Anda di halaman 1dari 12

ABSTRAK

Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
Oktober 2008
Risma Rosa Mindo 10503225
Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan Prestasi Belajar Pada Anak Usia Sekolah
Dasar
Vii + 43 halaman + Lampiran; 5 bab

Pada periode anak usia sekolah Analisis data dilakukan dengan korelasi non
dasar merupakan masa yang berpengaruh parametrik.
terhadap pendidikan. Hasil yang dapat Berdasarkan hasil penelitian
dicapai oleh seorang siswa dalam usaha diketahui bahwa koefisien korelasi yang
belajarnya disebut prestasi belajar. Prestasi diperoleh r = 0,188 dengan taraf signifikansi
belajar yang tinggi merupakan dambaan bagi 0,044 (p<0,05) yang menunjukkan ada
setiap siswa, guru, terlebih orang tua dan korelasi positif yang signifikan antara
untuk mencapai prestasi belajar yang baik dukungan sosial orang tua dengan prestasi
seperti yang diinginkan itu tidaklah mudah. belajar pada anak usia sekolah dasar. Hal ini
Itulah sebabnya diperlukan dukungan sosial berarti semakin positif dukungan sosial
orang tua untuk mencapai prestasi belajar orang tua maka semakin tinggi prestasi
yang baik pada anak usia sekolah dasar. belajar, sebalikya semakin negatif dukungan
Tujuan yang hendak dicapai dalam sosial orang tua maka semakin rendah pula
penelitian ini adalah untuk menguji ada prestasi belajarnya. Disamping itu juga
tidaknya hubungan antara dukungan sosial diketahui dukungan sosial orang tua dalam
orang tua dengan prestasi belajar pada anak subjek penelitian ini positif, kemungkinan
usia sekolah dasar. Sampel pada penelitian dikarenakan kesadaran yang tinggi dari
ini siswa/i Sekolah dasar dengan usia 10 – orang tua subjek terhadap pentingnya
11 tahun yang berjumlah 83 siswa. keterlibatan mereka pada pendidikan
Metode pengumpulan data dilakukan anaknya.
dengan metode kuesioner yaitu skala
persepsi terhadap dukungan sosial orang
tua. Sedangkan untuk prestasi belajar Kata kunci : Dukungan Sosial OrangTua,
diperoleh dari rapor semester sepuluh. Prestasi Belajar,Usia
Sekolah Dasar.
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam dunia pendidikan sangat bermasyarakat. Anak yang digolongkan anak


erat kaitannya dengan kegiatan belajar- usia sekolah dasar adalah anak-anak yang
mengajar. Belajar merupakan proses dimana berusia antara 6 sampai dengan 14 tahun
individu mengubah perilakunya sebagai hasil (Sukadji, 1988). Anak pada usia sekolah
dari pengalaman (Gage & Berlinger, 1991). dasar sangat membutuhkan dukungan dari
Ditambahkan oleh Sari (1995) bahwa untuk orang tuanya karena mereka masih butuh
mengetahui seberapa besar perubahan telah dibimbing dan belum bisa mandiri
terjadi dalam diri siswa, perlu dilakukan sepenuhnya. Furman & Buhrmester (dalam
suatu evaluasi di sekolah. Sekolah dasar di Papalia & Olds, 1987) berpendapat bahwa
Indonesia menerapkan sistem evaluasi hasil campur tangan orang tua penting dalam
belajar untuk mengetahui perubahan ini. mendidik anak karena pada usia sekolah
Nilai rapor yang diperoleh seorang siswa dasar ini pengaruh orang tua terhadap anak
merupakan hasil perhitungan dari nilai masih cukup besar dibandingkan pada saat
evaluasi hasil belajar, nilai pembuatan tugas, anak sudah lebih dewasa.
