Disusun oleh:
Nama : Sri Minarni Wahyunita
NIK : 110693.1016.2
Diketahui oleh :
Mengetahui,
Kasi. Pelayanan Keperawatan Rawat Inap
ii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sesuai tupoksi
perawat pelaksana dengan judul “kurangnya pemahaman perawat dalam pegisian kode
diagnosa pada billing system di IRNA Tulip”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas ujian pegawai kontrak BLUD Non
PNS menjadi pegawai tetap BLUD Non PNS.
Dengan terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
baik langsung maupun tidak langsung .Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. dr. Atok Irawan, Sp.P selaku Direktur RSUD Kabupaten Sidoarjo
2. Ibu Eka Kurnia JR, S.ST, S.Kep.Ners selaku Kasi. Pelayanan Keperawatan Rawat
Inap.
3. dr. Candra Dwi Kusuma, Sp.U selaku Ka. Instalasi rawat inap Tulip
4. Ibu Anik Churrotul Faticha, S.Kep.Ners selaku Kepala ruangan rawat inap Tulip
5. Teman-teman rawat inap Tulip
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, sehingga
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Sidoarjo, Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.....................................................................................................i
iii
Halaman lembar Pengesahan...............................................................................ii
Halaman Kata Pengantar....................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 latar belakang.....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................3
1.4Manfaat...............................................................................3
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Identifikasi Masalah...........................................................9
3.2 Pembahasan........................................................................9
3.3 Pemecahan Masalah.........................................................10
BAB 4 PENUTUP
4.1Kesimpulan.......................................................................11
4.2Saran.................................................................................12
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat beragam
macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter praktek swasta, balai
pengobatan, klinik 24 jam, dan banyak lainnya. Menurut WHO (2002) rumah sakit
adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis yang berfungsi
memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, rumah sakit
juga merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.
Sesuai dengan visi RSUD Kabupaten Sidoarjo menjadi rumah sakit yang
terakreditasi internasional dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian. Fungsi
utama rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan adalah sesuai dengan
standart pelayanan kesehatan. Pelayanan tersebut harus disertai dengan adanya
sarana dan prasarana penunjang yang memadai diantaranya penyelenggaraan
sistem rekam medis.
Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang
identitas pasien, anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala
pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik
yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat (Depkes, 2006). Kelengkapan pengisian berkas rekam medis oleh tenaga
kesehatan akan memudahkan tenaga kesehatan lain dalam memberikan tindakan
atau terapi kepada pasien. Selain itu juga sebagai sumber data pada bagian rekam
medis dalam pengolahan data yang kemudian akan menjadi informasi yang
berguna bagi pihak manajemen dalam menentukan langkah-langkah strategis
untuk pengembangan pelayanan kesehatan (Hatta, 2010).
Diantara satu subsistem pada kegiatan penyelenggaraan rekam medis
adalah penentuan kode (pengkodean) penyakit. Penentuan kode penyakit harus
dibuat secara benar dan tepat agar dapat bernilai guna sebagai bahan dasar
perencanaan untuk evaluasi pelayanan. Dalam pelaksanaannya pengetahuan medis
1
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi permasalahan kurangnya pemahaman perawat
dalam pengisian kode diagnosa medis pada billing system di RSUD
Kabupaten Sidoarjo.
1.3 Manfaat
Dengan keakuratan dan ketepatan pada pengisian kode diagnosa utama
pada rekam medis pasien maka ada beberapa manfaat yang didapat diantaranya,
bisa menjadi bahan pelaporan baik laporan tahunan, semester, dan tribulan tentang
10 diagnosa terbesar di IRNA Tulip. Sehingga dapat juga menentukan kinerja bagi
perawat, dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan. Dan juga bisa
menentukan jumlah tarif pembayaran pada setiap pasien. Tarif pelayanan
kesehatan yang rendah tentunya akan merugikan pihak rumah sakit, sebaliknya
tarif pelayanan kesehatan yang tinggi terkesan rumah sakit diuntungkan dari
perbedaan tarif tersebut sehingga merugikan pihak penyelenggara jamkesmas
maupun pasien.
