Anda di halaman 1dari 27

KURVA PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

Definisi :
Suatu informasi mengenai fase hidup suatu bakteri.
Digunakan untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan
sel dan pengaruh lingkungan terhadap kecepatan
pertumbuhan.

Contoh bentuk kurva :


6
5
4
3
2
1
0
Pengertian pertumbuhan
Meningkatnya jumlah kuantitas massa sel dengan
cara terbentuknya sel-sel baru. Terjadinya proses
pertumbuhan tergantung dari kemampuan sel dalam
membentuk protoplasma baru dari nutrient yang
tersedia di lingkungan.
Pembelahan (Biner)
Adalah proses reproduksi asetsual oleh pemisahan
tubuh menjadi dua badan baru.
Adaptasi
(lag)

FASE KURVA Eksponensial


Kematian PERTUMBUHA
(log)
N

Stationer
Kurva pertumbuhan
Fase Lag (Adaptasi)
Fase Lag atau fase adaptasi merupakan fase
penyesuaian mikroorganisme dengan kondisi lingkungan
baru disekitarnya. Pada fase ini tidak ada pertambahan
populasi, namun sel mengalami perubahan dalam
komposisi kimia dan bertambah ukuran serta substansi
intraseluler bertambah.
Faktor yang memengaruhi
Fase Lag
1. Medium dan lingkungan pertumbuhan
Misalnya, mikroorganisme yang dipindahkan dari
medium yang mengandung banyak nutrient ke medium yang
lebih sedikit nutrient akan memerlukan waktu penyesuaian
untuk mensintesa enzim-enzim.
2. Jumlah inoculum
Semakin tinggi jumlah sel, maka adaptasi akan
semakin cepat.
3. pH
pH yang stabil akan mempercepat proses adaptasi
4. Suhu
Suhu yang sesuai/optimum akan memperepat
mikroorganisme dalam beradaptasi
5. Sifat mikroorganismenya
Fase Log (eksponensial)
Fase Logaritma / eksponensial ditandai dengan
terjadinya periode pertumbuhan yang cepat. Setiap sel
dalam populasi membelah menjadi dua sel.
Pembelahan Sel
Faktor yang memengaruhi
Fase Log
1. Sifat genetik yang diturunkannya
2. Kadar nutrien dalam media
3. Suhu inkubasi
4. Kondisi pH K
Ketika derajat pertumbuhan bakteri telah
menghasilkan populasi yang maksimum, maka akan
terjadi keseimbangan antara jumlah sel yang mati
dan jumlah sel yang hidup.
Perhitungan Matematis pada
Fase Log
Perhitungan mengikuti pola pers. Eksponensial
Nt = 𝑵𝒐𝟐𝒏
Ket:
Nt : Populasi mikroorganisme pada waktu ke-t
No: Populasi awal mikroorganisme
n : Jumlah generasi ke-n
Pers. Logaritma
Log10 Nt = log No + log 2𝑛
Dengan pers. diatas, kita bias mencari nilai n
dengan cara:
(n) = 3.32 [log10 Nt – log10 No]
Setelah menentukan nilai n, kita bias menentukan
laju pertumbuhan (k)
(k) = n/t
= (3.32[log10 Nt – log10 No]/t)
Waktu pertumbuhan bias dicari menggunakan:
t.gen = 1/k
= t/n
= t/(3.32[log10 Nt – log10 No])
Fase stasioner
Fase stasioner terjadi pada saat laju pertumbuhan
bakteri sama dengan laju kematiannya.Sehingga jumlah
bakteri keseluruhan bakteri akan tetap.
Faktor penyebab terjadinya
Fase Stasioner
1. terjadi karena adanya pengurangan derajat
pembelahan sel yang disebabkan oleh kadar nutrisi
yang berkurang
2. terjadi akumulasi produk toksik sehingga
mengganggu pembelahan sel.
Fase kematian
Fase kematian terjadi Pada saat medium kehabisan
nutrien, maka populasi bakteri akan menurun
jumlahnya, Pada saat ini jumlah sel yang mati lebih
banyak daripada sel yang hidup. Penyebab utama
kematian adalah autolisis sel dan penurunan energi
seluler.
Tabel perbedaan antar Fase
MACAM-MACAM METODE
PENGUKURAN PERTUMBUHAN
MIKROORGANISME
1. Metode Langsung
- Hemacytometer, digunakan untuk
mengukur pertumbuhan bakteri pada susu, vaksin,
dsb.
Kelebihan : cepat dalam pengerjaannya
Kekurangan : tingkat kesalahan tinggi, sel
mati bisa terhitung, sel ukuran kecil
sulit teramati. Metode ini tidak
sesuai untuk sel yang densitasnya rendah.
- Metode cawan
1. Cawan sebar (spread plate method)
2. Cawan tuang (pour plate method)
Gambar hemacytometer&cawan petri
2. Metode tidak langsung
-melalui kekeruhan/ turbiditas dengan melihat massa sel.
