1178 2757 1 SM PDF
1178 2757 1 SM PDF
Siska Wulandari
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang mem-
buat seseorang bahagia di tempat kerja. Kebahagiaan di tempat kerja menjadi isu
penting dalam penelitian ini karena karyawan yang bahagia akan total dalam bekerja
dan uang bukan merupakan hal utama (Alfarisi, 2010). Sikap ini berdampak positif
pada produktivitas kerja. Sebanyak 407 pegawai UIN Suska Riau diminta untuk meng-
isi kuesioner pertanyaan terbuka yang dikembangkan oleh Kim (2009) dan data diri.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan kombinasi metode kualitatif dan kuan-
titatif dengan pendekatan indigenous psychology. Jawaban-jawaban dikategori kemu-
dian dilakukan cross tabulasi. Hasil analisis data menemukan bahwa ada lima faktor
yang membuat seseorang bahagia di tempat kerja. Faktor-faktor tersebut adalah ada-
lah (1) hubungan positif dengan orang lain (47,2 persen), (2) prestasi (22,4 persen),
(3) lingkungan kerja fisik (17,0 persen), (4) kompensasi (12,0 persen), (5) kesehatan
(1,5 persen). Hubungan positif dengan orang lain merupakan faktor terbesar yang
membuat seseorang bahagia di tempat kerja.
Abstract
This study aims to gain to get information about factors that can makes people happy
at work. Happiness at work became important issue on this research because happy
employees do their job with totally and money does not number one (Alfarisi, 2010).
This attitudes give positive effect for work productivity. A number of 407 employess at
UIN Suska Riau filled out questionnaire with open-ended questions developed by Kim
(2009) and information about the data itself. The data was analyzed using a combina-
tion of qualitative and quantitative methods with indigenous psychology approach. Cat-
egorization responses were analyzes by cross tabulation statistical methods. Result
showed that there were five factor that make employee happy at work, those are : (1)
positive relationship with others (47,2%); (2) prestation (22,4%); (3) fisical environt-
ment (17,0%); (4) compensation (12,0%); and (5) Healt (1,5%). Positive relationship
with others were biggest factor that makes people to be happy at work.
49
Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1, Juni 2014
50
Faktor - Faktor Kebahagiaan Di Tempat Kerja..... Siska Wulandari
sesuai kehendak sendiri, tidak terpaksa, dan Maka dari itu, kebahagiaan dapat
merasa tugas sebagai tanggung jawab mem- dipengaruhi oleh budaya, kepribadian, perni-
berikan rasa puas dalam melakukan peker- kahan, dukungan sosial, persahabatan, kes-
jaan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa individu ehatan, agama dan spritualitas serta ker-
saat bekerja tidak hanya ingin mendapatkan jasama dengan rekan-rekan. Sementara
materi, melainkan juga sebagai bentuk pang- kerja didefinisikan sebagai aktivitas untuk
gilan hati. Hal ini akan memberikan rasa ba- mencapai tujuan (Anaroga, 2009) dan Malayu
hagia dalam bekerja. Hasil wawancara ini (2009) mengatakan kerja adalah sejumlah
sejalan dengan pendapat Lopez dan Snyder aktivitas fisik dan mental yang dilakukan se-
(2007) yang menyatakan bahwa individu be- seorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan,
kerja bukan hanya untuk mendapatkan materi, dengan demikian disimpulkan bahwa kerja
melainkan bahwa suatu pekerjaan itu menjadi merupakan sejumlah aktivitas fisik dan men-
suatu panggilan hati, sehingga mereka be- tal yang dilakukan seseorang dalam melaku-
kerja dengan hati yang bahagia dan senang. kan pekerjaan untuk sesuatu yang hendak
Rasa tidak bahagia di tempat kerja ini akan dicapai.
