Anda di halaman 1dari 13

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA ANAK

makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Tinggi

DOSEN PENGAMPU : Iis Aprinawati, M. Pd

Disusun oleh kelompok 5

1. HUSNUL LATIFAH : 2286206071


2. JIHAN ASHILA : 2286206077
3. NUR FADHILAH : 2286206100
4. VINI MAYURA : 2286206162

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TUANKU TAMBUSAI

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW,
semoga kita mendapatkan syafaatnya di akhir kelak.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia kelas tinggi yaitu
ibu Iis Aprinawati, M. Pd Yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dan berbagi ilmu pengetahuan sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan kami juga mengucapkan maaf apabila dalam penulisan
makalah ini terdapat kesalahan maupun kekurangan. Kami mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca agar
dapat menjadi lebih baik.

Bangkinang, 15 Maret 2024

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB I............................................................................................................................................

PENDAHULUAN........................................................................................................................

A. Latar belakang...................................................................................................................
B. Rumusan masalah.............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................

BAB II...........................................................................................................................................

PEMBAHASAN...........................................................................................................................

A. Minat Membaca Pada Anak sekolah dasar.................................................................


B. Pengertian dan Proses Membaca Permulaan...............................................................
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Pada Anak....................
D. Strategi Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada anak...

BAB III.........................................................................................................................................

PENUTUP.....................................................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan
diri sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap yang terbuka serta
pendekatan-pendekatan yang kreatif tanpa harus kehilangan identitas dirinya. Pendidikan mempunyai peran
yang penting dalam kehidupan dan kemajuan umat manusia. Pendidikan merupakan suatu kekuatan yang
dinamis dalam kehidupan setiap individu yang mempengaruhi perkembangan fisik, daya jiwa (akal, rasa dan
kehendak), sosial dan moral. Pendidikan sebagai suatu proses melibatkannya beberapa unsur yang saling
berhubungan yang meliputi guru, sarana dan prasarana, kurikulum, serta pengelola. Unsur-unsur tersebut
diharapkan mampu menciptakan sistem pendidikan yang berkaitan sehingga keberhasilan pendidikan dapat
tercapai.

Keberhasilan pendidikan saat ini dapat dikatakan sebagai dampak adanya perkembangan teknologi.
Pendidikan selalu melibatkannya manusia sebagai subjeknya. Manusia merupakan makhluk yang
berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia membutuhkan alat,
sarana atau media yaitu bahasa. Kedudukan bahasa dalam pembelajaran anak usia dini di sekolah sangatlah
berperan penting. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yaitu: (1) keterampilan menyimak, (2)
keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca dan, (4) keterampilan menulis. Setiap keterampilan
mempunyai hubungan erat dengan keterampilan-keterampilan lainnya. Keterampilan-keterampilan tersebut
hanya dapat dikuasai dengan jalan praktik dan latihan yang berkelanjutan. Keempat keterampilan tersebut
pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau merupakan catur tunggal (Henry Guntur Tarigan, 2008:1).
Peningkatan keterampilan berbahasa tersebut dilaksanakan secara terpadu, kontekstual, dan fungsional
dengan fokus pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis secara berganti-gantian dan
berkesinambungan. Salah satu aspek pengajaran bahasa yang memegang peran penting adalah membaca,
khususnya membaca permulaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud minat membaca pada anak sekolah dasar?
2. Apa pengertian membaca dan proses membaca permulaan pada anak sekolah dasar?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pada anak?
4. Strategi apa yang digunakan oleh guru dalam menghadapi kemampuan membaca anak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu minat membaca pada anak sekolah dasar.
2. Untuk mengetahui apa pengertian dan proses membaca permulaan pada anak sekolah dasar.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pada anak.
4. Untuk mengetahui strategi apa saja yang diguakan oleh guru dalam menghadapi kemampuan membaca
anak.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Minat Membaca Pada Anak Sekolah Dasar

Minat membaca pada anak sangat perlu untuk dijaga dan dikembangkan agar keterampilan dan wawasan
yang dimiliki juga dapat berkembang. Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang mendasar untuk
meningkatkan wawasan pada anak, dengan membaca anak dapat memahami sebuah bacaan yang berisi
pengetahuan dengan memahami bacaan tersebut maka wawasan pada anak juga akan bertambah. Memiliki
wawasan yang luas membuat anak menjadi lebih cerdas dan tentunya sangat mempengaruhi masa depannya.

