Anda di halaman 1dari 7

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

‫الصالة والسالم عليك يا رسول هللا‬


Semiotika (ferdinand de sassure : semiologi)

"segala unsur bahasa itu terbentuk dari tanda"

Unsur semiotika :

1. Penanda/signifiant
2. Petanda/ signifie

Sistem tanda dikatakan sistem tanda jika itu sudah memiliki makna
Petanda itu memungkinkan objek metafisik
Batasan petanda itu seperti apa ? apakah harus empirik ?

Bahasa resmi (langue)selalu dipertentangkan dengan bahasa ujaran (parole)


Bahasa Fushah selalu dipertentangkan dengan bahasa ammiyyah. Yang paling asli itu
yang mana ?
Manusia itu berbicara dulu kemudian menulis ataukah sebaliknya ?

Sebenarnya semiotik itu bukan hanya di lingkup sastra, namun juga masuk dalam
lukisan, logo dan seni-seni lainnya.

ANALISIS BAHASA

a. Sinkronik : bersifat deskriptif tanpa melihat sejarah (hanya saat itu saja)/ khas
kaum strukturalis.
b. Diakronik : bersifat historis, berdasarkan sejarahnya

ANALISIS STRUKTUR BAHASA

a. Syntagmatic : Fokus unsur terkecil kalimat. (nahwu)


b. Paradigmatic : Memerhatikan relasinya dengan kalimat lain. (anggaplah per
paragrap/ ini masalah wacana dan paradigma berpikir)

SIFAT TANDA

a. Arbitrer : suka-suka, tidak ada hubungan antara penanda dan petanda secara
langsung (contoh kode-kode militer) namun ini juga masih diikat oleh
konvensi.
Kalau bahasa arab gimana ?
b. Konvensional : kesepakatan masyarakat. Nanti juga ada namanya konvensi
sastra
c. Sistematik : tidak sembarangan, ada huruf konsonan, vocal dst. Tidak boleh
misalnya nama suatu benda "kdhbjnfvbyr" karena tidak sistematis.
Bagaimana jika ada seseorang yang sama sekali bukan seniman, kemudian
sembarangan membuat lukisan, kemudian lukisan itu diklaim oleh seorang
seniman terkenal, jika oleh orang banyak kemudian ditafsiri dengan bayak
makna, apakah sistematik di sini masih berlaku ?
Makna yang berlaku di sini adalah makna awathif atau makna karena
hubungan emosional.

Washington DC seluruh bagian kotanya adalah simbol.

Batasan dari simbol itu apa dan bagaimana ? jawabannya ada di ilmu semiotika.

Jacob soon untuk melihat karya sastra cukup lihat sastranya saja, kemudian dikritik
oleh Rivater.

Segala sesuatu itu memiliki tanda, dan setiap tanda memiliki makna, lalu apakah tanda
juga memiliki tanda ? iya tanda juga punya tanda.
PENDEKATAN FORMALIS
(KONVENSI BAHASA DAN SASTRA)

Bagi kaum formalis (Rusia: 1915-1930 M) pendekatan yang paling efektif itu adalah
pendekatan objektif, yaitu dengan melakukan reifikasi. Nanti akan dikritik oleh rivater.

Menurut saya ini akan menimbulkan interpretatif despotism (reader akan berperan
sebagaimana author). Apa karena mereka mayoritas strukturalis.

Namun bukan hanya berkisar di unsur intrinsik saja.

Kaum formalis berakhir 1930 karena dilarang oleh pemerintah soviet

Tokohnya adalah jakobson dan diteruskan oleh lotman

Prinsip lotman: bahasa adalah sistem tanda yang secara perimer membentuk model
dunia bagi pemakaianya. Model ini yang mewujudkan perlengkapan konseptual
manusia dalam penafsiran segala sesuatu di dalam diri dan diluar dirinya.(konvensi
bahasa)

Sastra adalah sistem tanda sekunder yang membentuk model yang tergantung pada
sistem primer yang diadakan oleh bahasa sekaligus yang hanya dapat dipahami dalam
hubungan dan pertentangannya dangan sistem bahasa (konvensi sastra).initinya
konvensi bahasa ini dilanggar oleh konvensi sastra, misal majaz dan tasybih.

Akhirnya ketika kita berhadapan dengan sebuah karya sastra kita menghadapi dua
sistem, yaitu sistem bahasa dan sistem sastra.

Sebuah bahasa dalam konvensi bahasa akan meningkat maknanya ketika dikonvensi
sastra.

Ada enam fusngsi dasar bahasa :

1. Emotif/ ekspresi
2. Referensial/ mengacu pada objek tertentu
3. Puitik/ ungkapan sastrawi
4. Fatik/mengajak komunikasi
5. Metalingual/ membahas bahasa dalam bahasa itu sendiri
6. Konatif / meminta perhatian.

