Anda di halaman 1dari 3

Motorik halus menurut Santrock (2007:216) merupakan keterampilan motorik yang

melibatkan gerakan yang diatur secara halus. Menggenggam mainan, mengancingkan baju,

atau melakukan apapun yang memerlukan keterampilan tangan menunjukkan keterampilan

motorik halus. Menurut Wiyono dan Obey (2013:184) motorik halus adalah gerakan yang

menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh

kesempatan untuk belajar dan berlatih.

Sedangkan menurut Janet W. Lerner dalam Wiyani (2013:66), gerak motorik halus

merupakan keterampilan menggunakan media dengan koordinasi antara mata dan tangan.

Menurut Yamin dan Jamilah (2013: 101) kemampuan motorik halus tangan mengembangkan
kemampuan anak dalam menggunakan jari-jarinya, khusunya ibu jari dan jari telunjuk.

1) Tujuan Perkembangan Motorik Halus

Perkembangan motorik halus anak untuk menjadikannya lebih mandiri. Menurut

Sumantri (2005:9) mengemukakan tujuan pengembangan keterampilan motorik halus adalah:

a) mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan, b) mampu

mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata, c) mampu mengendalikan emosi.

Tujuan melatih kemampuan motorik halus dalam Ismail (2009:84) antara lain agar

anak terampil dan cermat menggunakan jari jemari dalam kehidupan sehari-hari, khususnya

pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan unsur kerajinan dan keterampilan tangan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengembangan

motorik halus adalah mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata, mampu

mengendalikan emosi, serta anak terampil dan cermat menggunakan jari jemari dalam

kehidupan sehari-hari.

2) Fungsi Pengembangan Motorik Halus


Menurut Suyanto (2005:51) ada beberapa fungsi perkembangan motorik halus sebagai

berikut:

“Pengembangan motorik halus berfungsi untuk melakukan gerakan-


gerakan bagian-bagian tubuh yang lebih spesifik, seperti menulis,
merangkai, mengancing baju, menali sepatu, dan menggunting. Berbagai
kegiatan pembelajaran seperti melipat, mengelem, menggunting kertas
melatih motorik halus pada anak. Demikian pula menggambar bebas
dengan kuas besar, kuas kecil, dan mewarnai mengembangkan otot-otot
halus pada jari tangan. Hal itu akan sangat bermanfaat untuk melatih jari
anak agar bisa memegang pensil dan belajar kelak”.

Sumantri (2005:10) mengemukakan fungsi perkembangan motorik halus yaitu: a)

sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan kedua tangan, b) sebagai alat untuk

mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dengan gerakan mata, c) sebagai alat untuk

melatih penguasaan emosi.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pengembangan

motorik halus adalah untuk melatih jari anak agar bisa memegang pensil dan belajar kelak,

sebagai alat untuk mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dengan gerakan mata

serta sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi.

3) Indikator Pengembangan Motorik Halus

Dalam kegiatan pengembangan motorik halus terdapat indikator menurut

kurikulum 2013 yaitu kegiatan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun dilakukan

kegiatan yang menunjukkan anak mampu terampil menggunakan tangan kanan dan

tangan kiri dalam berbagai aktifitas (misal: mengancingkan baju, menali sepatu,

menggambar, menempel, menggunting, makan).

4) Tahap Capaian Perkembangan Motorik Halus Usia 5-6 Tahun


Pada usia 5-6 tahun tahap capaiahn perkembangan motorik halus anak menurut

peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 137

tahun 2014 tentang standar tingkat pencapaian perkembangan anak yaitu: a)

menggambar sesuai gagasannya, b) meniru bentuk, 3) melakukan eksplorasi dengan

berbagai media dan kegiatan, 4) menggunakan alat tulis dan alat makan dengan benar, 5)

menggunting sesuai dengan pola, 6) menempel gambar dengan tepat, 7) mengekpresikan

diri melalui gerakan menggambar secara rinci.

Caughlin (dalam Sumantri, 2005:105-106) menjelaskan pengembangan kegiatan

motorik halus anak usia 5-6 tahun berdasarkan kronologi usia yaitu: 1) memegang pensil

dengan benar antara ibu jari dan dua jari, 2) menjiplak persegi panjang, wajik dan

segitiga, 3) memotong bentuk-bentuk sederhana, 4) menggambar orang termasuk leher,

tangan, mulut, rambut, dan hidung.

Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Wiyani (2013:70) bahwa tahap

perkembangan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun adalah: a) mampu

menggunakan pisau untuk makanan-makanan lunak, b) mengikat tali sepatu, c) bisa

menggambar orang dengan enam titik tubuh, d) bisa menirukan sejumlah angka dan kata-

kata sederhana.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tahap capaian
perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun yaitu bisa memegang pensil dengan benar,
menjiplak persegi panjang, wajik dan segitiga, dapat menggunting sesuai dengan pola, serta
menempel dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai