Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL BOOK REVIEW

Taksonomi Hewan Vertebrata

KELOMPOK :5

NAMA MAHASISWA : PUTRI PAMESWARI & PUTRI NOVITA SARI

DOSEN PENGAMPU : KHAIRIZA LUBIS, M.Sc, PhD

MATA KULIAH : TAKSONOMI HEWAN VERTEBRATA

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI

FMIPA – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan bimbingan dan
petunjuk- Nya saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Critical Book Review” tepat pada
waktunya.. Kami juga berterima kasih kepada dosen mata kuliah karena berkat arahan dan
bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa hal-hal yang disajikan dalam Critical Book Review ini masih
terdapat banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun penulisan. Kekurangan - kekurangan
tersebut terutama disebabkan kelemahan dan keterbatasan pengetahuan maupun kemampuan
kami sebagai penulis. Hanya dengan kearifan dan bantuan dari berbagai pihak untuk
memberikan teguran, saran dan kritik yang konstruktif sehingga kekurangan-kekurangan
tersebut dapat diminimalisir sedemikian mungkin sehingga tugas ini dapat memberikan manfaat
yang maksimal bagi pembaca.
Semoga Critical Book Review ini dapat berguna bagi pembaca dan kiranya dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Demikianlah, makalah ini kami susun, jika ada
kesalahan dalam penyampain kata dan penyusunan makalah kami mohon maaf.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pentingnya Rasionalisasi CBR ........................................................................................ 1

1.2 Tujuan Penulisan CBR ..................................................................................................... 1

1.3 Manfaat CBR .................................................................................................................... 1

1.4 Identitas Buku ................................................................................................................... 1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

2.1. Hasil Ringkasan ............................................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Pembahasan Buku ............................................................................................................ 5
3.2 Kelebihan dan Kekurangan .............................................................................................. 5

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulam ...................................................................................................................... 7
4 2 Rekomendasi..................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review

Critical Book Review sangat penting bagi kalangan pandidikan terutama bagi mahasiswa dan
mahasiswi. Karena dengan mengkritik suatu buku, maka mahasiswa/mahasiswi ataupun
pengkritik dapat membandingkan dua buku dengan tema yang sama, dapat mengetahui kelebihan
dan kekurangan dari masing-masing buku. Setelah dapat mengkritik buku maka diharapkan
mahasiswa/mahasiswi dapat membuat suatu buku karena sudah mengetahui bagaimana kriteria
buku yang baik dan benar untuk dapat digunakan serta sudah mengerti bagaimana cara menulis
atau langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam penulisan buku tersebut.

1.2 Tujuan Penulisan Critical Book Review

Critical Book Review ini dibuat bertujuan untuk dapat belajar melalui pemenuhan tugas
matakuliah Taksonomi Hewan Vertebrata Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan
untuk melihat dan membandingkan dua atau beberapa buku yang baik dan benar. Setelah dapat
membandingkan maka akan dapat membuat suatu buku karena sudah dapat membandingkan
mana buku yang sudah baik dan mana buku yang masih harus diperbaiki.

1.3 Manfaat Critical Book Review

Manfaat penulisan Critical Book Review yaitu :

1. Dapat membandingkan dua atau beberapa buku yang telah direview.

2. Dapat meningkatkan analisis terhadap suatu buku.

3. Supaya dapat mengetahui teknik-teknik dasar penulisan Critical Book Review yang benar.

4. Dapat mengetahui penulisan buku yang baik dan benar.

5. Menambah ilmu pengetahuan dari isi buku-buku yang telah direview.

1.4 Identitas Buku

Buku 1
1
Judul : Taksonomi Vertebrata

Edisi : Pertama

Pengarang : Drs. Soesilo

Penerbit : Universitas Terbuka

Kota terbit : Jakarta

Tahun terbit : 2001

ISBN : 979-689-140-9

Buku 2

Judul : Comperative Anatomy of Vertebrates

Edisi : Pertama

Pengarang : R.K. Saxena dan Sumitra Saxena

Penerbit : Anshan Pub

Kota terbit : Inggris

Tahun terbit : 2008

ISBN : 1905740999 (ISBN 10) / 9781905740994 (ISBN 13)

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Hasil Ringkasan

Buku 1

Ciri utama burung adalah tubuhnya ditutupi oleh bulu, karena bulu hanya dimiliki oleh burung
saja. Tidak ada hewan dari kelompok tetrapoda lain yang berbulu selain bulu. Diduga burung
berevolusi dari reptil (subkelas Archosauria). Dasar perkiraan evolusi burung tersebut karena
skeleton burung telah mengalami modifikasi yang cukup besar dalam kaitannya dengan terbang,
tetapi tipe skeletonnya mirip reptil. Bulu merupakan modifikasi dari sisik-sisik, karena memiliki
komposisi kimia yang sama dengan sisik. Bulu juga memungkinkan burung untuk dapat terbang.

Teori yang menjelaskan bagaimana burung memperoleh kemampuan terbang, digambarkan


dengan teori bahwa moyang burung itu pertama-tama berlari dengan mengembangkan sayapnya,
atau berlatih memanjat pohon dengan tungkai belakangnya, sementara sayapnya dikembangkan.
Dari gerakan-gerakan awal yang sederhana itu, akhirnya burung dapat meluncur dari dahan ke
dahan. Akibatnya, skeletonnya mengalami modifikasi sehingga menambah kemampuan terbang.
Tulang-tulangnya menjadi ringan karena terjadinya pneumatisasi . Bagian-bagian columna
vertebralis, gelang panggul menyatu membentuk kerangka yang ringan tetapi kuat. Suatu bentuk
adaptasi terhadap kebiasaan terbang ialah tulang dada yang luas dengan lunas yang tinggi untuk
tempat melekatnya otot-otot yang diperlukan untuk menggerakkan sayap. Otot-otot itu ialah otot
dada besar untuk menggerakkan sayap ke bawah dan otot-otot dada kecil untuk mengangkat
sayap.