CONTOH :

Aku ini binatang jalan


Dari kumpulannya yang terbuang
(chairil anwar)
Aku dalam puisi ini menurut kaum formalis, bukan khoiril anwar, binatang di sini
bukan binatang sebagaimana biasanya, namun ia adalah simbol yang memiliki makna
,bida kerendahan, kehinaan, tidak boleh sombong.
Reifikasi inilah yang dilakukan oleh mu'tazilah terhadap al Qur,an. Pun juga demikian
yang dilakukan Oleh Hermeneutika.
Bahaya broooo.....
Memang untuk karya sastra selain al Qur'an itu memiliki fungsi, yakni karena karya
sastra yang sudah direifikasi ia akan hidup mandiri tanpa tergantung pada author,
maka berlakulah " sastrawan bisa mati, tapi karya sastra tak pernah mati"
Sebenarnya hermeneutika dalam konteks alqur'an. Itu hermeneutika al qur'an, ataukah
tafsir al qur'an.
Lantas jika mengkritisi tafsir, apakah tafsir terdahulu itu dapat dipatahkan dengan tafsir
berikutnya (terfalsifikasi )?

EKUIVALENSI
Madlul yang belum empirik harus merujuk pada kamus atau bisa juga ke
penggambaran orang yang mengucapkan.
SEMIOTIKA RIVVATERE
"bukan linguis saja yang menentukan apa yang relevan dalam
sebuah sajak, melainkan pembacanya"
" A poem says one thing and means another".
Peran pembaca sangat besar dalam memahami karya sastra, terutama di tingkat dan
kelas pemahamannya.
Ia membuka peluang seluas-luasnya terhadap pembaca

Ia mengkritik jackob son yang hanya terfokus pada teks, dan melampaui kemampuan
pembaca. Yang membuat karya sastra terkesan terlalu tinggi dan asing bagi pembaca.

Efek dari formalis Logosentrisme (keterpusatan pengetahuan hanya milik sekelompok


orang saja)

Rhoma irama mengalami hal ini, ia menganggap yang memiliki garis dangdut adalah
ia, sehingga mengkritik habis-habisan inul daratista.

INTERTEKTUALITAS
"Ikatan antara pemahaman kita atas suatu karya sastra dengan karya satstra lainnya"

Puisi fotografi afrizal marna


Puisi
Sastra provetik

SUPERREADER
"superreader adalah gabungan segala response terhad apa sajak yang dapat
dikumpulkan, sejauh response itu dilepaskan dari unsur subyektif di luar tindak
komunikasi".

Yakni memahami pemahaman banyak orang kemudian membuat perbandingan.


Artinya wacana yang berlaku tentang suatu kata itu apa

Bunga = tumbuhan (meaningnya) menurut konvensi bahasa


Bunga = gadis (meaningnya) menurt konvensi sastra dalam puisi berdasarkan
superreader.

Untuk mencapai makna konvensional sastra perlu ada


› 1. Pergantian arti (displacing of meaning),
› berupa penggunaan metafora dan metonimi.
› 2. Penyimpangan arti (distorting of meaning),
› disebabkan oleh ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense(seperti omong
kosong).
› 3. Penciptaan arti (creating of meaning),
› disebabkan oleh pemanfaatn bentuk visual, seperti persajakan dan tipografi.
se_nonsense_nya karya sastra pasti ada maknanya.
ADA TIGA DIMENDSI TANDA (MORRIS) :
1. Semantik
2. Sintaktik
3. Pragmatik
Ini menarik jika dikaitkan dengan teorinya rifaterre

SEMANTIK
Semantic melahirkan denotasi atau makna yang sebenarnya.

SINTAKTIK
"hubungan antar satu tanda dengan tanda yang lain"

Sintaktik menghasilkan implikasi yaitu kesimpulan akan suatu pokok masalah


Missal : pemahaman akan suatu cerita, apakah cerita tersebut bangunannya utuh atau
tidak, alurnya mulus ataukah meloncat, tokohnya memiliki karakter atau atau tidak.

Contoh dalam burdah ada kata "jironi" "dzi salam" "kadzimatin"


Jironi itu bias diarahkan ke tempat manapun tanpi karena ada kata "dzi salam" maka
jironi yang di maksud adalah makkah.

PRAGMATIK
"hubungan antar tanda dengan pemakainya"
Pragmatic menghasilkan Ekspresi
Mayoritas karya sastra itu memiliki tujuan untuk memngaruhi pembaca "secara tidak
langsung"
Kasarannya ekspresi merupakan senjata pengarang untuk meneror pembaca.
Contoh juga film joker.
Oleh karenanya jika imam yang khusyu' dalam sholatnya akan menarik makmum
untuk khuyuk juga.
Contoh juga : lagu ana muwathin yang kuat pragmatic patriotisme cinta tanah air
tanpa tedeng.
ARTINYA ; Sastra itu ya mengusung makna dan idealisme di dalamnya.
Karya yang dianggap bukan karya sastra dinamakan "kitch" karena tidak membawa
makna di dalamnya.

PR : Analisislah "ana muwathin"


Cari di web ‫مزين شريف‬

Anda mungkin juga menyukai