menimbulkan ketidakpuasan yang memberi- Kebahagiaan di tempat kerja meru-
kan dampak negatif bagi instansi antara lain pakan perasaan positif yang dimiliki individu
tingkat kehadiran rendah dan turnover yang disetiap waktu kerja, karena individu tersebut
tinggi (Soeghandi, 2013). mengetahui, mengelola dan mempengaruhi
Kebahagiaan di tempat kerja sangat dunia kerjanya sehingga mampu memaksi-
penting bagi individu karena individu yang ba- malkan kinerja dan memberikan kepuasan
hagia di tempat kerja memiliki perasan positif bagi dirinya dalam bekerja (Pryce dan Jones,
yang membuat individu puas, produktif, dan 2010). Pada penelitian ini kebahagiaan di
turnover rendah sehingga menciptakan sum- tempat kerja didefinisikan sebagai kondisi
ber daya manusia yang berkualitas (Ningsih, emosi positif dan aktivitas positif yang dirasa-
2013). Intinya individu yang bahagia di tempat kan oleh individu secara subyektif dalam me-
kerja akan berdampak positif dan negatif bagi nilai diri sebagai individu yang bahagia atau
instansi. Dengan melihat adanya dampak tidak dalam melakukan aktivitas pekerjaan di
positif dan negatif yang didapatkan dari indi- tempat kerja.
vidu yang bahagia dan tidak bahagia, instansi Aspek-aspek kebahagiaan di tempat
dapat meningkatkan kebahagiaan individu kerja antara lain gaji, jam kerja, rekan kerja,
dalam bekerja. Namun untuk meningkatkan lingkungan kerja, manajemen, kepribadian
kebahagiaan individu dalam bekerja, penting dan sikap. Selain itu, nilai pekerjaan memiliki
untuk terlebih dahulu mengetahui faktor yang dampak yang besar pada kebahagiaan indi-
membuat individu bahagia dalam bekerja. vidu di tempat kerja (Suojanen, 2012). Faktor-
Seligman (2005) menjelaskan keba- faktor yang mempengaruhi individu bahagia
hagiaan merupakan konsep yang mengacu di tempat kerja yakni kepribadian, budaya,
pada emosi positif yang dirasakan individu pernikahan, dukungan sosial, persahabatan,
serta aktivitas-aktivitas positif yang disukai kesehatan, agama dan spiritualitas, serta ker-
oleh individu. Menurut Lopez dan Snyder jasama (Carr, 2004).
(2007) kebahagiaan merupakan kondisi
emosi positif yang secara subjektif didefin- Metode
isikan oleh setiap orang. Lyubomirsky (2007)
menyebutkan kebahagiaan sebagai penila- Penelitian ini merupakan penelitian
ian subyektif dan global dalam menilai diri deskriptif dengan menggunakan metode
sebagai orang yang bahagia atau tidak. Hal survei dengan melihat frekuensi jawaban
ini beranjak dari pemikiran bahwa kebaha- responden dan mengcrosstabkan dengan
giaan dinilai berdasarkan kriteria-kriteria sub- beberapa kategori respon jawaban. Pen-
yektif yang dimiliki individu. Menurut Biswas, dekatan yang digunakan dalam penelitian ini
Diener dan Dean (2007) kebahagiaan meru- adalah indigenous psychology. Subjek pe-
pakan kualitas dari keseluruhan hidup manu- nelitian adalah pegawai tetap PNS dan non
sia apa yang membuat kehidupan menjadi PNS Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
baik secara keseluruhan seperti kesehatan Kasim Riau berjumlah 407 orang (Sumber:
yang lebih baik, kreativitas yang tinggi, pen- Kabag. Organisasi, Kepegawaian dan Hu-
dapatan yang lebih tinggi dan tempat kerja kum UIN Suska Riau pada September 2103)
yang baik. Dari beberapa pengertian ahli di yang memiliki masa kerja diatas lima tahun.