laporan, dan lain-lain. Nilai inilah yang Prestasi belajar yang tinggi
menggambarkan prestasi belajar siswa. merupakan dambaan bagi setiap siswa
Dengan perkataan lain, nilai yang berupa maupun guru, lebih-lebih orang tua. Hal ini
angka, menunjukkan kedudukan siswa disebabkan karena prestasi tinggi tidak
dalam memahami materi pelajaran diantara sekedar menimbulkan rasa puas dan bangga
kelompoknya. Wirawan (dalam Murjono, karena prestasi yang dicapai tersebut, juga
1996) menyatakan bahwa prestasi belajar sekaligus menandakan sejauh mana tingkat
adalah hasil yang akan dicapai oleh seorang keberhasilan belajar siswa dalam menempuh
siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana pendidikan di sekolah. Makna ini penting
dicantumkan di dalam nilai rapornya. Jadi karena bagi sekolah dapat mengukur tingkat
nilai yang tertera di dalam rapor pencapaian tujuan instruksional yang telah
menunjukkan angka prestasi yang telah ditetapkan, sedangkan bagi siswa dapat
dicapai siswa tersebut didalam menempuh mengukur tingkat usaha yang telah
bidang yang telah dipelajarinya. dilakukan dalam belajar. Kenyataan yang
Pada periode anak usia sekolah ada, tidak semua siswa dapat berhasil
dasar merupakan masa yang berpengaruh mencapai prestasi belajar yang ditetapkan
terhadap pendidikan dan penyesuaian anak atau prestasi belajar yang tinggi sesuai
terhadap masa perkembangan anak dengan yang diinginkannya.
selanjutnya. Anak usia sekolah dasar Lingkungan keluarga merupakan
termasuk pada periode perkembangan masa salah satu faktor penting yang dapat
laten, yaitu masa yang tenang dengan mempengaruhi prestasi belajar anak.
perkembangan yang menanjak lambat. Masa Keluarga yang menghasilkan anak-anak
ini merupakan masa dari rumah ke luar berprestasi tinggi adalah keluarga yang
lingkungan rumah. Pada masa ini anak-anak mendorong dan mendukung proses belajar
memiliki sifat ingin tahu, naif, dan ingin yang dijalani anaknya, memberi tanggung
menjajagi berbagai hal, berbagai masalah jawab tertentu sesuai umur anak,
belajar dan masalah kehidupan mempunyai minat dan perhatian yang besar
terhadap pendidikan anak, serta menguji apakah terdapat hubungan antara
mempersiapkan anak untuk menghadapi dukungan sosial orang tua dengan prestasi
pelajaran yang akan diterimanya di sekolah belajar pada anak usia Sekolah Dasar (SD)?
(Gunarsa & Gunarsa, 1999). Ditambahkan
oleh Widiastuti (2005) bahwa keberhasilan B. Tujuan Penelitian
prestasi belajar anak sangat ditunjang oleh Penelitian ini bertujuan untuk menguji
suasana keluarga, meliputi interaksi antara secara empiris hubungan antara dukungan
anak dan orang tua, antara anak dan sosial orang tua dengan prestasi belajar
saudaranya. Didalam anggota keluarga pada anak usia Sekolah Dasar (SD).
terdapat proses saling berinteraksi untuk
memenuhi tujuan individual mereka dan C. Manfaat Penelitian
berusaha untuk memenuhi kepuasan dalam Penelitian ini diharapkan memilki dua
kehidupan sosial dalam keluarga. manfaat yaitu :
Dukungan sosial pada umumnya a. Manfaat teoritis
diartikan sebagai keberadaan orang lain Penelitian ini diharapkan dapat memberi
yang dapat dipercaya, orang yang dapat masukkan yang berarti mengenai
membuat seseorang merasa dipedulikan, hubungan antara dukungan sosial orang
berharga, dan dicintai. Inti dari dukungan tua dengan prestasi belajar pada anak
sosial adalah mengetahui bahwa orang lain usia Sekolah Dasar (SD) terhadap
mencintai dan mau melakukan sesuatu yang perkembangan ilmu psikologi khususnya
dapat mereka lakukan untuk kita (Sarason psikologi pendidikan dan psikologi
dkk, 1987). Douvall & Miller (1985) perkembangan serta psikologi keluarga,
mengemukakan bahwa dukungan dapat dengan cara memberi tambahan data
berbentuk seperti mendorong, menolong, empiris yang sudah teruji secara ilmiah.
bekerja sama, menunjukkan persetujuan, Disamping itu, penelitian ini diharapkan
cinta dan afeksi fisik. dapat menjadi acuan dalam penelitian-
Anak pada usia sekolah dasar sangat penelitian selanjutnya.
membutuhkan dukungan dari orang tuanya
karena mereka masih butuh dibimbing dan b. Manfaat praktis
belum bisa mandiri sepenuhnya. Furman & Memberikan gambaran tentang
Buhrmester (dalam Papalia & Olds, 1987) hubungan antara dukungan sosial orang
berpendapat bahwa campur tangan orang tua dengan prestasi belajar pada anak
tua penting dalam mendidik anak karena usia sekolah dasar sehingga
pada usia sekolah dasar ini pengaruh orang menumbuhkan kesadaran orang tua
tua terhadap anak masih cukup besar tentang peranannya dalam menghasilkan
dibandingkan pada saat anak sudah lebih prestasi belajar yang tinggi pada anak di
dewasa. sekolah.
