon juga tidak
diperkenankan untuk digunakan dalam berwudhuSelain itu air yang telah mengalami perubahan
warna menjadi keruh karena ada sesuatu yang direndam dalam kubangan air tersebut juga tidak
boleh digunakan untuk wudhu. Air yang berjumlah sedikit atau kurang dari 100 liter terutama
yang sudah terkena najis seperti air seni, darah atau minuman atau bahkan ada seekor binatang
yang sudah mati di dalam air tersebut. Air bekas wudhu juga tidak boleh digunakan untuk wudhu
lagi dan air yang merupakan sisa dari orang mabuk

Jenis – Jenis Air Mustamal Menurut Empat Mahzab Islam


1. Mahzab Al-Hanawiyah
Menurut mahzab Al-Hanawiyah mengemukakan pendapat bahwa air yang boleh digunakan
untuk wudhu adalah air yang bisa membasahi bagian tubuh saja bukan merupakan air yang
tersisa di dalam wadah atau bak. Air tersebut langsung dapat dikategorikan sebagai air mumtasal
setelah menetas dari tubuh saat seseorang selesai melakukan wudhu atau mandi
Menurut mahzab ini air yang digunakan oleh seseorang yang menggunakan air kemudian air
tersebut yang sudah dijadikan sebagai pengangkat hadast baik dilakukan oleh wudhu
maupun Cara Mandi Besar merupakan air yang suci namun tidak dapat mensucikan. Jadi air
bekas wudhu dan mandi tidak bisa digunakan sebagai air untuk wudhu lagi meskipun air tersebut
tidak memiliki najis.
2. Mahzab Al-Malikiyah
Air mumtasal menurut pandangan mahzab al-malikiyah ini adalah air yang sudah digunakan oleh
seseorang untuk media wudhu dan mandi besar supaya hadast besar dan kecil di dalam tubuh
hilang namun tidak dibedakan apakah itu sebagai tindakan wajib atau tindakan sunah
Air tersebut juga meliputi air yang telah digunakan untuk membersihkan najis dari tubuh
maupun dari benda lainnya. menurut mahzab ini tidak ada bedanya antara wudhu dan mandi
besar baik sunah maupun wajib karena semuanya telah tercampur dengan kotoran yang
digunakan untuk membersihkan hadast sebelumnya di dalam tubuh
3. Mahzab As-syafi’iyah
Menurut pandangan dari mahzab ini, air mumtasal adalah air yang digunakan dari air yang
digunakan untuk wudhu dan mandi besar atau air yang telah digunakan sebagai penghilang
hadast dan kotoran. Air akan dikatakan mumtasal apabila didapatkan dalam jumlah yang sedikit
saja dan niatnya sudah digunakan untuk wudhu atau mandi besar meskipun hanya dengan
membasuh bagian tertentu sajaSedangkan jika air yang digunakan untuk membersihkan badan
namun niatnya bukanlah untuk wudhu dan mandi besar maka air tersebut tidak termasuk dalam
golongan air mumtasal. Air mumtasal diantaranya adalah air bekas memandikan mayit,
memandikan orang gila atau sakit dan air yang baru saja digunakan untuk memandikan orang
yang baru masuk islam. Air mumtasal menurut mahzab ini juga tidak bisa digunakan untuk
wudhu dan mandi besar lagi meskipun airnya tidak dikatakan najis namun tetap saja tidak bisa
mensucikan
4. Mahzab Al-hanabiyah
Menurut mahzab al-hanabiyah, air mumtasal merupakan air yang sudah digunakan untuk wudhu
dan mandi besar atau air yang digunakan untuk menghilangkan segala najis dan hadast besar
atau kecil dari tubuh meskipun air tersebut tidak mengalami perubahan warna, aroma dan
rasanya.( Air bekas memandikan mayit juga telah termasuk dalam jenis air mumtasal. Namun
menurut mahzab ini, air yang digunakan untuk membersihkan kotoran dan hadas namun tidak
ada niatan sebagai ibadah maka air tersebut tidak termasuk dalam golongan air mumtasal
Syarat Berwudhu
Ada 5 syarat yang harus dipenuhi seseorang melakukan wudhu:
 Niat wudhu perlu dilakukan meskipun ada beberapa perbedaan pendapat di kalangan
ulama.
 Air yang digunakan saat wudhu harus merupakan air yang suci dan yang mensucikan.
Jika menggunakan air selain air suci maka hukumnya haram dan tidak sah
 Dalam berwudhu sebaiknya tubuh dalam keadaan bebas hambatan atau tidak ada yang
menghalangi masuknya air sampai ke dalam pori-pori tubuh seperti misalnya
menggunakan kutek kuku dan lainnya.
 Jika orang tersebut baru saja membuang hajat maka sebaiknya untuk melakukan wudhu
terlebih dahulu.

