Anda di halaman 1dari 14

TUGAS UNIT OPERASI

FLOTASI

OLEH:

KELOMPOK 4

ANGGOTA:

1. SYAHRIDINI RASYADA (1610943001)


2. MITA AFRIYANIF (1710941017)
3. FEBY REYNA PUTRI (1710942002)
4. YAR GUSTINA (1710942018)
5. AMARA MAHARANI (1710942030)
6. WENI ANGRAINI (1710943008)
7. SITI MAHARANI NASUTION (1710943020)

DOSEN PENGAMPU:
BUDHI PRIMASARI, M.Sc

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Puji dan syukur penulis curahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat
dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dibuatnya Karya Tulis ini sebagai tugas mata kuliah Unit Operasi
dan sembari memberikan informasi mengenai materi flotasi.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada dosen pengampu mata kuliah yaitu
Ibu Budhi Primasari, M. Sc dan para pembaca yang telah bersedia menyimak
tulisan ini. Penulis memohon maaf bila terdapat banyak kesalahan dalam
penulisannya. Terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamualaikum wr.wb.

Padang, November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1 Latar belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 2
2.1 Pengertian Flotasi ................................................................................ 2
2.2 Jenis – Jenis Flotasi.............................................................................. 2
1. Flotasi Bulk ..................................................................................... 3
2. Flotasi Diferensial ............................................................................ 3
3. Flotasi Selektif ................................................................................. 4
2.3 Prinsip Flotasi ...................................................................................... 4
2.4 Kriteria Desain Flotasi........................................................................... 5
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Flotasi ......................................................... 6
2.6 Modifikasi Desain Flotasi ....................................................................... 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Flotasi udara terlarut (dissolved air flotation – DAF) adalah unit operasi yang
digunakan untuk pemisahan solid-liquid atau liquid-liquid dalam sebuah larutan.
Proses pemisahan ini banyak diaplikasikan pada pengolahan air minum dan air
limbah. Proses DAF dilakukan dengan menjenuhkan air dengan udara terlarut
pada tekanan di atas tekanan atmosfer. Air yang sudah terjenuhkan oleh udara
tersebut kemudian dialirkan ke tangki flotasi melalui lubang yang berukuran jauh
lebih besar dibandingkan gelembung. Akibat dari pengurangan tekanan ke
atmosfer tersebut udara yang terlarut akan membentuk gelembung udara mikro,
yaitu gelembung udara dengan ukuran kurang dari 150 μm. Gelembung udara ini
akan terkoloid dengan partikel di tangki flotasi sehingga membentuk agglomerate
gelembung-partikel.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja prinsip dari flotasi ?
2. Apa jenis-jenis flotasi?
3. Bagaimana kriteria desain flotasi?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari flotasi?
5. Bagaimana modifikasi desain flotasi?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah:
1. Mengetahui apa saja prinsip dari flotasi
2. Mengetahui jenis-jenis flotasi
3. Mengetahui bagaimana kriteria desain flotasi
4. Mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari flotasi
5. Mengetahui bagaimana modifikasi desain flotasi

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Flotasi


Flotasi udara terlarut (dissolved air flotation – DAF) adalah unit operasi yang
digunakan untuk pemisahan solid-liquid atau liquid-liquid dalam sebuah larutan.
Proses pemisahan ini banyak diaplikasikan pada pengolahan air minum dan air
limbah. Proses DAF dilakukan dengan menjenuhkan air dengan udara terlarut
pada tekanan di atas tekanan atmosfer. Air yang sudah terjenuhkan oleh udara
tersebut kemudian dialirkan ke tangki flotasi melalui lubang yang berukuran jauh
lebih besar dibandingkan gelembung. Akibat dari pengurangan tekanan ke
atmosfer tersebut udara yang terlarut akan membentuk gelembung udara mikro,
yaitu gelembung udara dengan ukuran kurang dari 150 μm. Gelembung udara ini
akan terkoloid dengan partikel di tangki flotasi sehingga membentuk agglomerate
gelembung-partikel (Budianto,2007).

Pemisahan terjadi karena adanya gelembung-gelembung halus halus yang


dihasilkan oleh kontak antara sistem dengan suatu fasa gas, biasanya udara.
Gelembung akan terikat atau terperangkap di dalam struktur partikel. Partikel
dengan densitas yang lebih besar dari fasa cairan juga dapat dipisahkan dengan
flotasi. Pemisahan secara flotasi tidak sangat tergantung pada ukuran densitas
relatif yang dipisahakan (Djajadiningrat).

2.2 Jenis – Jenis Flotasi


1. Dispersed Air Flotation
Pada proses flotasi ini, gelembung-gelembung udara yang terbentuk terjadi
akibat memasukkan fasa gas melalui impeller berputar atau melalui media
berpori. Diameter gelembung sekitar 1000 μm (mikron). Proses yang terjadi
pada flotasi ini adalah gelembung udara dan partikel hidrofobik bergabung
dan kemudian mengapung untuk kemudian dipisahkan. Dalam flotasi ini
gelembung udara yang terbentuk lebih besar, oleh karena itu flotasi jenis ini
sering digunakan untuk pemisahan bahan-bahan tambang dan logam-logam
besar misalnya pada pemisahan logam Fe, Cu, Ni, dan Cr. Selain itu, biasa
digunakan untuk proses daur ulang kertas.

2
2. Dissolved Air Flotation
Pada flotasi ini gelembung udara yang terbentuk merupakan hasil presipitasi
gas dari suatu larutan yang lewat jenuh terhadap gas dan berukuran lebih
kecil (antara 70-90 μm (mikron)). Jenis flotasi ini sering digunakan pada
proses water treatment yakni proses pemisahan secara fisika yang
menggunakan air dalam keadaan jenuh untuk kemudian memisahkan padatan
yang terdapat dalam air. Padatan tersebut akan diikat oleh gelembung udara
dan akan mengambang di permukaan larutan. Adapun metode flotasi udara
terlarut (Dissolved Air Flotation) ini juga terdiri dari dua metode, yaitu :

a. Vacuum Flotation;
Pada jenis flotasi ini proses yang terjadi adalah pelarutan udara di dalam
air buangan pada tekanan atmosfer lalu divakumkan dengan tekanan yang
lebih rendah sehingga akan menurunkan kelarutan udara dalam air, udara
akan keluar dari larutan dalam bentuk gelembung-gelembung halus
b. Pressure Flotation
Mencakup pelarutan udara pada tekanan yang meningkat, dan kemudian
diikuti oleh pelepasan udara pada tekanan atmosfer

3. Spontaneous Flotation
Flotasi jenis ini terjadi secara spontan sesuai namanya, apabila massa jenis
dari zat/mineral lebih kecil dari massa jenis air maka secara langsung
pemisahan terjadi, dimana zat/mineral akan mengendap.

Berdasarkan tujuannya, flotasi terbagi atas:

1. Flotasi Bulk
Flotasi ini dilakukan untuk bijih yang memiliki sekelompok mineral berharga,
sehingga dihasilkan konsentrat yang terdiri sekelompok mineral berharga
tersebut dengan kadar yang lebih tinggi dari sebelumnya. Jadi konsentrat
yang terbentuk hanyalah satu jenis.

2. Flotasi Diferensial
Jenis flotasi ini adalah proses lanjutan dari flotasi bulk. Setelah didapatkan
konsentrat pada flotasi bulk, dilakukan kembali proses flotasi yang kemudian
akan menghasilkan konsentrat dengan kandungan satu jenis mineral berharga
yang kadarnya pun lebih tinggi daripada konsentrat bulk. Misalnya ada tiga

3
kelompok mineral berharga dalam konsentrat bulk, maka konsentrat yang
dihasilkan pada flotasi diferensial terdiri dari tiga jenis dengan kandungan
masing-masing satu mineral berharga.

3. Flotasi Selektif
Sama-sama terdiri dari kelompok mineral berharga, tapi yang
membedakannya dengan flotasi bulk adalah pada konsentrat yang dihasilkan.
Mineral berharga dalam flotasi selektif sudah terpisah dalam masing-masing
konsentrat, sama seperti pada konsentrat yang dihasilkan dalam jenis flotasi
diferensial.

2.3 Prinsip Flotasi

Flotasi adalah suatu proses dimana padatan, cairan atau zat terlarut dibawa ke
permukaan larutan dengan penggunaan gelembung udara (Haraide, 1975). Zat
yang diflotasi menempel pada permukaan gelembung udara sehingga terangkat
ke permukaan larutan yang untuk selanjutnya dapat dipisahkan dari larutan.
Untuk dapat diflotasi maka suatu zat harus bersifat hidrofob sehingga dapat
menempel pada gelembung udara. Zat yang tidak bersifat diflotasi yaitu hidrofil
dapat diubah menjadi hidrofob dengan penambahan suatu senyawa yang disebut
dengan kolektor berupa suatu surfaktan sehingga zat itu dapat pula di flotasi.

Flotasi adalah suatu proses pegolahan air yang dipakai untuk pemisahan partikel
solid dan cairan dari fase cairan. Proses pemisahan dapat terjadi karena adanya
gelembung-gelembung halus yang terdapat pada fase cairan yang naik ke
permukaan air akan mengangkut partikel-partikel yang ada pada fase cairan
tersebut (Rich, 1961).Flotasi adalah suatu proses dimana padatan, cairan atau
zat terlarut dibawa ke permukaan larutan dengan penggunaan gelembung udara.

Prinsip flotasi antara lain :

1. Partikel (mineral) pada gelembung udara


2. Gelembung mineral harus stabil
3. Ada sifat float dan sink

Beberapa jenis partikel yang tercampur dapat dipisahkan salah satu jenisnya dari
campurannya atau bila memungkinkan dan dapat terpisah keseluruhan jenis
sehingga dapat terkonsentrasi dari tiap-tiap jenis. Pemisahan dari partikel-

4
partikeldalam flotasi ini ditunjukkan oleh penentuan kontak antara tiga fasa yaitu
fasa partikel padat yang akan diapungkan, larutan aqua electrolit, dan gas
(biasanya dipakai udara) hampir semua zat anorganik dapat dibasahi oleh fasa
akua. Oleh karena itu, langkah pertama dalam flotasi adalah mengggantikan
sebagian dari antar fasa padat-cair menjadi antara fasa padat-gas. Sebagian
hasilnya didapat bahwa permukaan partikel akan menjadi hidrofobik.

2.4 Kriteria Desain Flotasi


Pemisahan partikel tersuspensi dengan flotasi tidak tergantung pada ukuran dan
densitas relatif partikel, tetapi tergantung pada struktur dan sifat permukaan
partikel serta jumlah udara yang digunakan dalam flotasi (Djajadiningrat):
Faktor yang sangat penting dalam desain operasi flotasi adalah (Djajadiningrat):
a. Konsentrasi padatan yang diolah
b. Jumlah udara yang digunakan
c. Overflow Rate
d. Waktu detensi, terutama dalam pemadatan bahan terapung

Konsentrasi padatan dan jumlah udara yang digunakan dapat dikelompokkan


dalam satu rasio yang tak berdimensi dan dihubungkan dengan konsentrasi SS
efluen dan padatan terflotasi.

Gambar 2.2 Hubungan Antara Ratio Udara-Padatan Dan Konsentrasi Ss


Effluen

5
Sebagai ketentuan dan untuk pertimbangan praktis (Djajadiningrat):
a. Kedalaman 6 ft diperlukan untuk unit flotasi untuk meminimalkan
turbulensi dan short circuiting
b. Overflow Rate 1-4 gal/ft3/menit
c. Waktu detensi 10-40 menit

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Flotasi

1. Kelebihan Flotasi
Keunggulan dari proses pengapungan (flotasi) adalah pada umumnya cukup
efektif pada bijih dengan ukuran yang cukup kasar (28 mesh) yang berarti
bahwa biaya penggilingan bijih dapat diminimalkan. Froth flotation sering
digunakan mengkonsentrasi emas bersama-sama dengan logam lain seperti
tembaga, timah dan seng. Partikel emas dari batuan okosida biasanya tidak
merespon dengan baik namun efektif terutama bila dikaitkan dengan emas
sulfida seperti pyrite, metode flotasi mampu memecahkan bijih yang tidak
dapat diolah dengan menggunakan metode pengolahan mineral konvensional.

2. Kekurangan Flotasi
Kekurangan dari metode flotasi ini adalah tingginya biaya investasi
infrastruktur, biaya produksi juga lebih tinggi. Perkiraan bahwa hukum
segregasi investasi dalam infrastruktur adalah sekitar dua kali pabrik flotasi
dari kapasitas yang sama, biaya produksi akan menjadi 2 sampai 3 kali lebih
tinggi. Segregasi dalam pengobatan bijih tembaga oksida tahan api, tembaga
kelas dalam bijih harus lebih besar dari 2% untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik ekonomi. Metode pemisahan digunakan untuk menyelesaikan hanya
mereka yang sebaliknya tidak dapat memproses bijih. Oleh karena itu,
sebelum menggunakan metode ini untuk menangani pengolahan bijih untuk
sebuah studi komprehensif, jika metode pengobatan lain, tidak disukai hukum
segregasi.

2.6 Modifikasi Desain Flotasi


Beberapa variabel yang mempengaruhi hasil flotasi dengan menggunakan flotasi
cell adalah kecepatan pengaliran udara, gelas poros dari alat, densitas dari pulp,
ukuran alat ( ketinggian kolom dari dasar sampai permukaan pulp) dan kondisi
dari pulp (PH, adsorbsi, desorbsi). Dengan kondisi yang tertentu dari kecepatan

6
aliran udara, ukuran atau diameter bukaan (P = opening) dari gelas poros
menghasilkan gelembung udara dengan diameter yang kecil. Densitas dari pulp,
volume dari pulp dan ukuran alat juga merupakan faktor variabel yang penting.
Jika densitasnya terlalu tinggi, tabrakan antar partikel akan lebih besar dan
kemungkinan penempelan partikel-partikel yang mengapung harus diapungkan.

Salah satu faktor penentu dalam proses flotasi yang mempengaruhi kemampuan
flotasi dari mineral – mineral adalah mesin flotasi perbaikan dari perencanaan
impeller dan bentuk dari pada cell, dan beberapa harga parameter operasi
seperti kecepatan impeller/konsumsi udara dan tenaga, memegang peranan
penting. Setiap perusahaan mempunyai karakteristik tersendiri dalam
merencanakan cell ini. Sebagai contoh ratio kedalaman dan panjang dari tank,
jumlah sudut – sudut pada impeller dan ratio dari ketebalan impeller terhadap
diameternya mempuinyai harga – harga berlainan. Flotasi cell (flotation cell) dan
flotasi cell mikro (mikro flotation cell) merupakan contoh dari jenis alat flotasi.
Untuk skala laboratorium alat flotasi yang digunakan adalah mikroself flotasi.
Gambaran skematis dari flotasion cell ditunjukan pada gambar berikut ini.

7
Pada proses flotasi mineral berharga bersama dengan reagen akan menempel
pada gelembung udara naik kepermukaan sedangkan sisanya berupa pasir halus
dan air laut ini disebut dengan tailing.

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
1. Flotasi adalah suatu unit operasi untuk pemisahan partikel padat dan cair;

2. Jenis flotasi ada dua, yaitu Dispersed Air Flotation dan Dissolved Air
Flotation;

3. Kriteria dari desain flotasi adalah konsentrasi padatan yang diolah, jumlah
udara yang digunakan, overflow rate dan waktu detensi;

4. Modifikasi desain dari flotasi dapat dilakukan dengan menggunakan


flotasi cell.

9
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, Hery. 2007. Pembangunan Model Kinetika Proses Dan Hidrodinamika
Unit Flotasi Udara Terlarut, Serta Pengembangan Konsep Pembangkit
Gelembung Mikro.Bandung: ITB

Djajadiningrat, Asih dkk. Satuan Operasi. Bandung: ITB

Duncan Mara.1978. Pengolahan Air Limbah di Daerah Beriklim Panas. ELBS and
John Wiley & Sons

Rich, Linvil G. 1961. Unit Operations of Sanitary Engineering. New York,


USA:John Wiley & Sons Inc.

Sugiharto. 1987. Dasar – dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta : UI – Press

Anda mungkin juga menyukai