Berdasarkan uraian yang telah
dikemukakan di atas, maka peneliti ingin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dukungan Sosial Orang Tua

1. Pengertian Definisi orang tua itu sendiri


menurut Andayani & Koentjoro (2004)
Menurut Sarafino (1990)
adalah peran yang disandang oleh
dukungan sosial adalah adanya orang-
pasangan suami istri ketika sudah
orang yang memperhatikan, menghargai,
memiliki keturunan. Ditambahkan oleh
dan mencintai. Pengertian tersebut
Shanock (dalam Andayani & Koentjoro,
hampir selaras dengan yang
2004) yang menyatakan bahwa orang
dikemukakan oleh Sarason (dalam
tua adalah suatu peran yang memiliki
Kunjtoro, 2002), yang mengatakan
kewajiban untuk memenuhi kebutuhan
bahwa dukungan sosial adalah
anak yang selalu berubah dari waktu ke
keberadaan, kesediaan, kepedulian dari
waktu sesuai dengan perkembangannya.
orang-orang yang dapat diandalkan,
Dengan demikian maka dapat
menghargai dan menyayangi.
disimpulkan bahwa dukungan sosial
Gottlieb (dalam Smet, 1994)
orang tua adalah bantuan yang diberikan
berpendapat bahwa dukungan sosial
oleh sepasang suami istri terhadap
sebagai informasi verbal atau non verbal,
anaknya dalam berbagai hal seperti
saran, bantuan yang nyata atau tingkah
penghargaan, perhatian, dan afeksi.
laku yang diberikan oleh orang-orang
yang akrab dengan subjek di dalam
lingkungan sosialnya atau yang berupa 2. Bentuk-bentuk Dukungan sosial
kehadiran dalam hal-hal yang dapat House & Kahn (dalam Rupiati, 2007)
memberikan keuntungan emosional atau mengemukakan empat bentuk dukungan
berpengaruh pada tingkah laku sosial yaitu :
penerimanya. a. Dukungan emosional (emotional support)
Cobb (dalam Kunjtoro, 2002) Meliputi cinta dan kasih sayang, ekspresi
berpendapat bahwa dukungan sosial empati, perlindungan, perhatian dan
sebagai adanya kenyamanan, perhatian, kepercayaan, keterbukaan serta kerelaan
penghargaan atau menolong orang dalam memecahkan masalah seseorang.
dengan sikap menerima kondisinya, Dukungan ini membuat seseorang
dukungan sosial tersebut diperoleh dari merasa nyaman, tentram, dan dicintai.
individu maupun kelompok.
Berdasarkan definisi di atas,
dapat disimpulkan bahwa dukungan b. Dukungan instrumental (instrumental
sosial adalah keberadaan orang lain support)
yang mencintai dan mau melakukan Adalah dukungan dalam bentuk
sesuatu yang dapat memberikan penyediaan sarana yang dapat
keuntungan emosional seperti mempermudah tujuan yang ingin dicapai
mendorong, menolong, bekerja sama, dalam bentuk materi, dapat juga berupa
menunjukan persetujuan, cinta dan jasa pelayanan, atau pemberian peluang
afeksi fisik yang diperoleh dari orang- waktu dan kesempatan.
orang yang dapat dipercaya maupun c. Dukungan informasi (informational
yang berarti bagi dirinya. support)
Adalah bentuk dukungan yang meliputi B. Prestasi Belajar
pemberian nasehat, arahan,
pertimbangan tentang bagaimana 1. Pengertian
seseorang harus berbuat. Merupakan Menurut Surya (dalam Anggraeni,
informasi untuk menambah 1997) prestasi belajar adalah seluruh
pengetahuan, nasehat, atau pengarahan kecakapan hasil (achievement) yang
untuk tercaoainya pemecahan masalah. diperoleh melalui proses belajar, yang
d. Penilaian dinyatakan dengan nilai-nilai prestasi
Dukungan ini berupa pemberian belajar berdasarkan hasil tes prestasi
penghargaan atas usaha yang telah belajar. Hal tersebut hampir sama
dilakukan, memberikan umpan balik, dengan yang dikemukakan oleh Chaplin
mengenai hasil atau prestasi dan (1997) yang mendefinisikan prestasi
penguatan tindakan positif yang diambil belajar sebagai suatu tingkatan khusus
individu. dari kesuksesan karena mempelajari
tugas-tugas atau tingkat tertentu dari
kecakapan dalam tugas sekolah atau
Lingkungan keluarga mempengaruhi
akademis. Dalam bidang pendidikan atau
prestasi siswa di sekolah. Bloom (dalam
akademis, prestasi merupakan satu
Duvall & Miller, 1985) menyatakan ada
tingkat khusus perolehan atau hasil
beberapa bentuk dukungan sosial keluarga,
keahlian dalam karya akademis yang
antara lain :
dinilai oleh guru lewat tes-tes yang
a. dorongan untuk belajar sejak dini.
