Anda di halaman 1dari 19

PERKEMBANGAN BAHASA PESERTA DIDIK SERTA

PROBLEMATIKANYA

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Perkembangan Peserta Didik
yang dibina oleh Bapak Hariadi Kusumo

ditulis oleh :

Febriyanto Nauval Putra : 180513626509


Kukuh Wijaya U : 180513626591
Mega Kurnia Putri.H : 180513626509
Fransisco Siga Domaking : 180513626591

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
September 2019

i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dan tak lupa
shalawat serta salam kami curahkan kepada nabi besar Muhammada SAW karena
atas perjuangannya lah kita dapat merasakan nikmatnya iman dan islam sehingga
dapat menyelesaikan tugas makalah perkembangan peserta didik yang dibimbing oleh
bapak Hariadi Kusumo makalah yang kami buat tentu jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik serta saran sangat kami harapkan untuk memperbaiki makalah-
makalah yang akan dibuat kedepannya
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan
penyusun sendiri. Harapan penyusun, semoga penulisan makalah ini bermanfaat.
Khususnya bagi penyusun sendiri, umumnya bagi para pembaca.

Malang, 20 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Topik Bahasan ....................................................................................... 2
1.3. Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II URAIAN BAHASAN ....................................................................... 3
2.1. Pengertian Perkembangan Bahasa ......................................................... 3
2.2. Tahap Perkemangan Bahasa .................................................................. 3
2.3. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja ........................................ 5
2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa ............................. 6
2.5. Hunungan Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir .... 8
2.6. Hambatan Perkembangan Bahasa Anak ................................................ 9
2.7. Upaya Yang Harus Dilakukan Dalam Pengembangan Kemampuan Bahasa
dan Implikasinya Bagi Pendidikan ....................................................... 12
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 14
3.1. Kesimpulan .......................................................................................... 14
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................. 15

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan
sekolah dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak
yang satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan
kosakata sesuai dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat
lapisan pendidikan rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa
pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik
yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik, menggunakan istilah-istilah
lebih selektif dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik
Perkembangan bahasa remaja maupun anak-anak dilengkapi dan diperkaya
oleh lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan
kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri
khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam
masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana
diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan
kaidah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan
memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana
merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh
pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol,
sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan
yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang
bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus, seperti istilah
baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan atau
tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.

1.2 Rumusan Masalah atau Topik Bahasan


1. Apa pengertian dari perkembangan bahasa ?
2. Bagaimanakah tahap perkembangan bahasa?
3. Bagaimanakah karakteristik perkembangan bahasa remaja ?
4. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa ?

1
5. Bagaimana hubungan kemampuan berbahasa terhadap kemampuan berpiki
r?
6. Apa sajakah hambatan perkembangan bahasa anak ?
7. Apa upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan kemampuan bahas
a dan implikasinya bagi pendidikan?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari perkembangan bahasa
1. Memahami tahap perkembangan bahasa
2. Mengetahui karakteristik perkembangan bahasa remaja
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
4. Memahami hubungan kemampuan berbahasa terhadap kemampuan
berpikir
5. Mengetahui hambatan perkembangan bahasa anak
6. Memahami upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan
kemampuan bahasa dan implikasinya bagi pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Perkembangan Bahasa


Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam
pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Perkembangan bahasa adalah
meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi
dengan cara lisan, tertulis, maupun dengan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan
menguasai alat komunikasi di sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat
memahami dan dipahami orang lain.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti
faktor intelek atau kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan berbahasa. Penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seseorang
memerlukan komunikasi dengan orang lain. Sejalan dengan perkembangan
hubungan sosial, maka perkembangan seseorang (bayi-anak) di mulai dengan
meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua
suku kata, menyusun kalimat sederhana, dan seterusnya melakukan sosialisasi
dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilaku
sosial.

2.2. Tahap Perkembangan Bahasa


Menurut buku Bidang Pengembangan Kemampuan ( Rusoni Elin, 24:2006
) Tahap perkembangan bahasa anak dibagi ke dalam dua bagian, yaitu tahap
pralinguistik dan tahap linguistik.

