Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PENYAKITKRONIS (HIPERTENSI)

PADA LANSIA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK VI
AFIFAH LORENZA
IDA SUSILA
M. FAUZI
DELVITA AZHARI

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEKANBARU MEDICAL CENTER
TA. 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Askep Hipertensi Pada Lansia” ini dapat
terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Komunitas 2. Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pekanbaru, 3 Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................


DAFTAR ISI .....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
A. LATAR BELAKANG ............................................................................
B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................
C. TUJUAN.................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
A. Pengertian Penyakit Hipertensi ..............................................................
B. Upaya atau peran keluaraga ....................................................................
C. Asuhan keperawatan komunitas .............................................................
BAB IV PENUTUP...........................................................................................
A. KESIMPULAN .........................................................................................
B. SARAN .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari seluruhkalangan
masyarakat. Dampak yang ditimbulkan dapat berakibat jangkapendek maupun jangka
panjang bagi penderitannya, hal ini membutuhkanpenanggulangan yang menyeluruh dan
terpadu. Hipertensi menimbulkanangka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian)
yang tinggi.Penyakit hipertensi menjadi penyebab kematian 7,1juta orang di seluruhdunia,
yaitu sekitar 13% dari total kematian, prevalensinya hamper samabesar baik di negara
berkembang maupun negara maju (Sani, 2008).Perkembangan penyakit hipertensi
berjalan perlahan tetapi secarapotensial sangat berbahaya. Hipertensi merupakan faktor
risiko utama daripenyakit jantung dan stroke.Pengendalian hipertensi belum menunjukkan
hasil yang memuaskan.Rata-rata,pengendalian hipertensi baru berhasil menurunkan
prevalensihingga 8% dari jumlah keseluruhan. Berdasarkan data WHO dari 50%penderita
hipertensi yang diketahui ,25% yang mendapat pengobatan danhanya 12,5% yang diobati
dengan baik. Data Depkes (2007)menunjukkan, di Indonesia ada 21% penderita hipertensi
dan sebagianbesar tidak terdeteksi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (2007) jugamenunjukkan
cakupan tenaga kesehatan terhadap kasus hipertensi dimasyarakat masih rendah, hanya
24,2% untuk prevalensi hipertensi diIndonesia yang berjumlah 32,2%.Data Riskesdas
2007 juga menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi diIndonesia berkisar 30% dengan
insiden komplikasi penyakitkardiovaskular lebih banyak pada perempuan (52%)
dibandingkan laki-laki (48%). Data lain menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi
diIndonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Darijumlah itu,
60% penderita hipertensi berakhir padastroke
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang mencapai usia > 60 tahun (Indonesia.
UndangUndang, 1998). Lansia rentan mengalami penyakit yang berhubungan dengan
proses menua salah satunya hipertensi (Azizah, 2011). Hipertensi identik dengan
peningkatan tekanan darah melebihi batas normal (Sunardi, 2012). Seseorang dikatakan
hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah sistoliknya >140 mmHg dan diastoliknya
>90 mmHg (Hartono, 2013).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu penyakit hipertensi?
2. Seperti apa upaya/peran keluarga?
3. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas?
C. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu penyakit hipertensi
2. Mengetahui seperti apa upaya/peran keluarga
3. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan komunitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. HIPERTENSI
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sedikitnya 140 mmHg atau
tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
penderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyaki t lain seperti penyakit
syaraf , ginjal , dan pembuluh darah serta makin tinggi tekanan darah, makin besar
resikonya . 'Sylvia A. Price’
Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari seluruh kalangan
masyarakat. Dampak yang ditimbulkan dapat berakibat jangka pendek maupun jangka
panjang bagi penderitannya, hal ini membutuhkan penanggulangan yang menyeluruh dan
terpadu.Sebagai salah satu bentuk penyakit degeneratif, saat inihipertensi merupakan
salah satu masalah kesehatan masyaraka tIndonesia yang perlu segera dicarikan upaya-
upaya sistematis dalampencegahannya.
Hipertensi sebenarnya merupakan penyakit yang lebih banyak dicetuskan karena
gaya hidup. Banyak sekali faktor risiko hipertensi yang berkaitan dengan perilaku
manusia, seperti stres, merokok, hiperlipidemia, diabetes mellitus, obesitas, dan lain
sebagainya. Perawat sebagai tenaga kesehatan dengan jumlah proporsi terbesar
diIndonesia dapat berperan strategis dalam upaya kesehatan, baik yangbersifat promotif
maupun preventif, khususnya dalam mempromosikan gaya hidup sehat dan melakukan
deteksi dini hipertensi besertakomplikasi yang mungkin menyertainya.
Penyakit hipertensi merupakan salah satu kondisi klinis yang banyak dialami oleh para
lansia dengan prevalensi pada golongan ini melebihi 60 persen dan terus bertambah.
Kasus terbesar adalah hipertensi sistolik terisolasi yang diakibatkan oleh meningkatnya
tekanan darah sistolik seiring bertambahnya usia.
B. UPAYA/PERAN KELUARGA
Keluarga hendaknya memberikan informasi mengenai penyakit hipertensi dan
berbagai dampak serta risiko komplikasi bagi penderita dengan benar dan sejelas
mungkin. Penderita hipertensi lansia umumnya tidak menyadari akan hal ini.
Semua keluarga penderita hipertensi dianjurkan untuk memberikan perawatan
untuk meminimalisir faktor risiko kardiovaskular dan penyakit sistemik. Caranya dengan
melakukan penurunan berat badan bagi lansia dengan berat badan lebih. Penyesuaian dan
askep hipertensi pada lansia yang juga bersifat non-obat dan bisa Anda lakukan di rumah,
termasuk:

 Membatasi jumlah asupan garam untuk mencegah naiknya tekanan darah. Batas
tingkat garam (sodium/natrium) yang dianggap sesuai untuk penderita hipertensi yang
berusia 51 tahun atau lebih adalah sebanyak 1500 miligram per hari atau sekitar ½
sendok teh per hari. Perhatikan juga jumlah garam yang berasal dari makanan olahan,
seperti makanan beku dan sup kalengan.
 Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan, unggas dan makanan
olahan susu rendah lemak, terutama yang rendah kandungan lemak jenuh dan lemak
trans.
 Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol. Minuman beralkohol dapat
meningkatkan berat badan dan tekanan darah Anda. Sementara, merokok dapat
merusak dinding pembuluh darah dan mempercepat proses pengerasan pembuluh
arteri.
 Mengelola stres dan perbanyak aktivitas fisik. Berolahraga akan membantu mengatasi
stres sekaligus menurunkan tekanan darah dan berbagai risiko gangguan kesehatan.
Anda bisa mencoba teknik relaksasi, pernapasan atau meditasi, dan menjaga agar
waktu tidur tetap tercukupi. Lakukan olahraga aerobik, seperti berjalan, berenang, dan
berlari secara rutin, karena latihan ini dipercaya mampu meningkatkan kadar kolesterol
baik (HDL) dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Selalu temani dan pantau
lansia saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, untuk mencegah terjadinya
cedera.

C. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS HIPERTENSI PADA LANSIA


1. Pengkajian
a. Geografi
1) Keadaan tanah:
2) Luas daerah:
3) Batas wilayah:
Utara:
Barat:
Selatan:
Timur:
b. Demografi
1) Jumlah KK:
2) Jumlah penduduk keseluruhan:
3) Jumlah Lansia :
4) Mobilitas penduduk:
5) Jumlah keluarga:
6) Kepadatan penduduk:
7) Tingkat pendidikan penduduk:
a) Perguruan tinggi:
b) TK :
c) SMA :
d) SMP :
e) SD :
f) Lansia tidak bersekolah :
g) Lansia tamat SD:
h) Lansia tamat SMP :
i) Lansia tamat SMA :
j) Lansia tamat perguruan tinggi :
8) Pekerjaan:
9) Pendapatan rata-rata:
10) Tipe masyarakat:
11) Agama:
c. Lingkungan fisik
1) Perumahan:
2) Penerangan:
3) Sirkulasi udara:
4) Kepadatan penduduk: Tergolong padat.
5) Edukasi
d. Keamanan dan keselamatan
1) Pemadam kebakaran:
2) Polisi:
3) Sarana transportasi:
4) Keadaan jalan:
5) Pemilihan ketua :
e. Struktur Pemerintahan
1) Masyarakat swadaya yang terdiri dari:
2) Pamong desa:
3) Kader desa:
4) PKK:
5) Kontak tani:
6) Karang taruna:
7) Kumpulan agama:
f. Sarana dan Fasilitas Kesehatan
1) Pelayanan kesehatan:
2) Tenaga kesehatan:
3) Tempat ibadah:
4) Sekolah:
5) Panti sosial:
6) Pasar:
7) Tempat pertemuan:
8) Posyandu:
9) Hygiene perumahan:
10) Sumber air bersih:
11) Pembuangan air limbah:
12) Jamban:
13) Sarana MCK:
14) Pembuangan sampah:
15) Sumber polusi:
g. Komunikasi
h. Ekonomi
i. Rekreasi
2. Diagnosis Keperawatan
a. Intoleransi aktivitas
b. Resiko gangguan fungsi kardiovaskuler
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
d. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

3. Intervensi

Data Diagnosa Noc Nic

Domain 1 : Promosi Prevensi Primer Prevensi Primer;


Kesehatan
Domain IV Domain 3; Perilaku
Kelas 2; Manajemen Pengetahuan kesehatan
Kelas S; Edukasi klien
Kesehatan dan perilaku.
 5510: Pendidikan kesehatan
 Defisiensi Kelas S; Pengetahuan
(210)
kesehatan kesehatan
 5520: Memfasilitasi
komunitas (00215).
Level 3: Intervensi pembelajaran (244).
 Perilaku
 5604: Pengajaran kelompok
kesehatan  1844: Pengetahuan;
(372)
cenderung berisiko manajemen sakit
 5618: Pengajaran
(00188). akut.
prosedur/tindakan (371).
 Ketidakefekt  1803: Pengetahuan;
ifa pemeliharaan proses penyakit.
Domain 4; Keamanan
kesehatan (00099).  1805: Pengetahuan;
perilaku sehat. Kelas U; Manajemen krisis
 1823: Pengetahuan;
 6240: P3K (194)
promosi kesehatan.
 6366:Triase; telepon (399)
 1854: Pengetahuan;
diet sehat
 1855: Pengetahuan; Domain 7; Komunitas
gaya hidup sehat.
Kelas C; Promosi kesehatan

komunitas

Level 3: Intervensi

 7320: Manajemen kasus


(113).
 8500: Pengembangan
kesehatan masyarakat (129).
 8700:Pengembangan program
(313).
 8750: Pemasaran sosial di
masyarakat (351).
Prevensi sekunder Prevensi sekunder;

Domain IV; Domain 3: Perilaku


Pengetahuan

kesehatan dan perilaku.


Kelas O; Terapi perilaku
Kelas Q; Perilaku sehat
Level 3; Intervensi
Level 3: Intervensi
 4350:Manajemen perilaku
 1600:Kepatuhan (92)
perilaku  4360:Modifikasi perilaku
 1621:Kepatuhan (95)
perilaku; diet sehat.
 1602:Perilaku Kelas V; Manajemen resiko
promosi kesehatan .
Level 3; Intervensi
 1603:Pencarian
perilaku sehat .  6486:Manajemen lingkungan;
 1606:Partisipasi keamanan (179).
dalam pengambilan
keputusan perawatan Domain 6; Sistem kesehatan
kesehatan .
Kelas Y; Mediasi terhadap
 1608:Kontrol gejala
sistem
.
kesehatan

Kelas R; Health Beliefs  7320:Manajemen kasus


(113)
 1704:Health
 7400:Panduan sistem
beliefs; perceived
kesehatan (212).
Threat
 1705:Orientasi
kesehatan Kelas A; Manajemen sistem
kesehatan

Kelas FF; Manajemen  7620:Pengontrolan berkala


kesehatan (132).
 7726:Preceptor; peserta
 3100:Manajemen
didik (306).
individu; sakit akut
 7890:Transportasi; antar
.
fasilitasi kesehatan.
Kelas T; Kontrol resiko
 7880:Manajemen teknologi
dan keamanan
(387).
 1908:Deteksi faktor
resiko.
Domain V; Kesehatan Domain 6: Sistem Kesehatan
yang dirasakan.