dibakukan, atau lewat kombinasi kedua
b. penghargaan atas prestasi yang
hal tersebut. Sedangkan menurut
diperoleh di rumah.
Muryono (2000), prestasi belajar
c. bahasa dan cara berbicara orang tua.
merupakan hasil belajar, yaitu sejauh
d. bimbingan dan bantuan di rumah.
mana peserta didik menguasai bahan
e. minat dan aktivitas intelektual.
pelajaran yang diajarkan.
f. kebiasaan kerja, rutinitas dan keteraturan
Berdasarkan beberapa definisi di
di rumah.
atas mengenai prestasi belajar, maka
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
Bentuk dukungan sosial keluarga
adalah hasil dari belajar yang dinyatakan
menurut Hurlock (1993) yaitu sebagai berikut
dengan nilai-nilai berdasarkan hasil tes
:
prestasi belajar atau tingkat khusus
a. memenuhi kebutuhan anaknya baik fisik
perolehan / hasil keahlian dalam karya
maupun psikologis.
akademis yang dinilai oleh guru lewat
b. memberikan kasih sayang dan
tes-tes.
penerimaan yang tidak terpengaruh oleh
apa yang anaknya lakukan.
c. membimbing dalam pengembangan pola 2. Faktor-faktor yang empengaruhi
perilaku yang disetujui secara sosial. Prestasi Belajar
d. membimbing dan membantu dalam Menurut Hawadi (2001) faktor-
mempelajari kecakapan motorik, verbal, faktor yang mempengaruhi prestasi
dan sosial yang diperlukan untuk belajar dapat berasal dari dalam dirinya
penyesuaian. sendiri (faktor internal) dan dari luar
e. memberi bantuan dalam menetapkan dirinya (faktor eksternal). Berikut akan
aspirasi yang sesuai dengan minat dan dijabarkan mengenai kedua faktor
kemampuan. tersebut, sebagai berikut:
a. Faktor Internal, meliputi : serta hubungan antara siswa dengan
a. Kemampuan Intelektual guru. Beberapa penelitian
Dari beberapa penelitian ditemukan membuktikan bahwa ada hubungan
adanya korelasi positif dan cukup positif antara sikap guru dan
kuat antara taraf inteligensi dengan pelajaran dengan prestasi belajar
prestasi seseorang, yaitu berkisar siswa.
0,70. b. Lingkungan Keluarga
b. Minat Hal-hal yang mempengaruhi prestasi
Pada umumnya seseorang akan siswa dari keluarga adalah hubungan
merasa senang untuk melakukan siswa dengan anggota keluarganya,
sesuatu sesuai dengan minatnya. ukuran besarnya keluarga, bentuk
c. Bakat keluarga, pendidikan orang tua,
Bakat merupakan kapasitas untuk keadaan ekonomi keluarga.
belajar dan karena itu baru terwujud c. Lingkungan Masyarakat
kalau sudah mendapat latihan. Hal ini berupa kegiatan-kegiatan
d. Sikap yang diikuti oleh siswa seperti ikut
Seseorang akan menerima atau klub olahraga, karang taruna, dan
menolak sesuatu berdasarkan sebagainya.
