Anda di halaman 1dari 14

Oleh

Nina Salamah, S.Si.,M.Si.,Apt


Fakultas Farmasi
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

1
KOMPLEKSOMETRI
Pendahuluan
Prinsip Kompleksometri
 PEMBENTUKAN SENYAWA KOMPLEKS,
antara ION LOGAM dengan PENGOMPLEKS
Pengompleks
 disebut juga LIGAN
 menyumbang (donor) elektron pada ion logam
 yang banyak dipakai pada analisis kuantitatif
adalah garam dari EDTA (Etilen Diamin Tetra
Asetat)
EDTA merupakan ligan polidentat,
membentuk senyawa kompleks (stabil)
1:1 dengan ion logam 2
Hal-hal yang harus diperhatikan
- pH Larutan Uji
 tertentu,
yaitu pada pH TERBENTUKNYA SENYAWA
KOMPLEKS YANG STABIL
Agar pH tetap tertentu,
 DITAMBAH LARUTAN BUFFER
- Keberadaan ion logam lain

3
Pembentukan Senyawa Kompleks dengan EDTA
EDTA : HOOC CH2 H2C COOH
H2 H2
N C C N

HOOC CH2 H2C COOH

- EDTA punya 6 (enam) gugus pembentuk kompleks


- EDTA dinyatakan juga sebagai H4Y
Dissosiasi EDTA :
H4Y  H+ + H3Y- K1 = 1,00 x 10-2
H3Y-  H+ + H2Y2- K2 = 2,16 x 10-3
H2Y-2  H+ + HY3- K3 = 6,92 x 10-7
HY-3  H+ + Y4- K4 = 25,5 x 10-11
۰ Pembentuk kompleks yang sesungguhnya : Y4-
۰ Pembebasan H+ dapat mempengaruhi pH
- Untuk analisis kuantitatif : di-natrium EDETAT 4
Indikator

- Biasanya “Indikator logam”


- Berupa Zat warna
Warna kompleks ”ion logam-indikator” yang terbentuk
berbeda dengan warna indikator itu sendiri

5
Indikator (lanjutan)
- Stabilitas Senyawa Kompleks
2 (dua) jenis senyawa kompleks yang terbentuk
pada titrasi kompleksometri :
Ion logam + indikator  “ion logam - indikator” ..... 1
Ion logam + di-natrium edetat  “ion logam - edetat” ..... 2
keterangan :
Jika stabilitas “ion logam - indikator” < “ion logam - edetat”
maka posisi indikator pada “ion logam - indikator”
dapat digantikan oleh di-natrium edetat,
sehingga terbentuk “ion logam - edetat”
Jika stabilitas “ion logam - indikator” > “ion logam - edetat”
maka kompleks “ion logam - edetat” tidak mudah
berubah kembali menjadi “ion logam - indikator”
6
Indikator (lanjutan)
1. OH
OH
-
O3S N N

NO2
Hitam Eriokrom T

Titrasi dilakukan pada pH 10


Perubahan warna  merah anggur menjadi biru
2. Jingga xilenol
- dalam suasana basa  merah
- dalam suasana asam  kuning sitrun
Titrasi dilakukan dalam suasana basa
Kompleks ”ion logam-jingga xilenol”  merah
3. Kalkon
4. Biru hidroksi naftol 7
Cara-cara Titrasi Kompleksometri
1. Titrasi langsung 2. Titrasi tidak langsung

larutan standar larutan standar ion logam


(di-natrium edetat)

ion logam (sampel) ion logam (sampel)


+ lar buffer + lar buffer
+ indikator + larutan baku
(di-natrum edetat
berlebih, volume
& N tertentu)

Pertanyaan :
Mana yang titran ? Mana yang titrat ?
8
Titrasi tidak langsung dapat dipakai untuk :
- ion logam yang mengendap pada pH yang dikehendaki
- senyawa yang tidak larut
(misal : kalsium oksalat)
- senyawa yang membentuk kompleks sangat lambat

9
3. Titrasi alkalimetri

larutan standar alkali


Reaksi :
Mn2+ + Ha2Y  (Mn)+n-4 + 2H+
kompleks ”ion Proton dari di-natrium edetat
logam (sampel)- (Na2H2Y)
edetat” yang dibebaskan oleh logam
+ indikator
dititrasi
dengan larutan standar alkali
Larutan titrat harus netral terhadap
indikator
Penentuan TA
 dengan indikator asam-basa
atau secara potensiometri 10
4. Titrasi substitusi

larutan kompleks
”ion logam II-edetat”

ion logam I (sampel)

Titrasi substitusi dapat dipakai jika :


kompleks “ion logam I - edetat” lebih stabil
dari
kompleks “ion logam II - edetat”

Titrasi substitusi dapat digunakan untuk


menetapkan kadar Ca, Pb dan Hg (indikator EBT)
11
Larutan Standar di-natrium edetat dan Pembakuan
- Di-natrium edetat p.a.  dapat dipakai sebagai larutan
standar primer
- Di-natrium edetat yang diperdagangkan
 mengikat air, karenanya harus dipanaskan pada suhu 80 oC
sebelum digunakan sehingga mempunyai BM : 372,25
- Larutan standar dibuat harus dengan air bebas logam
- Larutan standar di-natrium edetat yang digunakan dalam FI
 0,1 M; 0,05 M; 0,001 M
Pembakuan
Timbang saksama  200 mg kalsium karbonat P, larutkan dalam 50
ml akuades dan sejumlah HCl encer. Tambahkan 15 ml larutan
NaOH LP. Titrasi dengan larutan di-natrium edetat menggunakan
indikator biru hidroksi naftol hingga larutan berwarna biru tua.
mg CaCO3
Molaritas dinatrium EDTA = ———————————
100,09 x ml dinatrium EDTA
12
Penetapan kadar kalsium karbonat

 Timbang saksama 500 mg CaCO3, larutkan dalam beberapa tetes


HCl 2 M hingga tidak timbul gas dan larutan menjadi jernih.
Tambahkan larutan NaOH sampai pH 8-10, encerkan dengan air
hingga 500 ml. Ambil 25 ml larutan, encerkan dengan 25 ml air,
tambahkan 2 ml dapar ammonia pH 10, 1 ml magnesium edetat 0,1
M dan 3 tetes hitam eriokrom. Titrasi dengan dinatrium EDTA 0,05
M hingga warna merah anggur berubah menjadi biru.

Reaksi:
Ca2+ + (H2Y)2- (CaY)2- + 2 H+

ml dinatrium EDTA x M dinatrium EDTA x 5,005


Kadar CaCO3 = —————————————————— x 100%
mg sampel x 0,05
Penetapan kadar ZnSO4
Timbang seksama 100 mg Zink Sulfat dan dimasukkan
ke dalam 50,0 ml aquadest kemudian dipipet 10,0 ml
masukkan dalam erlenmeyer, tambahkan tetes demi
tetes NaOH sampai terbentuk endapan kemudian
ditambah 5 ml dapar amoniak pH 10 dan
ditambahkan indikator EBT dan selanjutnya dititrasi
dengan larutan EDTA 0,005 N.

Kadar ZnSO4 = ml EDTA x N NaEDTA x 7,05 x 100 %


mg sampel x 0,05

Anda mungkin juga menyukai