Kelas U; Kesehatan dan


Kelas D; Manajemen resiko
Kualitas Hidup
komunitas.
 2008:Status
 6520:Skrining kesehatan
kenyamanan.
(213)
 2006:Status
kesehatan individu .
 2000:Kualitas
hidup
 2005:Status
kesehatan peserta
didik .

Kelas V; Status gejala

 2109:Tingkatan
ketidaknyamanan .
 1306:Nyeri;
Tingkat Respon
fisik
 2102:Level nyeri.
 2103:Tingkatan
gejala .

Kelas EE; Kepuasan


terhadap perawatan

 3014:Kepuasan
klien.
 3015:Kepuasan
manajemen kasus .
 3012:Kepuasan
terhadap pengajaran
 3015:Kepuasan
manajemen kasus
 3003:Kepuasan
keberlanjutan
perawatan
 3016: Kepuasan
manajemen nyeri
 3007:Kepuasan ;
lingkungan fisik
 3011:Kepuasan
klien ; kontrol
gejala

Domain VI; Kesehatan


keluarga

Kelas Z; Kualitas hidup


keluarga

 2606:Status
kesehatan keluarga

Kelas X; Family well


being.

 2600: Koping
keluarga
 2602:Fungsional
keluarga .
 2606:Status
kesehatan keluarga
.
 2605:artisipasi
keluarga dalam
perawatan .

Prevensi Tersier; Prevensi Tersier;

Domain VI; Kesehatan Domain 5; Keluarga


keluarga

Kelas X; Perawatan siklus


Kelas Z; Kualitas hidup kehidupan.
keluarga
 7140: Dukungan keluarga
 2605:Partisipasi tim (193).
kesehatan dalam  7120:Mobilisasi keluarga
keluarga . (190).

Domain 6: Sistem Kesehatan

Kelas B; Manajemen informasi

 7910: Konsultasi (131).


 7920:Dokumentasi (151).
 7980:Pencatatan insidensi
kasus
 8080: Test diagnostik .
 8100:Rujukan (320).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi penderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyaki t lain
seperti penyakit syaraf , ginjal , dan pembuluh darah serta makin tinggi tekanan darah,
makin besar resikonya. Dampak yang ditimbulkan dapat berakibat jangka pendek maupun
jangka panjang bagi penderitannya. Dan peran keluarga sangat berpengaruh penting pada
ststus kesehatan pasien.
Hipertensi merupakan penyakit yang dicetuskan karena gaya hidup. Banyak sekali faktor
risiko hipertensi yang berkaitan dengan perilaku manusia, seperti stres, merokok,
hiperlipidemia, diabetes mellitus, obesitas, dan lain sebagainya.

B. SARAN
Untuk mengurangi kasus hipertensi perlu adanya cara untuk mencegahnya seperti
memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hipertensi dan bagi penderita
penyakit hipertensi untuk selalu mengontrol tekanan darah dan menghindari faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Hipertensi.journals.ums.ac.id/index.php/biomedika/article/download/1899/1343. (diakses 04
Mei 2019)
Hipertensi pada lansia.https://www.alodokter.com/askep-hipertensi-pada-lansia-yang-dirawat-di-
rumah. (diakses 04 Mei 2019)
Askep Hipertensi.https://www.scribd.com/doc/306645991/Askep-Komunitas-Hipertensi-Copy.
(diakses 04 Mei 2019)

Anda mungkin juga menyukai