Pada saat ini seringkali ditemukan anak sekolah dasar yang belum bisa membaca dikarenakan banyak
hal yang salah satunya ialah lingkungan dan latar belakang, tentunya hal tersebut termasuk sebagai
permasalahan yang harus diselesaikan. Penurunan minat membaca pada anak merupakan sebuah masalah
yang sifatnya urgensi dan diperlukan upaya untuk menanggulanginya dalam proses penanggulangannya
tentu saja dibutuhkan faktor-faktor yang mendukung seperti lingkungan dan fasilitas. Pada umumnya anak
sekolah dasar merupakan usia bermain bagi anak sehingga tak jarang ditemukan anak yang menghabiskan
seluruh waktu luangnya untuk bermain dan hal tersebut merupakan hal yang lumrah bagi anak. namun, tentu
saja diperlukan juga waktu bagi anak untuk mengasah keterampilannya dengan belajar meskipun beberapa
dari anak sekolah dasar tidak senang belajar namun kegiatan belajar tetap harus diberikan kepada anak. oleh
karena itu maka, diperlukannya tenaga pengajar dan pendidik yang inovatif dan kreatif untuk terus
mencetuskan metode-metode dan program-program yang menarik untuk meningkatkan minat belajar pada
anak yang salah satu tujuannya ialah meningkatkan minat membaca pada anak. Karena diawali dari minat
maka anak akan bisa menguasai kemampuan membacanya yang merupakan sebuah kemampuan yang
sangat dibutuhkan bahkan tidak hanya pada usia anak, dimana usia remaja dan dewasa juga sangat
membutuhkan kemampuan tersebut.

meningkatkan kemampuan membaca pada anak dan juga meningkatkan kepercayaan diri pada anak.
Umumnya Mobile Teaching merupakan metode belajar yang diajarkan secara langsung oleh pendidik atau
dalam arti kata face to face. Dalam pelaksanaan programnya peneliti membuat kelompok belajar yang
berisikan anak-anak yang belum bisa membaca yang kemudian diberikan pemahaman mengenai cara
membaca yang baik dan benar, pembentukan kelompok dilakukan dengan tujuan agar anak-anak dapat
meningkatkan kepercayaan dirinya saat belajar membaca dengan teman-teman yang memiliki permasalahan
yang sama dengannya.

B. Pengertian dan Proses Membaca Permulaan


a) Pengertian Membaca
Membaca pada hakekatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktifitas visual, berpikir, psikolinguistik dan
metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke
dalam katakata lisan. Sebagai suatu proses berpikir membaca mencakup aktivitas pengenalan kata,
pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa
aktifitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus, Crawley dan Mountain dalam Farida, (2007
88). Tiga istilah sering digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses membaca yaitu
recording, decoding dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian
mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan sedangkan
proses decoding (penyandian) merupakan proses penerjemahan rangkaian grafis kedalam katakata.
Proses recording dan decoding biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal yaitu kelas 1-3 yang dikenal
dengan istilah membaca permulaan. Penekanan membaca pada tahap ini ialah proses perseptual yaitu
pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa sementara itu proses memahami
makna (meaning) lebih ditekankan di kelas-kelas tinggi, Safi`ie (Farida, 2007:89). Membaca adalah
membaca sesuai dengan hakekatnya sebagai proses, pengajaran membaca baik pengajaran membaca
permulaan maupun pengajaran membaca lanjut dilaksanakan agar anak menguasai proses membaca.

b) Proses Membaca Permulaan Kelas Rendah Sekolah Dasar

Kemampuan membaca yang diperoleh dalam membaca permulaan akan sangat berpengaruh
terhadap kemampuan membaca selanjutnya, sebagai kemampuan yang mendasari kemampuan
berikutnya maka kemampuan membaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru. Sebab jika
itu tidak kuat, maka pada tahap membaca selanjutnya siswa akan mengalami kesulitan untuk dapat
memiliki kemampuan membaca yang memadai. Kemampuan membaca sangat diperlukan untuk setiap
orang yang ingin memperluas pengetahuan dan pengalaman, mempertinggi daya pikir, mempertajam
penalaran untuk mencapai kemajuan dan peningkatan diri, Guna membekali kemampuan dasar siswa,
maka guru haruslah berusaha sungguh-sungguh agar dapat memberikan dasar kemampuan membaca
yang memadai kepada anak didik. Hal itu akan terwujud melalui pelaksanaan pembelajaran dengan baik.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara baik, perlu ada perencanaan, baik mengenai materi,
metode maupun pengembangannya, (Supriadi, 1991: 78). Dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di sekolah dasar tampak dengan jelas materi
pembelajaran membaca. Farida (2007: 92) mengatakan bahwa pelaksanaan membaca dibagi atas tahap
prabaca, saat baca dan pasca baca.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Pada Anak


Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca siswa yaitu faktor internal yang berasal
dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. faktor internal yang
menyebabkan rendahnya kemampuan membaca siswa adalah sikap siswa yang tidak serius saat mengikuti
pembelajaran atau minat membaca siswa yang rendah. siswa akan membaca jika diperintah guru dan
kurangnya kebiasaan membaca siswa. Sikap siswa yang tidak serius saat mengikuti pembelajaran
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca siswa. saat mengikuti
pembelajaran siswa kurang fokus dalam menghadapi pembelajaran yang sedang berlangsung melainkan
siswa akan sibuk dengan bercerita bersama teman dan bermain sehingga hal ini meyebabkan siswa tidak
dapat fokus saat guru menjelaskan. Sikap siswa akan mempengaruhi proses pembelajaran dan sangat
berpengaruh terhadap hasi belajar yang akan diperoleh siswa. Uraian diatas sesuai dengan pendapat (Djali,
2008) bahwa sikap belajar adalah kecenderungan perilaku seseorang tatkala mempelajari hal-hal yang
bersifat akademik. Kurangnya kebiasaan membaca siswa merupakan salah satu faktor internal yang
menyebabkan rendahnya kemampuan membaca siswa. Hal ini diketahui dari beberapa hal yaitu siswa tidak
meluangkan waktu untuk membaca, Siswa membaca buku atas perintah guru bukan atas kesadaran diri
sendiri, siswa jarang mengunjungi perpustakaan dan siswa belum memiliki kemauan untuk mencari buku
bacaan.

Menurut (Anjani, Dantes, dan Arwan, 2019:75) “minat baca adalah kecenderungan jiwa seseorang
secara mendalam yang ditandai dengan perasaan senang serta berkeinginan kuat untuk membaca tanpa
adanya paksaan”. Minat baca akan tumbuh jika seseorang mempunyai kesadaran untuk membaca yang
berawal dari dorongan diri masing-masing yang didukung oleh lingkungan. Berdasarkan pendapat
Anjani,dkk (2019) diketahui bahwa sesorang yang mempunyai minat membaca tinggi karena keinginan
untuk membacanya besar. Sedangkan seseorang yang tidak mempunyai minat membaca rendah, tidak akan
meluangkan waktunya untuk membaca buku atas keinginanya.

faktor eksternal yang menyebabkan rendahnya kemampuan membaca siswa adalah lingkungan sekolah
kurang mendukung, buku/bahan bacaan terbatas, lingkungan keluarga yang kurang mendukung.
Lingkumgan sekolah sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang siswa sebab sekolah telah menjadi bagian
dari kehidupan siswa sehingga lingkungan sekolah sangat berpengaruh pada peningkatan kemampuan
membaca anak. Dikarenakan lingkungan sekolah kurang mendukung kemampuan membaca anak. Hal ini
dapat dilihat dari budaya membaca pada lingkungan sekolah yang masih rendah, belum berjalannya dengan
baik program sekolah untuk meningkatkan kemampuan membaca anak, kurangnya slogan membaca di
lingkungan sekolah, sekolah tidak memiliki madding dan tempat khusus membaca yang kurang nyaman dan
menarik. Hal ini disebabkan budaya membaca belum menjadi fokus dan kebiasaan pada lingkungan
sekolah. Fahim Mustafa dalam (Rohani, 2020: 3) bahwa lingkungan sekolah sangat berperan dalam
keberhasilan membaca anak. Lingkungan sekolah memegang peranan penting bagi perkembangan siswa.
Jadi lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang berpengaruh kedua setelah lingkungan keluarga.

