Best Practice Sukandar, S.PD., M.PD SDN Kejawan Putih I-243 Tahun 2019 (Rev)
Best Practice Sukandar, S.PD., M.PD SDN Kejawan Putih I-243 Tahun 2019 (Rev)
OLEH :
SUKANDAR,S.Pd.,M.Pd
NIP. 19641224 198703 1 013
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Best Practice yang saya serahkan ini benar
benar hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali secara tertulis
di acu / dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila di kemudian
hari terbukti Best Practice ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
SUKANDAR,S.Pd.,M.Pd
NIP. 19641224 198703 1 013
ii
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Diajukan Oleh :
SUKANDAR,S.Pd.,M.Pd
NIP. 19641224 198703 1 013
Disetujui Oleh :
PENGAWAS PEMBINA,
iii
ABSTRAK
Sukandar.2019. Implementasi Gerakan Literasi Untuk Meningkatkan Budaya Baca di SDN Kejawan Putih
1-243 Surabaya
Setiap anak yang dilahirkan memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi pribadi
hebat., namun perkembangan pendidikan yang diterima oleh anak atau siswa mulai
usia dini sangat berpengaruh terhadap peningkatan kompetensinya. Oleh karena itu
pendidikan yang terbaik dalam mengiringi tumbuh dan berkembangnya anak menjadi
modal utama dalam kemajuan pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia di
masing-masing negara. Salah satu kompetensi yang harus diasah adalah kompetensi
membaca dalam arti literasi yang lebih luas. Indonesia adalah negara yang tingkat
bacanya termasuk masih rendah. Pemerintah dalam hal ini kementerian pendidikan
bertanggung jawab untuk mengupayakan peningkatan melek baca dalam arti literasi
yang lebih luas kepada seluruh warga masyarakat khususnya anak-anak yang dalam
usia pendidikan dasar. Pemerintah telah mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) yang berupa upaya mengharuskan siswa yang belajar mulai pendidikan dasar
dengan membaca selama 15 menit di jam pertama kegiatan belajar-mengajar (KBM).
Kegiatan ini sudah dilaksanakan secara kontinyu di SDN Kejawan Putih I/243 selama
empat tahun yang lalu. Pembiasaan program literasi baca selama 15 menit ini telah
membentuk minat dan budaya baca para siswa. Penataan ruang perpustakaan sekolah
yang menarik, penyediaan sudut baca di setiap kelas, aktif berkegiatan literasi di
sekolah dan di luar sekolah menjadi program unggulan bidang literasi yang sudah
dilaksanakan di SD Kejawan Putih I/243 Surabaya untuk menanamkan budaya baca
dalam arti literasi yang lebih luas.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan bagi kita
semua sehingga best practice ini dapat terselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan
iv
terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan best practice
dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta best practice ini.
Kami mengakui masih banyak kekurangan dalam penyusunan best practice ini,
tidak ada yang sempurna di dunia ini begitu pun dengan best practice ini tidak semua
hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna namun kami sudah melakukan
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang kami miliki.
Kami bersedia menerima kritik dan saran dari semua pihak, sehingga kami dapat
menyempurnakan best practice ini.
Dengan menyelesaikan best practice ini, kami mengharapkan banyak manfaat
yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini demi kemajuan literasi, demi
menumbuhkan minat atau budaya baca seluruh siswa di SDN Kejawan Putih I/243 pada
khususnya dan untuk seluruh siswa di Indonesia.