1. Tahap Pralinguistik(Masa Meraban)


Pada tahap ini, bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan anak
belumlah bermakna. Bunyi – bunyi itu memang telah menyerupai vocal atau
konsonan tertentu. Akan tetapi secara keseluruhan bunyi tersebut tidak mengacu
pada kata dan makna tertentu.Tahap pralinguistik merupakan tahap perkembangan
bahasa anak yang dialami oleh anak yang berusia 0-1 tahun. Tahap pralinguistik
dibagi lagi ke dalam dua tahapan, yaitu:

3
a. Tahap Meraba Pertama
Tahap meraba pertama dialami oleh anak usia 0-6 bulan. Pembagian
kelompok ini bersifat umum dan tidak berlaku persis pada setiap anak.
 Usia 0 - 2 bulan
Pada usia tersebut sudah dapat mengetahui asal suara. Mereka
sudah dapat membedakan suku kata, mereka bisa merespon secara berbeda
terhadap kualitas emosional suara manusia misalnya, mereka akan
tersenyum jika mendengar suara yang ramah atau sebaliknya mereka akan
menangis jika mendengar suara dengan nada marah.
 Usia 2 - 5 bulan.
Pada usia 2-5 bulan bayi dapat membedakan suara laki – laki dan
perempuan. Anak mulai mendekat dan mengeluarkan bunyi – bunyi vokal
yang bercampur dengan bunyi – bunyi mirip konsonan. Bunyi ini biasanya
muncul sebagai respon terhadap senyum atau ucapan ibunya atau orang
lain.
 Pada usia 4 – 7 bulan
Pada usia tersebut anak mulai mengeluarkan bunyi agak utuh
dengan durasi (rentang waktu) yang lama. Bunyi mirip konsonan atau
mirip vokalnya lebih bervariasi. Konsonan nasal/m/n sudah mulai muncul.
b. Tahap Meraba Kedua
 Usia 6 – 12 bulan
Pada tahap ini anak mulai memperhatikan intonasi dan ritme
dalam ucapan. Pada tahap ini anak dapat berkomunikasi dan berceloteh.
Celotehannya berupa reduplikasi atau pengulangan konsonan dan vokal
yang sama, seperti/ba ba ba/,ma ma ma/, dad a da/. Vokal yang muncul
adalah dasar /a/ dengan konsonan hambat labial /p, b/ nasal /m, n, g/, dan
alveolar /t, d/. selanjutnya celotehan reduplikasi ini berubah lebuh
bervariasi. Vokalnya sudah mulai menuju vokal /u/ dan /i/, dan konsonan
frikatif pun, seperti /s/ sudah mulai muncul.

4
2. Tahap Linguistik
Tahap linguistik adalah tahap perkembangan bahasa anak usia 1-5 tahun. Pada
tahapan ini anak mulai bisa mengucapkan bahasa seperti bahasa orang dewasa.
Tahap linguistik terbagi lagi ke dalam 4 tahapan, yakni :
a. Tahapan Holofrasis (tahap satu kata)
Pada tahap ini anak sudah mulai mengucapkan suatu kata. Pada
periode ini disebut holofrase, karena anak – anak menyatakan makna
keseluruhan frase atau kalimat dalam suatu kata yang diucapkannya itu.
b. Ucapan Dua Kata
Berlangsung sewaktu anak berusia 1,5 – 2 tahun. Tahap ini
memasuki tahap pertama kali mengucapkan dua holofrase dalam
rangkaian yang cepat. Komunikasi yang ingin ia sampaikan adalah
bertanya dan meminta.Pada masa ini, kosakata dan gramatika anak
berkembang dengan cepat. Tuturannya mulai bersifat telegrafik. Artinya
apa yang dituturkan anak hanyalah kata – kata yang penting saja, seperti
kata benda, kata sifat, dan kata kerja.
c. Pengembangan Tata Bahasa
Perkembangan anak pada tahap ini makin luar biasa.
Perkembangan ini ditandai dengan penggunaan kalimat dengan lebih
dari dua kata. Tahap ini umumnya dialami oleh anak usia sekita 2
sampai 5 tahun.
d. Tata Bahasa Menjelang Dewasa
Tahap perkembangan bahasa anak yang keempat ini biasanya
dialami oleh anak yang sudah berumur antara 5 – 10 tahun. Pada tahap ini
anak – anak sudah mulai menerapkan struktur tata bahasa yang rumit dan
sudah mampu menyusun kalimat yang lebih rumit.

