Draft Laporan Studio Rencana Kelompok Brebes 1 PDF
Draft Laporan Studio Rencana Kelompok Brebes 1 PDF
Oleh :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Tujuan
1.4. Ruang Lingkup
1.4.1. Temporal
1.4.2. Areal
1.4.3. Substansial
1.5. Sistematika Penulisan
1.5.1. Pendahuluan
1.5.2. Tinjauan Pustaka
1.5.3. Konsep, Tujuan, Kebijakan, dan Strategi
1.5.4. Rencana Struktur dan Pola Ruang
1.5.5. Rencana Kawasan Strategis
3.1 Konsep
3.2 Tujuan
3.3 Kebijakan
3.4 Strategi
Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029.
Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.
Undang – Undang No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluas Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya kajian terhadap Kabupaten Brebes pada studi analisis wilayah
ini yaitu untuk mengetahui profil, isu – isu strategis, potensi, dan masalah yang terdapt
di Kabupaten Brebes yang di peroleh dari kompilasi data serta analisis yang dilakukan
terhadap kaitan anatar aspek fisik dan non fisik dalam wilayah Kabupaten Brebes.
Lingkup Temporal di bagi menjadi dua tahap, yaitu pengumpulan data dan
proses analisis. Waktu pengumpulan data dilakukan selama satu minggu
tepatnya pada tanggal 9 – 15 September 2017. Sedangkan untk proses dalam
menganalsis data yang di peroleh dilakukan pada bulan September hingga
Desember 2017.
1.4.2 Areal
Lingkup substansial, laporan ini dapat terbagi menjadi aspek fisik dan non
fisik. Aspek fisik yaitu fisik dasar, fisik ruang, serta sarana dan prasarana.
Sedangkan aspek non fisik yaitu mengenai kependudukan dan ekonomi di
Kabupaten Brebes.
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar : Peta Administrasi Kabupaten Brebes. Sumber: RTRW Kabupaten Brebes 2010-2030
2.2 Kependudukan
2.2.1 Jumlah, Laju, Distribusi
1780000
1760000
1740000
1720000
1700000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
2010 1736782
60-64
50-54
40-44
30-34
20-24
10--14
0-4
100.000 50.000 0 50.000 100.000
PEREMPUAN LAKI
Pada tahun 2016 IPM Kabupaten Brebes berada pada level 63,98
dengan dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat
lahir berkisar pada angka 68,41 tahun. Sementara pada dimensi pengetahuan
Harapan Lama Sekolah berkisar pada angka 11,37 tahun. Di Kabupaten
Brebes terjadi peningkatan IPM dari tahun 2015 sebesar 1,27%. Untuk itu
pada tahun 2016 Kabupaten Brebes tergolong ke dalam kelompok sedang
untuk status pembangunan manusianya karena nilai IPM berkisar pada 60 ≤
IPM < 70
2.2.6 Ketenagakerjaan
6,9
35,5
57,4
0,1
Tabel Garis Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Brebes 2016
Garis Penduduk Miskin
Tahun Kemiskinan
Jumlah Persentase
(Rp)
2011 261 160 394,4 22.72
2012 281 601 364,9 21.12
2014 307 238 367,9 20.82
2015 340 538 352,01 19.79
2016 364 059 347,98 19.47
Sumber Olahan Data Kelompok Kab Brebes Dalam Angka 2017
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap taunnya percentse warga
miskin di Kabupaten Brebes selalu mengalami penurunan. Hingga pada tahun
2016 menjadi sebesar 19,47%.
Untuk tahun 2016 Angka Pengangguran di Kabupaten Brebes sebesar
53261 dan 6.49 dari total angkatan kerja yang ada pada tahun tersebut. (Dalam
Angka 2017)
2.2.8 Proyeksi Penduduk
2.3 Ekonomi
2.3.1 Tabel Analisis PDRB Kabupaten Brebes 2012 - 2016
Tahun
Kegiatan
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian,
Kehutanan, 10317770,58
dan Perikanan 11517290,57 12781821,08 14113780,26 15128930,56
Pertambangan
dan 478056,82
Penggalian 572058,32 654267,75 792514,56 855105,39
Industri
3130950,15
Pengolahan 3584284,9 4296143,62 5022197,1 5573059,29
Pengadaan
Listrik dan 14383,34 17209,2 18613,4 20699,49
Gas 15241,98
Pengadaan
Air,
Pengelolaan
17610,75 18768,11 19843,78 20715,84
Sampah,
Limbah dan
Daur Ulang 17709,92
Konstruksi 1000275,29 1257523,52 1506916,93 1515614,18
1092515,54
Perdagangan
Besar dan
Eceran;
4390192,02 5097031,91 5513985,77 5986182,68
Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor 4744943,1
Transportasi
dan 631059,94 847570,89 947212,79 1011672,79
Pergudangan 721792,8
Penyediaan
Akomodasi
1006895,08 1213419,78 1353199,43 1524987,42
dan Makan
Minum 1075261,7
Informasi dan
692043,95 874942,09 967781,54 1049111,43
Komunikasi 751449,94
Jasa
Keuangan dan 463027,04 539716 595381,21 673296,11
Asuransi 500751,09
Real Estate 282022,28 313934,31 356189,95 392362,52 425693,47
Jasa
53282,42 73941,95 83958,04 96344,32
Perusahaan 64901,63
Administrasi
Pemerintahan, 587375,71 671060,41 726076,81 783998,07
Pertahanan 631416,81
dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa
950647,93 1346913,38 1469391,02 1631539,47
Pendidikan 1138063,99
Jasa
Kesehatan
180056,67 234464,8 258757,17 286874,15
dan Kegiatan
Sosial 204762,64
Jasa lainnya 472608,23 535167,89 618937,28 665107,08 756995,85
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes
Salah satu cara mengukur tumbuh dan berkembangnya suatu wilayah yaitu
dengan melihat perekonomiaanya. Dalam analisis perekonomian, sebagian besar
data yang digunakan yaitu hasil olahan dari PDRB atas dasar harga konstan
menurut lapangan usaha tahun 2012-2016. Berdasarkan table PDRB diatas, dapat
dilihat bahwa setiap tahunnya PDRB Kabupaten Brebes mengalami peningkatan.
Sumbangan pendapatan daerah paling besar yaitu dari sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan. Berikut Komposisi Kontribusi PDRB Persektor:
6 5,91 5,98
5,3 4,87
4,58
4
0
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Pertanian,
Kehutanan, dan 39.84 16.11 2.63 3.29 Unggulan
Perikanan
Pertambangan
2.01 5.85 6.29 6.22 Terbelakang
dan Penggalian
Industri
12.92 2.19 5.48 9.74 Unggulan
Pengolahan
Pengadaan
0.07 3.58 7.02 6.89 Terbelakang
Listrik dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
0.07 5.69 1.39 2.27 Berkembang
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
Perdagangan
Besar dan
Eceran; Reparasi 18.48 7.58 4.78 5.09 Potensial
Mobil dan Sepeda
Motor
Transportasi dan
2.97 5.59 7.4 8.23 Berkembang
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi dan 4.29 8.41 6.03 5.38 Terbelakang
Makan Minum
Informasi dan
3.50 5.47 9.43 12.37 Berkembang
Komunikasi
Jasa Keuangan
1.73 3.83 5.57 4.86 Terbelakang
dan Asuransi
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan 2.21 4.60 2.36 1.92 Terbelakang
Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Kesehatan
dan Kegiatan 0.70 5.67 9.17 8.83 Terbelakang
Sosial
Jasa lainnya 2.12 8.25 5.49 5.96 Berkembang
PRODUK
DOMESTIK
100.00 100.00 5.3 5.55
REGIONAL
BRUTO
6. Konstruksi 0.41
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1.28
Tipologi LQ Shift-
Klassen Share
3. Industri Pengolahan -
6. Konstruksi -
Berdasarkan hasil analisis jumlah eksisting sarana Peribadatan dan jumlah kebutuhan
penduduk per sarana minimum pada tahun 2017 maka kebutuhan:
• Masjid (Belum Tercukupi)
• Mushola (Belum Tercukupi)
• Gereja -
• Vihara -
2.4.6 Ketersediaan Prasarana Air Bersih
Pada Kabupaten Brebes untuk pasokan pelayanan listrik di layani oleh PLN
yang terbagi atas dua rayon, yaitu Rayon Brebes dan Rayon Jatibarang. Dalam
melayani pasokan listrik di Kabupaten Brebes hinggah 2017 ini masih terdapat 760
Kepala Keluarga yang tersebar pada Kecamatan Tonjong, Bantarkawung, dan
Ketangguhan Kabupaten Brebes yang belum terjangkau ataupun mendapatkan
fasilitas jaringan listrik.
Sedangkan Untuk Rayon Brebes yang melayani daerah Ibu Kota Kabupaten
dan wilayah sekitarnya, telah melakukan pelayanan dengan baik pada masyarakat
setempat. Dan berdasarkan data dari PLN Rayon Brebes bahwa masyarakat yang
berada di Ibu Kota Kabupaten Yaitu Kota Brebes dan wilayah sekitarnya telah
mendapatkan layanan sambungan pasokan listrik secara merata.
2.4.8 Ketersediaan Prasarana Persampahan
3.1 Konsep
Perumusan konsep rencana Kabupaten Brebes dalam lingkup Jangka
Panjang ini mempertimbangkan berbagai sudut pandang yang ada di masa sekarang.
Pertimbangan tersebut antara lain : kondisi eksisting wilayah, dokumen rencana
wilayah, dokumen rencana wilayah hinterland, pohon potensi dan pohon masalah.
Jika dilihat dari kondisi eksisting dan dokumen rencana Kabupaten Brebes
pada periode sebelumnya, dapat dilihat bahwa Kabupaten Brebes selama ini diarahkan
pada konsep Agropolitan, melihat potensi dan peran yang dapat diberikan dalam
memenuhi kebutuhan wilayah dan hinterland.
Kabupaten Brebes memiliki beberapa potensi dan masalah seperti yang
telah ditampilkan pada halaman pohon potensi dan pohon masalah sebelumnya. Potensi
dan masalah tersebut akhirnya mengarahkan pengembangan konsep berbasis
Agroindustri dan Pariwisata. Oleh karena itu, dalam menentukan rencana konsep
pengembangan wilayah Kabupaten Brebes digunakan metode Matrix Criteria Analysis
(MCA) terhadap ketiga konsep yang sekiranya dapat diterapkan dalam rencana jangka
panjang. Berikut hasil analisa yang tekah dilakukan dengan metode MCA :
No Variabel AGROPOLITAN AGROINDUSTRI EKOWISATA
Mengakomodasi potensi sektor
+1 0 +1
1 wisata
Mengakomodasi pertambahan
0 +1 0
2 industri
Peningkatan hasil produksi sektor
+1 +1 0
3 primer
4 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 0 +1 +1
Meningkatkan Pendapatan Asli
0 +1 +1
5 Daerah (PAD)
Mendorong efisiensi pemanfaatan
+1 +1 +1
6 lahan +E
Meminimalisir potensi terjadinya
0 -1 -1
7 pencemaran lingkungan
Optimalisasi serapan Tenaga Kerja
-1 +1 +1
8 +E
9 Peningkatan daya saing SDM +1 +1 +1
Peningkatan taraf hidup pekerja
+1 0 0
10 sektor primer + E
Mendukung iklim investasi yang
0 +1 +1
11 prospektif
Peningkatan nilai tambah
komoditas utama kabupaten 0 +1 0
12 Brebes
13 Mengakomodasi kerjasama antar +1 +1 +1
wilayah
Memicu peningkatan ketersediaan
+1 +1 +1
14 infrastruktur
Kesesuaian dengan dokumen
+1 +1 0
15 rencana sebelumnya
Pengoptimalan pusat kegiatan di
0 +1 +1
16 jalur pantura
TOTAL +8 ; -1 +13 ; -1 +10 ; -1
Lingkungan
Ekonomi +1 Memiliki dampak positif
Sosial 0 Tidak berdampak
Lain-lain -1 Memiliki dampak negatif
+E Memiliki aspek ekonomi
Alternativ 1 (Proximity)
Alternativ 2 (Cost)
Alternativ 3 (Safety)
Masing- masing alternatif struktur ruang tersebut merupakan perwujudan dari
kebijakan dan strategi RTRW yang telah dirumuskan sebelumnya. Ketiga alternatif
dianggap mewakili masing-masig kata kunci dari analisa potensi dan masalah yang
ada di Kabupaten Brebes, sehingga 3 konsep besar yang dianggap paling mendesak
untuk diwujudkan yaitu Proximity, Cost dan Safety.
Konsep Proximity dimaksudkan untuk meningkatkan keterjangkauanan
masing-masing titik hirarki struktur ruang yang mewakili pusat pemukiman dan
kegiatan di Kabupaten Brebes. Konsep ini memiliki indikator berupa akses yang
maksimal dan jarak tempuh yang ideal dari masing-masing hirarki struktur ruang.
Dalam peta struktur ruangnya dapat dilihat bahwa konsep ini meimiliki hirarki
yang cukup tersebar dan berdekatan, dan juga diimbangi dengan akses berupa
penambahan jaringan sarana prasarana serta peningkatan beberapa hirarki jalan.
Konsep Cost dimaksudkan sebagai efisiensi pengeluaran dalam mewujudkan
tujuan yang telah diuraikan dalam kebijakan dan strategi sebelumnya. Secara fisik,
dalam alternatif struktur ruang ini efeisiensi tersebut diwujudkan berupa titik
hirarki struktur ruang yang menyebar, peningkatan hirarki jalan dan pemerataan
prasaranan terutama yang berdekatan dengan akses industri nantinya sebagai target
pemasukan utama wilayah
Konsep Safety dimaksudkan sebagai perwujudan Kabupaten Brebes yang
berwawasan lingkungan dalam mencapai tujuaan utama wilayah Industri.
Terdapatnya titik-titik lokasi kerawanan bencana dan kontur yang kurang ideal
menjadi pertimbangan dalam melakukan peletakan titik hirarki dan saranan
prasarana dalam alternatif struktur ruang ini. Sehingga persebaran hirarki dan
sarana prasarana lebih banyak pada kawasan dengan kontur sedang dan dinilai
aman dari ancaman bencana.
4.1.3 Multicriteria Analysis
Dilihat dari Peta Kesesuaian Lahan, Kabupaten Brebes di bagian utara didominasi
kawasan budidaya sedangkan di bagian selatan terdapat kawasan lindung dan penyangga.
2. Peta kawasan rawan bencana longsor
Sedangkan dari peta kawasan rawan bencana longsor, di bagian selatan terdapat
beberapa titik yang menjadi kawasan rawan bencana longsor yaitu di kecamatan Lasem,
Sirampog, dan Paguyangan.
Selanjutnya pertimbangan lainnya dilihat dari peta proyeksi guna lahan yang
didapatkan dari analisis perhitungan NSDA delapan sub-sektor yaitu holtikultura buah,
pertanian lahan kering, perkebunan, holtikultura sayur, pertanian lahan basah, peternakan
ruminansia, perikanan, dan peternakan unggas. Di bagian utara dominasi dengan
pertanian lahan basah, di bagian tengah dengan komoditas pertanian lahan kering, dan di
bagian selatan komoditas holtikultura sayur.