v
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……………………………………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………………… iii
ABSTRAK …………………………………………………………………………… iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….. vi
Bab I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
2. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 2
3. Tujuan Penelitian ………………………………………………………… 2
4. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 2
Bab II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Minat Baca
1. Pengertian Budaya ……………………………………………………... 4
2. Pengertian Membaca ………………………………………………… 4
3. Pengertian Budaya Baca ……………………………………………….4
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca …………………. 5
B. Tinjauan Umum Literasi
1. Pengertian Literasi ………………………………………………….. 6
2. Pengertian Gerakan Literasi ………………………………………… 6
3. Tahap-Tahap Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah ……………. 8
Bab III METODE
A. Prosedur ………………………………………...................................... 9
B. Perangkat ………………………………………………………............ 9
C. Cara Pemecahan Masalah……………………………………………… 10
Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Program Gerakan Literasi ……………………………………………… 11
B. Kendala-Kendala Yang Dihadapi ……………………………………… 14
C. Upaya Untuk Mengatasi Hambatan ……………………………………. 16
D. Tindak Lanjut ………………………………………………………….. 16
vi
Bab V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ……………………………………………………………... 17
B. Rekomendasi…………………………………………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….... 19
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………..... 20
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dipecahkan di best practice ini adalah bagaimanakah upaya
meningkatkan budaya baca melalui Program Gerakan Literasi di SDN Kejawan Putih
I – 243 Surabaya?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan best practice ini adalah mendiskripsikan upaya meningkatkan
minat baca melalui Program Gerakan Literasi di SDN Kejawan Putih I – 243
Surabaya
4. Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan best practice ini antara lain :
a. Guru
Hasil penulisan best practice bagi guru adalah memberikan gambaran yang
penting memotivasi siswa untuk berkegiatan literasi yang paling disukai
dan terarahkan atau terbimbing oleh guru.
b. Lembaga Sekolah
Pemanfaatn hasil penulisan best practice menjadikan sekolah menpunyai
referensi kegiatan literasi yang efektif untuk membentuk budaya baca di
SDN Kejawan Putih I – 243 Surabaya.
2
c. Wali Murid
Memberikan semangat kepada setiap orang tua untuk mendukung potensi
anak melalui kegiatan literasi yang sesuai dengan usia perkembangan anak.
d. Siswa
Berkegiatan literasi dalam arti luas dapat membentuk budaya baca yang
akan mengasah komptensi menjadi pribadi yang mempunyai daya baca
dan daya pikir kritis.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca
Minat yang dimiliki oleh setiap orang pastinya berbeda-beda, dengan
kata lain tergantung pada masing-masing individu. Dalam hal ini, minat
tersebut dengan minat terhadap membaca. Minat membaca tiap siswa
tidaklah sama, ada siswa yang suka dan hobi membaca dan ada pula yang
tidak hobi membaca. Namun, minat baca setiap siswa juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti yang dikemukakan oleh Crow and Crow (dalam
Supriyadi, 1986:75) menyatakan bahwa ada empat faktor yang
mempengaruhi minat baca seseorang (pelajar), di antaranya
1. Kondisi fisik
Kondisi fisik yang baik dan sehat, maka keadaan siswa akan stabil. Hal
itulah yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap aktivitas yang ia
lakukan, misalnya saja kegiatan membaca buku.
2. Kondisi mental
Apabila mental seseorang sedang “down”, maka siswa tersebut tidak
akan merespon dengan baik apa yang akan ia kerjakan, misanya saja
membaca buku. Sebaliknya, jika mental pelajar tersebut bagus, maka ia
akan merasa senang dan suka untuk melakukan kegiatan membaca.
3. Status emosi
Apabila kondisi emosinya stabil dan baik, maka ia akan senang dan
ringan dalam melakukan kegiatan yang ia suka, misalnya kegiatan
membaca buku. Namun apabila emosinya sedang labil, maka seorang
pelajar tersebut juga enggan bahkan tidak mau untuk melakukan kegiatan
apapun, tak terkecuali kegiatan membaca.
4. Lingkungan sosial
Jika lingkungan sosial tempat siswa tinggal adalah lingkungan yang baik,
maksudnya lingkungan masyarakat yang suka membaca, maka siswa
tersebut secara tidak langsung pun akan mulai suka dengan membaca,
padahal sebenarnya tidak hobi membaca.
5
B. Tinjauan Umum Literasi
1. Pengertian Literasi
Literasi secara sederhana diartikan melek huruf, kemampuan baca tulis,
dankecakapan dalam membaca dan menulis. Namun, tidak demikian untuk
sekarang, karena kebutuhan akan pengetahuan pada setiap individu jauh
berbeda dengan masa, dimana literasi hanya diartikan sebagai kemampuan
membaca dan menulis. Artinya literasi diartikan sebagaimana keperluan dan
kebutuhan literasi pada saat itu. Pengertian literasi berkembang menjadi
kemampuan membaca, menulis, berbicara, menyimak,dan memanfatkan
teknologi. Pengertiannya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan dan
konvensi-konvensi yang menyertainya. Namun demikian, literasi utamanya
berhubungan dengan bahasa dan bagaimana bahasa itu digunakan. Tuntutan
akan kebutuhan pengetahuan, menambah luas pengertian literasi pada saat
ini.