Tata Cara Tayamum

Islam merupakan agama rahmatan lil alamin yang memberikan kemudahan bagi pemeluknya
dalam beribadah. Seorang muslim harus berwudu atau menyucikan diri sebelum melakukan
ibadah.

Wudu hanya bisa dilakukan dengan air. Lantas bagaimana jika kesulitan mendapatkan air?
Dalam kondisi seperti itu, Islam memberi solusi untuk menyucikan diri selain menggunakan air,
yakni dengan cara bertayamum.
Tayamum merupakan tindakan bersuci dari hadas besar maupun hadas kecil dengan mengusap
wajah dan tangan menggunakan debu, tanah, atau permukaan bumi lainnya yang bersih dan suci.
Kemudahan bersuci dengan bertayamum disampaikan Allah lewat Alquran surat an-Nisa' ayat
43:

“Danُ jikaُ kamuُ sakitُ atauُ sedangُ dalamُ musafirُ atauُ datang dari tempat buang air atau kamu
telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah dengan
tanahُyangُbaikُ(suci);ُsapulahُmukamuُdanُtanganmu.”

Tata cara tayamum yang harus diperhatikan


Sebelum melakukan tayamum, ada baiknya jika kamu memperhatikan hal-hal berikut ini:

Bersuci dengan cara bertayamum dilakukan setelah masuk waktu salat.


Jika memang tidak ada air, alasan itu harus dibuktikan setelah melakukan pencarian yang
dikerjakan setelah masuk waktu salat.
Pastikan tanah yang digunakan bersih, lembut, dan berdebu. Artinya, tidak basah, tidak
bercampur tepung, kapur, batu, dan kotoran lainnya.
Cara bertayamum hanya sebagai pengganti wudu dan mandi besar, bukan pengganti
menghilangkan najis. Artinya, najis harus dihilangkan terlebih dulu sebelum bertayamum.
Bersuci dengan cara bertayamum berbeda dengan wudu. Bila wudu memiliki enam rukun, maka
tayamum hanya memiliki empat, yakni niat dalam hati, mengusap wajah, mengusap kedua
tangan, dan tertib.
Cara wudu tayamum beserta doanya

Tata cara tayamum harus dipahami sebelum melakukannya sebagaimana saat kita berwudu. Buat
kamu yang belum pernah melakukan tayamum, berikut niat dan cara wudu tayamum yang bisa
kamu coba.

1. Siapkan debu yang bersih atau tanah berdebu.

2. Kamu harus menghadap kiblat, lalu ucapkan basmalah. Kemudian letakkan kedua telapak
tangan pada debu dengan posisi jari-jari tangan dirapatkan.

3. Usapkan kedua telapak tangan pada seluruh wajah disertai dengan niat dalam hati. Kamu bisa
membaca niat tayamum sebagai berikut: Nawaitut tayammuma lisstibaahatish shalaati fardlol
lillaahiُ ta’aalaa.ُ Artinya:ُ Akuُ niatُ melakukanُ tayamumُ agarُ dapatُ mengerjakanُ salatُ farduُ
karenaُAllahُta‘ala.
Baca juga: 13 Khayalan Kocak Netizen Saat Melamar Anak Pak Ustaz, Receh Tapi Berhasil,
lho!

Tidak seperti wudu, saat bertayamum tidak disyaratkan untuk mengusapkan debu pada bagian-
bagian yang ada di bawah rambut atau bulu wajah, baik yang tipis maupun yang tebal. Kamu
dianjurkan meratakan debu pada seluruh bagian wajah.

4. Taruh kembali telapak tangan pada debu. Renggangkan jari-jari serta cincin yang ada pada jari
(jika ada) dilepaskan sementara.

5. Selanjutnya, tempelkan telapak tangan kiri pada punggung tangan kanan. Usahakan ujung-
ujung jari salah satu tangan tidak melebihi ujung jari telunjuk dari tangan yang lain.

6. Usapkan telapak tangan kiri ke punggung lengan kanan sampai ke bagian siku. Selanjutnya,
balikkan telapak tangan kiri tersebut ke bagian dalam lengan kanan, usapkan hingga ke bagian
pergelangan.