atas, disimpulkan bahwa kebahagiaan ada- Data dikumpulkan dengan menggunakan
lah suatu kondisi emosi positif dan aktivitas angket pertanyaan terbuka yang disebarkan
positif yang dirasakan oleh individu secara dari tanggal 6-24 Desember 2013 secara face
subyektif dalam menilai diri sebagai individu to face. Pertanyaan dalam angket dikem-
yang bahagia atau tidak sehingga secara bangkan oleh Kim (2009) Center For Indege-
keseluruhan kualitas kehidupan menjadi baik. nous & Cultural Psychology (CCIP) Fakul-
tas Psikologi UGM dan dimodifikasi penulis
51
Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1, Juni 2014
sesuai kebutuhan penelitian. Subjek diberi Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim
kebebasan untuk memberikan jawaban atas Riau. Data dianalisis dengan menggunakan
pertanyaan yang diberikan. Pertanyaannya SPSS version 16.00.
adalah hal apa yang membuat sesorang ba-
hagia di tempat kerja? Hasil
Validasi alat ukur dilihat dari validasi
isi dengan melakukan profesional judgment 1. Deskripsi hasil penelitian
(Azwar, 2013) oleh tiga orang dosen Fakul- Berdasarkan hasil analisis data di-
tas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan peroleh hasil bahwa ada lima faktor yang
Syarif Kasim Riau dan tiga orang dosen Uni- membuat seseorang bahagia di tempat ker-
versitas Gadjah Mada, Yogyakarta. ja. Faktor-faktor tersebut adalah adalah (1)
Analisis data menggunakan pendeka- hubungan positif dengan orang lain (47,2
tan indigenous psychology teknik statistik persen), (2) prestasi (22,4 persen), (3) ling-
deskriptif dengan cara frekuensi dan katego- kungan kerja fisik (17,0 persen), (4) kompen-
risasi. Selama proses kategorisasi, jawaban sasi (12,0 persen), (5) kesehatan (1,5 pers-
subjek dipisahkan menjadi kategori kecil. en). Namun, dari beberapa faktor tersebut
Kemudian hasil kategorisasi jawaban subjek faktor hubungan positif dengan orang lain
divalidasi oleh lima orang dosen dan satu memiliki persentase terbesar. Berikut grafik
mahasiswa yang menjadi asisten Center For persentase faktor-faktor kebahagiaan di tem-
Indigenous & Cultural Psychology (CCIP) pat kerja:
Faktor pertama yang membuat se- yang menggambarkan kategori ini adalah :
seorang bahagia di tempat kerja adalah P140 “Teman kerja yang saling support”
hubungan positif dengan orang lain (47,2 P186 “Pemimpin yang begitu bijaksana”
persen), hubungan positif dengan orang lain P375 “Dukungan dari rekan kerja”
terdiri dari kategori dukungan rekan kerja
(40,8 persen) dan atasan yang bijaksana Faktor kedua yang membuat sese-
(6,4 persen). Hubungan positif dengan orang orang bahagia di tempat kerja adalah prestasi
lain didefinisikan sebagai hubungan antara (22,4 persen). Prestasi terdiri dari kategori ke-
orang yang satu dengan orang lain yang bu- berhasilan menyelesaikan tugas (13,0 pers-
kan sekedar hubungan pasif melainkan suatu en), kesesuaian pekerjaan (5,7 persen), dan
aktivitas yang mengembangkan hasil yang mengembangkan diri (3,7 persen). Prestasi
lebih produktif, membangun dan memuaskan adalah hasil usaha yang dicapai dari apa
(Maryanto, 2010). Konsep mengenai hubun- yang dikerjakan atau yang diusahakan. Sese-
gan positif dengan orang lain didasarkan orang dianggap berprestasi, jika dia telah me-
pada bahwa manusia adalah makhluk sosial raih sesuatu hasil dari apa yang diusahakan-
yang membutuhkan satu dengan yang lain nya, baik karena hasil belajar, bekerja, atau
sehingga segala aktivitas tidak terlepas dari berlatih keterampilan dalam bidang tertentu.
