Anda di halaman 1dari 10

SPESIFIC PROTECTION

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


1. DANU PRASETYO ( 170614914401000 )
2. DIANA FITRIA M ( 170614914401000 )
3. EKA FITRIANA R( 170614914401000 )
4. HANDAYANI ( 170614914401000 )
5. ISTI KHAROMAH ( 170614914401000 )
6. SRI NURYANI ( 170614914401000 )
7. TIYAS NOVENA SARI ( 170614914401000 )
8. VERY HARYANTO ( 170614914401000 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TUJUH BELAS


2019

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan kesehatan ke depan diarahkan pada peningkatan upaya promotif
dan preventif, di samping peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
utamanya penduduk miskin. Peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi upaya
pencegahan penyakit menular ataupun tidak menular, dengan cara memperbaiki
kesehatan lingkungan, gizi, perilaku, dan kewaspadaan dini.
pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi dapat dilakukan dengan berdasarkan tingkat pencegahan sebagai
upaya promotif dan preventif.
Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health
promotion. Sesungguhnya, penerjemahan kata health promotion atau tepatnya
promotion of health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para ahli
kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan pencegahan (five
levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam buku preventive
medicine for the doctor in his community. Menurut leavell dan clark (1965), dari
sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap
penyakit, yaitu promotion of healt, specifik protection, early diagnosis and prompt
treatment, limitation of disability dan rehablitation.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud upaya pencegahan ?
2. Apa yang di maksud specific protection ?
3. Bagaimana upaya pelaksanaan specific protection ?

C. Tujuan
1. mengetahui apa yang di maksud upaya pencegahan.
2. mengetahui apa yang di maksud specific protection.
3. mengetahui bagaimana upaya pelaksanaan specific protection.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan
dengan semua system yang terjadi pada tubuh manusia , serta fungsi dan prosesnya.
Menurut pernyataan dari Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), kesehatan
adalah keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara lengkap dan bukan
hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau kelemahan.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2. Promotif
Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai
derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat
harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan
sebagainya).
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan kesehatan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar
mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu berperan secara aktif dalam
masyarakat sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh kebijakan public yang
berwawasan.
Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut
pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan
lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan.

TINGKAT-TINGKAT USAHA PENCEGAHAN

Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the Doctor in his
Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan
pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit.

Usaha-usaha pencegahan itu adalah :

 Masa sebelum sakit


 Mempertinggi nilai kesehatan (health promotion)
 Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit ( spesific protection)
 Pada masa sakit
 mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingakt awal, serta mengadakan
pengobatan yang tepat dan segera (early diagnosis and prompt treatment)
 Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan
bekerja yang diakibatkan suatu penyakit (disibility limitation
 Rehabilitasi (rehabilitation)

B. Perlindungan khusus terhadap suatu penyakit ( spesific protection)

Perlindungan khusus (spesific protection) yaitu pencegahan khusus untuk


meningkatkan daya tahan maupun untuk mengurangi risiko terhadap penyakit
tertentu.Tindakan ini dimaksudkan untuk mencegah penyakit, menghentikan proses
interaksi bibit penyakit pejamu lingkungan dalam tahap prepatogenesis, tetapi sudah
terarah pada penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi
memiliki risiko terkena penyakit tertentu. Contoh perlindungan khusus:
o Memberikan immunisasi pada kelompok rentan untuk mencegah penyakit dengan
adanya kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN )
o Isolasi penderita penyakit menular, misalnya penderita flu burung, Ebola
o Perhatian terhadap personal hygiene dan safety
o Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja
dengan menggunakan alat perlindungan diri
o Pemakaian nutrien spesifik misalnya vitamin D untuk mencegah riketsia
o Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan
racun maupun alergi

