Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

PENELITIAN/PENULISAN SKRIPSI STRATA SATU

FAKULTAS EKONOMI UKI TORAJA

I. IDENTITAS MAHASISWA

1.1 Nama : Nikolaus Ardi Tandilolo

1.2 Stambuk : 216 411 457

1.3 Fakultas : Ekonomi

1.4 Program Studi : Manajemen

II. JUDUL SKRIPSI

ANALISIS PENGENDALIAN BAHAN BAKU PRODUKSI TEMPE

TAHU DI UD FERRY TALLUNGLIPU

III. PENDAHULUAN

3.1. Latar Belakang dan Masalah

Setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang industri, baik itu perusahaan

besar, perusahaan menengah, perusahaan kecil sudah tentu mempunyai persediaan

bahan baku. Persediaan bahan baku yang ada pada setiap perusahaan tentu

berbedah dari segi jumlah maupun jenisnya, hal ini dimungkinkan karena setiap

perusahaan mempunyai skala produksi dan hasil produksi yang berbeda.

Bahan baku merupakan sala satu faktor penentu dalam kelancaran proses

produksi, sehingga setiap perusahaan harus mempunyai persediaan bahan baku

yang cukup dalam menunjang kegiatan produksi perusahaan. Apabila pasokan

bahan baku tersendat maka kegiatan proses produksi akan terhambat.

Terhambatnya proses produksi tentu akan berpengaruh terhadap tingkat output

1
2

yang dihasilkan. Penurunan tingkat output ini tentu akan mempengaruhi tingkat

penjualan yang berakibat perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan

konsumen.

Pengendalian bahan baku merupakan sala satu yang sangat penting bagi

sebuah perusahaan, karena tanpa pengendalian bahan baku yang tepat perusahaan

akan mengalami masalah didalam memenuhi kebutuhan konsumen baik dalam

bentuk barang maupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Sebuah

perusahaan harus bijak di dalam menentukan jumlah persediaan barang yang akan

dipakai dalam proses produksi, karena tanpa adanya manajemen yang tepat

perusahaan akan mengalami kerugian akibat biaya-biaya yang semestinya tidak

dikeluarkan.

Pada dasarnya sebuah perusahaan mengadakan perencanaan dan

pengendalian bahan baku yang bertujuan untuk meminimumkan biaya serta

memaksimalkan laba perusahaan tersebut

Kegagalan pengendalian persediaan bahan baku akan menyebabkan

kegagalan dalam memperoleh laba. Jika pengendalian persediaan tidak

dilaksanakan dengan baik akan berdampak pada pendapatan atau keuntungan

perusahaan.

Pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan UD Ferri Tallunglipu

belum maksimal dimana biasanya terjadi over stock dan mengakibatkan

penumpukkan digudang penyimpanan sehingga memicu terjadinya kelebihan

biaya.
3

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul : Analisis Pengendalian Bahan Baku Produksi Tempe

Tahu Di UD Ferry Tallunglipu .

3.2 Rumusan Masalah Dan Persoalan Penelitian

3.2.1 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penilitian ini adalah Pengendalian Bahan Baku Produksi Tempe

Tahu Di UD Ferry Tallunglipu.

3.2.2 Persoalan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka persoalan penelitian ini yaitu,

bagaimana pengendalian bahan baku produksi tempe tahu Di UD Ferry

Tallunglipu ?

3.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengendalian bahan baku produksi tempe tahu Di UD Ferry

Tallunglipu.

3.4. Manfaat Penelitian

3.4.1. Menjadi latihan untuk penulis untuk menerapkan toeri-teori yang telah

diperoleh dibangku kuliah

3.4.2. Memberikan informasi dan masukan kepada perusahaan tentang

pengendalian bahan baku

3.4.3. Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan pengendalian bahan baku


4

3.5. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah

1.2. Rumusan masalah

1.3. Persoalan penelitian

1.4. Tujuan penelitian

1.5. Manfaat penelitian

1.6. Sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1. Tinjauan Pustaka

2.2.Penelitian Terdahulu

2.3. Kerangka Berpikir

2.4. Defenisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

3.2. Satuan Analisis dan Satuan Pengamatan

3.3. Metode Pengumpulan Data

3.4. Jenis Data

3.5. Teknik Analisis Data

BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.2. Analisis Data dan Pembahasan Persoalan Penelitian


5

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan

5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN- LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IV. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Berpikir

4.1. Tinjauan Pustaka

4.1.1. Pengertian pengendalian

Menurut Mulyadi (2007:89) pengendalian merupakan usaha untuk

mencapai tujuan tertentu melalui perilaku yang diharapkan.

Menurut Hasibuan (2008:62) mengemukakan bahwa pengendalian

merupakan suatu proses penjaminan dimana perusahaan dan orang-orang yang

berada dalam perusahaan tersebut bisa mencapai tujuan yang bisa ditetapkan.

Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting

bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan persediaan fisik pada perusahaan akan

melibatkan investasi yang sangat besar. Pelaksanaan fungsi ini akan berhubungan

dengan seluruh bagian dengan tujuan agar usaha penjualan dapat berjalan efektif

serta produk dan penggunaan sumber daya dapat berjalan secara maksimal. Istilah

pengendalian merupakan penggabungan dari dua pengertian yang sangat erat

kaitannya, tetapi dari masing-masing pengertian tersebut dapat diartikan sendiri-

sendiri yaitu perencanaan dan pengawasan. Pengawasan tidak akan memiliki arti
6

tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu, dan juga sebaliknya, perencanaan tidak

akan menghasilkansesuatu tanpa ada pengawasan.

4.1.1.1 Perencanaan

Perencanaan adalah proses untuk memutuskan tindakan apa yang akan

diambil pada masa yang akan datang (Widjaja, 1996).

Menurut Horngren (1992), perencanaan kebutuhan bahan adalah suatu

sistem perencanaan yang mulanya berfokus pada jumlah dan besar permintaan

produk jadi, yang selanjutnya menentukan besar kebutuhan untuk bahan baku,

komponen dan sub perakitan saat proses produksi.

4.1.1.2 pengawasan

Pengawasan bahan adalah suatu fungsi terkoordinasi didalam organisasi

yang terus menerus disempurnakan untuk mengelolah bahan baku dan persediaan

pada umumnya, serta melakukan pengendalian internal yang menjamin adanya

dokumen sah suatu transaksi yang berhubungan dengan pengawasan bahan,

meliputi pengawasan fisik dan pengawasan nilai atau rupiah bahan (supryono,

1999). Kegiatan pengawasan persediaan tidk terbatas pada penentuan atas tingkat

dan komposisi persediaan, tetapi juga termasuk pengaturan dan pengawasan atau

pelaksanaan pengadaan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan jumlah dan

waktu yang ditentukan dan dengan tingkat biaya serendah-rendahnya.

4.1.1.3 Pengertian EOQ (Economic Order Quantity)

EOQ merupakan volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis

untuk dilakukan pada setiap kali pembelian. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut

maka dapat diperhitungkan pemenuhan kebutuhan (pembelian) yang paling


7

ekonomis yaitu sejumlah barang yang akan dapat diperoleh melalui pembelian

dengan menggunakan biaya yang minimal (Gitosudarmo,2002).

Menurut Yamit (1999), EOQ adalah jumlah pesanan yang dapat

meminimumkan total biaya persediaan atau dengan kata lain pembelian yang

paling optimal. EOQ diperhitungkan untuk menetapkan berapa total tetap bahan

yang harus dibeli dalam setiap kali pembelian untuk menutup kebutuhan selama

satu periode.

a. Kebijakan-Kebijakan EOQ (Economic Order Quantity)

Menentukan Jumlah Bahan Baku yang Ekonomis,Adanya pembelian

bahan baku dalam jumlah yang optimal dapat menghasilkan total biaya persediaan

yang paling minimal. Unsur-unsur yang mempengaruhi Economic OrderQuantity

(EOQ) antara lain : biaya penyimpanan per unit, biaya pemesanan tiap kali pesan,

kebutuhan bahan baku untuk suatu periode tertentu, dan harga pembelian (Ahyari,

2003).

Menurut Supriyono (1999), terdapat beberapa anggapan dasar yang perlu

diperhatikan dalam perhitungan EOQ yaitu:

1. Selama saat akan dilakukan pembelian, dana selalu tersedia

2. Pemakaian bahan relatif stabil dari waktu ke waktu selama periode tertentu

3. Bahan tersebut selalu tersedia setiap saat akan dilakukan pembelian

4. Fasilitas penyimpanan selalu tersedia berapa kali pun pembelian dilakukan

5. Bahan yang bersangkutan tidak mudah rusak dalam penyimpanan

b. Menentukan Persediaan Pengaman (Safety Stock)


8

Persediaan pengaman merupakan suatu persediaan yang dicadangkan

sebagai pengaman dari kelangsungan proses produksi. Persediaan pengaman

diperlukan karena dalam kenyataannya jumlah bahan baku yang diperlukan untuk

proses produksi tidak selalu tepat seperti yang direncanakan (Ahyari, 2003).

Meskipun EOQ sudah ditentukan, masih ada kemungkinan terjadi out of stock

dalam proses produksi.