adanya hubungan dengan orang lain. Hubun- Prestasi direfleksikan sebagai hasil nyata dari
gan positif dengan orang lain dalam peneli- puncak pengembangan potensi diri. Presta-
tian ini adalah bagaimana seseorang ber- si hanya dapat diraih dengan mengerahkan
hubungan satu sama lain saling mendukung segala kekuatan, kemampuan dan usaha
sesama rekan kerja dan berhubungan baik yang ada dalam diri kita (Ruvendi, 2005).
dengan atasan. Beberapa pernyataan subjek Konsep prestasi didasarkan pada bahwa sese-
52
Faktor - Faktor Kebahagiaan Di Tempat Kerja..... Siska Wulandari
P231 “Menyelesaikan pekerjaan dengan kompensasi tidak hanya gaji melainkan ada
tepat waktu” insentif (Alhempi, 2012). Pada dasarnya
P312 “Pekerjaan yang dikerjakan sesuai orang yang bekerja akan menerima balas
dengan keahlian sehingga kerja men- jasa dari pekerjaan yang dilakukan salah sa-
jadi lebih baik” tunya gaji yang sesuai dengan apa yang tel-
P434 “Tantangan yang akhirnya bisa disele- ah dilakukan dan kemampuan yang dimiliki.
saikan secara tepat” Beberapa pernyataan yang meng-
gambarkan kategori ini adalah:
Faktor ketiga yang membuat sese- P366 “Gaji yang sesuai dengan yang di
orang bahagia di tempat kerja adalah ling- harapkan”
kungan kerja fisik (17,0 persen). Lingkungan P393 “Gaji yang sesuai dengan kemam-
kerja fisik didefinisikan sebagai segala sesua- puan yang dimiliki”
tu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat P396 “Ketika mendapatkan bonus”
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tu-
gas-tugas yang dibebankan dengan peralatan Faktor terakhir yang membuat sese-
pekerjaan yang memadai seperti penerangan, orang bahagia di tempat kerja adalah keseha-
suhu udara, ruang gerak, keamanan, dan ke- tan (1,5 persen). Kesehatan adalah keadaan
bersihan (Munandar, 2001) Lingkungan kerja sejahtera dari fisik, psikis, dan sosial yang
fisik terdiri dari ruang kerja (3,2 persen) dan memungkinkan seseorang hidup produktif se-
peralatan kerja (13,8 persen). Lingkungan cara sosial dan ekonomi (Kesari, 2012). Kon-
kerja fisik merupakan satu sarana untuk me- sep kesehatan berkaitan dengan setiap se-
mudahkan seseorang dalam bekerja, karena seorang yang bekerja harus memiliki kondisi
seseorang bekerja harus memiliki ruang kerja fisik dan psikis yang sehat, maka seseorang
dan peralatan kerja yang memadai. Konsep yang berada dalam kondisi sehat jasmani
mengenai lingkungan kerja fisik berdasarkan dan rohani akan memiliki pikiran yang sehat
penelitian ini adalah segala sesuatu yang ada pula sehingga dalam bekerja seseorang siap
disekitar para pekerja meliputi peralatan kerja mengerjakan pekerjaan yang akan dilakukan-
dan ruang kerja yang baik. Beberapa perny- nya, dengan hal tersebut membuat mereka
ataan yang menggambarkan kategori ini ada- lebih bahagia. Kesehatan terdiri dari kategori
lah: sehat fisik, dan rileks. Kesehatan dalam pe-
P438 “Fasilitas yang lengkap” nelitian ini berkaitan dengan kondisi sese-
P431 “Peralatan kerja yang tersedia dan orang yang baik secara fisik dan psikisnya.