C. Upaya yang Dilakukan


1. Campak
Penyakit campak dikenal juga sebagai Morbili atau Measles, merupakan
penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus campak, 90 %
anak yang tidak kebal akan terserang penyakit campak.
 Spesifik Protection dari Campak
Pencegahan khusus merupakan serangkaian dari health promotion. Pencegahan
khusus ini terutama ditujukan kepada pejamu dan atau penyebab, untuk
meningkatkan daya tahan tubuh maupun untuk mengurangi resiko terhadap penyakit
tertentu.
Pencegahan khusus (spesifik protection) dalam upaya mencegah terjadinya penyakit
campak dapat dilakukan dengan berbagai upaya seperti :
1) Dapat melakukan modifikasi lingkungan seperti ; perbaikan sanitasi lingkungan
yang tidak memenuhi syarat kesehatan dalam hal ini sarana air bersih, jamban
keluarga, saluran pembuangan air limbah (SPAL) dan tempat pembuangan
sampah.
2) Perbaikan status gizi perorangan maupun masyarakat, seperti ; makan dengan
teratur (3 kali sehari), mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga terbentuk daya tahan tubuh yang lebih
baik dan dapat melawan agent penyakit pada saat masuk kedalam tubuh.
3) Pemberian imunisasi campak ini juga bertujuan untuk membentuk sistem
kekebalan tubuh anak balita melalui anti gen yang dimasukan kedalam tubuh
berupa virus campak yang telah di lemahkan. Sehingga dengan masuknya anti
gen tersebut kedalam tubuh di harapkan dapat memberikan atau meningkatkan
daya tahan tubuh anak terhadap virus campak jika menyerangnya (Noor, 2000).
2. CA CERVIC
Kanker cervix (mulut rahim) merupakan penyebab kematian nomor dua
hingga nomor tiga dari jumlah seluruh kanker yang diderita umat manusia. Kematian
akibat kanker di dunia diperkirakan berkisar antara 45 ribu hingga 200 ribu setiap
tahunnya. Lokasi atau bagian tempat terjadinya kelainan sel yang berkembang
menjadi kanker mulut rahim pada manusia terletak antara columna epithelium dari
endocervix dan squamosa epithel cervix bagian luar atau dikenal sebagai leher
cervix.
Cara Melindungi diri dari Karsinogen dan resiko kanker, antara lain :
1) Hindari makanan yang terlihat atau berbau apek, karena mungkin
mengandung aflatoxin, yang menjadi penyebab kanker hati. Aflatoxin paling
banyak ditemukan pada kacang tanah.
2) Jangan memasak dengan menggunakan minyak panas bersuhu tinggi. Cara
memasak dengan memanggang atau menumis (kurang dari 240 derajat)
mencegah minyak atau lemak berubah menjadi bersifat karsinogen. Sebisa
mungkin, ganti cara menggoreng dengan cara merebus atau mengukus.
3) Hati-hati dengan daging yang telah diolah, dikeringkan dan diawetkan.
Senyawa nitrat dan nitrit yang digunakan untuk mengolah daging diubah
menjadi zat bernama nitrosamine selama proses. Nitrosamine ditemukan
dalam bacon dan sosis, dan dendeng daging. Mereka berpotensi mengandung
karsinogen. Nitrosamine juga terbentuk dalam proses pengeringan saat bir
diproduksi. Nitrosamine paling banyak ditemukan dalam dark beer.
4) Jangan terlalu lama memanggang daging saat barbekyu. Pembakaran daging
membentuk suatu zat yang disebut heterocyclic amines (HCAs), yang
dilepaskan ketika panas membakar suatu senyawa yang disebut creatin, yang
ditemukan dalam darah dan jaringan hewan. HCAs paling sering dikaitkan
dengan kanker usus, meskipun beberapa penelitian juga menemukan adanya
kaitan dengan tumor paru-paru dan payudara. Satu studi yang menguji lebih
dari 40.000 wanita menemukan bahwa mereka yang secara konsisten makan
daging matang (well-done), memiliki kesempatan menderita kanker payudara
lima kali lebih besar daripada yang mereka yang makan daging mentah atau
setengah matang. Salah satu cara untuk mengurangi HCAs adalah daging
dipanaskan terlebih dahulu dalam microwave sebelum di barbekyu, yang
akan mengurangi cairan dan kreatin. Walaupun demikian, tidak dapat
menghilangkan seluruh HCAs.
5) Menghindari makanan asap. Zat yang menyebabkan kanker, yang disebut
polycyclic aromatik hidrokarbon (PAHs) terbentuk pada permukaan makanan
selama proses pengasapan.
6) Beli organik jika memungkinkan. Zat aditif dan pestisida ditemukan di
sayuran dan buah non-organik dicurigai bersifat karsinogen. Lebih baik
membeli buah-buahan dan sayuran organik bila memungkinkan. Situs
Physicians’ Desk Reference (PDR) memberikan beberapa langkah sederhana
yang dapat Anda lakukan untuk melindungi diri Anda dari makanan yang
terkontaminasi.
7) Menggunakan kertas dan bukan bungkus plastik ketika mengolah makanan
dalam microwave.
8) Mencuci atau menguliti semua buah-buahan dan sayuran. Gunakan sikat
untuk mencuci sayur. Mencuci tidak menghilangkan semua residu pestisida,
namun akan menguranginya.
9) Membeli produk lokal bila memungkinkan. Karena produk lokal tidak diberi
bahan kimia untuk mencegah kerusakan selama perjalanan, tidak seperti
buah-buahan dan sayuran yang jarak

3. Diare
Diare adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan BAB terus menerus sehari
lebbih dari 3 kali dengan konsistensi feses yang cair.
 Perlindunga khusus :
adanya perlindungan dari anggota keluarga untuk mengantisipasi keluarga yang ada
dirumah agar tidak tertular diare, antara lain :
 Upaya pencegahan dan pemeliharaan
 Menjaga kebersihan diri
 Mengkonsumsi air yang direbus terlebih dahulu
 Makan yang bersih dan bergizi
 Istirahat yang cukup
 Rutin membersihkan lingkungan
 Banyak konsumsi air putih
 Rajin berolahraga

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan,
organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan
perilaku yang menguntungkan kesehatan.
Usaha-usaha pencegahan dilakukan dengan mempertinggi nilai kesehatan (health
promotion), Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit ( spesific
protection), mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingakt awal, serta
mengadakan pengobatan yang tepat dan segera (early diagnosis and prompt treatment),
Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan
bekerja yang diakibatkan suatu penyakit (disibility limitation ), dan Rehabilitasi
(rehabilitation)
Tindakan ini dimaksudkan untuk mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi
bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap prepatoenesis, tetapi sudah terarah pada
penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki
risiko terkena penyakit tertentu.

B. Saran
Sebaiknya pemerintah lebih mengupayakan dan menjamin kesehatan bagi warga
negaranya yang kurang mampu dengan upaya pencegahan penyakit menular ataupun
tidak menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi, perilaku dan
kewaspadaan dini.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta.

Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineke
Cipta.

Prasetyo, Erwin Edhi dan Widjianto, Thomas Pudjo. 2012. Papua Kurang Ribuan Bidan.
Kompas.

Widyastuti, Yuni dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Budiarto, Eko. 2001. Pengantar Epidemiologi Edisi 2 hal 26-27. Jakarta : EGC

Rajab, Wahyudin,. 2008. BUKU AJAR EPIDEMIOLOGI UNTUK MAHASISWA


KEBIDANAN. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai