Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................................... ..i


Daftar Isi ............................................................................................................................................... .ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................... 2
1.4 Nomena Yang Berkaitan Dengan Judul ......................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
2.1 Definisi Penyakit Penting Pada Tanaman Perkebunan Utama ..................................................... 3
2.2 Penyakit Penting Pada Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit......................................................... 5
2.3 Penyakit Penting Pada Tanaman Teh............................................................................................ 8
2.4. Penyakit Penting pada Tanaman Perkebunan Kopi ................................................................... 10
2.5 Penyakit Penting Pada Tanaman Perkebunan Karet................................................................... 11
2.6 Penyakit Penting Pada Tanaman Perkebunan Coklat (Kokoa) .................................................... 16
2.6 Penyakit Penting Pada Tanaman Perkebunan Tebu ................................................................... 17
BAB III .................................................................................................................................................... 20
PENUTUP ............................................................................................................................................... 20
3.1 . Kesimpulan ................................................................................................................................ 20

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kerusakan tanaman akibat serangan organisme pengganggu tanaman
(OPT) telah menjadi perhatian manusia sejak awal kegiatan budidaya tanaman.
Kegiatan budidaya tanaman, atau disebut juga sistem produksi pertanian, meliputi
kegiatan-kegiatan: penyiapan dan pengolahan lahan, pemilihan bibit atau benih,
penanaman, perawatan tanaman, pengelolaan air, pemupukan, pengendalian gulma,
pengendalian organisme pengganggu tanaman, pemanenan, dan pengelolaan hasil
panen. Pengendalian OPT merupakan faktor terpenting untuk mendapatkan produksi
pertanian yang optimal. Oleh karena itu upaya manusia untuk mengendalikan OPT
merupakan salah satu bagian terpenting dalam kegiatan budidaya tanaman, tetapi
sebelumnya kita harus mengenal dan mengetahui lebih dalam hakikat adanya OPT.
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dalam arti luas adalah semua bentuk
gangguan pada manusia, ternak dan tanaman. Organisme pengganggu tanaman ini
meliputi hama, patogen, dan gulma. Khususnya patogen (penyakit) tanaman ialah
semua mikroorganisme hidup yang mendapatkan makanan dari tanaman yang
ditumpaginya sehingga tanaman sakit dan menimbulkan kerugian secara ekonomi.
Patogen yang dapat menyebabkan penyakit tanaman antara lain adalah golongan jamur
(cendawan), bakteri, molikut (bakteri tanpa dinding sel), nematoda, protozoa, virus dan
viroid (partikel yang menyerupai virus), serta tumbuhan berbiji tingkat tinggi yang
bersifat sebagai parasit.
Perkembangan dunia pertanian tidak pernah lepas dari pengendalian hama dan
penyakit tanaman. Penyakit tanaman perkebunan yang lebih diahas pada kali ini banyak
menyerang dan merusak usaha budidaya tanaman perkebunan dan mengakibatkan
berkurangnya usaha budidaya tanaman perkebunan dan mengakibatkan berkurangnya
kualitas dan kuantitas hasil yang diperoleh. Beberapa jenis diantaranya memiliki daya
merusak yang sangat merugikan dan dapat mengakibatkan kematian ribuan hektar
tanaman, sedangkan jenis lainnya merugikan dlam jangka panjang, terus menerus, dan
tidak disadari oleh pemilik tanaman. Cara mengatasi penyakit pada perkebunan
uatama juga dapat dilakukan dengan berbagai cara yang akan dibahas pada makalah ini.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, adapun rumusan
masalah untuk dikaji dalam pembahasan ini , diantaranya :
1. Apa definisi penyakit penting pada tanaman perkebunan utama ?
2. Bagaimana penyakit pada tanaman perkebunan kelapa sawit?
3. Bagaimana penyakit pada tanaman perkebunan teh?
4. Bagaimana penyakit pada tanaman perkebunan kopi?
5. Bagaimana penyakit pada tanaman perkebunan karet?
6. Bagaimana penyakit pada tanaman perkebunan coklat?
7. Bagaimana penyakit pada tanaman perkebunan tebu?

1.3 Tujuan
Melihat tujuan umum penyusunan makalah ini yaitu untuk mengenal lebih
mengenai penyakit penting yang menyerang perkebunan utama khususnya di
Indonesia. Dengan tujuan khusus penyusunan makalah ini diantaranya sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui definisi penyakit penting pada tanaman perkebunan utama.
2. Dapat mengetahui penyakit penting pada tanaman perkebunan kelapa sawit
3. Dapat mengetahui penyakit penting pada tanaman perkebunan teh
4. Dapat mengetahui penyakit penting pada tanaman perkebunan kopi
5. Dapat mengetahui penyakit penting pada tanaman perkebunan karet
6. Dapat mengetahui penyakit penting pada tanaman perkebunan coklat
7. Dapat mengetahui penyakit penting pada tanaman perkebunan tebu

1.4 Nomena Yang Berkaitan Dengan Judul


Ayat yang berkaitan dengan judul terdapat pada Q.S AL A’raf : 58

Dan tanah yang baik, tanaman – tanamannya tumbuh subur dengan seizin
Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman – tanamannya hanya tumbuh dengan
merana. Demikianlah kami mengulang tanda tanda kebesaran (Kami) bagi orang –
orang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyakit Penting Pada Tanaman Perkebunan Utama


 Pengertian Penyakit

Menurut KBBI :

1. Sesuatu yang menyebabkan terjadinya gangguan pada makhluk hidup;


2. Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau kelainan sistem faal
atau jaringan pada organ tubuh (pada makhluk hidup);
3. Kebiasaan yang buruk; sesuatu yang mendatangkan keburukan (Kata kiasan) contoh:
'suka membual itulah yang menjadi -nya mobil ini banyak -nya'

Menurut Webster : ( disease )

Kondisi hewan hidup atau badan tumbuhan atau salah satu bagiannya yang
mengganggu fungsi normal dan biasanya dimanifestasikan dengan membedakan tanda dan
gejala.

 Pengertian Penting

Menurut KBBI :

1. Utama; pokok: perkara --;


2. Sangat berharga (berguna):
3. Mempunyai posisi yang menentukan (dalam pemerintahan, perusahaan, dan
sebagainya seperti pejabat atau direktur)

Menurut Webster : ( important )

1. Ditandai oleh atau menunjukan nilai atau konsekuensi yang signifikan


2. Berharga dalam konten atau hubungan

 Pengertian Pada

Menurut KBBI :

1. Kata depan yang dipakai untuk menunjukkan posisi di atas atau di dalam hubungan
dengan, searti dengan di (dipakai di depan kata benda, kata ganti orang, keterangan
waktu) atau ke: -- dasarnya; ada -- nya (ku, mu); -- keesokan harinya;
2. Menurut ...: -- sangkanya

Menurut Webster : ( at )

Digunakan sebagai kata fungsi untuk menunjukan kehadiran atau kejadian

3
 Pengertian tanaman

Menurut KBBI :

1. Tumbuhan yang biasa ditanam orang: ~ sayuran, buah-buahan, dan sebagainya;


2. Hasil menanam; yang ditanam; pendaman: di rumah kuno itu telah ditemukan ~ harta
karun;

Menurut Webster : ( crop )

Untuk menempatkan di dalam atau di tanah untuk pertumbuhan

 Pengertian perkebunan

Menurut KBBI :

1. Hal berkebun;
2. Perusahaan yang mengusahakan kebun; 3 tanah yang dijadikan kebun; budi
daya perkebunan (karet, kopi, dan sebagainya) yang diusahakan secara baik, sungguh-
sungguh, dan terencana untuk memperoleh hasil komoditas yang sebaik-baiknya

Menurut Webster : ( plantation )

1. Kelompok tanaman yang biasanya besar dan terutama pohon yang sedang
dibudidayakan
2. Tempat yang ditanami atau di bawah kultivasi
3. Sebuah lahan pertanian biasanya dikerjakan oleh buruh penduduk