penilaiannya pada objek yang
dinilainya berguna atau tidak. 3. Pengukuran Prestasi Belajar
e. Motivasi Berprestasi Adapun dasar atau alasan
Semakin tinggi motivasi berprestasi mengapa orang melakukan penilaian
seseorang, maka akan semakin baik dalam pendidikan, Suryabrata (1998)
prestasi yang akan diraihnya. membaginya menjadi 3 kelompok, yaitu:
f. Konsep Diri a. Dasar psikologis
Konsep diri menunjukkan bagaimana Di dalam tiap usaha manusia pada
seseorang memandang dirinya serta umumnya selalu dibutuhkan penilaian
kemampuan yang dimiliki. Siswa terhadap usaha-usaha yang telah
yang memiliki konsep diri yang positif dilakukannya, yang berguna sebagai
akan lebih berhasil di sekolah. bahan orientasi untuk menghadapi
g. Sistem Nilai usaha-usahanya yang lebih jauh. Secara
Sistem nilai merupakan keyakinan psikologis manusia selalu merasa perlu
yang dimiliki seseorang tentang cara untuk mengetahui sudah sejauhmanakah
bertingkah laku dan kondisi akhir dari dia berjalan menuju pada tujuan yang
yang diinginkannya. Sistem nilai yang ingin atau yang seharusnya dapat dia
dianut dapat mempengaruhi dan capai.
menentukan motivasi, gaya hidup b. Dasar didaktis
dan tindakan seseorang. Ditinjau dari segi anak didik, maka
pengetahuan akan kemajuan-kemajuan
b. Faktor Eksternal, meliputi : yang telah dicapai pada umumnya akan
a. Lingkungan Sekolah berpengaruh baik terhadap pekerjaan-
Hal-hal yang mempengaruhi prestasi pekerjaan selanjutnya, artinya
siswa di sekolah adalah keadaan fisik menyebabkan prestasi-prestasi
di sekolah, fisik ruangan, selanjutnya akan menjadi lebih baik.
kelengkapan alat pelajaran, disiplin Selain itu murid menjadi tahu sampai
sekolah, metode belajar mengajar dimana keberhasilannya atau seberapa
jauh dia gagal. Dengan bantuan guru, kehidupan dewasa, dan mempelajari
terutama pada murid-murid yang agak keterampilan penting baik keterampilan
besar, penilaian akan dapat kurikuler maupun ekstra kurikuler
dipergunakan sebagai dasar (Hurlock, 1997).
pengetahuan untuk kemajuan Gunarsa & Gunarsa (2000)
prestasinya. menyatakan bahwa usia sekolah dasar
Ditinjau dari segi guru, maka penilaian sebagai masa tenang atau masa laten,
terhadap siswa-siswanya akan dimana apa yang telah terjadi dan
memberikan informasi, seberapa jauh dipupuk pada masa-masa sebelumnya
dan dalam hal mana ia berhasil dan akan berlangsung terus untuk masa-
gagal dalam mendidik murid-muridnya. masa selanjutnya.
Hal ini penting karena dapat menjadi Berdasarkan defini di atas, maka
modal bagi usaha-usaha selanjutnya. dapat ditarik kesimpulan bahwa anak
c. Dasar administratif usia sekolah dasar adalah masa akhir
Penilaian hasil-hasil pendidikan itu juga kanak-kanak dengan usia berkisar antara
mempunyai dasar administratif. Dengan 6 hingga 12 tahun yang disebut sebagai
adanya penilaian yang rumusan masa tenang atau masa laten dimana
terakhirnya berwujud rapor tersebut, apa yang telah terjadi dan dipupuk pada
maka dapat dipenuhi berbagai kebutuhan masa-masa sebelumnya akan
administratif yang pokok-pokoknya berlangsung terus untuk masa-masa
sebagai berikut: selanjutnya.
1. Memberikan data untuk dapat
menentukan status anak didik di 2. Karakteristik Usia Sekolah Dasar
dalam kelasnya, yaitu misalnya
karakteristik usia sekolah dasar
apakah dia naik kelas atau tidak,
apakah dia lulus ujian atau tidak. menurut Turner & Helms (2000) yaitu
2. Memberikan ikhtisar mengenai sebagai berikut:
segala hasil usaha yang dilakukan 1. Perkembangan Fisik
oleh sesuatu lembaga pendidikan. Secara fisik tidak seperti bayi lagi
3. Merupakan inti laporan tentang dimana pada masa ini bentuk tubuh akan
kemajuan murid-murid kepada cenderung lebih ramping dan tinggi,
orang tua atau pejabat pemerintah struktur wajah berubah, dan perubahan-
yang berwenang, guru, dan juga perubahan ini akan terus berlang-sung
murid-muridnya. hingga anak memasuki remaja.
