Anda di halaman 1dari 25

Kurikulum Australia

Pengembangan Kurikulum Australia dipandu oleh Deklarasi Melbourne Tujuan Pendidikan


untuk Young Australia, yang diadopsi oleh Dewan Menteri pada bulan Desember 2008.
Deklarasi Melbourne menekankan pentingnya pengetahuan, keterampilan dan pemahaman
bidang pelajaran, kemampuan umum dan prioritas lintas kurikulum sebagai dasar untuk
kurikulum yang dirancang untuk mendukung pembelajaran abad ke-21.

Kurikulum Australia menetapkan pengetahuan inti, pemahaman, keterampilan dan


kemampuan penting bagi semua siswa Australia. Ini menggambarkan hak belajar siswa
sebagai dasar untuk partisipasi belajar, pertumbuhan dan masa depan mereka aktif dalam
masyarakat Australia. Itu membuat jelas apa semua pemuda Australia harus belajar saat
mereka kemajuan melalui sekolah. Ini adalah dasar untuk pengajaran berkualitas tinggi untuk
memenuhi kebutuhan semua siswa Australia.

ACARA telah mengembangkan Kurikulum Australia melalui konsultasi dengan negara


bagian dan teritori. Otoritas pendidikan di setiap negara bagian dan teritori memiliki
tanggung jawab untuk pelaksanaan Kurikulum Australia dan untuk mendukung sekolah dan
guru.

Selama proses pengembangan kurikulum, ACARA mencari masukan dari para pemangku
kepentingan utama, masyarakat dan individu. Makalah bentuk dan rancangan kurikulum yang
diterbitkan online untuk konsultasi . Stakeholder dapat memberikan umpan balik dengan
menanggapi kuesioner atau melalui pengajuan tertulis.

Sistem pendidikan

Pendidikan dimulai pada tingkat sekolah dasar dan berlanjut hingga pendidikan tinggi di
universitas atau TAFE. Terlepas dari apapun jenjang pendidikan atau minat Anda, Anda akan
menemukan pendidikan berkelas dunia di sini.

Di Australia, pendidikan dimulai pada tingkat sekolah dasar dan berlanjut hingga pendidikan
tinggi di universitas atau TAFE. Terlepas dari apapun jenjang pendidikan atau minat Anda,
Anda akan menemukan pendidikan berkelas dunia di sini.

Sistem pendidikan di Melbourne dan Victoria terkenal di dunia. Menciptakan dan


menyediakan pendidikan yang luar biasa dengan perspektif multikultural kepada seluruh
pelajar sangat diutamakan di sini.

Sistem pendidikan Australia menawarkan:

 staf pengajar berkualitas tinggi


 ruang kelas dan fasilitas yang memenangkan penghargaan
 kurikulum seimbang yang melayani segala jenis pembelajaran siswa
 berbagai jenis kualifikasi
Bahasa pengantar

Bahasa Inggris adalah bahasa resmi dan bahasa pengantar di Australia. Beberapa sekolah
menawarkan program dwibahasa atau program dalam bahasa lain seperti Mandarin, Vietnam,
Indonesia dan Jerman.

Pendidikan sekolah

Pendidikan sekolah di Negara Bagian Victoria meliputi:

 tahun persiapan sebelum Kelas satu (tidak wajib)


 sekolah dasar, Kelas satu-enam
 sekolah menengah, Kelas tujuh sampai dua belas

Pelajar sekolah menengah memiliki kesempatan untuk mendapatkan Senior Secondary


Certificate of Education. Sertifikat ini, atau yang setara, adalah kualifikasi yang Anda
butuhkan untuk masuk pendidikan tinggi dan program pelatihan kejuruan.

Beberapa college pendidikan dan pelatihan kejuruan (VET) juga menawarkan kualifikasi
Senior Secondary Certificate of Education.

Pendidikan pasca sekolah

Setelah sekolah menengah, jalur pelatihan biasanya berkembang menjadi pendidikan tinggi
(Universitas) dan pendidikan dan pelatihan kejuruan (VET). Program sertifikat di VET dapat
berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi seperti Diploma, Advanced Diploma (Diploma
Lanjutan), dan Bachelor Degree (Gelar S1). Program level Diploma, Associate dan Bachelor
Degree (Gelar S1) di Universitas (atau VET) dapat berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi
seperti Graduate Certificate (Sertifikat Pascasarjana), Graduate Diploma (Diploma
Pascasarjana), Masters (Magister) dan Doctoral (Doktor).

Master Degree (Gelar Magister)

Australia memiliki tiga jenis program Masters Degree:

 Coursework (kuliah)
 Research (riset)
 Extended (perluasan).

Kebanyakan Masters degree membutuhkan delapan belas bulan hingga dua tahun studi penuh
waktu. Program ini ditempuh setelah menyelesaikan Bachelor atau Honours Degree.

Program research Masters Degree berisi setidaknya dua per tiga riset dengan tesis substansial
yang diperiksa secara eksternal. Program ini membutuhkan setidaknya satu tahun studi penuh
waktu. Research Masters Degree sering berlanjut ke program Doctoral.

Doctoral Degree (Gelar Doktor)

Australia memiliki tiga jenis program Doctoral Degree:


 Research Doctorate (Doktor Riset)
 Professional Doctorate (Doktor Profesional)
 Higher Doctorate (Doktor Tinggi)

Program ini biasanya membutuhkan tiga sampai empat tahun studi penuh waktu. Mahasiswa
diharapkan memberikan kontribusi asli yang substansial untuk pengetahuan dalam bentuk
pengetahuan baru atau adaptasi asli dan signifikan, ataupun penerapan dan penafsiran
pengetahuan yang ada.

Semua Doctoral degree membutuhkan penyelesaian tesis, disertasi, tafsiran kritis atau
sejenisnya, yang biasanya diperiksa oleh dua atau tiga pakar akademik dengan reputasi
internasional, di mana dua di antaranya harus eksternal.

Pendidikan jarak jauh, online dan eksternal

Banyak institusi VET dan pendidikan tinggi yang menawarkan pendidikan jarak jauh atau
program studi eksternal (dikenal sebagai ‘off-campus’). Program studi online sekarang
banyak tersedia, begitu juga dengan program pembelajaran jarak jauh yang lebih tradisional.

Cek situs web masing-masing institusi untuk informasi lebih lanjut tentang program studi di
luar kampus.

Alasan

Belajar matematika menciptakan peluang dan memperkaya kehidupan semua warga


Australia. Kurikulum Australia: Matematika menyediakan siswa dengan kemampuan
matematika dan pengetahuan esensial dalam Nomor dan Aljabar, Geometri dan Pengukuran,
dan Statistik dan Probabilitas. Ini mengembangkan kemampuan berhitung bahwa semua
siswa perlu dalam kehidupan pribadi, pekerjaan dan kehidupan masyarakat mereka, dan
memberikan dasar-dasar yang spesialisasi matematika dan aplikasi profesional matematika
dibangun.

Matematika memiliki nilai sendiri dan keindahan dan Kurikulum Australia: Matematika
bertujuan untuk menanamkan pada siswa apresiasi dari keanggunan dan kekuatan penalaran
matematika. Ide-ide matematika telah berkembang di semua budaya selama ribuan tahun, dan
terus berkembang. Teknologi digital yang memfasilitasi perluasan ide dan menyediakan
akses ke alat-alat baru untuk melanjutkan eksplorasi matematika dan penemuan. Kurikulum
berfokus pada pengembangan yang semakin canggih dan halus pemahaman matematika,
kelancaran, penalaran, pemikiran logis analisis dan keterampilan pemecahan masalah.
Kemampuan ini memungkinkan siswa untuk menanggapi situasi akrab dan asing dengan
menggunakan strategi matematika untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah
secara efisien.

Kurikulum Australia: Matematika memastikan bahwa hubungan antara berbagai komponen


matematika, serta hubungan antara matematika dan disiplin ilmu lainnya, yang dibuat jelas.
Matematika terdiri dari beberapa tetapi saling terkait dan saling tergantung konsep dan sistem
yang berlaku siswa di luar kelas matematika. Dalam ilmu, misalnya, memahami sumber
kesalahan dan dampaknya terhadap kepercayaan kesimpulan penting, seperti penggunaan
model matematika dalam disiplin lain. Dalam geografi, interpretasi data mendasari studi
populasi manusia dan lingkungan fisik mereka, dalam sejarah, siswa harus mampu
membayangkan jadwal dan jangka waktu untuk mendamaikan peristiwa terkait, dan dalam
bahasa Inggris, berasal informasi kuantitatif dan spasial merupakan aspek penting dari
membuat makna teks.

Kurikulum mengantisipasi bahwa sekolah akan memastikan semua siswa mendapatkan


keuntungan dari akses ke kekuatan penalaran matematika dan belajar untuk menerapkan
pemahaman matematika mereka kreatif dan efisien. Kurikulum matematika memberikan
siswa dengan hati-hati mondar-mandir, studi mendalam keterampilan dan konsep penting.
Hal ini mendorong para guru untuk membantu siswa menjadi motivasi diri, percaya diri
peserta didik melalui penyelidikan dan partisipasi aktif dalam menantang dan pengalaman
menarik.