berfungsi dengan baik” P045 “ Apabila badan sehat”
P229 “Tempat kerja yang bagus” P173 “Badan sehat”
P299 “Mendengarkan musik dalam bekerja”
Faktor keempat yang membuat se-
seorang bahagia di tempat kerja adalah Berdasarkan pemaparan di atas, se-
Kompensasi (12,0 persen). Kompensasi ter- cara rinci dapat dilihat persentase kategori
diri dari gaji (10,1 persen) dan insentif (2,0 kecil jawaban mengenai faktor-faktor kebaha-
persen). Kompensasi adalah segala sesuatu giaan di tempat kerja. Berikut hasil persentase
yang diterima pekerja sebagai balas jasa kategorisasi:
terhadap pekerjaan yang dilakukan,
Tabel 1. Persentase Kategori Kecil Jawaban Faktor-Faktor Kebahagiaan di Tempat
Kategori Jumlah (%)
Hubungan positif dengan orang lain 192 47,20%
Dukungan rekan kerja 166 40,80%
Atasan yang bijaksana 26 6,40%
Prestasi 91 22,40%
keberhasilan menyelesaikan tugas 53 13,00%
Kesesuaian pekerjaan 23 5,70%
Mengembangkan diri 15 3,70%
Lingkungan kerja fisik 69 17,00%
Peralatan kerja 56 13,8%
Ruang kerja 13 3,20%
Kompensasi 49 12,00%
Gaji 41 10,1%
Insentif 8 2,0%
Kesehatan 6 1,50%
Sehat fisik 2 0,50%
Rileks 4 1,50%
Total 407 100%
53
Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1, Juni 2014
Tabel 1 di atas menunjukkan persen- dan terakhir faktor kesehatan berasal dari kat-
tase jawa ban subjek mengenai faktor ke- egori sehat fisik dan rileks.
bahagiaan di tempat kerja, dimana kategori
jawaban faktor kebahagiaan di tempat kerja 2. Analisis Tambahan
adalah bahagia dalam hal hubungan positif a. Tingkat kebahagiaan
dengan orang lain yang berasal dari kategori Berdasarkan aitem pertanyaan kelima
dukungan rekan kerja, dan atasan yang bi- yang menanyakan tentang tingkat kebaha-
jaksana. Faktor prestasi berasal dari keber- giaan yang dirasakan subjek di tempat kerja.
hasilan menyelesaikan tugas, kesesuaian Rentang kebahagiaan mulai dari angka satu
pekerjaan, dan mengembangkan diri. Faktor sampai tujuh. Untuk itu peneliti mengkaji se-
lingkungan kerja fisik berasal dari kategori cara mendalam menggunakan analisis statis-
ruang kerja dan peralatan kerja. Selanjutnya, tik deskriprif frekuensi. Berikut hasil analisis di
faktor kompensasi terdiri dari gaji dan insentif, bawah ini:
5 393 96,60%
6 8 2,00%
7 6 1,50%
54
Faktor - Faktor Kebahagiaan Di Tempat Kerja..... Siska Wulandari
Seperti terlihat pada tabel 3 di atas, besar yang mendukung kebahagiaan dalam
pegawai pria lebih mengutamakan hubun- bekerja.
gan positif dengan orang lain (47, 60 persen);
diikuti kompensasi (12,60 persen); dan kes- c. Pendidikan
ehatan (2,20 persen); sebagai faktor yang Berdasarkan pendidikan didapat
mendukung kebahagiaan dalam bekerja, se- perbedaan antara pegawai pria dan wanita
mentara pada pegawai wanita faktor hubun- dalam mempersepsi faktor-faktor yang men-
gan positif dengan orang lain (46,00 persen) dukung kebahagiaan di tempat kerja. Berikut
prestasi (23,90 persen); dan lingkungan kerja hasil analisis :
fisik (18,20 persen) merupakan tiga faktor ter-
SMK/SMA Diploma Sarjana Master
Seperti terlihat pada tabel 4 di atas, dalam bekerja, diikuti faktor prestasi (22,50
pegawai dengan pendidikan terakhir SMK/ persen), lingkungan kerja fisik (17,70 persen),
SMA lebih mengutamakan hubungan positif kompensasi (9,50 persen) dan kesehatan
dengan orang lain (46,20 persen) sebagai (1,30 persen).