BAB 2
GAMBARAN UMUM
WADIR PELAYANAN
KA. INSTALASI
4
5
3.2 Pembahasan
Dalam pelaksanaan tupoksi saya sebagai perawat pelaksana yang salah
satunya melakukan entry data riil time, mendokumentasikan asuhan
keperawatan, dan mengisi kode diagnose medis, sering kali mengalami kesulitan
mengisi kode diagnose saat pasien pertama masuk. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yang mempengaruhi ,yaitu :
1. Kurangnya pemahaman perawat cara pengisian kode diagnose
medis yang tepat dan akurat, sehingga petugas merasa ragu saat
mengisi diagnose medis sesuai ICD-10.
2. Ketidaksamaan persepsi dan spesifikasi pada penulisan dignosa,
baik penulisan yang kurang informative maupun penulisan
diagnosa yang sulit dipahami.
9
10
4.1 Kesimpulan
Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan dari hasil identifikasi
tentang permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan tupoksi sebagai
perawat pelaksana yang salah satunya melakukan entry data riil time,
mendokumentasikan asuhan keperawatan, dan mengisi kode diagnosa
medis. Saat mengisi kode diagnosa medis utama, perawat seringkali ragu
dalam melakukannya. Hal ini juga disebabkan beberapa faktor diantaranya,
sebagian besar petugas pada rawat inap tulip kurang memahami cara
pengisian kode diagnosa medis yang tepat dan akurat, tidak adanya petugas
coding rekam medis yang stanbay diluar jam kerja efektif dan sering kali
ditemukan ketidaksamaan persepsi dan spesifikasi pada penulisan diagnosa,
baik penulisan yang kurang informatif maupun penulisan diagnosa yang
sulit dipahami.
Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas SDM melalui
pelatihan atau pembelajaran tentang pengkodean diagnosis utama untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan coder. Dan dengan adanya
petugas rekam medis yang stanbay dan bertugas diruangan, dapat membantu
dalam pengisian kode diagnosis medis yang tepat dan akurat. Dengan
keakuratan dan ketepatan pada pengisian kode diagnosa utama pada rekam
medis pasien maka bisa menjadi bahan pelaporan baik laporan tahunan,
semester, dan tribulan tentang 10 diagnosa terbesar di IRNA Tulip. Sehingga
dapat juga menentukan kinerja bagi perawat, dalam melakukan tindakan
asuhan keperawatan. Dan juga bisa menentukan jumlah tarif pembayaran
pada setiap pasien yang sesuai. Tarif pelayanan kesehatan yang rendah
tentunya akan merugikan pihak rumah sakit, sebaliknya tarif pelayanan
kesehatan yang tinggi terkesan rumah sakit diuntungkan dari perbedaan tarif
tersebut sehingga merugikan pihak penyelenggara jamkesmas maupun
pasien.
11
12
4.2 Saran
Dan sebagai saran dalam kemudahan dan keakuratan pengisisan
kode diagnosis, perlu adanya kerjasama antar petugas diantaranya :
1) Dokter
Menulis diagnosa utama selengkap mungkin sesuai dengan ICD-10
Jangan lupa menuliskan diagnosa sekunder (diagnosa tambahan),
komplikasi dan penyulit (kalau ada)
Jangan lupa menulis prosedur tindakan
Pastikan status pasien ketika pulang lengkap
Pastikan resume lengkap ketika pulang
2) Petugas koding
Membuat kode diagnosa sesuai ICD-10
Membuat kode prosedur tindakan sesuai ICD-10
Menghubungi dokter jika terdapat masalah dalam membuat kode
3) Perawat
Memeriksa kelengkapan penulisan diagnosa dan prosedur tindakan
yang dibuat dokter
Memberitahu dan mengingatkan dokter seandainya terlupa
melengkapi lembar resume medis.