Tujuan

Kurikulum Australia: Matematika bertujuan untuk memastikan bahwa siswa:

 yakin, pengguna kreatif dan komunikator matematika, mampu menyelidiki, mewakili


dan menafsirkan situasi dalam kehidupan pribadi dan pekerjaan mereka dan sebagai
warga negara yang aktif
 mengembangkan pemahaman yang semakin canggih konsep-konsep matematika dan
kelancaran dengan proses, dan mampu berpose dan memecahkan masalah dan alasan
di Nomor dan Aljabar, Geometri dan Pengukuran, dan Statistik dan Probabilitas
 mengenali koneksi antara bidang matematika dan disiplin ilmu lainnya dan
menghargai matematika sebagai disiplin diakses dan menyenangkan untuk belajar.

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Australia adalah satu-satunya benua di dunia yang hanya terdiri dari satu buah negara,
yang juga disebut dengan Australia. Australia dikenal oleh dunia sebagai tempat yang nyaman
dan sehat untuk ditinggali. Penduduk di Australia ramah, udaranya bersih, lingkungan aman,
fasilitas transportasi yang bagus, serta tunjangan pendidikan dan kesehatan berkleas
internasional membuat Australia menjadi tempat yang bagus untuk ditinggali. Pendidikan di
Australia juga sangat bagus.
Di tempat ini, Australia memiliki kualitas pendidikan yang tinggi, dan bahkan gelar atau
ijazahnya pun diakui secara internasional. Selain itu, biaya pendidikan di Australia tergolong
murah dan terjangkau bila dibandingkan dengan Inggris atau Amerika, bahkan pemerintah
memberikan ijin bagi mahasiswa yang berasal dari luar Australia untuk bekerja baik fulltime
maupun partime untuk memenuhi biaya pendidikan mereka. Australia juga menawarkan
program studi yang sangat bervariasi, baik jurusan maupun jenjangnya. Hal ini mempermudah
siswa dalam mencari sekolah yang sesuai dengan keinginannya.
Pendidikan adalah kunci keberhasilan sebuah negara, bahkan kemajuan sebuah negara
salah satunya tergantung dengan bagaimana pemerintahan sebuah negara memuliakan
pendidikan dan pemerataannya, karena pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara.
Setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan
minat dan bakat tanpa memandang gender, status sosial, statusekonomi, suku, etnis dan agama.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan pendidikan diatas, dan sebagai tolak ukur mutu dan
keberhasilan di negara kita, kita dapat melakukan perbandingan sistem pendidikan negara lain,
dalam hal ini salah satu negara yang dapat kita perbandingkan sistem pendidikannya dengan
negara Indonesia adalah negara Australia.
Dengan begitu banyaknya kelebihan Australia di bidang pendidikan, maka ada baiknya
Indonesia sedikit berkaca dari sistem pendidikan di Australia itu sendiri. Untuk megetahui
informasi tentang sistem pendidikan negara Australia dengan berbagai cara, dan salah satunya
melalui makalah yang sangat sederhana ini, dalam makalah ini dipaparkan sedikit tentang
sistem pendidikan Australia dan dapat kita pahami sebagai bahan untuk sedikit memperbaiki
sistem pendidikan di Indonesia.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa ideologi negara Australia?
2. Bagaimana sistem pendidikan di Australia?
3. Bagaimana pengembangan kurikulum di Australia?
4. Bagaimana standart pendidikan di Australia?
5. Bagaimana perbandingan kurikulum di Australia dengan di Indonesia?
3. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ideologi Negara Australia.
2. Untuk mengetahui sistem pendidikan di Australia.
3. Untuk mengetahui pengembagan kurikulum di Australia.
4. Untuk mengetahui standart pendidikan di Australia.
5. Untuk mengetahui perbandingan kurikulum di Australia dengan di Indonesia.
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada
calon – calon pendidik, tenaga pendidik dan pihak – pihak lain mengenai kurikulum di negara
Australia dan perbandingannya denga
kurikulum yang ada di negara Indonesia demi kemajuan sistem pendidikan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ideologi Negara Australia
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang
komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu, secara umum dan beberapa arah
filosofis, atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota
masyarakat.
Australia sendiri memiliki ideologi politik liberalisme yang merupakan warisan dari para
pembawanya yang berasal dari Eropa. Hal itu bisa terlihat dari pola kehidupan sehari-hari
penduduknya serta dalam kehidupan pemerintahannya yang menjadikan Australia sebagai
sebuah keunikan tersendiri di tengah-tengah budaya dan ideologi yang beranekaragam yang
berada di Asia Tenggara khususnya. Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat,
dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang
utama.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan
yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif
bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan
terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi
tumbuhnya kapitalisme.
2. Sistem Pendidikan Australia
1. Sistem Pendidikan Di Australia Secara Umum

Pemerintah Negara Bagian dan Teritori Australia memegang peranan penting dalam hal
manajemen dan administrasi pendidikan sektor sekolah. Setiap Negara Bagian dan Teritori
mempunyai hukum dan peraturan-peraturan terkait mengenai kurikulum, akreditasi program
studi, ujian bagi siswa dan penghargaan bagi siswa. Pemerintah Australia memegang peranan
kepemimpinan secara nasional dan bekerjasama dengan Pemerintah Negara-negara Bagian dan
Teritori serta pihak-pihak industri dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan
keefektipan sekolah. Pemerintah Australia juga menyediakan subsidi yang cukup penting bagi
sekolah-sekolah pemerintah maupun swasta. Di Australia, tahun ajaran adalah dari akhir bulan
Januari, atau awal bulan Februari, sampai dengan awal bulan Desember. Kebanyakan Negara
Bagian dan Teritori menggunakan sistem tahun ajaran yang mencakup empat triwulan.
Tasmania mempunyai sistem tahun ajaran yang terdiri dari tiga kuartalan. Terdapat dua
kategori besar sekolah-sekolah Australia. Sekolah-sekolah Negeri beroperasi di bawah
tanggung jawab langsung dari Pemerintah Negara Bagian atau Teritori. Sekolah-sekolah
Negeri menerima pendanaan inti dari Pemerintah Negara Bagian atau Teritori dan pendanaan
tambahan dari Pemerintah Federal. Sekolah-sekolah selain sekolah negeri menerima
pendanaan tambahan dari Pemerintah Federal dan Pemerintah Negara Bagian/Teritori, dan
suatu proporsi pendanaan yang besar dari sumbangan swasta dan biaya-biaya sekolah. Sekolah-
sekolah selain dari Sekolah Negeri umumnya mempunyai afiliasi agama atau gaya pengajaran
yang khusus dan di Australia sejumlah besar sekolah-sekolah selain Sekolah Negeri adalah
sekolah Katolik.
Sekolah-sekolah di Australia boleh hanya untuk laki-laki, hanya untuk perempuan atau
untuk keduanya laki-laki dan perempuan (co-educational). Terdapat 8 Bidang Pembelajaran
Yang Penting yang merupakan fokus pengajaran di semua sekolah Australia. Bidang-bidang
tersebut memberikan kepada para pelajar suatu pendidikan yang utuh dan keterampilan
bermasyarakat (sosialisasi). Semua sekolah yang menerima pelajar Internasional akan
mengajar sesuai dengan 8 Bidang Pembelajaran Yang Penting itu, seperti :

1. Seni

2. Bahasa Inggris

3. Pendidikan Kesehatan dan Jasmani

4. Bahasa selain Bahasa Inggris

5. Matematika

6. Ilmu Pengetahuan

7. Kajian Penduduk dan Lingkungan

8. Teknologi

Selain dari 8 Bidang Pembelajaran yang Penting tersebut, para pelajar dapat memilih dari
sederajat luas mata pelajaran pilihan, yang memastikan keanekaragaan di pendidikan Australia.
Contoh-contoh termasuk memakai komputer, perniagaan, undang-undang (hukum), pertanian,
psikologi, drama, desain grafis, penerbangan dan masih banyak lagi.

2. Sistem Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Di Austarlia

Pendidikan sekolah menengah atau dikenal sebagai Secondary Education di Autralia


memerlukan waktu antara 5 sampai 6 tahun. Tahun pertama dipendidikan menengah disebut
Year 7 dan seterusnya hingga Year 11. Jenjang pendidikan menengah berakhir pada Year 11.
Setelah tahun ke 11 ini, siswa dapat memilih ke arah mana jenjang pendidikan yang ia ingin
tempuh. Seorang siswa Australia harus menempuh Year 12 yang dikenal juga sebagai
Matriculation Year. Dalam tahun berakhir dari pendidikan menengah ini, siswa digembleng
dengan intensif agar dapat lulus ujian negara dengan nilai yang memuaskan. Makin tinggi nilai
yang diperoleh, makin mudah siswa tersebut memilih perguruan tinggi yang ia sukai. Sekolah
menengah di australia dari Kelas 6 sampai Kelas 10. Siswa sekolah menengah mengambil lima
atau enam mata pelajaran setiap kuartal atau semester. Tahun pertama atau tahun kedua dari
sekolah menengah biasanya terdiri dari suatu program umum yang dijalani oleh siswa. Di
tahun-tahun terakhir para siswa harus mengambil suatu kelompok mata pelajaran inti, termasuk
matematika dan Bahasa Inggris.

Pembelajaran difokuskan pada hasil-hasil dari pada hanya sekedar menghafal. Kecakapan
dalam pembelajaran termasuk investigasi, eksperimentasi, evaluasi dan partisipasi. Para siswa
melakukan riset dan menjalani penugasan yang membentuk bagian dari penilaian atas mereka.
Para guru disekolah menengah biasanya mengajar satu atau dua mata pelajaran dan para siswa
pindah dari ruang ke ruang sesuai dengan daftar jam pelajaran mereka.