faktor yang mendukung kebahagiaan dalam Pada pegawai dengan pendidikan terakhir
bekerja, diikuti faktor prestasi (21,20 persen), Master, mereka memandang faktor hubungan
lingkungan kerja fisik (15,20 persen) dan positif dengan orang lain dan prestasi seba-
kompensasi (15,20 persen) serta kesehatan gai dua faktor yang sama-sama berimbang
(2,30 persen). dalam kontribusi mendukung kebahagiaan di
Sementara pegawai dengan pendidi- tempat kerja (35,50 persen). Faktor lainnya
kan terakhir Diploma lebih mengutamakan adalah lingkungan kerja fisik (19,40 persen)
hubungan positif dengan orang lain (46,20 dan kompensasi (9,70 persen). Faktor kese-
persen) sebagai faktor yang mendukung hatan bukan faktor yang mendukung kebaha-
kebahagiaan dalam bekerja, diikuti faktor giaan mereka di tempat kerja (00,00 persen).
kompensasi (30,80 persen), lingkungan kerja
fisik (15,40 persen), dan prestasi (7,70 pers- d. Status Kepegawaian
en). Tidak ada satu orangpun yang menye- Berdasarkan status kepegawaian tidak ter-
butkan kesehatan sebagai faktor yang men- dapat perbedaan antara pegawai pria dan
dukung kebahagiaan mereka di tempat kerja. wanita dalam mempersepsi faktor-faktor yang
Untuk pegawai dengan pendidikan terakhir mendukung kebahagiaan di tempat kerja.
Sarjana, mereka lebih mengutamakan hubun- Berikut hasil analisis :
gan positif dengan orang lain (48, 90 persen)
sebagai faktor yang mendukung kebahagiaan
55
Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1, Juni 2014
56
Faktor - Faktor Kebahagiaan Di Tempat Kerja..... Siska Wulandari
57
Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1, Juni 2014
58
Faktor - Faktor Kebahagiaan Di Tempat Kerja..... Siska Wulandari
Biswar, dkk. 2007. Subjective Well- Being. (Swb) : Studi Indigenous Pada PNS
UK:New York dan Karyawan Swasta yang Bersuku
Biswar, Dkk. 2007. Positive Psychology Jawa di Pulau Jawa. Skripsi. Universitas
Coaching: Putting The Science Of Negeri Malang
Happiness To Work For Your Clients. Munandar. 2001. Psikologi Industri dan Or
Published By John Wiley & Sons, Inc., ganisasi. Jakarta : UI-Press
Hoboken, New Jersey. Published Si Myers. 2004. The pursuit of happiness. Hori
multaneously In Canadaand Conform- zons. 9-11.
ity: Metsiof Studies Using Asch Ningsih. 2013. Subjective Well Being Ditinjau
Carr. 2004. Positive Psychology: The Science Dari Faktor Demografi (Status Perni-
of Happiness and Human Strengths. kahan, Jenis Kelamin, Pendapatan).
New York : Bruner-Roudledge Jurnal Online Psikologi, Vol. 01 No. 02
Chiumento. 2006. Happiness at Work Index. Oktaria. 2011. Pengidentifikasian Dimensi-
UK: The Illumination Business. Dimensi Budaya Indonesia: Pengem-
Elfida. 2008. Hubungan Antara Religiusitas bangan Skala dan Validitas. Skripsi.
dan Kebahagiaan. Laporan Peneli- Universitas Jenderal Soedirman
tian. Fakultas Psikologi: Uin Suska Putri, 2009. Kebahagiaan dan Kualitas Hidup
Riau Penduduk Jabodetabek (Studi pada
Gupta. 2012. Importance of Being Happy at Dewasa Muda Bekerja dan Tidak
Work. ISSN (Print) Journal Issue, 1, Bekerja). Skripsi. Universitas Indone-
No.1, 2319–5479 sia.