 Pengertian utama

Menurut KBBI :

1. Terbaik; nomor satu; amat baik; lebih baik dari yang lain-lain;
2. Terpenting; pokok:

Menurut Webster : (prime, principal )

1. Yang sering di kapitalisasi


2. Tahapan paling awal
3. Bagian terbaik
4. Paling penting/berpengaruh

Jadi definisi dari penyakit penting pada tanaman perkebunan utama ialah mikroorganisme
pengganggu yang mendapatkan makanan dari tanaman yang ditumpaginya sehingga tanaman
sakit dan menimbulkan kerugian secara ekonomi, antara lain adalah golongan jamur
(cendawan), bakteri, molikut (bakteri tanpa dinding sel), nematoda, protozoa, virus dan viroid
(partikel yang menyerupai virus), serta tumbuhan berbiji tingkat tinggi yang bersifat sebagai
parasit. Yang menyerang tanaman perkebunan utama khususnya di Indonesia

4
2.2 Penyakit Penting Pada Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit
Serangan penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit diketahui memiliki
pengaruh yang besar terhadap produktifitas dan kualitas kelapa sawit. Kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu
primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi
Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia
telah mendorong Pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan ekspor minyak kelapa
sawit. Namun kendala yang sering terjadi dilapangan adalah produksi kelapa sawit yang tidak
stabil, naik turun.Pada tanaman kelapa sawit diketahui terdapat beberapa jenis penyakit yang
tidak bisa dianggap remeh. Penyakit kelapa sawit bisa menyerang pada seluruh bagian
tanaman, mulai dari akar, batang, dan pucuk tanaman. Jenis-jenis penyakit yang menyerang
pertanaman kelapa sawit diantaranya yaitu penyakit akar, penyakit busuk pangkal batang,
penyakit busuk kuncup, penyakit garis kuning, anthracnose, dan penyakit tajuk. Infeksi
penyakit-penyakit tersebut bisa menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, tanaman
tumbuh kerdil, tanaman mati dan rebah serta menurunnya produksi kelapa sawit secara
keseluruhan.
Berikut ini jenis-jenis penyakit yang sering dijumpai pada tanaman kelapa sawit serta gejala
serangannya ;
1. Penyakit Akar / Busuk Akar Sawit (Blast disease)
Penyakit akar atau disebut juga Blast disease disebabkan oleh cendawan/jamur
Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp. Cendawan ini menyerang sistem perakaran tanaman
kelapa sawit yang berada didalam tanah dan menyebabkan akar tanaman membusuk. Akar
tanaman yang terinfeksi membusuk dan rusak sehingga fungsinya sebagai penyerap nutrisi
dan air terhenti. Akibatnya tanaman kelapa sawit mengalami pertumbuhan yang tidak
normal dan lama kelamaan mati.
Gejala yang terlihat pada tanaman yang terinfeksi jamur Rhizoctonia lamellifera dan
Phytium sp adalah ; pertumbuhan tanaman yang tidak normal, pertumbuhan kerdil,
tanaman menjadi lemah dan terjadi nekrosis (daun berubah warna dari hijau menjadi
kuning) pada daun tanaman. Perubahan warna daun (nekrosis) dimulai dari ujung daun dan
dalam waktu hanya beberapa hari saja tanaman akan mati. Penyakit ini bisa menyerang
mulai dari pembibitan, tanaman muda hingga tanaman dewasa.
Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit akar pada tanaman kelapa
sawit adalah dengan melakukan budidaya yang baik dan benar sesuai dengan prosedur
budidaya yang dianjurkan. Tindakan yang paling efesien untuk mencegah penyakit akar
sebaiknya dilakukan sejak dini, yakni sejak pemilihan bibit dan persemaian.