Faktor penyebab selanjutnya adalah buku/bahan bacaan yang terbatas. Hasil penelitian menunjukan
bahwa buku pelajaran atau bahan yang tersedia untuk kebutuhan belajar siswa yang masih kurang. Sehingga
guru kelas harus memperbanyak materi atau bahan bacaan untuk siswa. Menurut Prasetyono dalam (Sari,
2018: 92) mengungkapkan bahwa perbukuan di Indonesia belum banyak mengundang minat membaca
siswa, jumlah bacaan yang tersedia belum memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia. Berdasarkan hasil
penelitian, hal ini disebabkan dengan masih rendahnya siswa dalam membeli buku bacaan yang disebabkan
latar belakang ekonomi keluarga yang rendah. pendapat Wahyuni (2010: 181) yang menyatakan bahwa
rendahnya kemampuan membeli buku oleh masyarakat berkaitan dengan rendahnya tingkat ekonomi dan
rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya buku. Hal ini disebabkan tuntutan kebutuhan keluarga
seperti konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kondisi ini menjadikan masyarakat termasuk
siswa-siswi dari lingkungan keluarga merasa asing dengan buku, hal ini mengakibatkan rendahnya
kemampuan membaca siswa. Rahim (2018:19) mengungkapkan bahwa sosial ekonomi keluarga juga akan
mempengaruhi kemampuan siswa dalam membaca dan keluarga yang gemar membaca akan memberikan
kesempatan membaca sehingga anak akan memiliki kemampuan membaca yang tinggi. Menurut pendapat
Wahyuni (2010:181) bahwa penyebab rendahnya kemampuan membaca anak salah satunya adalah
lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena kesibukan orang tua dalam bekerja. Sehingga berdampak
pada minimnya waktu luang untuk mengajarkan anak membaca. Anak yang setiap harinya tidak melihat
anggota keluarganya melakukan kegiatan membaca membuat anak juga tidak gemar dalam membaca.

D. Strategi Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan

Strategi yang digunakan guru sangatlah besar pengaruhnya terhadap kualitas pembelajaran, tidak
terlepas dari pada pengaruh saja akan tetapi guru haruslah diimbangi dengan kemampuan yang memadai
dalam hal penguasaan materi yang ditetapkan pada kurikulum pendidikan, serta tidak lupa terhadap tingkat
keprofesionalan dalam mengajarkan materi yang baik, sehingga dapat membimbing setiap peserta didik dan
mentransfer ilmu dengan baik.

a) Strategi Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Pembelajaran membaca permulaan yang dilakukan oleh guru yang pertama adalah strategi Struktural
Analitik Sintetik (SAS). Pembelajaran membaca menggunakan strategi SAS ini digunakan oleh guru
untuk pembelajaran membaca didalam kelas. Pada proses pembelajaran membaca diawali dengan
memperkenalkan nama-nama dan bentuk huruf kepada peserta didik dan juga memperkenalkan
gabungan-gabungan huruf menjadi satu kata lalu menjadi kata dan terakhir menjadi suatu kalimat lalu
peserta didik akan membaca tulisan tersebut secara bersama-sama. Dengan adanya kegiatan membaca
bersama-sama menggunakan papan tulis, peserta didik merasa antusias dalam pembelajaran. Pada
kegiatan pembelajaran membaca permulaan strategi SAS ini peserta didik dibimbing secara langsung
oleh guru kelas dan guru pendamping dikelas tersebut. Penggunaan strategi struktural analitik sintetik ini
dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep kebermaknaan pada diri peserta didik. Strategi
struktural analitik sintetik ini mempertimbangkan pengalaman berbahasa peserta didik. Oleh karena itu,
pembelajaran akan lebih bermakna bagi peserta didik karena bertolak dari sesuatu yang dikenal dan
diketahui peserta didik. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap daya ingat dan pemahaman
peserta didik dalam pembelajaran membaca permulaan. Sesuai dengan pendapat Khotimah et al (2019:
15) bahwa dengan menggunakan strategi Struktural Analitik Sintetik (SAS) pada proses pembelajaran
membaca pada pengenalan simbol bahasa atau huruf lebih unggul dari pada yang menekankan pada
pengenalan kata atau kalimat peserta didik dapat dengan mudah memahami dan mengenal bentuk-
bentuk huruf, dan bunyi huruf. Penggunaan strategi tersebut diharapkan peserta didik mampu
membunyikan lambang atau simbol bunyi, sehingga kemampuan peserta didik merubah simbol ke
dalam bunyi yang tepat berlangsung sangat lambat.