Pengertian literasi telah bergeser dari pengertian yang sempit menuju keyang
lebih luas yang mencakup berbagai bidang penting lainnya. Faktor yang
menyebabkan perkembangan pengertian literasi tentu berawal akan tuntutan
dari perkembangan zaman, yang memerlukan kemampuan yang lebih, tidak
hanya kemampuan membaca dan menulis. Kehidupan masyarakat di era
globalisasi yang antara lain ditandai oleh kehidupan yang sangat akrab
dengan perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni yang menuntut
warganya untuk memiliki kemampuan dasar agar dapat bertahan ditengah
kehidupan masyarakat. Untuk itu, budaya literasi sangat berperan penting
dalam era gobalisasi ini. Karena hal itulah yang menyebabkan berkembanya
pengertian literasi. Definisi juga menentukan bagaimana kemajuan atau
pencapaian dalam rangka menumbuhkan budaya literasi.
2. Pengertian Gerakan literasi
Kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu
secaracerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat,
menyimak, menulis, dan/atau berbicara, semua itu merupakan keterampilan
berbahasa dan faktor yang penting dalam proses pembelajaran, karena
dengan membaca peserta didik dapat memperoleh informasi. Membaca
merupakan salah satu kegiatan dalam berliterasi. Literasi tidak dapat
dipisahkan dari dunia pendidikan dalam tahap belajar. Menurut Gestalt
6
(dalam Ahmadi Abu 2010:61) “belajar adalah suatu proses aktif yang
bukan hanya aktifitas nampak seperti gerakan tubuh melainkan juga aktifitas
mental, seperti proses berfikir mengingat dan sebagainya”. Literasi menjadi
sarana peserta didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu
yang diadapatkannya di bangku sekolah.
Gerakan Literasi Sekolah harus mendapatkan perhatian dan apresiasi
tersendiri oleh semua pihak, hal tersebut dikarenakan gerakan tersebut
senantiasa mendorong partisipasi masyarakat dalam beragam aktivitas
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kebiasaan membaca
dan menulis yang pada akhirnya berbagai karya yang dihasilkan mampu
memberikan kontribusi positif terhadap kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Program literasi yang telah diterapkan di Negara Indonesia
berdasakan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi
pekerti, khususnya dalam pelaksanaan 7 kegaiatan pembiasaan yang telah
tercantum dalam peraturan yang bertujuan untuk meningkatkan dan
menumbuhkan budi pekerti peserta didik, melalui pembudayaan ekosistem
literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar
mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Diperkuat dan diperjelas dalam
UU Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti yaitu pada
bagian mengembangkan potensi diri peserta didik secara utuh yang berbunyi
: Setiap Peserta didik mempunyai potensi yang beragam. Sekolah hendaknya
memfasilitasi secara optimal agar Peserta didik bisa menemukenali dan
mengembangkan potensinya. Kegiatan wajib:
a. Menggunakan 15 menit sebelum hari pembelajaran untuk membaca buku
selain buku mata pelajaran ( hari-hari)
b. Tertentu untuk kegiatan olah fisik seperti senam kesegaran jasmani,
dilaksanakan secara berkala dan rutin, sekurang-kurangnya satu kali dalam
seminggu.
7
3. Tahap-Tahap Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
8
BAB III
METODE
Dalam bab ini akan dipaparkan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini
meliputi ; prosedur, perangkat dan cara pemecahan masalah.
A. Prosedur
Dalam penelitian ini disusun rangkaian prosedur untuk mengurai tahap- tahap
yang akan dilaksanakan sehingga tujuan penulisan karya ini tercapai.
Tahapan prosedur yang dilaksanakan sebagai berikut :
1. Sosialisasi kepada semua elemen sekolah terhadap upaya gerakan literasi
sekolah.
2. Pemetaan permasalahan yang dihadapi dalam kesuksesan gerakan literasi
sekolah.
3. Menggali dan menawarkan kepada semua elemen sekolah (siswa, pendidik
dan tenaga kependidikan) ide-ide inovatif-kreatif yang menunjang
keberhasilan gerakan literasi sekolah.