Sistem pendidikan di Australia tidak mengenal tidak naik kelas. Artinya semua siswa akan
naik kelas. Hal ini sangat memungkinkan karena mata pelajaran yang diambil sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Sistem pendidikan disana juga tidak mencantumkan ranking
akademik siswa dalam rapor. Dalam rapor siswa, dicantumkan nilai siswa untuk setiap mata
pelajaran beserta komentar guru, dan deskripsi posisi nilai siswa terhadap rata-rata kelas

untuk setiap mata pelajaran. Siswa yang meraihkan prestasi tertentu dalam suatu mata
pelajaran akan mendapatkan penghargaan berupa sertifikat atau voucher dari guru atau sekolah.

Satu kegiatan yang sangat disukai siswa adalah kegiatan excursion, yaitu sekolompok
siswa mengunjungi suatu tempat sambil belajar. Dalam kegiatan ini mereka akan belajar
tentang objek yang dilihatnya. Sehingga sepulangnya dari tempat tersebut mereka akan punya
wawasan yang penuh tentang apa yang telah dilihat. Misalnya mereka pergi exursion ke kebun
binatang. Mereka akan menikmati keindahan hewan-hewan sambil mendapat pengetahuan dari
guru pendamping atau pemandu. Tempat-tempat yang sering jadi tempat ekskursi adalah
sungai, universitas, taman-taman, perusahaan, gallery seni dan tempat penting lainnya

3. Pengembangan Kurikulum Di Australia


1. Kurikulum Di Australia

Pengembangan Kurikulum Australia dipandu oleh Melbourne Declaration on Educational


Goals for Young Australians, diadopsi oleh dewan menteri pendidikan Negara bagian dan
teritori pada Desember 2008. Deklarasi Melbourne tersebut menekankan pada pentingnya
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan bidang pelajaran, kemampuan umum, dan prioritas
lintas-kurikulum sebagai dasar untuk kurikulum yang dirancang untuk mendukung
pembelajaran abad 21.
Kurikulum Australia berisi tentang hak untuk mendapatkan bagi setiap siswa Australia.
Hal-hal yang terkait meliputi hal-hal dasar untuk mencapai sukses, belajar seumur hidup, dan
partisipasi dalam masyarakat Australia. Hal ini berarti bahwa kebutuhan dan kepentingan siswa
akan bervariasi, sehingga sekolah dan guru akan merencanakan kurikulum berdasarkan
kebutuhan dan kepentingan tersebut. Kurikulum Australia juga mengakui perubahan cara di
mana siswa akan belajar dan ada berbagi tantangan-tantangan yang akan terus membentuk
pembelajaran mereka di masa yang akan depan.
Kurikulum Australia pun akan dikembangkan untuk semua area pembelajaran dan mata
pelajaran yang ditetapkan dalam Melbourne Declaration: awalnya untuk bahasa Inggris,
matematika, IPA/sains dan sejarah, dilanjutkan dengan geografi, bahasa, seni, ekonomi, bisnis,
dan kewarganegaraan, Pendidikan kesehatan dan olahraga, serta teknologi informasi dan
komunikasi.
Kurikulum Australia menetapkan apa yang harus dipelajari oleh siswa melalui spesifikasi
isi kurikulum dan pembelajaran yang diharapkan pada nilai sekolah mereka melalui spesifikasi
standar prestasi (the specification of achievement standards).
2. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Kurikulum Australia menjelaskan apa yang harus dipelajari oleh setiap siswa Australia
sehubungan dengan bidang ajaran, kemampuan umum dan prioritas antar kurikulum. Unsur
utama dari kurikulum adalah dskripsi dari isi dan standar prestasi yang diatur menurut
bidang ajaran. Deskripsi ini menjelaskan apa yang diharapkan akan diajarkan oleh
guru. Standar prstesi merinci kualitas pembelajaran yang diharapkan dari siswa dalam
suatu tahap dalam pendidikan mereka. Kurikulum Australia memberikan contoh-
contoh yang menggambarkan setiap deskripsi isi yang disebut uraian. Contoh pekejaan
siswa menggambarkan standar prestasi.

Pada negara Australia, pedoman kurikulum dibuat terpusat tetapi sekolah-sekolah dapat
mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal. Pengecualian yang agak
besar terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir; detail kurikulum
disusun secara terpusat untuk kepentingan ujian eksternal.

Territory, sekolah relatif memiliki otonomi yang lebih luas dan dapat mengembangkan
kurikulumnya dasar tujuan umum yang ditentukan di tingkat sekolah.

Di pusat, penyusunan pedoman kurikulum serta objektif kurikulum secara umum bisa
menjadi tanggung jawab seksi kurikulum dalam departemen pendidikan.

Pusat Pengembangan Kurikulum dibentuk oleh pemerintah Commonwealth dalam tahun


1975 untuk membantu mengkoordinasi dan mendimensikannya, serta menyiapkan materi
kurikulum. Buku-buku pelajaran dan ujian disiapkan oleh berbagai badan termasuk Seksi
Kurikulum, Departemen Pendidikan, Dewan Penelitian dan sebagainya. Tanggung jawab
tentang metodologi pengajaran pada prinnsipnya terletak pada masing-masing guru dan
sekolah tetapi di Australia pada umumnya satu guru mengajar satu mata pelajaran dan untuk
kelas yang berbeda umur diajar oleh dari satu guru atau team teaching. Pada umumnya format
pengajaran pada pendidikan dasar ialah seorang guru memegang satu kelas, tetapi ada
kecenderungan terjadinya variasi pengelompokan kelas. Sama halnya disekolah menengah,
hampir semua siswa tetap berada dalam kelompok-kelompok umur yang bersamaan, dan
mereka diajar oleh guru-guru bidang studi, dan ada pula kecenderungan untuk
pengelompokkan siswa tidak berdasarkan kesamaan umur tetapi beda umur, diajarkan oleh tim
guru, dan siswa dikelompokkan dalam format-format kecil.

Masalah kurikulum yang krusial dalam sistem pendidikan Australia terletak terutama pada
isi kurikulum, yaitu menentukan isi kurikulum yang cocok untuk masyarakat. Hal ini timbul
disebabkan oleh perubahan yang terjadi dalam masyarakat Australia dan komposisi penduduk.
Lebih sulit memperoleh kesepatan tentang isi kurikulum saat ini dibandingan dengan masa
sebelumnya karena masyarakat Australia yang semakin pluralistik dan sekaligus multikultural.

Kurikulum Framework di Australia disusun dalam rangka menyongsong dengan


semboyan “Educating Our Children to Succed in the 21th Century”. Pengembangan kurikulum
di Australia telah melibatkan semua stakeholder pendidikan.

Ada beberapa hal yang menarik dalam Curriculum Framework :


Pertama, ada 8 kondisi yang melatar belakangi pengembangan kurikulum di Australia,
yaitu :

1. Keragaman Budaya

2. Perubahan struktur keluarga

3. Langkah cepat perubahan teknologi

4. isu lingkungan global

5. Mengubah sifat kondisi sosial

6. Perubahan di tempat kerja

7. Ketergantungan ekonomi global

8. Standar Ketidakpastian hidup.

Kedua, ada lima karakteristik nilai (value) yang akan dibangun melalui kurikulum tersebut,
yaitu :

1. Mengejar pengetahuan dan komitmen untuk pencapaian potensi

2. Penerimaan diri dan rasa hormat diri

3. Menghormati dan kepedulian terhadap orang lain dan hak-hak mereka

4. Sosial dan tanggung jawab sipil

5. Tanggung jawab lingkungan.

Curriculum Framework tidak menggunakan istilah “berbasis kompetensi” atau


“competency-based”, namun menggunakan istilah “student outcomes statement” atau dikenal
dengan overarching statement learning outcomes”, yang rumusannya pada hakikatnya sama
dengan rumusan kompetensi. Ada 13 student outcomes statement yang akan dicapai melalui
delapan mata pelajaran secara sinergis dengan menggunakan konsep “liks across the
curriculum”, yaitu :

 Siswa menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan dan


mengkomunikasikan gagasan dan informasi dan berinteraksi dengan orang lain.

 Siswa menjelaskan dan alasan tentang pola, struktur dan hubungan untuk memahami,
menafsirkan, membenarkan dan membuat pola.

 Siswa memvisualisasikan konsekuensi, berpikir lateral, mengenali peluang dan potensi


dan siap untuk menguji pilihan.

 Mahasiswa memahami dan menghargai wordl fisik, biologi dan teknologi dan memiliki
pengetahuan dan keterampilan dan nilai-nilai untuk membuat keputusan dalam kaitannya
dengan itu.
 Mahasiswa memahami, konteks geografis dan historis budaya dan memiliki
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang diperlukan untuk partisipasi aktif inlife di
Australia.

 Siswa berinteraksi dengan orang lain dan budaya lain selain mereka sendiri dan
dilengkapi untuk berkontribusi pada komunitas global.

 Siswa berpartisipasi pada kegiatan kreatif mereka sendiri dan memahami dan terlibat
dengan seni, budaya dan intelektual karya orang lain.

 Nilai Siswa dan menerapkan practies yang mendorong pertumbuhan pribadi dan
kesejahteraan.