Metode ini menggunakan alat : Spektrofotometer. Dengan alat
ini dapat ditentukan nilai absorbansi (a) atau kerapatan optik
(od=optikal density). Sebelumnya perlu dibuat kurva baku untuk
mengetahui jumlah sel.
Kelebihan : cepat, mudah, tidak merusak sample
Kekurangan : sel hidup dan sel mati tidak terukur
-melalui berat kering sel
Dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Menyaring/sentrifugasi massa sel
2. Mencuci dengan aquadest/buffer
3. Dikeringkan dalam oven, bila suhu 800C memerlukan waktu 24 jam
atau 1100C selama 8 jam
4. Kemudian ditimbang sehingga diperoleh berat kering sel.
FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN
PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
1. Suhu
Tinggi rendahnya suhu mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme. Bakteri dapat tumbuh dalam rentang suhu
minus 50C sampai 800C. Namun setiap mikroorganisme
memiliki suhu optimum sendiri.
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi
3 golongan:
▪ Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu
antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.
▪ Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu
antara 15° — 55°C, dengan suhu optimum 25° — 40°C.
▪ Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah
suhu tinggi antara 40° — 75°C, dengan suhu optimum 50–
65°C
2. Derajat keasaman (pH)
Pengaruh pH terhadap pertumbuhan tidak kalah
pentingnya dari pengaruh temperatur. Ada pH minimum, pH
optimum, dan pH maksimum. Rentang pH bagi pertumbuhan
bakteri antara 4 – 9 dengan pH optimum 6,5 – 7,5.
Jamur lebih menyukai pH asam, rentang pH pertumbuhan
jamur dari 1 – 9 dan pH optimumnya 4 – 6.
Selama pertumbuhan, pH dapat berubah, naik atau
turun, bergantung kepada komposisi medium yang diuraikan.
Bila ingin pH konstan selama pertumbuhan harus diberikan
larutan penyangga atau buffer yang sesuai dengan media dan
jenis mikroorganisme.
3. Kelembapan
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup
tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma
menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses
pembekuan dan pengeringan.
4. Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri.
Umumnya cahaya merusak sel mikro organisme yang tidak berklorofil.
Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel
yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan
kematian.
5. Zat Kimia
Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia
tertentu dapat menghambat bahkan mematikan bakteri.
6. Nutrient
Semakin banyak nutrisi maka semakin meningkat
pertumbuhan dari bakteri dalam hal melakukan pembelahan
Pertumbuhan diauksik
Pertumbuhan diauksik terjadi ketika
bakteri dihadapkan pada dua sumber
karbon yang berbeda dan mampu
menggunakan kedua sumber karbon
tersebut. Misalnya E. coli ditumbuhkan
pada media yang mengandung glukosa dan
laktosa. E. coli memanfaatkan glukosa,
karena sel telah memiliki enzim
pendegradasi glukosa (enzim struktural).
Glukosa sendiri menghambat sintesis enzim
pemecah laktosa. Ketika glukosa habis, sel
masuk fase statis dan menyintesis enzim
yang mampu menghidrolisis laktosa
menjadi glukosa dan galaktosa. Ketika
glukosa tersedia di media, sel memasuki
fase perbanyakan kembali.
Kurva pertumbuhan diauksik
Pertumbuhan
Diauksik
Rhizobium

Rhizobium juga menunjukkan pertumbuhan diauxic ketika


pada media diintroduksi 2 sumber karbon, yaitu suksinat dan
glukosa. Rhizobium memanfaatkan suksinat dulu, kemudian
glukosa. Mengapa Rhizobium lebih memanfaatkan suksinat bukan
glukosa? Hal ini karena Rhizobium merupakan bakteri simbion.
Secara alami bakteri simbion biasanya memerlukan triosa atau
tetrosa yang dihasilkan dari siklus asam sitrat (Krebs) yang
dihasilkan oleh inangnya daripada heksosa.

Anda mungkin juga menyukai