1. Isu
Dalam menentukan prioritas utama di masing-masing tahapan pola ruang setiap
lima tahunnya, dilakukan kroscek terhadap isu yang sedang terjadi di tengah
masyarakat. Kabupaten Brebes baru baru ini dilanda bencana alam berupa banjir dan
longsor di kawasan Kecamatan Salem. Jika dilihat kembali dari pembobotan yang
telah dilakukan dalam penentuan konsep struktur ruang, konsep Safety merupakan
konsep terpilih yang dinilai cocok dari berbagai sudut pandang pembobotan. Oleh
karena itu, isu kerawanan bencana di Kabupaten Brebes ini memang patut menjadi
pertimbangan dan prioritas di masing-masing tahapannya.
Namun dilihat dari hirarki struktur ruang dan pola ruang eksisting, beberapa
titik pemukiman dan jaringan transportasi wilayah masih terlingkup dalam daerah
rawan tersebut, dan juga masih terdapatnya fungsi fungsi lain seperti fungsi pertanian
di kawasan rawan bencana tersebut. Oleh karena itu, dalam masing- masing rencana
pentahapan pola ruang saat ini isu kerawanan bencana dengan indikator kelerengan,
kontur, dan kerawanan wilayah menjadi prioritas utama dan diwujudkan melalui
pemugaran pada kawasan bencana menjadi fungsi lindung yang akan di wujudkan
pada pola ruang sejak tahap pertama.
2. Tujuan RTRW
Tujuan RTRW Kabupaten Brebes Tahun 2018 – 2038 yaitu “Mewujudkan
Kabupaten Brebes Sebagai Kabupaten Berbasis Industri Pengolahan Hasil Pertanian
Yang Berbwawasan Lingkungan Dan Berdaya Saing Guna Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat”. Tujuan tersebut menjadi penentuan prioritas dalam
pentahapan rencana pola ruang 20 tahun kedepan dengan menguraikan beberapa kata
kunci yang ada didalamnya. Kata kunci tersebut diantaranya : Industri Pengiolahan,
Pertanian, Berwawasan Lingkungan, Kesejahteraan Masyarakat.
Jenis NSDA Cadangan Lahan Nilai Bobot Cadangan Pendapatan Produksi Nilai Bobot
Pertanian Lahan Basah 4301,70 1 30 Rp 1.962.132.600.000,00 8 50
Pertanian Lahan Kering 14520,00 6 30 Rp 387.185.659.000,00 5 50
Hortikultura Sayur 9577,10 3 30 Rp 1.160.264.771.801,00 7 50
Hortikulura Buah 11539,16 5 30 Rp 825.420.229.045,76 6 50
Perkebunan 11174,52 4 30 Rp 160.413.000.000,00 2 50
Peternakan Ruminansia 34725,04 7 30 Rp 3.968.654.000,00 1 50
Peternakan Unggas 235431,00 8 30 Rp 226.056.000.000,00 3 50
Perikanan Air Payau 6644,27 2 30 Rp 247.190.000.000,00 4 50
Presentase
Jenis NSDA Implikasi terhadap Lingkungan Nilai Bobot Total Prioritas
Luasan
Pertanian Lahan Basah akumulasi residu pestisida dalam tanah 4 20 510 3 16,25%
Pertanian Lahan Kering penurunan berkala produktivitas tanah 6 20 550 2 18,75%
Hortikultura Sayur penurunan daya dukung tanah 7 20 580 1 21,25%
Hortikulura Buah meningkatkan ancaman longsor 2 20 490 4 13,75%
Perkebunan penurunan tingkat kesuburan tanah 8 20 380 6 8,75%
Peternakan Ruminansia mengurangi produktivitas lahan pertanian 5 20 360 7 6,25%
Peternakan Unggas peningkatan ancaman terhadap flu burung 1 20 410 5 11,25%
Perikanan Air Payau meningkatkan ancaman abrasi pantai 3 20 320 8 3,75%
Peta diatas menggambarkan peta proyeksi guna lahan berbasis NSDA yang
sudah disesuaikan berdasarkan prioritas NSDA yang ada serta proyeksi guna lahan
permukiman dengan menggunakan luasan standar yang telah ditetapkan dalam
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 pasal 22 ayat 3 yang menyebutkan bahwa
luasan rumah tunggal dan rumah deret memiliki ukuran paling sedikit 36 m2.