Menurut Gitosudarmo (2002), kemungkinan out of stock tersebut akan

timbul jika penggunaan bahan baku dalam proses produksi lebih besar dari yang

diperkirakan sebelumnya. Hal ini akan menimbulkan terjadinya kekurangan

persediaan karena persediaan sudah habis sebelum pembelian atau pemesanan

yang berikutnya datang ke gudang bahan baku, sehingga terjadi out of stock.

c. Menentukan Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Jika besarnya persediaan pengaman telah diketahui, maka perusahaan

dapat melakukan pemesanan kembali. Saat pemesanan kembali bahan baku ini

disebut juga dengan istilah Reorder Point.

Reorder Point adalah saat atau waktu tertentu perusahaan harus mengadakan

pemesanan bahan baku kembali agar pesanan yang sudah dilakukan sebelumnya

dapat dating tepat waktu (Gitosudarmo, 2002).

Menurut Supriyono (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan

Reorder Pointantara lain:


9

1. Waktu Tunggu (Lead Time)

Waktu tunggu merupakan waktu yang diperlukan dari saat pemesanan

sampai bahan yang dipesan tersebut datang ke gudang.Semakin lama lead time

maka semakin besar pula jumlah beban yang diperlukan dalam pemakaian.

2. Rata-Rata Pemakain Bahan Baku

Besarnya bahan yang diperlukan selama lead time adalah jumlah lead time

(hari/bulan) dikalikan tingkat rata-rata pemakaian bahan baku.

3. Besarnya Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Persediaan pengaman merupakan jumlah persediaan bahan baku yang

minimum harus ada untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan

yang sudah dipesan sehingga perusahaan tidak mengalami stock out atau

mengalami gangguan kelancaran proses produksi. Reorder point ditentukan dari

penjumlahan besar penggunaan bahan baku selama lead time dengan besar safety

stock.

4.1.2. Pengertian Bahan Baku

Menurut Hanggana (2006:11) bahan baku adalah sesuatu yang digunakan

untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu dengan barang

jadi.

Menurut Baroto (2002:52) bahan baku adalah barang-barang yang terwujud

seperti tembakau, kertas, plastic ataupun bahan-bahan yang lainnya yang

diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari pemasok, atau diolah sendiri

oleh perusahaan untuk digunakan perusahaan dalam proses produksinya sendiri.


10

4.1.3. Pengertian produksi

Menurut magfuri (1978:72) produksi adalah mengubah barang agar

mempunyai kegunaan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi

merupakan segala kegiatan untuk menciptakan atau menambah guna atas suatu

benda yang ditunjukkan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran.

Menurut Ace Partadireja (1978:21) produksi adalah menhasilkan barang

dan jasa sedangkan bagaimana tahapan produksi dinamai proses produksi karena

proses produksi mempunyai landasan teknis yang dalam teori ekonomi disebut

fungsi produksi.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan baha produksi adalah

Sebuah kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga kegiatan yag sifatnya

menambah nilai atau kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi

nilainya.

4.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang menjadi pedoman bagi penulis untuk penelitian

selanjutnya adalah sebagaimana yang dilakukan oleh Theo Monto Sulu’ Padang

Yohanis (2015) tentang “ Analisis Persediaan Bahan Baku kedelai pada industri

Tahu mitra Cemangi Di Kecamatan Tatanga Kota Palu “.

Berdasarkan hasil dari penelitian tentang Analisis persediaan Bahan Baku

Kedelai pada Industri Tahu Mitra Cemangi Di Kecamatan Tatanga Kota Palu, ada

beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Jumlah pembelian optimal bahan baku kedelai dengan menggunakan metode

EOQ, analisis persediaan bahan baku di Industri Tahu Mitra Cemangi pada
11

periode produksi oktober 2013 sampai September 2014 rata-rata sebesar

62.369,36 kg.

a. Total biaya persediaan bahan baku optimal yang dikeluarkan oleh industri

TAhu Mitra Cemangi pada periode produksi oktober 2013 sampai September

2014 rata-rata sebesar Rp 705.513,92.

b. Persediaan pengaman (safety stock) yang harus selalu tersedia digudang

industri Tahu Mitra Cemangi pada periode produksi oktober 2013 sampai

September 2014 sebesar 3.864,91 Kg.

c. Titik pemesanan kembali bahan baku kedelai yang harus dilakukan oleh

Industri Tahu Mitra Cemangi pada periode produksi oktober 2013 sampai

September 2014 dalam gudang penyimpanan sebesar 16.195,79 Kg rata rata setiap

bulannya.

4.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini akan membantu penulisan yang

diawali dengan pengumpulan data sampai dengan hasil analisis.

Skema 4.3.

Bahan Baku Pengendalian

4.4.Defenisi Operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini yaitu :


12

4.4.1 Bahan baku adalah kedelai yang digunakan oleh UD Ferry dalam

pembuatan tempe tahu.