2. Perkembangan Kognitif
C. Usia Sekolah Dasar Dilihat dari perkembangan
kognitifnya, anak sudah dapat berpikir
1. Pengertian sistematis dan teratur, memiliki
Para pendidik menggolong-kan kemampuan insight yang lebih tinggi dan
masa kanak-kanak akhir dengan usia penuh pertim-bangan.
sekolah dasar, dengan usia berkisar 3. Perkembangan Sosial & Emosional
antara 6 sampai 13 atau 14 tahun. Pada Dilihat dari perkembangan sosial
usia tersebut anak diharapkan & emosionalnya, yaitu pada masa ini
memperoleh dasar-dasar pengeta-huan anak mengembangkan sense of industry
yang dianggap penting untuk yaitu suatu kepercayaan mendasar
keberhasilan penyesuaian diri pada tentang kompetensi diri bersamaan
dengan kecenderungan untuk melakukan eksternal atau faktor yang berasal dari
kegiatan, mencari pengalaman belajar luar diri sianak terdiri dari faktor non-
dan bekerja keras untuk mencapai sosial dan faktor sosial, seperti faktor
tujuan. Karakteristik pada masa ini juga lingkungan keluarga dan lingkungan
anak diharapkan menguasai sekolah (Gunarsa & Gunarsa, 2000).
keterampilan-keterampilan seperti Lingkungan keluarga merupakan
keterampilan membantu diri sendiri, salah satu faktor penting yang dapat
keterampilan sosial, keterampilan mempengaruhi prestasi belajar anak.
sekolah, serta keterampilan bermain. Keluarga yang menghasilkan anak-anak
berprestasi tinggi adalah keluarga yang
mendorong dan mendukung proses
D. Hubungan Antara Dukungan belajar yang dijalani anaknya, memberi
Sosial Orang Tua dengan Prestasi tanggung jawab tertentu sesuai umur
Belajar pada Anak Usia Sekolah anak, mempunyai minat dan perhatian
Dasar (SD) yang besar terhadap pendidikan anak,
serta mempersiapkan anak untuk
Usia sekolah dasar merupakan menghadapi pelajaran yang akan
usia kritis bagi dorongan berprestasi, diterimanya di sekolah (Gunarsa &
artinya sekali terbentuk kebiasaan anak Gunarsa, 1999).
untuk berprestasi di bawah, berprestasi Menurut Baumrind (dalam
di atas, atau berprestasi sesuai Suripto, 1996) ada tiga tindakan yang
kapasitasnya, maka kebiasaan itu akan dapat memacu keberhasilan anak dalam
cenderung terbawa sampai anak itu bidang akademik, yaitu tindakan orang
dewasa. Oleh karena itu, di usia sekolah tua membentuk anak dalam
dasar anak harus diarahkan agar tidak menyelesaikan tugas akademik
terlanjur membentuk kebiasaan (support), tindakan orang tua
berprestasi yang buruk (Hurlock, 1981). mengarahkan kegiatan anak kearah
Prestasi belajar itu sendiri prestasi (parental control), dan tindakan
menurut Muryono (2000) merupakan orang tua yang mencerminkan
hasil belajar, yaitu sejauh mana peserta ketegasan, konsistensi, dan rasional
didik menguasai bahan pelajaran yang (power).
diajarkan. Prestasi belajar tersebut
diperoleh melalui proses belajar yang E. Hipotesis
dinyatakan dengan nilai-nilai prestasi Berdasarkan tinjauan pustaka di
belajar berdasarkan hasil tes prestasi atas, maka dapat ditarik hipotesis bahwa
belajar (Surya dalam Anggraeni, 1997). terdapat hubungan positif antara
Banyak faktor yang dukungan sosial orang tua dengan
mempengaruhi prestasi belajar, yaitu prestasi belajar pada anak usia Sekolah
faktor internal dan eksternal, dan orang Dasar (SD), yaitu semakin besar
tua perlu memperhatikan faktor-faktor dukungan sosial orang tua maka
tersebut. Faktor internal atau faktor yang semakin tinggi prestasi belajar anak,
berasal dari si anak sendiri terdiri dari sebaliknya semakin kecil dukungan
faktor fisiologis dan faktor psikologis, sosial orang tua maka semakin rendah
seperti faktor inteligensi, minat, bakat, prestasi belajar anak.
dan motivasi anak. Sedangkan faktor
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel-variabel (genap). Mata pelajaran yang menjadi


Penelitian penilaian dalam rapor khususnya pada
tingkat SD kelas V, antara lain adalah
Dalam penelitian ini beberapa variabel Pendidikan Agama, PPKn, Bahasa
yang akan dikaji adalah: Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa
1. Prediktor : Dukungan Sosial Sunda, Bahasa inggris, Pendidikan
Orang Tua Jasmani, Keterampilan, dan komputer.