 Siswa motivasi diri dan percaya diri dalam pendekatan mereka untuk belajar dan
mampu bekerja secara individu dan bersama-sama.

 Siswa mengakui bahwa everyyone memiliki hak untuk vald jatuh dan aman dan dalam
hal ini, memahami hak dan kewajiban mereka dan berperilaku bertanggung jawab.

Pengembangan Kurikulum Australia melambangkan komitmen semua negara bagian dari


teritori Australia untuk bekerja sama mengembangkan kurikulum kelas dunia bagi semua
pemuda-pemudi Australia. Kurikulum Australia akan memberi penjelasan pada orangtua, guru
dan siswa apa yang seharusnya dipelajari para pemuda-pemudi dan kualitas

pembelajaran apa yang diharapkan mereka, dimanapun mereka bersekolah di Australia.

4. Standart Kurikulum Di Australia


1. Standar Isi

Suatu kecenderungan pada semua sistem sekolah negeri di Australia semenjak awal 1970-
an adalah pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada sekolah-sekolah. Pada beberapa
Negara bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat, tetapi sekolah-sekolah dapat
mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal.

Pada Negara bagian yang lain, pejabat-pejabat di pusat menyusun tujuan umum dan
sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci, tetapi tetap berada dalam
kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang agak besar terjadi pada
kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir. Detail kurikulum disusun secara
terpusat untuk kepentingan ujian eksternal. Pada kedua territories, the Australian Capital
Teritori(ACT) dan Northern Teritory, sekolah relative memiliki otonomi yang lebih luas dan
dapat mengembangkan kurikulumnya atas dasar tujuan umum yang telah ditentukan di tingkat
sekolah.

Terdapat variasi dalam hal tanggung jawab pengembangan kurikulum di setiap Negara
bagian, maka terdapat pula perbedaan dalam pengimplementasiannya. Dalam hal kurikulum
disusun berdasarkan pedoman dan materi pelajaran dari pusat, pejabat-pejabat senior dari pusat
secara teratur mengunjungi sekolah-sekolah antara lain untuk memonitor pelaksanaan
kurikulum.
2. Standart Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Hampir semua guru prasekolah dan pendidikan dasar serta kebanyakan guru-guru sekolah
menengah dididik pada CAE (Colleges of Advanced Education). Sejumlah guru-guru sekolah
menengah, dan beberapa orang guru pendidikan dasar mendapatkan pendidikan di universitas.
Semua sistem sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mendapatkan
pendidikan dalam jabatan (inservice education), termasuk peningkatan kualifikasi atau ijazah
dengan menyelesaikan kuliah-kuliah yang disetujui terlebih dahulu.

Guru di Australia dibekali ilmu dan materi. Lisensi mengajarnya di dapat dari kementerian
pendidikan disana. Guru-guru yang ada, dari guru Kinder Garden (TK) sampai guru senior high
school (SMA) memiliki kemauan yang tinggi untuk selalu mengembangkan diri. Hal itu juga
berlaku bagi guru-guru yang ada di daerah-daerah pedalaman atau daerah pinggiran.
3. Standart Medol Pembelajaran Di Australia

Model pembelejaran di Australia menerapkan sistem pembelajaran inovatif. Pusat


pembelajaran adalah siswa dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Guru melayani
kebutuhan siswanya dalam hal belajar. Dalam pembelajarannya, guru menggunakan metode
hermenitika yaitu metode menerjemahkan dan diterjemahkan (mengerti dan dimengerti). Guru
menerjemahkan siswa sedangkan siswa menerjemahkan matematika. Inisiatif, kemandirian,
daya, dan upaya dari guru dan siswa merupakan faktor penting yang harus ada dalam
pembelajaran matematika. Faktor-faktor tersebut merupakan bekal bagi siswa agar siswa
menjadi manusia yang mandiri, dapat melakukan penjelajahan, dan dapat menjadi nara sumber.

Matematika anak kecil berbeda dengan matematika murni. Matematika murni berada di
dalam pikiran sedangkan matematika anak kecil berada di luar pikiran. Seorang guru
matematika hendaknya berpedoman pada skema matematika realistik ketika melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Matematika realistik terdiri dari empat tahapan yaitu matematika
konkret, model konkret, model formal, dan matematika formal. Dalam pembelajaran
matematika siswa Sekolah Dasar, penggunaan matematika konkret dan model konkret
sebaiknya diperbanyak. Siswa sebaiknya disuruh berinteraksi dengan lingkungan karena dalam
mengolah pikiran siswa harus dimulai dari dunia nyata.
Matematika membutuhkan proses yang panjang dan tidak hanya sekedar mengandalkan
hafalan. Siswa tidak bisa dipaksa untuk menyukai pelajaran matematika. Pembelajaran
matematika yang tidak siap akan menimbulkan bencana bagi siswa. Siswa akan terkena
tsunami matematika. Dalam pembelajaran matematika perlu adanya persiapan. Pembelajaran
matematika yang disertai persiapan dapat menjadi hiburan yang menyenangkan bagi siswa.
Persiapan guru dalam pembelajaran matematika salah satunya adalah dengan cara menganalisis
kurikulum yang pada akhirnya menghasilkan RPP. RPP sebaiknya disusun secara sistematis
agar mudah dalam pelaksanaannya. Selain itu, guru sebaiknya mampu mengembangkan media
atau alat bantu pembelajaran, misalnya alat peraga dan LKS. Alat peraga diperlukan agar siswa
dapat melihat secara langsung wujud konkret dari suatu benda sedangkan LKS diperlukan agar
siswa dapat mengembangkan pola pikir dan terbiasa memecahkan suatu persoalan matematika.
Di Australia, kemampuan guru sangat bisa diandalkan. Tempat untuk belajar sudah sangat
layak karena fasilitas yang ada sudah memadai. Ruang kelas yang disediakan cukup luas dan
juga disediakan buah-buahan untuk siswa. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa tidak
kekurangan gizi dan tetap segar dalam mengikuti proses pembelajaran. Pendidikan karakter
dan tata tertib saat diskusi sangat ditekankan dalam pembelajaran. Pada saat diskusi, siswa
selalu diberi kebebasan untuk menyampaikan pendapatnya masing-masing namun harus tetap
menghargai pendapat siswa yang lain. Setuju ataupun tidak setuju adalah dengan pendapatnya,
bukan dengan orangnya. Jadi, siswa harus sportif dalam berdiskusi. Fasilitas lainnya yaitu
pepustakaan. Perpustakaan yang ada di Sekolah Dasar di Australia sangat mendukung untuk
menunjang proses pembelajaran siswa. Buku-buku yang tertata rapi dan keadaan ruangan yang
bersih membuat siswa nyaman apabila berada di tempat tersebut. Sistem peminjaman dan
pengembalian buku juga sudah menggunakan sistem komputer. Selain pepustakaan, terdapat
juga laboratorium komputer yang digunakan untuk membuat portofolio. Portofolio dibuat oleh
guru dan berisi tentang catatan aktifitas siswa.
Guru dalam menjalankan tugas dimanapun, kapanpun, dalam kegiatan sadar maupun tidak
sadar selalu berkaitan dengan 2 hal yaitu accountability (dipercaya) dan sustainability (terus).
Guru dapat dilihat seberapa tingkataccountability dari sisi akademiknya. Guru yang memiliki
tingkat accountability tinggi selalu ingin dipercaya orang lain bahwa ia adalah guru
matematika yang professional dan bisa diandalkan. Pengembangan profesional guru
sepenuhnya ada di tangan guru sehingga keprofesionalan guru yang berkenaan dengan tugas,
hak, dan kewajiban harus dipahami oleh masing-masing guru. Untuk meningkatkan
akuntabilitas kinerja guru, upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan Lesson
Study. Lesson study merupakan suatu strategi pembinaan profesi guru yang berkenaan
langsung dengan permasalahan dalam praktik pembelajaran di kelas. Lesson Study yang
dijadikan sebagai sarana perbaikan praktik pembelajaran di kelas dapat meningkatkan mutu
guru dan mutu pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu siswa.
Lesson Study membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya.
Tahap-tahap dalamLesson Study meliputi plan (merencanakan), do (melaksanakan),
dan see (refleksi). Di Jepang, kegiatan Lesson Studybukan lagi kegiatan yang terprogram tetapi
sudah menjadi kebiasaan dan merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh MGMP.
Siswa di Jepang sudah terbiasa diobservasi sehingga siswa tidak merasa terganggu selama
pelaksanaan observasi. Selama observasi, observer melakukan pengamatan secara teliti
menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya. Aspek-aspek yang
diamati misalnya interaksi antar siswa, interaksi siswa dengan bahan ajar, interaksi siswa
dengan guru, interaksi siswa dengan lingkungan, motivasi belajar siswa, perhatian siswa,
konsentrasi siswa, dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Setelah
observasi selesai, semua observer diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat mengenai
kelebihan dan kekurangan guru dalam mengajar. Pendapat yang disampaikan harus sesuai
dengan hasil pada saat observasi. Sore harinya, diadakan
4. Standart Penilaian Pembelajaran di Australia
Masalah yang terdapat dalam sistem ujian dan kenaikan kelas antara lain adalah
mendapatkan keseimbangan antara ujian internal sekolah dan kesulitan belajar-mengajar yang
mungkin muncul dalam kenaikan kelas otomatis berdasarkan usia.
Sistem lain yang digunakan oleh sekolah-sekolah di Australia untuk mengevaluasi sekolah
adalah dengan cara membandingkan data dari ujian National Assement Program Literacy and
Numeracy (NAPLAN) yang dilakukan oleh seluruh sekolah di Australia setiap tahunnya. Hasil
dari ujian tersebut diumumkan dalam website NAPLAN yang nantinya dapat dilihat oleh orang
tua murid dan pokok eksternal lainnya. Pemerintahan dari setiap state juga dapat mengacu pada
data NAPLAN yang nantinya alokasi dana akan diberikan pada sekolah-sekolah yang
membutuhkan. Metode evaluasi NAPLAN baru dicanangkan pada tahun 2008 dan seluruh
data NAPLAN akan diimplementasikan ditahun 2010.
5. Perbandingan Kurikulum Perbandingan Jenjang Sekolah Menengah Di
Australia dengan Di Indonesia
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
1. Jenjang Pendidikan Formal di Australia
Rentang persekolahan (spend of schooling) di berbagai negara bagian dan wilayah
terdapat persamaan dan sekaligus perbedaan, baik dari segi penamaan maupun penjejangannya.
Rentang persekolahan di Australia yakni mulai dari Taman Kanak-
kanak (Kindergarten) sampai ke tahun ke-12 (pendidikan menengah), dilanjutkan ke
pendidikan tinggi. Nama-nama jenjang persekolahan di Australia adalah Taman Kanak-
kanak (Kindergarten) atau Prasekolah, Sekolah Dasar (Primary School), dan Sekolah
Menengah (Junior Secondary School dan Senior High School).

Pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdapat perbedaan lama pendidikan dari
masing-masing negara bagian dan wilayah daratan, ada yang pendidikan dasarnya 6 (enam)
tahun dan pendidikan menengah juga 6 (enam) tahun, serta ada yang pendidikan dasarnya 7
(tujuh) tahun dan pendidikan menengahnya 5 (lima) tahun. Ini dikarenakan berdasarkan
Konstitusi Australia, pendidikan adalah tanggung jawab negara bagian. Pada setiap negara
bagian, seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen pendidikan melaksanakan
pendidikan dasar dan menengah, dan adakalanya juga pendidikan prasekolah pada daerah itu.
Sehingga masing-masing negara bagian dan wilayah daratan mempunyai otoritas sendiri-
sendir dalam pelaksanaan pendidikannya.
2. Jenjang Pendidikan Formal di Australia
Rentang persekolahan di Indonesia pada setiap daerah relatif sama, yakni mulai dari
Taman Kanak-kanak (Pendidikan Anak Usia Dini), dilanjutkan dengan pendidikan dasar
(Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama), pendidikan menengah (Sekolah Menengah
Atas/Sekolah Menengah Kejuruan), dan pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi). Nama-nama
jenjang persekolahan di Indonesia adalah Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) /
Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP) / Madrasah Tsanawiyah (MTs),
Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) / Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) / Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan Perguruan Tinggi (Universitas, Sekolah
Tinggi, Institut, Politeknik, atau Akademik).
3. Jenjang Pendidikan Menengah
Pada bagian ini akan diuraikan secara rinci mengenai jenjang pendidikan menengah di
Australia dan Indonesia serta perbedaan jenjang pendidikan menengah di Australia dan
Indonesia.
1. Jenjang Pendidikan Menengah di Australia
Pendidikan menengah Junior Secondary School adalah wajib bagi anak yang berusia usia
12 atau 13 tahun sampai 16 tahun tergantung dari lamanya pendidikan menengah di daerah
tersebut.

Pada jenjang pendidikan Senior High School, setiap siswa berkewajiban memilih
program pendidikan kejuruan atau pendidikan umum. Di Australia pendidikan kejuruan
diarahkan untuk pasar kerja. Dimana setiap negara memiliki kejuruan Pendidikan dan
Pelatihan (Vocational Education and Training / VET). VET mempersiapkan siswa untuk
bekerja yang tidak perlu gelar sarjana. Biasanya, VET memakan waktu 2 (dua) tahun setelah
pendidikan Senior High School atau 4 (empat) tahun setelah Junior Secondary School. VET
merupakan pendidikan berupa kursus keterampilan dan mendapat sertifikat.

2. Jenjang Pendidikan Menengah di Indonesia

Jenjang pendidikan menengah di Indonesia berlangsung selama 3 (tiga) tahun. Jalur


pendidikan menengah di Indonesia terbagi atas dua jenis pendidikan, yaitu pendidikan umum
dan pendidikan kejuruan.

Pendidikan umum adalah pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang


diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
(perguuan tinggi). Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) merupakan
jenis pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah. SMA merupakan kelanjutan dari
SMP dan MA merupakan kelanjutan dari MTs. Pada pendidikan umum setaraf SMA dan MA,
pembagian penjuruan dilakukan pada tahun kedua, yaitu pada kenaikan kelas 11.

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik


terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) merupakan jenis pendidikan kejuruan pada jenjang
pendidikan menengah. SMA merupakan kelanjutan dari SMP dan MA merupakan kelanjutan
dari MTs.

Berdasarkan penjelasan mengenai jenjang pendidikan menengah di Australia dan Indonesia


terdapat beberapa pebedaan, yaitu :
Bidang Australia Indonesia
Lama Pendidikan 6 tahun / 5 tahun 3 tahun
Junior Secondary
school : 4 tahun / 3
tahun
Senior High SMA/SMK/MA/MAK :
Jalur Pendidikan School : 2 tahun 3 tahun
Jalur pendidikan
yang bersifat Milik Pemerintah /
keagamaan Milik Swasta swasta
Penjurusan untuk
endidikan umum Tidak ada Ada tahun kedua
Jenis
Pendidikan yang 2 tahun + pendidikan
bersifat kejuruan 2 tahun 3 tahun
Pendidikan dasar +
Junior Secondary
Wajib belajar School Pendidikan dasar
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan bahwa
terdapat berbagai perbedaan yang mencolok antara pendidikan di Australia dan Indonesia.
Beberapa perbedaan tersebut meliputi:
1. Sistem pendidikan yang berbeda, dimana wajib belajar di Australia adalah 10
tahun (primary dan secondari school) sementara di Indonesia adalah 9 tahun (SD dan
SMP).
2. Tes nasional yang dilakukan oleh pemerintah Australia adalah NAPLAN
(National Assessment Program-Literacy and Numeracy), yang dilakukan sebagai
persiapan menuju year 10. Sementara di Indonesia, tes nasional yang dilakukan adalah
UNAS, yaitu setelah menyelesaikan jenjang SD, SMP, dan SMA.
3. Syarat guru di Australia sama dengan di Indonesia, yaitu S1 (4 tahun) hanya
saja terdapat program khusus bagi calon guru yang sudah menamatkan S1 di luar
jurusan kependidikan untuk bisa menjadi seorang guru. Di Indonesia, pernah diadakan
program Akta IV, namun sudah tidak berlaku lagi. Orang yang ingin menjadi guru harus
mengikuti sekolah guru atau mengambil master di bidang pendidikan.
4. Setiap negara bagian di Australia memiliki cara tersendiri untuk meningkatkan
profesionalitasan gurunya.
5. Asosiasi guru di Australia disebut dengan The Australian Teacher Education
Assosiation (ATEA), sementara di Indonesia disebut PGRI (Persatuan Guru Republik
Indonesia).
6. Beberapa permasalahan pendidikan di Australia meliputi (1) kesenjangan antara
sekolah privat dan publik (2) keterbatasan teknologi dan informasi untuk anak sosio-
ekonimi rendah (3) staff pengajar yang tidak mendapatkan insentif sesuai porsi kerja
(4) lima puluh persen siswa sosio-ekonomi rendah mengabaikan study mereka untuk
bekerja.
7. Tidak adanya pendidikan agama di Australia.

2. Saran
Berdasarkan penjelasan mengenai kurikulum pendidikan di Australia yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat kita ketahui bahwa kurikulum negara tersebut sangat
bagus, untuk itu kita dapat menjadikan kurikulum di negara australia tersebut sebagai referensi
untuk memperbaiki sistem pendidikan yang ada di negara kita Indonesia.

Australia adalah salah satu negara yang memiliki kualitas pendidikan yang terbaik di
dunia. Hal tersebut membuat beberapa orang memiliki ketertarikan untuk belajar dan
mencari pengalaman belajar di Australia. Setidaknya terdapat 8 universitas di
Australia yang masuk ke dalam 150 universitas terbaik di dunia. Selain karena kampus
dengan kualitas belajar tingkat dunia, terdapat beberapa hal lain yang juga mendorong
sebagian orang untuk menempuh pendidikan di sana.
Pilihan untuk belajar di Australia memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Namun apabila ditanggapi dengan baik, kelebihan dan kekurangan tersebut dapat
menjadi sebuah kekuatan untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Kelebihan

1. Kualitas pendidikan Australia dan suasana belajar berkelas internasional

Pendidikan di Australia mengutamakan kemampuan pelajar, sehingga hasil studi yang


diperoleh murni menunjukkan kemampuan pelajar tersebut. Beberapa kampus di
Australia termasuk ke dalam 150 universitas terbaik di dunia. Universitas di Australia
juga memiliki standar CRICOS atau kualifikasi internasional, yang memberikan
kesempatan bagi lulusan universitas tersebut untuk diakui oleh banyak negara, baik
untuk melanjutkan pendidikan atau untuk bekerja.