2.3. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja


Bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja
mencakup lingkungan keluarga,masyarakat dan khususnya pergaulan teman
sebaya,dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang

5
telah berkembang di lingkungan sekitarnya.Hal tersebut mengakibatkan
pembentukan kepribadian yang mempunyai ciri khusus dalam perilaku bahasa.
Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja)
mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga
pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang
benar.Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu
pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan
sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa.
Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup
menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa
pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.Dari kelompok itu
berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus, seperti
istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal
ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan
khusus pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah
dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu
dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan
kosakata sesuai dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat
lapisan pendidikan rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa
pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar.

2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa


Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu
perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
 Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan
fisiknya, bertambahnya pengalaman dan meningkatkan kebutuhan. Bahasa
seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan
kebutuhannya. Faktor fisik dan ikut mempengaruhi sehubungan semakin
sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan
gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang

6
menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan,
dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual, anak akan mampu
menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.
 Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil
untuk cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan
perkotaan akan berbeda dengan dilingkungan pedesaan. Begitu pula
perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan daerah-daerah
terpencil menunjukkan perbedaan.Pada dasarnya bahasa dipelajari dari
lingkungan. Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan pergaulan
dalam kelompok, seperti kelompok bermain, kelompok kerja, dan kelompok
sosial lainnya.
 Kecerdasan anak
Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda,
memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan intelektual atau
tingkat berpikir. Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata
yang diingat, kemampuan menyusun kalimat dengan baik dan memahami
atau menangkap maksud suatu pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi oleh
kerja pikir atau kecerdasan seseorang anak.
 Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu
menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak
dengan anggota keluarganya. Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-
anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi berbeda dengan
keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan tampak perbedaan
perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan
tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh terhadap
perkembangan bahasa.

7
 Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang
terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap,
dan organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangan alam
berbahasa.
 Kedwibahasaan(bilingualism)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa
yang lebih dari satu bahasa akan lebih bagus dan lebih cepat perkembangan
bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena
anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi.
 Jumlah anak atau anggota keluarga
Suatu keluarga yang memiliki banyak anak atau banyak anggota
keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komuikasi
yang bervariasi dibandingkan dengan keluarga yang hanya memiliki anak
tunggal dan tidak ada anggota keluarga lain selain keluarga inti.

2.5. Hubungan Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir


Berfikir pada dasarnya merupakan rangkaian proses kognisi yang bersifat
pribadi atau pemrosesan informasi yang berlangsung selama munculnya stimulus
sampai dengan munculnya respons (morgan, 1989). Seseorang yang rendah
kemampuan berfikirnya akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang
baik, logis, dan sistematis. Hal ini berakibat sulitnya berkomunikasi.
Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan orang lain. Seseorang
menyampaikan ide dengan berbahasa dan menangkap ide orang lain juga dengan
melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil ide itu merupakan proses berfikir
yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat
ketidaktepatan dan kekeburan presepsi yang diperolehnya. Akibat lebih lanjut
adalah hasil proses berfikir jadi tidak benar, dan hal itu disebabkan karena
kemampuan berbahasa seseorang yang rendah. Sering kali dikatakan oleh banyak
orang bahwa kemampuan berfikir seseorang menentukan dan sekaligus dapat
dipahami dari kemampuan bahasanya. Sebaliknya kemampuan berbahasa
seseorang merupakan pencerminan dari kemampuan berfikir seseorang.