2. Kriterium : Prestasi Belajar
C. Subjek Penelitian

B. Definisi Operasional Variabel Subjek dalam penelitian ini adalah


Penelitian siswa/i Sekolah Dasar (SD) kelas V SD
Kwitang 8 PSKD Depok, dengan usia 10-11
Definisi operasional dalam penelitian tahun. Alasan peneliti memilih usia tersebut
ini adalah: sebagai subjek penelitian karena pada
1. Dukungan sosial orang tua adalah masa tersebut anak amat realistis, ingin
bantuan yang diberikan oleh sepasang tahu, ingin belajar, dan memandang nilai
suami istri terhadap anaknya dalam sebagai ukuran yang tepat terhadap prestasi
berbagai hal seperti penghargaan, belajar (Munandar, 1985). Alasan lain juga
perhatian, dan afeksi. Untuk karena pada usia tersebut, anak sudah
mengungkap dukungan sosial orang tua, mengerti maksud dari pernyataan yang
digunakan skala dukungan sosial orang harus dijawabnya.
tua berdasarkan bentuk-bentuk
dukungan sosial yang dikemukakan oleh D. Teknik Pengumpulan Data
House & Kahn (dalam Rupiati, 2007)
yang meliputi dukungan emosional, Teknik pengumpulan data dalam
dukungan instrumental, dukungan penelitian ini menggunakan dua alat
informasi, dan penilaian. pengumpulan data yaitu dengan
2. Prestasi belajar adalah hasil dari belajar menggunakan angket atau kuesioner yang
yang dinyatakan dengan nilai-nilai berisikan identitas subjek penelitian dan
berdasarkan hasil tes prestasi belajar skala persepsi terhadap dukungan sosial.
atau tingkat khusus perolehan / hasil
keahlian dari karya akademis yang dinilai
oleh guru lewat tes-tes. Untuk mengukur E. Teknik Analisis Data
prestasi belajar digunakan rekapitulasi
laporan harian yang dicatat secara Pengujian hipotesis pada penelitian
berkala setiap semester ke dalam buku ini menggunakan analisis korelasi product
rapor. Dalam penelitian ini nilai moment dari Pearson, yaitu menganalisis
rekapitulasi laporan harian yang hubungan antara dukungan sosial orang tua
dipergunakan merupakan hasil dari (X) sebagai prediktor dengan prestasi belajar
proses belajar selama 6 bulan yang (Y) sebagai kriterium.
terdapat pada buku rapor, khususnya
jumlah nilai siswa pada semester 10
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Dari hasil analisis menunjukkan nilai dukungan sosial yang mendasari penelitian
korelasi sebesar 0.188 dengan taraf ini.
signifikansi sebesar 0.044 (p<0.05). Hal ini Tabel 2
menunjukkan bahwa ada hubungan positif Mean Dukungan Sosial Orang Tua
yang signifikan antara dukungan sosial Berdasarkan Bentuk-bentuk
orang tua dengan prestasi belajar pada anak Dukungan Sosial
usia sekolah dasar. Dengan demikian
hipotesis yang berbunyi bahwa ada No. Bentuk-bentuk Jenis Kelamin Mean
Dukungan Sosial
hubungan antara dukungan sosial orang tua 1 Dukungan Emosional Laki-laki 36.1667
dengan prestasi belajar pada anak usia Perempuan 35.1707
sekolah dasar, diterima. 2 Dukungan Laki-laki 9.9286
Instrumental
Pada penelitian ini juga dapat Perempuan 10.0000
diketahui perbandingan mean dukungan 3 Dukungan Informasi Laki-laki 29.6667
sosial orang tua antara laki-laki dan Perempuan 29.5854
4 Penilain Laki-laki 31.6667
perempuan. Hasil perbandingan tersebut Perempuan 29.9512
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1 Berdasarkan tabel di atas, diketahui
Mean Dukungan Sosial Orang Tua bahwa laki-laki memiliki dukungan sosial
orang tua yang lebih besar dibandingkan
Aspek Kategori Jumlah Mean Dukungan
Sosial Orang Tua dengan perempuan. Hal ini dikarenakan
Jenis Laki-laki 42 142.2381 secara umum orang tua memiliki harapan
Kelamin yang tinggi dalam hal akademis pada anak
Perempuan 41 139.7317
laki-laki dibandingkan anak perempuan
(Sears, Maccoby & Levin dalam Parson,
Di bawah ini akan dijabarkan lebih
dkk., 1982). Harapan orang tua ini
spesifik lagi untuk mengetahui dukungan
mempengaruhi perilaku orang tua, dalam hal
sosial orang tua antara laki-laki dan
ini pemberian dukungan kepada anak.