2. Fasilitas riset yang memadai

Bagi beberapa pelajar yang membidangi science, fasilitas riset merupakan hal yang
sangat penting ketika menempuh pendidikan tinggi. Fasilitas yang mendukung dapat
menghasilkan inovasi yang lebih baik untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

3. Memperoleh pengalaman bekerja

Pelajar yang menempuh pendidikan di Australia diberikan kesempatan untuk


merasakan pengalaman bekerja part-time ketika sedang menempuh pendidikan di
sana. Pelajar dapat merasakan bekerja part-time selama 40 jam per 2 minggu dan
tidak terbatas apabila pada masa libur. Penghasilan yang diperoleh dari bekerja pasrt-
time bisa mencapai $AUD 15 – $AUD 25.

4. Kesempatan membangun jaringan internasional

Pelajar internasional di Australia berasal dari berbagai negara di dunia. Hal tersebut
dapat dimanfaatkan untuk membangun jaringan internasional yang dapat membantu
pelajar meningkatkan kualitas diri.

5. Kesempatan untuk bekerja di Australia

Lulusan universitas di Australia yaitu S1/S2/S3 dapat tinggal selama beberapa tahun di Australia,
tergantung pada tingkat pendidikan yang ditempuh. Lulusan diploma untuk beberapa jurursan
tertentu juga dapat tinggal beberapa tahun di Australia. Hal ini dapat menjadi kesempatan bagi
pelajar yang telah lulus untuk mencari pengalaman kerja atau untuk memulai bisnis di Australia.
Selain keuntungan-keuntungan tersebut, terdapat beberapa
keuntungan lain yang bisa didapatkan apabila menempuh pendidikan di
Australia. Namun untuk medapatkan keuntungan tersebut, perlu dicermati
kekurangan yang akan diperoleh agar dapat mengantisipasi hal-hal tidak
terduga yang mungkin akan terjadi.

KEBAIKAN SISTEM PENDIDIKAN DI MALAYSIA


Sistem pendidikan negara diterajui oleh dua kementerian iaitu Kementerian Pelajaran
Malaysia (KPM) dan Kementerian Pengajian Tinggi (KPT). KPM bertanggungjawab dalam
pentadbiran dan pengurusan sistem pendidikan kebangsaan di peringkat pendidikan
prasekolah, pendidikan rendah, pendidikan menengah dan pendidikan lepasan
menengah. KPT pula bertanggungjawab ke atas Institusi Pengajian Tinggi Awam dan
Institusi Pengajian Tinggi Swasta. Terdapat pelbagai kebaikan sistem Pendidikan di
negara ini dalam konteks memupuk kesepaduan kaum dan etnik diantaranya pertama,
wujud aliran pendidikan mengikut etnik seperti sekolah aliran Melayu, Cina dan Tamil.
Kedua, menjadikan bahasa Malaysia sebagai bahasa Rasmi dan bahasa pengantar di
sekolah-sekolah dan membenarkan penggunaan bahasa Cina dan Tamil sebagai bahasa
pengantar di sekolah-sekolah jenis kebangsaan. Ketiga, sistem penilaian peperiksaan
yang sama. Keempat, tertakluk di bawah kurikulum sekolah yang sama walaupun
mempunyai aliran yang berbeza.

2.1 Wujud Aliran Pendidikan Berbeza

Aliran pendidikan yang berbeza adalah berasaskan kepada fahaman, ideologi dan
kepercayaan yang pelbagai di negara ini. Tujuannya, mengakui bangsa Melayu dan
beragama Islam sebagai bangsa dominan di negara ini namun tetap menghormati dan
menjaga kebajikan kaum-kaum lain seperti Cina dan Tamil. Umumnya, terdapat tujuh
jenis sekolah di Malaysia iaitu sekolah kebangsaan, sekolah jenis kebangsaan, sekolah
wawasan, sekolah agama Islam, sekolah Mubaligh, sekolah bestari dan sekolah
berasrama penuh. Kepelbagaian aliran pendidikan pada hari ini adalah implikasi daripada
zaman penjajahan yang mengamalkan prinsip pecah dan perintah.

Wujudnya, budaya menghormati hak kaum lain mampu memupuk kesepaduan kaum dan
etnik di negara ini. Walaupun, mempunyai aliran pendidikan yang berbeza namun subjek-
subjek asas turut mewarnai sistem pengajaran dan pembelajaran harian seperti Bahasa
Melayu, Matematik, Sains dan English. Bezanya, sekolah-sekolah aliran Cina dan India
mempunyai tambahan mata pelajaran elektif seperti bahasa dan tulisan Cina dan Tamil.
Keseragaman kurikulum dalam sistem pendidikan sekarang secara tidak langsung dapat
memupuk kesepaduan kaum dan etnik. 2.2 Bahasa Melayu Bahasa Rasmi dan Bahasa
Pengantar di Sekolah

Semua sekolah mengakui kredibiliti bahasa Melayu sebagai bahasa rasmi di negara ini
dan menjadi bahasa pengantar di sekolah-sekolah kebangsaan. Namun, dalam konteks
memupuk kesepaduan kaum dan etnik di negara ini bahasa Cina dan Tamil dibenarkan
menjadi bahasa pengantar khusus untuk sekolah-sekolah jenis kebangsaan. Artikel /
Perkara 152 Perlembagaan Malaysia menyatakan bahawa bahasa kebangsaan
merupakan bahasa Melayu. Walau bagimanapun, perlembagaan menjamin kebebasan
pembelajaran dan penggunaan bahasa-bahasa lain, kecuali di atas tujuan-tujuan rasmi.
Tujuan-tujuan Rasmi bermakna apa-apa tujuan kerajaan, samada negara atau negeri,
dan termasuklah apa-apa tujuan penguasaan awam. Untuk penguatkuasaan ini, semua
prosiding mahkamah dan dokumen-dokumen parlimen serta mesyuarat-mesyuarat mesti
dilakukan di dalam bahasa Melayu. Tulisan rasmi bagi bahasa Melayu juga dinyatakan di
dalam Artikel 152 sebagai rumi atau tulisan Latin. Walau bagaimanapun, penggunaan
Jawi tidak dilarang.

2.3 Sistem Penilaian Peperiksaan Yang Sama

Sistem penilaian peperiksaan yang sama merupakan antara elemen penting dalam
memupuk kesepaduan kaum dan etnik di negara ini. Kurikulum peringkat sekolah rendah
dibahagikan kepada dua tahap iaitu Tahap I dan Tahap II. Tahap I bermula pada Tahun
1 hingga 3 yang menekankan penguasaan kemahiran membaca, menulis dan mengira
(3M) dan memupuk nilai dan bakat. Tahap II bermula pada Tahun 4 hingga 6 yang
memberi penekanan kepada pengukuhan kemahiran asas 3M, pemupukan siap, nilai dan
bakat, penguasaan ilmu, kemahiran berfikir secara kreatif dan kritis serta kemahiran
membaca dan menulis dalam jawi. Ujian Penilaian Sekolah Rendah (UPSR) diadakan
bertujuan untuk mentafsir prestasi murid-murid dalam bidang akademik.

Kedua, sistem pendidikan menengah. Sistem pendidikan memengah lebih komprehensif


dan berkualiti. Sistem pendidikan menengah dikhususkan kepada warganegara Malaysia
yang berusia 12 tahun hingga 17 tahun. Sistem pendidikan menengah berasaskan
kepada Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah (KBSM). Pendidikan menengah boleh
dibahagikan kepada dua iaitu pendidikan menengah rendah dan pendidikan menengah
atas. Sistem pendidikan menengah rendah bermula dari Tingkatan 1 hingga Tingkatan 3.
Kelas Peralihan dikhususkan kepada pelajar daripada aliran Cina dan Tamil bertujuan
meningkatkan penguasaan bahasa Melayu yang menjadi bahasa pengantar di sekolah
menengah.
Pendidikan menengah atas bermula dari Tingkatan 4 hingga Tingkatan 5. Berdasarkan
kepada keputusan peperiksaan di peringkat menengah rendah iaitu Sijil Rendah
Pelajaran [SRP] atau Penilaian Menengah Rendah [PMR] (dulu dikenali sebagai Lower
Certificate Eduction [LCE]), pelajar boleh memilih untuk mengikut pengajian sama ada
dalam aliran sastera, sains, teknikal, vokasional, agama serta pendidikan khas. Pada
peringkat pendidikan menengah atas, pelajar boleh memilih untuk mengikut pengajian
sama ada dalam aliran sastera, sains, teknikal, vokasional, agama serta pendidikan khas.
Pada peringkat pendidikan menengah atas, pelajar akan menduduki peperiksaan Sijil
Pelajaran Malaysia [SPM] (dulu dikenali sebagai Malaysia Certificate of Education [MCE]).
Ketiga, pendidikan lepasan menengah.