2. Penyakit Busuk Pangkal Batang (Basal stem rot atau Ganoderma)


Penyakit busuk pangkal batang disebut juga penyakit Basal stem rot atau
Ganoderma, merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur dan menyerang pangkal
batang tanaman kelapa sawit. Penyakit busuk pangkal batang pada tanaman kelapa sawit
disebabkan oleh jamur Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum, dan Ganoderma
pseudofferum. Pangkal batang tanaman yang terinfeksi akan membusuk dan lunak. Penyakit
ini sering dijumpai pada tanaman muda dan tanaman dewasa. Penyakit ini dapat menular

5
ketanaman lainnya jika akarnya bersentuhan dengan tunggul pohon yang terinfeksi atau
bersentuhan dengan sisa-sisa tanaman terinfeksi.
Gejala umum yang terlihat jika tanaman terinfeksi jamur tersebut adalah daun
berubah warna menjadi hijau pucat dan janur (daun muda) yeng terbentuk sedikit. Pelepah
banyak yang patah dan menggantung pada batang, daun-daun tua menjadi terkulai layu.
Gejala pada pangkal batang yaitu pangkal batang menghitam, terdapat getah atau lendir
keluar dari bagian yang terinfeksi. Selanjutnya batang tanaman akan membusuk dan
berwarna coklat muda. Dan pada akhirnya daun dan pelepah berjatuhan dan batang roboh.
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini
adalah sebagai berikut ;
 Membersihakan lahan dari sisa-sisa pelapukan tunggul kayu.
 Menggunakan bibit yang sehat dan berkualitas.
 Melakukan pengapuran atau penaburan dolomit pada lubang tanam untuk
meningkatkan pH tanah yang rendah.
 Jika lahan adalah bekas tanaman kelapa sawit, tunggul-tunggul sawit harus
dibongkar dan dimusnahkan dengan cara dibakar.
 Jika ada tanaman yang terinfeksi harus segra dibongkar beserta tunggulnya dan
dibakar agar tidak menular ketanaman lainnya.
 Pengapuran pada bekas tunggul tanaman yang terinfeksi.

3. Penyakit Busuk Kuncup (Spear rot)


Penyakit busuk kuncup atau dikenal dengan istilah Spear rot, adalah penyakit pada
tanaman kelapa sawit yang menyerang bagian kuncup atau pucuk tanaman. Penyakit ini
menyebabkan tanaman tumbuh tidak normal, kerdil, pertumbuhan lambat dan tidak mampu
membentuk buah. Penyakit busuk kuncup sering menyerang tanaman muda sebelum
tanaman berproduksi. Gejala penyakit ini dapat diketahui jika terdapat tanaman yang
kuncupnya membengkok atau melengkung. Jika diperhatikan dengan seksama, jaringan
pada kuncup membusuk dan berwarna kecokelat-cokelatan. Penyebab penyakit ini belum
diketahui dengan pasti. Upaya penanggulangan penyakit ini bisa dilakukan dengan
memotong bagian kuncup yang terinfeksi.

4. Penyakit Garis Kuning (Patch yellow)


Penyakit garis kuning atau disebut juga Patch yellow merupakan penyakit yang
menyerang bagian daun tanaman yang dimulai dari daun muda. Penyakit ini disebut juga
sebagai penyakit fusarium karena disebabkan oleh jamur Fusarium Oxiysporum. Tanaman
kelapa sawit yang terinfeksi penyakit ini daun-daunnya akan mengering dan gugur. Penyakit
garis kuning menyerang daun sejak daun bagian ujung daun belum membuka. Serangan
jamur Fusarium Oxysporum dapat menyebabkan tanaman pertumbuhan yang tidak normal,
tanaman tidak mampu membentuk bunga dan buah.
Gejala penyakit garis kuning terlihat pada daun yang terdapat bercak-bercak lonjong
berwarna kuning. Ditengah bercak-bercak kuning tersebut terdapat bercak berwarna
cokelat. Penyakit ini sudah menyerang pada saat bagian ujung daun belum membuka, dan
akan menyebar ke helai daun lain yang telah terbuka pada pelepah yang sama. Penyakit ini
menyerang tanaman yang mempunyai kepekaan tinggi dan disebabkan oleh faktor turunan.