7. Usapkan bagian dalam jempol kiri ke bagian punggung jempol kanan. Lakukan hal yang sama
pada tangan kiri.

8. Terakhir, kamu harus mempertemukan kedua telapak tangan dan usap-usapkan di antara jari-
jarinya.

Bacaan doa tayamum


Sama halnya saat berwudu, setelah bertayamum kita dianjurkan membaca doa tayamum. Berikut
adalah bacaan doa tayamum:

Asyhadu Allaa Ilaaha Illalloohu Wandahuu Laa. Syariika Lahu Wa Asyhadu Anna
Muhammadan 'Abduhuuwa Rosuuluhuu, Alloohummaj'alnii Minat Tawwaabiina Waj'alnii Minal
Mutathohhiriin.

Baca juga: 5 Faktor Eksternal Pemicu Jerawat di Pipi yang Harus Diwaspadai
Artinya: Aku mengaku bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu
bagi-Nya, dan aku mengaku bahwa Nabi Muhammad itu adalah hamba dan Utusan Allah. Ya
Allah, jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari
golongan orang-orang yang bersuci (sholeh).

Cara tayamum di mobil dan pesawat

Bertayamum bisa dilakukan di mana saja selama tidak menemukan air untuk berwudu. Setelah
berusaha mencari air dan tidak menemukannya, kamu boleh bertayamum di mobil.

Tata cara tayamum di mobil sama dengan cara tayamum biasa. Selama masih ada debu di
permukaan mobil dan kamu melakukan cara bertayamum dengan benar.

Cara tayamum di pesawat


Seperti cara wudhu tayamum di mobil, kamu bisa bertayamum di pesawat jika tidak menemukan
air atau kondisinya tidak memungkinkan untuk berwudu. Kamu bisa mencari kabin yang
mengandung debu dan bisa dipakai untuk bersuci dengan cara tayamum di pesawat.

Cara tayamum di rumah sakit bagi orang sakit


Islam selalu memberi kemudahan untuk beribadah termasuk bagi orang sakit. Berikut cara
tayamum orang sakit yang harus diperhatikan.

1. Tata cara tayamum dengan menepuk kedua telapak tangan ke tanah yang suci dengan satu kali
tepukan. Selanjutnya, usap seluruh wajah dengan kedua telapak tangan tadi dan mengusap kedua
telapak tangan satu sama lain.

2. Jika orang yang sakit tidak mampu bersuci sendiri, maka orang lain boleh membantunya untuk
berwudu atau tayamum. Misalnya meminta tolong kepada seseorang untuk menepuk telapak
tangannya ke tanah yang suci, lalu dia mengusap wajah orang yang sakit tadi, diteruskan dengan
mengusap kedua telapak tangannya.

Baca juga: Bukti Toleransi, Para Pelajar Madrasah Ini Dibolehkan Shalat di dalam Gereja
Sambil Ditunggui Pelajar Kristen
3. Seseorang bertayamum pada tembok yang suci atau yang lainnya, asalkan memiliki debu.
Cara wudu tayamum bisa dilakukan menggunakan debu yang dikumpulkan di suatu wadah atau
di sapu tangan, kemudian setelah itu bertayamum dari debu tadi.

4. Jika telah bertayamum dan masih dalam keadaan suci (belum melakukan pembatal), kamu
cukup mengerjakan salat dengan menggunakan tayamum yang pertama tadi, tanpa perlu
mengulang tayamum lagi.

5. Membersihkan najis wajib dilakukan termasuk oleh orang yang sakit. Jika pakaian terkena
najis, maka wajib dicuci atau diganti dengan pakaian yang suci. Jika dia tidak mampu untuk
melakukan hal ini dan salat dalam keadaan seperti ini, salatnya tetap sah dan tidak perlu diulangi.

6. Orang yang sakit sebisa mungkin melakukan salat di tempat yang suci. Apabila tempat
salatnya (seperti alas tidur atau bantal) terkena najis, wajib dicuci atau diganti dengan yang suci,
atau diberi alas lain yang suci. Jika tidak mampu untuk melakukan hal ini dan tetap salat dalam
keadaan seperti ini, salatnya tetap sah dan tidak perlu diulangi.

7. Orang yang sakit tidak boleh mengakhirkan salat hingga keluar waktunya dengan alasan
karena tidak mampu untuk bersuci. Orang yang sakit tetap wajib bersuci sesuai dengan kadar
kemampuannya, sehingga dia dapat salat tepat waktu; walaupun badan, pakaian, atau tempat
salatnya dalam keadaan najis dan tidak mampu dibersihkan (disucikan).
CARA WUDHU DAN TAYAMMUM

NAMA : SINGGIH PRASETIYO


KELAS : VII E
NO : 29

SMP NEGERI 3 LASEM


TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020

Anda mungkin juga menyukai