Pelajar lepasan SPM yang berjaya dalam peperiksaan dan memenuhi syarat tertentu
adalah berpeluang untuk melanjutkan pelajaran ke Tingkatan 6 di sekolah-sekolah
kerajaan dan bantuan kerajaan atau mengikuti program matrikulasi di universiti awam.
Pelajar yang melanjutkan ke Tingkatan 6 dalam tempoh dua tahun akan menduduki Sijil
Tinggi Pelajaran Malaysia (STPM) bagi membolehkan pelajar melanjutkan pelajaran ke
universiti. Keempat, Madrasah atau sekolah agama. Sekolah agama dan Madrasah
semakin berkembang dan masih wujud di negara ini sehingga kini. Di Malaysia, sebanyak
17 buah sekolah rendah agama dan 77 buah sekolah menengah agama rakyat telah
mendaftar di bawah Kementerian Pelajaran Malaysia (KPM) sehingga tahun 2005.

2.4 Kurikulum Sekolah Yang Sama

Pada masa kini, sistem pendidikan negara boleh dibahagikan kepada pendidikan
prasekolah, pendidikan rendah, pendidikan menengah, pendidikan pra-universiti.

Pendidikan Prasekolah

Pendidikan prasekolah diwujudkan bertujuan untuk menyediakan kanak-kanak dengan


asas sosialisasi yang kukuh sebelum mendapat pendidikan formal di peringkat sekolah
rendah. Kurikulum Prasekolah Kebangsaan (KPK) digubal pada tahun 2003 adalah untuk
membolehkan kanak-kanak berumur 4 hingga 6 tahun memperoleh asas pendidikan yang
kukuh dalam komunikasi, sosial dan kemahiran-kemahiran lain sebagai persediaan ke
sekolah rendah. Pendidikan prasekolah di negara ini sama ada anjuran Kementerian
Pelajaran Malaysia, agensi kerajaan seperti KEMAS, Jabatan Perpaduan Negara dan
kelas-kelas anjuran swasta digalakkan menggunakan KPK.

Kini, pendidikan prasekolah berasaskan kepada Kurikulum Standard Prasekolah


Kebangsaan 2010/2011. Pembangunan kurikulum di peringkat pendidikan prasekolah
adalah suatu proses dinamik dan berterusan. Penambahbaikan program prasekolah
adalah berterusan dari semasa ke semasa seperti berikut: -

• Buku Panduan Prasekolah Malaysia pada tahun 1986.


• Garis Panduan Kurikulum Pendidikan Prasekolah Malaysia pada tahun 1993
• Kurikulum Prasekolah Kebangsaan pada tahun 2003
• Kurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan 2010/2011
Pendidikan Rendah

Sistem pendidikan rendah bermula dari tahun 1 hingga tahun 6, dan menerima
kemasukan kanak-kanak yang berusia 7 hingga 12 tahun. Kurikulum sekolah rendah
sama ada sekolah kebangsaan atau sekolah jenis kebangsaan adalah berdasarkan
kepada Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah (KBSR) dan kini sedang diperkenalkan
kurikulum baru iaitu Kurikulum Standard Sekolah Rendah (KSSR) bermula pada tahun
2010. Bahasa pengantar bagi sekolah kebangsaan ialah bahasa Melayu dan bahasa
pengantar bagi sekolah jenis kebangsaan ialah bahasa Tamil dan bahasa Mandarin
masih dikekalkan sehingga kini. Senario perubahan kurikulum sekolah rendah adalah
seperti berikut: -

• Kurikulum Baru Sekolah Rendah pada tahun 1983


• Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah pada tahun 1993
• Semakan Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah pada tahun 2003
• Kurikulum Standard Sekolah Rendah pada tahun 2010/2011
Pendidikan Menengah

Sekolah Menengah masih lagi dibahagikan kepada dua iaitu sekolah menengah rendah
dan sekolah menengah atas. Pertama, sekolah menengah rendah. Pelajar melanjutkan
pelajaran dari tingkatan 1 hingga tingkatan 3. Pada akhir tingkatan 3, pelajar akan
menduduki peperiksaan Penilaian Menengah Rendah (PMR). Pelajar akan dikategorikan
mengikut aliran Sains atau Sastera berdasarkan kepada keputusan PMR dan pelajar yang
tidak mendapat keputusan yang memuaskan diberi pilihan untuk membuat pengkhususan
vokasional di sekolah teknik.

Kedua, sekolah menengah atas. Sekolah menengah atas melanjutkan pelajaran dari
tingkatan 4 hingga 5. Pada akhir tingkatan 5, pelajar masih lagi menduduki peperiksaan
SPM. Peperiksaan SPM adalah berdasarkan kepada peperiksaan School Certificate
United Kingdom lama sebelum menjadi peperiksaan tahap ‘O’ General Certificate of
Education (GCE) yang menjadi General Certificate of Secondary School (GSCE). Pelajar
turut menduduki kertas GCE tahap ‘O’ bagi bahasa Inggeris selain kertas bahasa Inggeris
SPM sejak tahun 2006. Selain itu, penilaian karangan kertas bahasa Inggeris SPM
diadakan di bawah penguasaan pegawai peperiksaan Tahap ‘O’ British dan dinyatakan
pada kertas keputusan walaupun penilaian ini tidak termasuk dalam peperiksaan SPM.

Bagi pelajaran sekolah jenis kebangsaan Cina, pelajar yang berkelayakan boleh
meneruskan pengajian di Sekolah Tinggi Persendirian Cina. Para pelajar akan menduduki
peperiksaan piawai Unified Examination Certifacate (UEC) dan sesetengah pelajar boleh
menduduki peperiksaan SPM sebagai calon persendirian. Peperiksaan UEC diadakan
oleh Dong Jiao Zong iaitu Persatuan Guru dan Pengarah Sekolah Cina sejak tahun 1975.
Dikatakan bahawa terdapat tiga tahap UEC iaitu Vokasional, Junior dan Senior. Bahasa
Cina menjadi bahasa pengantar bagi Vokasional dan Junior. Bahasa Cina dan Inggeris
dijadikan sebagai bahasa pengantar untuk mata pelajaran Matematik, Sains, Simpan Kira,
Akaun dan Perdagangan.
Sekolah Agama dan Madrasah

Sekolah pondok, madrasah dan sekolah agama Islam lain merupakan bentuk sekolah
asal di negara ini. Sekolah agama masih wujud di Malaysia dan biasanya pelajar di
kawasan luar bandar masih belajar di sekolah-sekolah ini. Pelajar dari aliran agama boleh
melanjutkan pelajaran ke universiti tempatan namun kebanyakan pelajar sekolah agama
di negara ini melanjutkan pelajaran ke Mesir dan Pakistan.

Pendidikan Pra-Ijazah atau Pra-Universiti

Selepas SPM, pelajar boleh membuat pilihan sama ada belajar dalam Tingkatan 6,
matrikulasi atau pengajian diploma. Pelajar yang meneruskan pengajian ke Tingkatan 6
masih mengambil peperiksaan Sijil Tinggi Pendaftaran Malaysia (STPM). Peperiksaan
STPM diiktiraf di peringkat antarabangsa. Tingkatan 6 dan matrikulasi merupakan piawai
atau kelayakaan perlu untuk kemasukan universiti. Sesetengah pelajar menerima
pendidikan pra-universiti di kolej persendirian dan memilih diploma, A-level, program
matrikulasi Kanada atau kursus yang sama dari negara lain

Apa kita boleh belajar dari sistem dan pendekatan


persekolahan Australia - Nurhidayah Hashim
September 06, 2013
Daripada pemerhatian dan temubual yang dijalankan, saya dapati ramai kanak-kanak Malaysia yang
mengikut ibu bapa menyambungkan pelajaran di luar negara (termasuk Australia) menghadapi
‘kejutan’ selepas kembali ke Malaysia.
Ini kerana wujudnya perbezaan yang ketara di antara dua sistem dan pendekatan persekolahan ini.
Konsep sistem pendidikan sekolah rendah di Australia serta pendekatan guru mereka jelas berbeza
dengan apa yang dilaksanakan di negara kita.

Prinsip pendidikan Australia

Bagi mereka, sekolah rendah adalah asas untuk membina semangat cintakan ilmu dalam diri kanak-
kanak. Apabila kanak-kanak suka kepada ilmu, maka mereka akan dengan sendiri berminat untuk
mencari ilmu dengan lebih serius dan mendalam di sekolah menengah dan juga di peringkat
universiti.

Dengan itu, bukan matlamat sekolah rendah untuk mengajar dan ‘memaksa’ kanak-kanak belajar
secara berat dan serius, menghafal fakta dan maklumat, tetapi lebih kepada membuka minat dan
kecintaan kepada ilmu dan maklumat. Waktu untuk belajar dengan serius dan mendalam akan
berlaku di sekolah menengah dan peringkat universiti. Sekolah rendah juga adalah tempat
menyuburkan nilai murni, jati diri anak sebagai generasi baru negara dan menerapkan serta membina
kemahiran untuk menjadi insan bermanfaat selepas mereka dewasa.

Tidak keterlaluan dinyatakan bahawa sistem persekolahan mereka sentiasa berkembang


berdasarkan kajian pakar dan penglibatan guru dan juga ibu bapa. Mereka mengambil pakai hasil
kajian pakar pendidikan dan psikologi kanak-kanak.

Contohnya, kajian membuktikan bahawa mempunyai kemahiran berbahasa yang tepat, yakin diri
dalam berkomunikasi, pandai bercakap di hadapan ramai, berani bertanya soalan untuk memahami
sesuatu fakta, kritis dalam mencari idea menyelesaikan masalah, suka berfikir di luar kotak, minat
membaca, tepat menjaga masa, suka membantu orang lain, menghormati orang lain, sukakan ilmu
dan menggunakan teknologi moden mencari maklumat tentang sesuatu ilmu baru dan bekerja secara
kumpulan (team work) adalah keperluan penting untuk berjaya dalam hidup semasa mereka dewasa,
maka ia diterima sebagai prinsip penting persekolahan mereka.