4.4.2 Pengendalian adalah cara UD Ferry Tallunglipu untuk memastikan kedelai

yang ada diperusahaan mencukupi agar tersedia diwaktu yang tepat melalui

sumber terbaik serta jumlah,harga, dan kualitas sesuai.

V. METODE PENELITIAN

5.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian kuantitatif, yaitu

penelitian dengan memperoleh data yang berupa angka atau data kualitatif yang

diangkakan pendekatan metode ini diangkat dari data lalu yang di prosess menjadi

informasi yang berharga bagi pengambilan keputusan. Metode ini juga harus

menggunakan alat bantu kuantitatif sofware komputer. Defenisi lain menyebutkan

penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai

dari penggumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari

hasilnya.

5.2. Satuan Analisis Dan Satuan Pengamatan

5.2.1. Satuan Analisis

Satuan analisis dalam penelitian ini adalah Usaha Tempe Tahu Di UD Ferry

Tallunglipu .

5.2.2. Satuan Pengamatan

Satuan pengamatan adalah Analisis Bahan Baku Produksi Tempe Tahu Di

UD Ferry Tallunglipu.

5.3. Teknik Dan Prosedur Pengumpulan Data


13

5.3.1. Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian Lapangan

1. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan

langsung pada objek penelitian.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan data melalui Tanya jawab langsung kepada

produsen dan konsumen yang akan dijawab secara lisan.

3. Dokumentasi, yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan

dokumen-dokumen perusahan yang berhubungan dengan penelitian ini.

b. Penelitian Pustaka

Penelitian pustaka adalah penelitian yang dilakukan dengan cara membaca

buku refensi untuk mendapatkan teori yang digunakan sebagai alat untuk

memecahkan masalah penelitian.

5.3.2 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa

cara sebagai berikut:

a. Observasi, dimana peneliti mengadakan pengamatan langsung pada objek

penelitian untuk memperoleh sejumlah data

b. Wawancara, yaitu peneliti mengadakan tanya jawab langsung pada produsen

dan konsumen tentang Tempe Tahu di UD Ferry Tallunglipu.

5.4. Jenis Data

Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara

dengan pemilik Usaha tempe tahu.


14

Data Sekunder, yaitu data berupa dokumen-dokumen yang berkaitan

dengan penelitian ini.

5.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah merupakan salah satu tahap kegiatan penelitian

berupa proses penyusunan dan pengelolaan data, guna menafsirkan data yang

telah di peroleh melalui metode statistik.

Model analisis yag digunakan adalah sebagai berikut:

EOQ (Economic Order Quantity) alat analisis yang digunakan untuk mencapai

tujuan pertama yaitu analisis EOQ (Economic Order Quantity), analisis ini

digunakan mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang optimal, dapat

diformulasikan sebagai berikut (Haming, 2007)

√2𝐷𝑆
EOQ = Q* =
𝐻

Keterangan :

EOQ = Q* = Jumlah pembelian optimal bahan baku kedelai perbulan (kg)

D = Jumlah pembelian bahan baku kadelai perbulan (kg)

S = Biaya pemesanan bahan baku kedelai per pemesanan (Rp)

H = Biaya penyimpanan bahan baku kedelai per penyimpanan (Rp)


15

DAFTAR PUSTAKA

Ahyary, agus. 1992. Efisiensi persediaan bahan baku pegangan untuk

perusahaan-perusahaan kecil dan menengah. BPFE. Yogyakarta

Baroto (2002:52) pengertian bahan baku.

https://www.materipelajar.com diakses pada tanggal 01 Novembr 2019

Hanggana (2006:11) pengertian bahan baku.

https://www.materipelajar.com diakses pada tanggal 01 Novembr 2019

Hasibuan (2008:39) pengertian pengendalian.

https://hjtfriuty.blongspot.com diakses pada tanggal 01 Novembr 2019

haming, Murdifin dan Mahfud Nurnajamuddin. 2007. Manejemen Produksi

Modern Penerbit Bumi Aksara. Jakarta

Mulyadi (2007:89) pengertian pengendalian.

https://hjtfriuty.blongspot.com diakses pada tanggal 01 Novembr 2019

Salim, E., 2012 Kiat Cerdas Wirausaha Aneka Olahan Kedelai. Andi Offset.

Soekartawi. 2000. Pengantar agro industri. PT. Raja Grafindo persada: Jakarta

Theo Monto Sulu’ Padang Yohanis (2015) Analisis Persediaan Bahan Baku

kedelai pada industri Tahu mitra Cemangi Di Kecamatan Tatanga Kota

Palu.journal.
16

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Makale,02 November 2019

Disetujui Oleh

Pembimbing I Mahasiswa

RUBEN S KANNAPADANG, SE,MM NIKOLAUS ARDI TANDILOLO

Pembimbing II

DRA. DINA RAMBA’,MM

Anda mungkin juga menyukai