B. Perangkat atau Instrument
Kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan prosedur-prosedur di atas adalah :
1. Melakukan musyawarah dengan pendidik dan tenaga pendidikan di sekolah
untuk sosialisasi dan mengumpulkan hambatan dalam upaya pelaksanaan
gerakan literasi disekolah
2. Membuat daftar hadir pengunjung perpustakaan sekolah dan mengevaluasi
jumlah kehadiran siswa ke perpustakaan sekolah.
3. Membuat angket kepada para siswa terkait kegiatan literasi yang paling diminati seperti tabel
berikut :
9
1. Melakukan revitalisasi ruang perpustakaan sekolah
2. Membuat sudut baca di setiap kelas
3. Aktif mengikuti kegiatan literasi di tingkat sekolah dan luar sekolah
4. Memberikan reward kepada siswa yang mempunyai prestasi literasi.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan terkait hasil dan pembahasan program literasi untuk membentuk
budaya baca di SDN Kejawan Putih I – 243 Surabaya. Hasil penelitian digambarkan
melalui kondisi awal sebelum program dilaksanakan, proses implementasi program dan
kondisi akhir setelah pelaksanaan gerakan literasi.
A. Kondisi Awal
Sebelum program implentasi literasi dilaksanakan secara kontinyu dan
terukur, aktivitas literasi siswa masih seputar kunjungan dan berkegiatan di ruang
perpustakaan sekolah. Karena kondisi sekolah yang masih dalam tahap renovasi
pembangunan di SDN Kejawan Putih-1/243 Surabaya maka kegiatan literasi belum
berhasil membentuk budaya baca sesuai dengan usia belajar siswa. Perpustakaan
masih menjadi ruang atau sarana pokok yang dimanfaatkan oleh siswa.
B. Implentasi Program
Program berkegiatan literasi dengan makna yang lebih luas yang ada di
SDN Kejawan Putih I – 243 Surabaya seperti yang penulis amati dari mendampingi
dan mengarahakan berbagai kegiatan literasi secara langsung ataupun tidak secara
langsung melainkan dengan menganalisa hasil wawancara kepada komponen yang
ada di sekolah, maka gerakan literasi yang berjalan di sekolah ini sudah sampai
kepada tahap pembelajaran. Tahapan kegiatan literasi yang sudah berjalan di SDN
Kejawan Putih !-243 Surabaya masih dikelompokkan dalam tahap pembiasaan.
Pembiasaan awal adalah kegiatan literasi membaca selama 15 menit baik secara
perlahan maupun secara nyaring sesuai dengan usia perkembangan anak. Setelah
program literasi baca selama 15 menit sudah kontinyu maka tahapan literasi yang
lebih lanjut dimasukkan dalam tahapan pengembangan. Dalam tahap
pengembangan siswa didorong untuk menunjukan keterlibatan pikiran dan
emosinya dengan proses membaca melalui kegitan produktif secara lisan maupun
tulisan. Berkegiatan literasi yang sudah kontinyu ini mampu membentuk budaya
baca siswa SDN Kejawan Putih I-243 Surabaya. Hasil berikutnya dari terbentuknya
budaya baca adalah terbentuknya anak-anak yang juara di bidang literasi. Seperti
mampu menjadi juara lomba menulis cerita anak.
11
Gbr. 4.1. Kegiatan literasi di awal jam pelajaran
12
“Iya saya membaca dan kadang saya keliling memastikan mereka memang betul
betul membaca, memastikan mereka membawa buku bacaan itu, kalo tidak kan
percuma saja mereka ada literasi klo tidak digunaklan waktunya untuk
membaca. dihimbau dari kepala sekolah bahwa pada waktu anak anak membaca
guru dimohon untuk juga membaca” (RC).
“Kadang membaca kadang tidak, tergantung, apabila mengerjakan yang lain ya,
tidak ada peraturan khusus untuk guru, ataupun kondisional mas” (PR).
Bersumber dari jawaban dan komentar siswa dan guru di atas maka bisa di
ketahui bahwa keikutsertaan guru dalam kegiatan literasi sekolah yang di
laksanakan masih bersifat kondisional, artinya setiap guru berbeda-beda dalam
mengikutsertakan dirinya, ada yang masih melaksanakan kegiatan lain atau tugas
lain selama berlangsungnya kegiatan literasi juga belum adanya peraturan khusus
yang dibuat oleh sekolah yang di peruntukan untuk guru dan warga sekolah lain
selain siswa.