Begitu juga apabila kajian menunjukkan nilai-nilai murni yang ingin diterapkan ini akan lebih berkesan
dan sebati dalam diri kanak-kanak apabila ia diterap secara lembut, bersahaja, dengan perasaan
seronok dengan kasih sayang semasa kanak-kanak masih di peringkat awal umur mereka
(umumnya sebelum berumur 14 tahun), maka ia juga diterima pakai sebagai prinsip penting
pendidikan di sana.

Justeru, hampir seluruh pendekatan di sekolah rendah mereka bagi pelajar berumur 6 hingga 12
tahun (Pra-sekolah sehingga Gred 6) diambil menjurus ke arah merealisasikan idea tersebut.
Hasilnya, pendekatan pendidikan sekolah rendah mereka dibuat secara ‘menarik’ dengan moto
‘learning is fun’ (menuntut ilmu itu seronok), ‘school is fun’ (sekolah itu seronok) , ‘critical thinking is
the goal of education’ (berfikir secara kritis adalah matlamat pendidikan) dan suka bertanya dan
berbincang dalam kelas adalah matlamat pendidikan. Pendekatan guru juga sangat mesra pelajar,
positif dan membina.
Oleh kerana pendidikan dibuat dengan gembira, seronok dengan pelbagai aktiviti perbincangan dua
hala yang ceria, dengan sillabus yang kurang berat, ia menjadikan belajar di sekolah rendah di sini
seolah-olah bermain sahaja.

Kanak-kanak hadir ke sekolah dengan perasaan seronok, dengan tekanan yang minima, belajar
sambil bermain dan membina kemahiran yang lebih baik hari demi hari. Hadir ke sekolah adalah
aktiviti yang dinanti-nanti oleh kanak-kanak. Bahkan ramai yang menangis untuk ke sekolah apabila
cuti sekolah bermula dan sangat gembira pula apabila cuti penggal berakhir. Inilah yang dilalui oleh
anak-anak Malaysia yang pernah mengikuti sistem persekolahan sekolah rendah di negara itu.

Tidak membezakan murid pandai dan kurang pandai

Untuk mencapai objektif tersebut, sekolah mereka tidak membezakan kedudukan pelajar pandai
dan kurang pandai dalam penyusunan kelas. Setiap kelas menggabungkan dua gred sekali gus –

kecuali pelajar ‘pre-school’, pelajar dari Gred 1 dan 2 diletakkan dalam satu kelas, Gred 3 dan 4
dalam satu kelas dan juga Gred 5 dan 6 bersama-sama. Mereka tidak memberi nama kelas A, B, C
dan lain-lain yang merujuk kelas pandai, kurang pandai dan sebagainya. Tetapi menggunakan nama
guru kelas sebagai ganti, contohnya Kelas 3/4T merujuk kepada kelas di bawah seliaan guru kelas
bernama Tom. Kelas 1/2J menunjukkan kelas di bawah guru kelas bernama John.

Menurut pengetua sekolah anak saya yang ditemubual, (anak saya menghadiri sekolah kerajaan
selama 3 tahun di utara Melbourne), dalam setiap kelas perlu ada gabungan tiga kategori pelajar,
yang lambat memahami sesuatu input; yang sederhana kemampuan penerimaan informasi dan juga
yang cepat faham sesuatu maklumat.

Ujian tetap diadakan untuk melihat markah sebagai cara mengetahui kemampuan pelajar,
tetapi penilaian dibuat secara ‘natural’ tanpa tekanan dan pelajar tidak diasingkan mengikut
‘kepandaian’ mereka. Saya akan menceritakan mengenai cara peperiksaan dibuat dalam artikel yang
seterusnya.
Ini menunjukkan sekiranya kelas 5/6J mempunyai 20 orang, maknanya 10 orang dari gred 5 dan 10
orang dari gred 6 akan berada dalam kelas tersebut. Daripada 10 murid tersebut, mungkin 3 orang
adalah mereka yang cepat memhami maklumat, 3 orang yang agak sederhana dan 4 orang lagi
yang lambat memahami sesuatu input. Mereka akan bekerjasama dan saling tolong menolong
supaya yang lemah akan sentiasa dibantu secara rakan sekelas (peer-support).

Oleh kerana mencapai objektif pendidikan menjadi keutamaan, maka setiap tindakan diambil
menjurus kepada apakah nilai murni yang ingin diterapkan. Di sana, mereka memakai sistem ‘buddy’
di kalangan pelajar untuk menanamkan nilai bekerjasama dan tolong menolong.

Pelajar gred atas dan juga yang lebih cepat faham akan dilantik sebagai pembimbing atau ‘buddy’
kepada pelajar lain. Mereka akan membantu rakan yang lebih lemah, sekaligus menanam nilai tidak
memandang hina orang yang lebih rendah dari mereka, bahkan perlu saling membantu,
bertanggungjwab dan pemurah. Namun begitu ada juga beberapa subjek yang lebih berat yang
difokuskan kepada pelajar tahap lebih tinggi. Ia juga menanam semangat menjadi ketua yang prihatin
di dalam jiwa pelajar.
Keprihatinan kerajaan dalam menjayakan hasrat pendidikan mereka sangat ketara. Sekolah di bina
dengan bilangan yang banyak terutama dalam kawasan penempatan penduduk yang padat.
Contohnya di tempat kami tinggal di kawasan Reservoir, terdapat enam sekolah rendah kerajaan
dalam kawasan berdekatan, dan juga dua sekolah swasta untuk dipilih oleh ibu bapa untuk mendaftar
anak. Bangunan sekolah rendah di sana pula umumnya adalah setingkat sahaja. Banyak bangunan
sekolah mereka hanya dibina dengan gabungan kayu dan batu. Pengetua sekolah yang ditemubual
menjelaskan bahawa setiap sekolah kebiasaannya tidak mempunyai bilangan yang ramai. Sekolah
yang ditadbirnya hampir 300 pelajar dari pra-sekolah sehinggalah gred enam. Dengan bilangan
pelajar yang sedikit, ia memudahkan pengawasan, perancangan dan pengurusan pendidikan kanak-
kanak.

Bagi menjayakan objektif mendidik dan menerapkan nilai murni, serta menggunakan
pendekatan mesra pelajar, setiap kelas mempunyai bilangan murid yang sedikit. Purata kelas di
sana adalah antara 20 orang sahaja setiap kelas. Dengan bilangan pelajar yang kecil, guru di sana
bukan sahaja mampu berhubung dengan murid dengan lebih rapat, bahkan mengenali latar belakang
pelajar dan juga ibu bapa mereka. Perbincangan dua hala lebih mudah diadakan. Guru tidak perlu
mengangkat suara dan menjerit-jerit untuk menarik perhatian murid. Dan yang penting guru akan
senang mengawal selia pelajar di bawah seliaannya, yang mana menyebabkan proses
menyampaikan ilmu menjadi lebih tenang dan senang.

Susunan meja

Sekolah rendah mereka adalah medan menyuburkan keberanian dan yakin diri dalam bercakap, bijak
berbincang dalam kumpulan dan melatih semangat berkongsi dan kerjasama. Untuk itu, meja pelajar
sekolah rendah (bagi semua gred) disusun berbentuk empat segi besar untuk 6-8 pelajar satu meja.
Ini dibuat dengan sengaja, bertujuan supaya pelajar dapat bercakap dan berbincang sesama mereka
bagi membina kemahiran berkomunikasi.

Guru sekolah anak saya yang ditemubual turut menjelaskan bahawa semua tajuk dan subjek akan
mengambil pendekatan perbincangan dua hala, bahkan menggalakkan pelajar berbincang sesama
mereka dan berkongsi idea masing-masing. Ini menyuburkan kemahiran berhubungan dan bergaul
dalam masyarakat.

Mereka sungguh serius mencari jalan untuk menerapkan kemahiran bercakap, saling berkongsi,
saling mengajar sesama kawan dan membina semangat ‘team work’ yang baik. Jarang sangat guru
menyuruh pelajar membuat kerja secara sendirian, diam tidak bercakap, tetapi mereka
menggalakkan perbincangan dalam kumpulan di meja besar tersebut, dan kemudian seorang wakil
kumpulan akan ke depan membentangkan hasil perbincangan mereka. Kerja kumpulan adalah
keutamaan mereka walaupun bagi pelajar gred satu. Apabila ada yang tidak pandai berbincang,
ketika itulah guru menunjukkan panduan bagaimana cara bercakap, berbincang, memberi peluang
orang bercakap dan kita mendengar, menghormati pandangan orang lain, bagaimana untuk memberi
idea dan mempertahankan idea kita secara sihat.

Saya akan menyambung perbezaan dengan sistem di negara kita mengenai bilangan pelajar dan
kedudukan meja serta bagaimana ia boleh mempengaruhi keadaan pembelajaran kita yang serius
dan formal. Saya juga akan membawakan perbezaan pendekatan membina dan positif yang
diamalkan oleh guru-guru di sana untuk kita sama-sama mengambil iktibar dan pengajaran. - 6
September, 2013.

Anda mungkin juga menyukai