6
Usaha pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara usaha inokulasi
penyakit pada bibit dan tanaman muda. Dengan cara ini diketahui dapat mengurangi
penyakit di pesemaian dan tanaman muda di lapangan.

5. Anthracnose
Penyakit antraknosa juga dapat menyerang pada tanaman kelapa sawit. Bagian
tanaman yang diserang adalah daun dan tulang daun. Penyakit antraknosa pada tanaman
kelapa sawit disebabkan oleh beberapa jenis jamur, yaitu jamur Melanconium sp,
Glomerella cingulata, dan Botryodiplodia palmarum. Daun-daun tanaman kelapa sawit yang
terinfeksi akan mengering, dan pada serangan berat, penyakit antraknosa dapat
menyebabkan kematian tanaman.
Gejala penyakit antraknosa pada tanaman kelapa sawit dapat diketahui jika terdapat
bercak-bercak cokelat tua pada ujung daun dan tepi daun. Bercak-bercak dikelilingi warna
kuning yang merupakan batas antara bagian daun yang sehat dan yang terserang. Jika
menyerang tulang daun, terlihat adanya warna cokelat dan hitam diantara tulang daun.
Pada serangan parah, seluruh daun akan mengering dan selanjutnya tanaman mati.
Penanggulangan penyakit antraknosa pada tanaman kelapa sawit dapat dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut ;
 Menggunakan bibit yang sehat dan berkualitas,
 Pemeliharaan bibit yang baik dengan penyiraman dan pemupukan yang teratur,
 Mengatur jarak tanam dengan menanam tidak terlalu rapat,
 Menanam bibit dengan benar, jangan sampai media semai rusak atau pecah saat
melakukan penanaman.

6. Penyakit Tajuk (Crown disease)


Penyakit tajuk atau penyakit Crown disease adalah penyakit pada tanaman kelapa
sawit yang disebabkyan oleh gen keturunan tanaman induk. Penyakit ini merupakan
penyakit merupakan penyakit yang berbahaya dan perlu penanganan yang serius. Jika tidak,
sudah dapat dipastikan tanaman kelapa sawit yang berasal dari induk berpenyakit
produktifitasnya sangat rendah karena tanaman tidak dapat membentuk buah dengan
maksimal.
Gejala penyakit keturunan ini tampak pada tanaman kelapa sawit yang berusia 2
hingga 4 tahun setelah tanam. Tanaman yang memiliki gen penyakit tajuk dapat diketahui
jika terdapat pelepah yang bengkok dan tidak memiliki helai daun. Gejala lainnya yaitu helai
daun mulai pertengahan sampai ujung pelepah kecil-kecil, sobek, atau tidak ada sama sekali.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyakit ini
adalah sebagai berikut ;
 Menggunakan bibit yang sehat dan berkualitas dan jelas asal – usulnya,
 Menggunakan bibit bersertifikat yang sudah terbukti kualitasnya,
 Menyingkirkan tanaman-tanaman yang memiliki gen panyakit tajuk.

7
2.3 Penyakit Penting Pada Tanaman Teh

1. Cacar daun (Exobasidium vexans Massee)

Penyakit tersebar melalui spora yang terbawa angin, serangga atau manusia,
perkembangan penyakit dipengaruhi oleh kelemaban udara yang tinggi, angin, ketinggian
lokasi kebun dan sifat tanaman. Banyaknya bulu daun pada peko dapat
mempertinggi ketahanan terhadap penyakit cacar.

Penyakit cacar daun teh yang disebabkan oleh jamur E. vexans dapat menurunkan
produksi pucuk basah sampai 50 persen karena menyerang daun atau ranting yang
masih muda. Umumnya serangan terjadi pada pucuk peko, daun pertama, kedua dan
ketiga.