b) . Strategi menyanyi Strategi

Yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan yaitu strategi
menyanyi. Pada awalnya guru menulis salah satu lagu anak-anak di papan tulis setelah itu guru
membimbing peserta didik membaca sambil bernyanyi didepan kelas. Hal ini dilakukan guru
dimaksudkan agar peserta didik tidak merasa bosan pada saat pembelajaran membaca. Penggunaan
strategi menyanyi diharapkan dapat melahirkan proses pembelajaran membaca permulaan yang di
dalamnya tedapat pola hubungan yang kuat antara guru dan peserta didik tanpa adanya paksaan atau
tekanan dan juga dapat melahirkan lingkungan belajar yang menarik dibarengi dengan perasaan
gembira, semangat dan penuh konsentrasi. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Destian (2021: 342-343) menyebutkan bahwa dengan bernyanyi dimana bernyanyi itu sendiri
memiliki banyak manfaat bagi perkembangan siswa, antara lain mengurangi rasa cemas, khawatir,
menumbuhkan rasa percaya diri, dan dapat menumbuhkan kreatifitas siswa. Bernyanyi merupakan
strategi untuk memudahkan peserta didik dalam mengingat kata dan kalimat dalam setiap bait nyanyian
tersebut.

c) Strategi membaca menggunakan papan belajar bergambar

Pada pembelajaran membaca permulaan, guru memiliki cara atau strategi untuk membantu peserta
didik dalam membaca, yaitu dengan menggunakan papan gambar dengan ukuran 15cm x 15cm yang
sudah dibuat oleh guru. Cara pembelajarannya, pada awalnya guru akan memperlihatkan papan gambar
tersebut pada peserta didik setelah itu peserta didik menebak gambar apa yang sedang dilihatnya. Jika
ingin menjawabnya peserta didik harus mengangkat tangan terlebih dahulu dan Peserta didik yang dapat
menebak gambar pada papan bergambar lalu diminta untuk menuliskan jawabannya di papan tulis.
Penggunaan papan bergambar tersebut menarik perhatian peserta didik karena dapat belajar sambil
bermain sehingga pembelajaran membaca permulaan berjalan dengan lancar dan untuk meningkatkan
kemampuan membaca permulaan peserta didik. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Laely (2013: 309) menyatakan bahwa dengan menggunakan papan bergambar untuk
menyalurkan pesan dengan menggunakan indra penglihatan sehingga dapat memperlancar pemahaman,
ingatan, minat anak, dan peserta didik dapat belajar sambil bernyanyi serta dapat memberikan hubungan
antara pembelajaran membaca dengan dunia nyata.

d) Strategi Membaca Di luar Ruangan

Pembelajaran membaca permulaan peserta didik dikelas masih ada yang belum lancar membaca dan
sedangkan teman-teman lainnya sudah cukup lancar dalam membaca. Peserta didik yang belum lancar
membaca akan dipanggil satu persatu pada tempat yang sudah disediakan oleh guru yang akan
dibimbing dan diajarkan langsung oleh guru pendamping. Strategi lainnya yang diterapkan oleh guru
kelas dengan bantuan guru pendamping yaitu dengan cara mengajak peserta didik membaca didepan
teras kelas atau strategi tersebut sering disebut sebagai membaca diluar ruangan dengan menikmati
susasana lingkungan sekolah yang asri. Dengan memberikan rasa nyaman pada peserta didik sehingga
pembelajaran membaca permulaan dapat diterimanya dengan baik dan hal tersebut guru lakukan
senantiasa agar meningkatnya kemampuan membaca permulaan peserta didik. Hal tersebut sejalan
dengan penelitian Dafit & Ramadan (2020:1443) menyatakan bahwa dengan adanya pembelajaran
membaca diteras kelas, peserta didik tidak merasa bosan selama menerima pembelajaran. Dengan
pembelajaran membaca diluar ruangan ini berpengaruh pada kegiatan pembelajaran membaca pada
peserta didik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Membaca merupakan sebuah proses menghubungkan huruf, symbol, dan kata dari ketiga
tersebut bisa di ungkapkan melalui kalimat. Membaca timbul dari keinginan diri sendiri dan dari
seringnya kita membaca akan mendapatkan informasi yang lebih luas lagi. Membaca permulaan bagi
anak usia dini merupakan membaca yang di ajarkan sejak dini secara terprogram dan bertahap. Anak
sejak usia dini dikenalkan membaca bertujuan agar untuk mecegah terjadinya buta huruf dan masalah
kesulitan belajar membaca pada usia dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/A%20S%20U%20S/Downloads/jm_abna,+BU+PRATIWI.pdf
file:///C:/Users/A%20S%20U%20S/Downloads/6876-Article%20Text-13313-2-10-20231022.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/110923-ID-meningkatkan-keterampilan-membaca-permul.pdf
file:///C:/Users/A%20S%20U%20S/Downloads/11859-Article%20Text-38391-1-10-20230628.pdf
file:///C:/Users/A%20S%20U%20S/Downloads/898-Article%20Text-3788-1-10-20221026.pdf

Anda mungkin juga menyukai