Buku 2

Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya
terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang
disebut Archosauria. Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang
memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya,
sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk
sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian
ke tempat yang lebih rendah.

Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh,
dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu- bulunya, terutama di sayap, telah

3
tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian
rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara
dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di
dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih,
sebagaitempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat.

Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu
mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di
hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak
pegunungan.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Buku

Buku 1

Terbang adalah suatu aktivitas yang sangat penting bagi burung. Kelompok-kelompok burung
yang tak terbang jarang yang dapat bertahan hidup, atau sulit berkembang menjadi banyak.
Adapun Ratitae dapat bertahan hidup karena hilangnya kemampuan terbang dapat
dikompensasikan dengan kemampuan lain yang dapat berlari cepat, berlaga dan bersembunyi.

Mengenai hal evolusi, semua pengetahuan manusia didasarkan atas temuan fosil. Diduga burung
berevolusi dari reptil yang hidup pada zaman mesozoicum. Adapun persamaan reptil dengan
burung terletak pada ciri ciri adanya adanya bulu-bulu yang tersusun seperti susunan bulu burung
pada tubuhnya dan adanya furcula di daerah dadanya.

Buku 2

Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh
aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptil
serupa dengan sisik.

Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi
epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang
merupakan lubang bulu pada kulit.

Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus,
sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai
bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat
makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya.

5
3.2 Kelebihan dan Kekurangan

Buku 1

Buku ini memiliki kelebihan berupa penjelasan yang jelas dan logis. Akan tetapi masih ada
kalimat-kalimat yang tersusun tidak menggunakan struktur kalimat yang baik. Buku ini juga
sudah dilengkapi gambar dan pembagian ordo mengenai aves.

Buku 2

Buku ini dilengkapi dengan gambar morfologi sayap aves seraca detail dan jelas. Hal ini
memungkinkan pembaca secara spesifik dapat memahami pokok bahasan mengenai keterkaitan
bulu dengan kemampuan terbang pada aves. Hanya saja buku masih membahas cakupan secara
luas. Buku ini juga tidak dilengkapi dengan kesimpulan pada akhir bahasan.

6
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Buku 1

Setiap burung tubuhnya ditutupi bulu, sehingga bulu merupakan ciri spesifik burung yang tidak
dimiliki kelompok Tetrapoda lainnya. Pada hakikatnya, bulu burung berfungsi sebagai alat
terbang, karena bulu burung merupakan perkembangan filogenetik dari reptil. Bulu diduga
berasal dari modifikasi sisik-sisik reptil yang menjadi moyang burung. Sebelum burung benar-
benar dapat terbang, ada suatu mahkluk yang ciri-cirinya menyerupai burung dan sebagian lain
yang menyerupai reptil. Bentuk ini dipandang sebagai bentuk peralihan dari reptil menjadi
burung. Makhluk yang fosilnya ditemukan di Jerman ini diberi nama Archaeopteryx
liptographica.

Berdasarkan atas kemampuan terbangnya, burung terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu
Ratitae yang anggota-anggotanya tidak dapat terbang karena alat-alat terbangnya tidak memadai.
Kelompok kedua adalah Carinatae yang mancakup burung-burung yang mampu terbang.

Buku 2

Anatomi burung atau struktur fisik tubuh burung memperlihatkan banyak adaptasi, yang
kebanyakan bertujuan untuk menunjang kemampuan terbang. Burung memiliki sistem kerangka
yang ringan dan otot yang ringan tetapi kuat, dengan sistem kardiovaskular dan sistem
pernapasan yang mampu dalam tingkat metabolisme yang tinggi serta asupan oksigen yang
memungkinkan burung untuk terbang. Perkembangan paruh telah membawa evolusi pada sistem
pencernaan. Kekhususan anatomi tersebut telah menempatkan burung dalam klasifikasi ilmiah
mereka dalam filum vertebrata.

Kerangka burung sangat beradaptasi untuk terbang. Kerangka tersebut sangat ringan, namun
cukup kuat untuk menahan tekanan pada saat lepas landas, terbang dan mendarat. Salah satu
kunci adaptasi yakni tergabungnya tulang dalam osifikasi tunggal. Hal ini membuat burung

7
memiliki jumlah tulang yang sedikit dibanding vertebrata lain yang hidup di darat. Burung juga
tidak memiliki gigi bahkan rahang, namun memiliki paruh yang lebih ringan.

4.2 Rekomendasi

Setelah membandingkan kedua buku diatas, sebaiknya ada penelitian yang akan secara khusus
meneliti tentang keterkaitan kemampuan terbang pada aves dengan struktur morfologi tubuhnya.
Hal ini diharapkan agar memberikan hasil dan pembahasan yang lebih spesifik dalam proses
penelitian yang dilakukan. Kemudian penelitian ini juga nantinya dapat dicetak dalam bentuk
buku yang membahas secara spesifik tentang keterkaitan antara bulu burung dengan kemampuan
terbangnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Saxena, R and Saxena, S. 2008. Comperative Anatomy of Vertebrates. England : Anshan Pub.

Soesilo. 2001. Taksonomi Vertebrata. Jakarta : Universitas Terbuka.

9
LAMPIRAN

Buku 1

Buku 2

10

Anda mungkin juga menyukai