Gejala Penyakit :

 Bintik-bintik kecil tembus cahaya, kemudian bercak melebar dengan pusat tidak
berwarna dibatasi oleh cincin berwarna hijau, lebih hijau dari sekelilingnya dan
menonjol ke bawah
 Pusat bercak menjadi coklat tua akhirnya mati sehingga terjadi lobang

Cara Pengendaliannya :
 Pengaturan naungan agar sinar matahari dapat masuk ke kebun
 Pemangkasan teh di musim kemarau agar tanaman yang baru dipangkas
dapat berkembang karena pada saat ini cacar teh sulit berkembang
 Pengaturan daur petik kurang dari 9 hari dapat mengurangi sumber penularan baru
karena pucuk terserang sudah terpetik
 Ditanam klon teh yang tahan terhadap penyakit cacar daun.

2. Penyakit akar

Penyakit akar yang penting pada tanaman teh yaitu: (1) Penyakit akar merah anggur
(Ganodermapseudoferreum); (2) Penyakit akar merah bata (Proria hypolateritia); (3)
Penyakit akar hitam (Rosellinia arcuata dan R. bunodes); (4) Penyakit leher akar (Ustulina
maxima); (5) Penyakit kanker belah (Armellaria fuscipes).
Kelima penyakit ini menular melalui kontak akar sakit dengan akar sehat atau melalui
benang jamur yangmenjalar bebas dalam tanah atau pada sampah-sampah di atas
permukaan tanah (jamur kanker belah).

Gejala Penyakit :
 Daun menguning, layu, gugur dan akhirnya tanaman mati
 Batang tanaman teh terbelah dari bagian bawah ke atas, kayu menjadi busuk kering dan
lunak sehingga mudah hancur (penyakit kanker belah)

Cara Pengendaliannya :

8
 Penanaman pohon pelindung yang tahan, membongkar tanaman teh yang terserang
 Menjaga kebersihan kebun dan pemberian Trichoderma sp. 200 gram per pohon pada
lobang bekas tanaman yang dibongkar dan tanaman disekitarnya pada awal musim
hujan, di ulang setiap 6 bulan sekali sampai tidak ditemukan gejala penyakit akar di
daerah tersebut
 Tanaman teh disekitarnya diberi pupuk kandang atau pupuk organik

3. Penyakit busuk daun (Cylindrocladium scoparium dan Glomerella cingulata)

Penyakit busuk daun disebabkan oleh C. Scoparium dan G. cingulata yang menyerang
tanaman teh dipesemaian, dapat mengakibatkan matinya setek teh. Bibit terserang, timbul
bercak-bercak coklat pada daun induknya, dimulai dari bagian ujung atau dari ketiak daun.

Gejala Penyakit :
 Daun induk terlepas dari tangkai, akhirnya setek mengering /mati
 Serangan lain dimulai dari ujung tunas,kemudian meluas ke bawah akhirnya seluruh tunas
mengering
 Penyebaran penyakit melalui konidia yang dapat bertahan lama di dalam tanah

Cara Pengendaliannya :
 Mengatur kelembaban di pesemaian dan membuat parit penyalur airuntuk mencegah
penggenangan (drainase)
 Penyemprotan fungisida kontak yang telah direkomendasikan

4. Penyakit mati ujung (Die back)

Penyakit mati ujung disebabkan oleh jamur Pestalotia theae yang menyerang
tanaman terutama melalui luka atau bagian daun yang rusak. Penyakit ini akan timbul pada
tanaman yang lemah karena kekurangan unsur hara (N dan K), pemetikan yang berat,
kekeringan, angin kencang dan sinar matahari yang kuat.

Gejala Penyakit :
 daun dimulai bercak kecil berwarna coklat, kemudian melebar
 bercak keabu-abuan dengan tepinya berwarna coklat
 Serangan jamur dapat menjalar sampai ke tunas sehingga ranting dan tunas mengering

Cara Pengendaliannya :
 Pemeliharaan kondisi tanaman yang baik yaitu pemupukan berimbang
 Membuang bagian tanaman yang terinfeksi dan pengaturan naungan sehingga bidang
petiknya tidak terkena sinar matahari langsung

9
2.4. Penyakit Penting pada Tanaman Perkebunan Kopi

1. Karat daun tanaman kopi

Penyebab Penyakit :
Jamur Hemileia vastatrix
Gejala Penyakit :
 Timbul bercak kuning pada daun tanaman kopi.
 Warna bercak tsb kemudian berubah menjadi coklat.
 Permukaan bercak tsb pada sisi bawah daun terdapat seperti tepung berwarna jingga
 Pohon tanaman kopi berwarna kekuningan daunnya akan gugur, pohon menjadi gundul.

2. Penyakit Bercak daun tanaman kopi

Penyebab :
Jamur Mycosphaerella coffeicola
Gejala :
 Daun tanaman kopi yang sakit timbul bercak berwarna kuning
 Pinggir daun tanaman kopi dikelilingi lingkaran berwarna kuning.
 Buah kopi yang terserang akan timbul bercak berwarna coklat,
 Bercak ini membusuk dan menyebar ke biji sehingga menurunkan kualitas biji kopi
Cara pengendaliannya :
Dengan pemberian naungan yang tepat usahakan tidak membuat tanaman lembab atau
dengan penyemprotan menggunakan Bavistin 50 WP (misalnya)

3. Penyakit Jamur upas tanaman kopi

Penyebab :
Jamur Corticium salmonicolor

Gejala :
 Serangan dimulai pada tabaman kopi baik batang, cabang, ranting dengan adanya
benang-benang jamur tipis seperti sutera, berbentuk sarang laba laba.
 Selanjutnya pada bagian akan membusuk sehingga warna menjadi coklat tua atau hitam.
Cara Pengendalian :
Dengan memotong batang yang sakit kemudian membakarnya atau langsung menggunakan
fungisida seperti Delsene MX 200

4. Penyakit akar kopi : coklat, hitam,putih

Penyebab :
Jamur Rosellinia bunodes
Gejala :
 Warna daun hkekuningan, kusam, layu lalu mati dan menggantung dan cabang kering
 Akar tunggang tertutup oleh kerak seperti butir-butir tanah yang melekat.
 Diantara butir-butir tanah seperti anyaman benang jamur coklat kehitaman.
 kayu akar yang terserang akanmembusuk, kering dan lunak.
Cara Pengendalian :

10
Membongkar akar tanaman kemudian membakarnya dan bekasnya jangan ditanami hingga
2 tahun minimal lamanya

2.5 Penyakit Penting Pada Tanaman Perkebunan Karet

Kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit pada tanaman karet umumnya lebih besar
dibandingkan dengan serangan hama. Selain karena kerusakan akibat serangan penyakit,
kerugian lain ialah besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menanggulanginya. Maka dari
itu upaya pencegahan harus di perhatikan penuh serta pengamatan dini secara terus menerus
sangat penting. Penyakit pada tanaman karet dengan kerugian besar disebabkan oleh
cendawan. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus tidak begitu besar. Penyakit
tanaman karet menyerang dari wilayah akar, batang, bidang sadap, hingga daun.

Jenis dan ciri pada Penyakit karet beserta cara pengendaliannya, Seperti :

1. Penyakit yang menyerang akar


a. Penyakit Akar Putih
Disebut penyakit akar putih karena di akar tanaman yang terserang terlihat miselia
jamur berbentuk benang berwarna putih dan menempel kuat dan sulit dilepas. Akar
tanaman yang terinfeksi akan menjadi lunak, membusuk, dan berwarna coklat.
Penyebab penyakit akar putih adalah cendawan (rigidoporus lignosus) yang
membentuk badan buah seperti topi di akar, pangkal batang, dan tunggul
tanaman.badan buah cendawan ini berwarna jingga kekuningan dengan lubang lubang
kecil di bagian bawah tempat spora. Jika badan buah kering akan berwarna coklat.
Gejala penyakit akar putih :
 Daun daun tanaman menjadi pucat kuning dengan tepi ujungnya terlipat ke dalam.
Daun daun ini akan gugur dan rantingnya mati.
 Tanaman yang terserang membentuk daun daun muda, bungan dan buah lebih awal.
 Pada akar tampak benang benang jamur putih dan agak tebal.
Penyakit akar putih merupakan jenis penyakit yang berbahaya bagi perkebunan
karet. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian pada tanaman dengan intensitas
yang sangat tinggi. Serangan sering di jumpai pada tanaman karet yang berumur 2-4
tahun.tanah bertekstur tanah gembur dan berpasir yang paling banyak menyerang
ditemui pada perkebunan karet.