8
Meskipun demikian, dalam kasus tertentu ada sejumlah orang yang
kemampuan berfikirnya bagus tetapi kemampuan bahasanya kurang. Sebaliknya
ada sejumlah orang yang kemampuan bahasanya bagus tetapi kemampuan
berfikirnya tidak sebagus kemampuan bahasanya. Seringkali dijumpai sejumlah
orang yang mampu menulis dengan bagus untuk mengekspresikan pemikirannya,
tetapi ketika diminta untuk mempersentasikan pikiran – pikirannya justru jadi
tidak menarik. Sebaliknya, ada sejumlah orang yang ketika diminta
mempresentasikan pikiran-pikirannya sangat menarik dan sangat memukau
banyak orang, tetapi ketika diminta menuangkan hasil pikiran-pikirannya dalam
tulisan menjadi tidak menarik.

2.6. Hambatan Perkembangan Bahasa Anak


Gangguan berbahasa dapat berupa keterlambatan berbicara. Keterlambatan
perkembangan berbicara yang paling sederhana adalah keterlambatan
perkembangan bahasa anak di bawah umur. Gejala keterlambatan yang muncul
apabila anak berumur 10 bulan belum dapat mengoceh dan 18 bulan belum
menguasai kata “ papa “ dan “ mama “ atau 2 tahun belum dapat merangkai
kalimat dari dua kata atau bicaranya tidak dapat dimengerti oleh orang tuanya atau
tidak mengerti apa yang dikatakan kepada anak itu.

A. FAKTOR INTERNAL
 Faktor Keturunan (konginetal)
Gangguan bahasa pada bayi bisa disebabkan oleh faktor keturunan. Gangguan
ini bisa dikarenakan, retardasai mental, ketulian, gangguan saraf, cacat pada alat
bicara seperti pada lidah, gigi, bibir, langit-langit dan anak lidah. Bisa juga karena
gangguan perkembangan bicara, seperti gagap dan gangguan saraf-saraf motorik.
 Gangguan pendengaran
Pada beberapa kasus, hambatan pada pendengaran berkaitan dengan
keterlambatan bicara. Jika si anak mengalami kesulitan pendengaran, maka dia
akan mengalami hambatan pula dalam memahami, meniru dan menggunakan
bahasa. Salah satu penyebab gangguan pendengaran anak adalah karena adanya
infeksi telinga. Anak dengan gangguan pendengaran biasanya ia tidak akan

9
memberi respons terhadap bunyi-bunyian yang ada di sekitarnya. Gangguan
pendengaran bisa menyebabkan anak mengalami hambatan pula dalam
memahami, meniru dan menggunakan bahasa. Sebaiknya bawa segera anak ke
dokter spesialis THT siapa tahu ada infeksi dengan telinganya.
 Gangguan bicara yang didapat
Gangguan yang didapat adalah gangguan bicara yang diakibatkan penyakit.
Bisa juga karena infeksi pada otak pasca trauma kepala, kanker otak, gangguan
aliran darah ke otak, serta kelumpuhan saraf yang menggerakkan otot bicara,
seperti polio dan tumor otak.
 Faktor kejiwaan seperti penyakit autisme
Untuk anak autisme, perlu latihan. Pada tahap awal, stimulasi dengan kontak
dengan matanya. Karena pada anak autisme tidak mau melakukan kontak mata
dengan lawan bicara.

B. FAKTOR EKSTERNAL
Yang dimaksud adalah akibat faktor lingkungan yaitu terasingnya seorang
anak manusia, yang aspek biologis bahasanya normal dari lingkungan kehidupan
manusia. Keterasingannya bisa disebabkan karena diperlakukan dengan sengaja
(sebagai eksperimen) bisa juga karena hidup bukan dalam alam lingkungan
manusia.