13
Dari kedua pernyataan diatas dapat ketahui bahwa jenis buku yang di
baca dalam kegiatan literasi memang banyak jenisnya, tidak ada batasaan
mengenai judulnya, sebab dalam tahap pembiasaan lebih mengfokuskan pada
penumbuhan minat baca kepada seorang siswa lebih kearah sana, jadi mengenai
jenis buku tidak dipermasalahkan.
2. Tahap pengembangan
14
Gbr. 4.3. Hasil Karya Literasi Siswa
15
B. Hambatan Pelaksanaan Gerakan literasi di SDN Kejawan Putih I – 243
Surabaya
a. Sarana Perpustakaan Kurang Memenuhi Layanan Optimal
Gedung atau ruangan yang masih dalam tahap pembangunan sehingga
menghambat kegiatan literasi di dalam perpustakaan. Dalam waktu dekat
penyempurnaan dan layanan perpustakaan kembali berjalan secara optimal.
b. Ketersediaan buku terbatas
Hal ini dikarenakan masih dalam tahap pembangunan, sehingga
penyimpanan buku literasi berantakkan mengingat ruangan yang bisa
digunakan sangat terbatas
c. kurangnya motivasi yang berasal dari orangtua serta guru untuk mengajak
gemar membaca itu juga termasuk hambatan kegiatan literasi yang ada di
SDN Kejawan Putih I – 243
16
C. Solusi Memecahkan Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Literasi di SDN
Kejawan Putih I – 243 Surabaya
Usaha-usaha yang dilaksanakan sekolah dalam mengurai dan memecahkan
hambatan proses pelaksanaan kegiatan literasi dalam meningkatkan budaya baca
di SDN Kejawan Putih 1-243 yaitu :
1. Lembaga sekolah senantiasa mengkampanyekan pentingnya literasi di semua
elemen sekolah terutama para siswa dalam proses belajarnya.
2. Lembaga Sekolah mengadakan program yang menarik dengan penataan
ruang perpustakaan dan sudut baca dengan berbagai sumber buku.
3. Lembaga sekolah mendorong dan mendukung penuh kegiatan literasi siswa
yang kelihatan potensi unggul untuk mengikuti kompetisi literasi di tingkat
sekolah atau di tingkat kota bahkan provinsi.
4. Lembaga sekolah memberikan reward dalam berbagai bentuk penghargaan
terhadap siswa yang mampu baca tuntas dan mampu membuat karya literasi
di setiap akhir kenaikan kelas.
D. Tindak Lanjut
Rencana yang akan dikembangkan ke depannya adalah :
a. Membuat tulisan yang dipasang di lingkungan sekolah terkait manfaat
budaya baca
b. Menyelenggarakan bulan literasi yang dikemas dalam lomba-lomba literasi
c. Menata ulang dan mempercantik ruangan perpustakaan dan sudut baca secara
berkala sehingga siswa semakin tertarik.
17
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
3. Solusi gerakan literasi sekolah yang ada di SDN Kejawan Putih I – 243
Surabaya yaitu pihak sekolah selalu memberikan sosialisasi, motivasi, dan
pengertian mengenai kegiatan literasi kepada guru maupun siswa, Pihak
sekolah secara berkala mendiskusikan upaya atau metode yang diterapkan
dalam pelaksanaan kegiatan literasi agar minat membaca dan menulis
meningkat serta berupaya mengadakan lomba-lomba sebagai wadah siswa
untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan membaca dan menulis
18
B. Rekomendasi
b) Kepada seluruh guru yang ada di SDN Kejawan Putih I – 243 Surabaya
untuk selalu memberi motivasi kepada siswa agar dapat menjalankan
kegiatan literasi sekolah dengan baik, sehingga siswa dapat menjadi
pribadi literat.
c) Kepada seluruh siswa dan siswi SDN Kejawan Putih I – 243 Surabaya
agar memiliki semangat yang tinggi dalam menuntut ilmu, dan
mengikuti semua kegiatan yang ada di sekolah dengan baik.
e) Menata ulang sudut baca yang sudah ada di tiap kelas lebih menarik
secara berkala.
19
DAFTAR PUSTAKA
19
DAFTAR GAMBAR
20