Hedissa, dkk. 2012. Hubungan Psychological Putri. 2011. Orientasi Kebahagiaan Siswa
Capital Dengan Kepuasan Kerja Pada SMA tinjauan Psikologi indigenous
Anggota Polri Yang Sedang Mengikuti Pada Siswa Laki-Laki Dan Perem-
Pendidikan Di Perguruan Tinggi Ilmu puan. 106humanitas, Vol. VIII No.2
Kepolisian (PTIK), Journal 1 No.1 Pryce, Jones. 2010. Happiness at Work: Max
Kesari. 2012. Hubungan antara Stres Kerja, imizing Your Psychological Capital for
Modal Psikologis, Kebahagiaan Terh- Success. USA: Wiley-Blackwell
adap Intensi Berpindahnya Karyawan. Robbins, 2002. Prinsip-Prinsip Perilaku dalam
Tesis. Universitas Kwazulu Natal Organisasi. Jakarta: Erlangga
Kim, Yang. 2010. Indigenous and Cultural Ruvendi. 2005. Imbalan Dan Gaya Kepem-
Psychology: Memahami Orang dalam impinan Pengaruhnya Terhadap
Konteksnya. Yogyakarta: Pustaka Kepuasan Kerja Karyawan Di Balai
Pelajar Besar Industri Hasil Pertanian Bogor.
Kitayama. 2000. Culture, Emotion, and Well- Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol, 01 No, 1
being: Good Feelings in Japan and Seligman. 2005. Authentic Happiness. UK:
The United States. Cognition And New York
Emotion, 14, 1, 93- 124 Suojanen, I. 2012. Work for your happiness -
Lopez dan Snyder. 2007. Positive Psychol- Theoretical and Empirical Study De-
ogy: The Scientific and Practical Ex fining and Measuring Happiness at
plorations of Human Strengths. Work. University of Turkuu.
University of Kansas, Lawrence. Soegandhi, dkk. 2013. Pengaruh Kepuasan
Lu. 2001. Cultural Values And Happiness: An Kerja Dan Loyalitas Kerja Terhadap
East–West Dialogue. The Journal Of Organizational Citizenship Behavior
Social Psychology, 14, 4, 477–493 Pada Karyawan PT. Surya Timur Sakti
Lyubomirsky. 2007. The Benefits of Frequent Jatim. Jurnal Agora Vol. 1, No. 1
Positive Affect: Does Happiness Lead Soeharso, Crhistie. 2008. Pengaruh Iklim
to Success? Psychological. Bulletin Psikologis Authenzotic, Stress Kerja
131, No. 6. Dan Kebahagiaan Terhadap Intense
Malayu. 2009. Manajemen Sumber Daya Turnover Pada Karyawan. Jurnal
Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara Manajemen Indonesia, Vol, 1 No, 2
Markus. 2009. Culture, Self, and the Reality Susilawati. 2012. Apakah yang Membuat
of the Social. Psychological Inquiry. Lansia (Old People) Bali Bahagia?
Vol. 14, No. 3&4, 277–283 Studi Eksplorasi Pendekatan Psikolo-
Maryanto. 2010. Pengaruh Kepemimpinan gi Indigenous Jurnal Psikologi Tabu-
dan Hubungan Kerja Terhadap larasa, Volume 7 Nomor 1
Pengembangan Karir dan Kepuasan Uchida. 2004. Cultural Constructions Of
Kerja Pegawai di Kantor Sek- Happiness: Theory and Empirical
retariat Pemerintah Daerah Provin- Evidence. International Journal of
si Bali. Jurnal Manajemen, Strategi Psychological Studies, Vol. 5, No. 1
Bisnis, Dan Kewirausahaan Vol. 6, Varnum. 2009. The Origin of Cultural
185 No. 2 Differences in Cognition: The
Mujamiasih. 2013. Subjective Well-Being (Swb) : Social Orientation Hypothesis. Cur-
59
Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1, Juni 2014
rent Directions in Psychological Sci- Zahidah & Raihanah. 2011. The Model
ence. DOI: 10.1177/ 09637214 09359 of Wellbeing in Family Life from
301. Islami Perspective. Jurnal Fiqh, 8, 25-44
60