perempuan berdasarkan bentuk-bentuk
BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan 1. Saran untuk Orang Tua Subjek


Berdasarkan hasil penelitian dapat Penelitian
ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan Berdasarkan hasil penelitian,
positif yang signifikan antara dukungan diketahui bahwa ada hubungan yang
sosial orang tua dengan prestasi belajar signifikan antara dukungan sosial orang
anak pada usia sekolah dasar. Semakin tua dengan prestasi belajar anak. Oleh
besar dukungan sosial orang tua maka karena itu, agar prestasi belajar tinggi
semakin tinggi prestasi belajar anak, maka diharapkan para orang tua
sebaliknya semakin kecil dukungan sosial memberikan dukungan sosial terhadap
orang tua maka semakin rendah prestasi anaknya.
belajar anak. Disamping itu juga dukungan 2. Saran untuk Pihak Sekolah
sosial orang tua subjek pada penelitian ini Untuk pihak sekolah disarankan
tergolong positif. Hal ini mungkin karena supaya ada pertemuan orang tua murid
adanya kesadaran orang tua terhadap dengan pihak sekolah yang berkala guna
keterlibatannya pada pendidikan anaknya. menghimbau para orang tua akan
Dari penelitian ini juga dapat diketahui pentingnya peran serta mereka terhadap
bahwa terdapat perbedaan pada dukungan prestasi belajar anaknya. Dari pihak
sosial orang tua antara laki-laki dan sekolahpun, meningkatkan cara belajar
perempuan yaitu laki-laki cenderung lebih yang baik dan lebih terampil lagi.
besar dukungan sosial orang tua yang 3. Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut
diterima dibandingkan dengan perempuan. a. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan
Hal ini dikarenakan secara umum orang tua dapat melakukan penelitian tentang
memiliki harapan yang tinggi dalam hal dukungan sosial orang tua terhadap
akademis pada anak laki-laki dibandingkan prestasi belajar anak yang lebih
anak perempuan (Sears, Maccoby & Levin spesifik, misalnya meneliti siswa
dalam Parson, dkk., 1982). Harapan orang sekolah dasar yang bersekolah di
tua ini mempengaruhi perilaku orang tua, sekolah unggulan.
dalam hal ini pemberian dukungan kepada b. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk
anak. meneliti lebih jauh tentang prestasi
belajar, maka perlu
B. Saran mempertimbangkan faktor lain yang
kemungkinan mempengaruhi prestasi
Berdasarkan hasil penelitian yang belajar, seperti inteligensi.
telah dilakukan, maka saran yang dapat
dianjurkan adalah sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, B. & Koentjoro. (2004). Psikologi Murjono. (1996). Inteligensi dalam


keluarga : Peran ayah menuju hubungannya dengan prestasi
coparenting. Yogyakarta : CV. Citra belajar. Jurnal Psikologi : Anima. Vol
Media. XI. No 42, hal 180. Surabaya :
Fakultas Psikologi Universitas
Duvall, E.M. & Miller, B.C. (1985). Marriage Surabaya.
and family development (6th ed.).
New York : Harper & Row, Publisher, Papalia, D.E. & Olds, S.W. (1987). A child’s
Inc. world : Infancy through adolescence.
USA : McGraw Hill Book Co.
Gage, N.L. & Berlinger, D.C. (1991).
Educational psychology. Boston : Sarafino, E.P. (1990). Health psychology.
Houghton Mifflin Company. Singapore : John Willes & Sons.

Gunarsa, S.D. & Gunarsa, Y.S.D. (2000). Sarason, dkk. (1987). Interrelation of social
Psikologi perkembangan anak & support measures : Theoritical and
remaja. Jakarta : Bpk.Gunung Mulia. practical implication. Journal of
Personality and Social Psychology.
Gunarsa, S.D. & Gunarsa, Y.S.D. (1999).
Psikologi praktis : Anak, remaja, dan Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan.
keluarga. Jakarta : Bpk.Gunung Jakarta : PT. Grasindo.
Mulia.
Sukadji, S. (1988). Keluarga dan
Koentjoro, S. (2002). Dukungan sosial pada keberhasilan pendidikan. Depok :
lansia. Jakarta, 16 Agustus 2002. http Urusan produksi dan distribusi alat
: //www. e-psikologi.com. tes fakultas psikologi universitas
indonesia.

Anda mungkin juga menyukai