4.2.6 Rencana Pentahapan Pola Ruang
Tahap 1
Tahap 3
Rencana pola ruang III (2028 – 2033) berfokus pada pengembangan fungsi
hortikultura buah yang mencakup Kecamatan Ketanggungan, Kecamatan Banjarharjo,
dan Kecamatan Larangan. Selain itu juga terdapat perluasan fungsi pertanian lahan kering
pada Kecamatan Larangan dan Paguyangan serta akan dilakukan pengembangan lebih
lanjut fungsi agroindustri pada Kecamatan Kersana.
Tahap 4
Rencana pola ruang IV (2033 – 2038) akan berfokus pada pengembangan fungsi
agroindustri, hortikultura, serta perkebunan dan pertanian. Pengembangan fungsi
argoindustri terdapat pada Kecamatan Kersana serta Kecamatan Paguyangan. Untuk
pengembangan hortikultura sayur dan buah akan dilakukan pada Brebes bagian tengah
(Kecamatan Banjarharjo, Ketanggungan, dan Larangan) dan Brebes bagian Selatan
(Kecamatan Salem, Bantarkawung, Bumiayu, dan Paguyangan). Selain itu, pada kawasan
Brebes bagian tengah dan Selatan juga akan terdapat pengembangan lahan pertanian dan
perkebunan. Pengembangan – pengembangan ini juga diikuti dengan pertumbuhan
permukiman penduduk pada beberapa titik.
4.2.7 Perbandingan Pola Ruang Eksisting dengan Pola Ruang Rencana
Peta Pola Ruang Eksisting Peta Pola Ruang Rencana
Kalau Pola Ruang eksisting Kabupaten Brebes, terlihat pada Sedangkan pada Pola Ruang Rencana, terlihat pada bagian utara
bagian utara aktivitas guna lahannya didominasi oleh pertanian lahan Kabupaten Brebes di dominasi oleh guna lahan pertanian lahan basah
basah, dan pada bagian tengah dan selatan Kabupaten aktivitas guna namun terdapat tambahan peruntukan guna lahan untuk kawasan
lahannya di dominasi oleh peruntuk hutan lindung dan juga fungsi agroindustri, kemudian pada bagian tengah dan selatan kabupaten juga
pertanian lahan kering. terdapat tambahan peruntukan guna lahan yaitu sebagai pertanian
holtikultura buah.
BAB V
KAWASAN STRATEGIS
Kalau KSK eksisting berdasarkan RTRW Kabupaten, terlihat Sedangkan pada KSK Rencana, terdapat tambahan KSK Brebes
bahwa KSK Brebes tersebar pada bagian utara dengan KSK seperti seperti KSK Agroindustri Bumiayu, dan Kersana. Kemudian pada
KSK Pesisir Brebes, KSK Pertumbuhan Cepat Pantura, dan KSK daerah Bumiayu ditingkatkan statusnya dan menjadi KSK Perkotaan
Perkotaan Kersana - Ketanggungan, pada bagian tengah seperti KSK Bumiyu. Lalu untuk KSK Agropolitan Paguyangan di pindahkan pada
Agropolitan Larangan, dan bagian selatan kabupaten hanya terdapat kecamatan Ketanggungan, hal tersebut dikarenakan pada daerah
KSK Agropolitan Paguyangan. paguyangan terdapat poensi rawan bencana dan juga tidak sesuai
dengan pola ruang.