Macam-macam kelainan atau gangguan bahasa pada anak, antara lain :


1. Afasia
Afasia yaitu kehilangan kemampuan untuk membentuk kata-kata atau kehilangan
kemampuan untuk menangkap arti kata-kata sehingga pembicaraan tidak dapat
berlangsung dengan baik. Anak-anak dengan afasia didapat memiliki riwayat
perkembangan bahasa awal yang normal, dan memiliki onset setelah trauma
kepala atau gangguan neurologis lain.
2. Gagap
Gagap adalah gangguan kelancaran atau abnormalitas dalam kecepatan atau irama
bicara. Terdapat pengulangan suara, suku kata atau kata atau suatu bloking yang
spasmodik, bisa terjadi spasme tonik dari otot-otot bicara seperti lidah, bibir dan
laring. Terdapat kecendrungan adanya riwayat gagap dalam keluarga. Selain itu,

10
gagap juga dapat disebabkan oleh tekanan dari orang tua agar anak bicara dengan
jelas, gangguan lateralisasi, rasa tidak aman, dan kepribadian anak.

3. Disfasia Perkembangan
Disfasia perkembangan adalah disfasia yang dialami anak apabila terdapat defisit
dalam ekspresi verbal atau pemahaman bahasanya, tidak termasuk di dalamnya
gangguan pendengaran, motorik, terbelakang mental, kerusakan otak, emosional
atau lingkungan bicara yang kurang mendukung.

Tanda- tanda anak mengalami kelainan atau gangguan bahasa, antara lain :
 Sampai dengan usia 10 minggu, anak tidak mau tersenyum sosial.
 Pada usia 3 bulan, anak tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban.
 Pada usia 6 bulan, anak tidak mampu memalingkan mata dan kepalanya
terhadap suara yang datang dari belakang atau sampingnya.
 Sampai dengan usia 8 bulan, anak tidak ada perhatian terhadap lingkungan
sekitarnya.
 Pada usia 10 bulan, anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan
namanya sendiri.
 Pada usia 15 bulan, anak tidak berbicara, tidak mengerti dan memberikan
reaksi terhadap kata-kata jangan, dadah dan sebagainya.
 Pada usia 18 bulan, anak tidak dapat menyebutkan 10 kata tunggal.
 Sampai usia 20 bulan, anak tidak mengucapkan 3-4 kata.
 Pada usia 21 bulan, anak tidak memberikan reaksi terhadap perintah
(misal: duduk, kemari, berdiri).
 Pada usia 24 bulan, anak tidak dapat menyebutkan bagian-bagian tubuh
dan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang terdiri dari 2 kata.
 Setelah usia 24 bulan, anak hanya memiliki perbendaharaan kata yang
sangat sedikit atau tidak memiliki kata-kata huruf z pada frase.
 Pada usia 30 bulan, ucapan anak tidak dapat dimengerti oleh
anggota keluarganya.
 Pada usia 36 bulan, anak belum dapat menggunakan kalimat-kalimat
sederhana, belum dapat bertanya dengan menggunakan kalimat tanya yang

11
sederhana, dan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh orang di luar
keluarganya.
 Pada usia 3,5 tahun, anak selalu gagal untuk menyebutkan kata akhir
(misalnya ‘ca’ untuk cat, ‘ba’ untuk ban, dan lain-lain).
 Setelah usia 4 tahun, anak berbicara dengan tidak lancar (gagap).
 Setelah usia 7 tahun, anak masih suka melakukan kesalahan dalam
pengucapan.
 Pada usia berapa saja terdapat hipernasalitas atau hiponasalitas (sengau
atau bindeng) yang nyata atau memiliki suara yang monoton tanpa
berhenti, sangat keras, tidak dapat didengar, dan secara terus-menerus
memperdengarkan suara serak.

2.7. Upaya Yang Harus Dilakukan Dalam Pengembangan Kemampuan B


ahasa dan Implikasinya Bagi Pendidikan
Agar kemampuan bahasa anak dapat optimal, sejak dini akan anak perlu
diperkenalkan dengan lingkungan yang memiliki kemampuan berbahasa yang
variatif. Terdapat dukungan sosial dalam perkembangan bahasa anak yaitu:
 Motherese yaitu cara seorang ibu dalam berkomunikasi dengan bayi, serta
dengan kata-kata dan kalimat yang sederhana. Motherese sulit dilakukan
tanpa adanya bayi, tetapi motherese mempunyai peranan penting dalam
mempermudah perkembangan bahasa anak sejak usia dini.
 Recasting yaitu membuat frase yang sama dari suatu kalimat dengan cara
berbeda, mungkin dengan cara mengemukakannya dalam pertanyaan
 Echoing yaitu mengulangi apa yang akan dikatakan kepada kita, terutama
jika kata-kata tersebut belum benar.
 Expanding yaitu menyatakan kembali apa yang anak telah katakan kepada
kita dengan linguistik yang lebih baik.
Orang tua dan guru merupakan komponen penting dalam perkembangan
bahasa anak,karena peranannya sebagai model bahasa dan pengoreksi atas
kesalahan anak. Jadi apabila orang tua dan guru dapat berperan aktif , maka anak
akan mengalami perkembangan bahasa yang positif.

12
Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara
mandiri, baik lisan maupun tertulis dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan
lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak dan membentuk pola bahasa
masing-masing. Dalam penggunaan model ini guru harus banyak memberikan
rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi
bebas.Misalnya Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa – siswa yang
berlainan variasi bahasanya, baik kemampuannya maupun polanya. Menghadapi
hal ini guru harus mengembangkan strategi belajar – mengajar bidang bahasa
dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak. Pertama anak perlu
melakukan pengulangan pelajaran yang telah diberikan dengan kata – kata dan
bahasa yang disusun oleh para siswa sendiri. Dengan demikian, guru dapat
melakukan identifikasi tentang pola dan tingkat kemampuan bahasa siswa –
siswanya. Kedua, berdasar hasil identifikasi itu, guru melakukan pengembangan
bahasa lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar oleh guru.
Dan yang paling penting adalah ketika seorang pendidik sedang mengajar
kepada peserta didik gaya bahasa yang digunakan itu mudah dipahami sehingga
peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi yang
diberikan.Selain itu, sarana perkembangan bahasa seperti buku-buku, surat kabar,
majalah, dan lain-lain hendaknya disediakan di sekolah maupun di rumah.

13
BAB III
PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan
Bahasa sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar terutama pergaulan, jika
pergaulan remaja dalam lingkup yang baik maka ia akan menggunakan bahasa
yang baik pula dan begitu pula sebaliknya. Dan semakin bertambahnya umur
maka bahasa yang dimiliki akan semakin berkembang, semakin dewasa seseorang
maka pemilihan kata pun akan semakin ilmiah. Bahasa memegang peran penting
dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh banyak
faktor diantaranya: usia anak, kondisi keluarga dan kondisi fisik anak terutama
dari segi kesehatannya. Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling
berpengaruh satu sama lain. Artinya kemampuan berpikir berpengaruh terhadap
kemampuan berbahasa dan sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir. Dalam upaya mengembangkan perkembangan
bahasa remaja dalam konteks pendidikan, kita harus memberikan suatu
pengajaran yang baik dan Dalam penggunaan model pengekspresian ini kita harus
banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau
komunikasi bebas. Dalam hal itu, sarana perkembangan bahasa seperti buku-buku,
surat kabar, majalah, dan lain-lainnya hendaknya disediakan di sekolah maupun
dirumah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hieni, Nurbiana. 2006. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas


Terbuka
Mustikawati. Kegiatan Bermain Peran Dalam Pengembangan
Kemampuan Bahasa Anak Di Kelompok Bermain-Taman Kanak-Kanak
Islam Nibras Padang. Jurnal Pesona, PAUD Vol. 1 No. 1
Roestiyah. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Rusoni, Elin. 2006. Tahap Pemerolehan Bahasa Anak dan Perkembangan Bahasa
Anak.
Lilis Suryani, dkk. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan
Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Shaftel, Fannie R. 1967. Role Playing for Social Values. New Jersey: Prentice
Hall. Inc
Kristalina Kismadewi.2013. Psikologi Perkembangan Bahasa, (online),
(http://kkisma.blogspot.com/2013/12/psikologi-perkembangan-
bahasa.html), diakses pada 20 September 2019

15

Anda mungkin juga menyukai