Pengendalian penyakit akar :

 Penyingiran dan pembakaran sisa sisa tunggul tanaman lama di areal perkebunan.
 Menanam tanaman penutup (cover croop) terutama kacang kacangan. Tanaman ini
membantu mempercepat penguraian akar akar tanaman yang tersisa.
 Menanam bibit karet yang bebas bibit penyakit akar putih.
 Membenamkan belerang untuk melindungi tanaman baru jika ditanam pada lahan
bekas perkebunan karet.
 Jangan menanam ubi jalar dan ubi kayu di sela tanaman karet karena tanaman ini
sebagai inang penyakit tanaman putih.

11
 Membongkar tanaman sakit yang sudah parah. Dan di bekas galian harus di bubuhi
belerang sebanyak 200 gram.

a. Penyakit Akar Merah


Penyebab penyakit akar merah adalah ganoderma pseudoperrum.bentuk badan
buah jamur berbentuk topidan tersusun pada pangkal batang tanaman.permukaan
badan atas berwarna merah coklat, dan permukaan bawahnya berwarna putih
kelabupenuh lubang keciltempat spora. Badan buahnya mengeras dan pengeriput.

Gejala Penyakit Akar Merah :

 warna daun berubah menjadi hijau pucat suram, kemudian menguning dan akirnya
gugur
 Perakaranya di liputi benang benang jamur berwarna merah muda sampai merah
tua
 Akar tanaman yang sakit akan membusuk dan berwarna jingga kehitaman. Bila
ditekan akan mengeluarkan cairan.

Pengendalian penyakit ini sama dengan pengendalian penyakit akar putih yaitu:

 Pemeriksaan dilakukan selama 6 atau 12 bulan sekali terutama untuk tanaman yang
berumur di bawah 5 tahun.
 Pengendalian harus segera dilakukan bila terjadi pucat atau kuning dan akiar
terdapat micellia merah.
 Tanaman yang sudah di kendalikan penyakitnya haruslah di perinksa lagi untuk
memastikan penyakit benar benar terkendalikan.

2. Penyakit yang menyerang Batang


a. Jamur Upas
Penyakit jamur upas menyerang percabangan atau batang tanaman
sehingga mengakibatkancabang dan tajuk mudah patah atau mati. Seranganya
sering di jumpai pada tanaman muda antara 3-7 tahun. Kebun di daerah
kelembabanya yang tinggi dan memiliki curah hujan yang tinggi yang mudah
terserang penyakit jamur upas. Penularan penyakit ini ialah dengan cara penyebaran
angin. Jamur upas sangat banyak memproduksi spora pada lapisan kerak berwarna
merah lapiran tebal berwarna merar tuapada kulit yang terserang. Bila bagian itu
diketok akan mengeluarkan spora yang bertaburan.
Penyebab penyakit ini ialah jamur upasia salmonicolor. Jamur ini memiliki
empat tingkatan perkembangan. Mula-mula terbentuk lapisan jamur tipis dan
berwarna putih pada permukaan kulit (tingkat sarang laba laba) kemudian jamur ini
membentuk sekumpulan benang jamur (tingkat bongkol).

Gejala Jamur Upas pada Batang Karet :

 Pada pangkal atau atas percabangan tampak benang benang berwarna putih
sutera

12
 Bagian tanaman yang terserang akan mengeluarkan cairan lateks berwarna
coklat kehitaman yang keluar seperti terluka
 Bagian kayu bawah kulit menjadi rusak dan menghitam. Jika terjadi serangan
pada percabangan tanaman akan mati dan mudah patah jika terkena angin

Pengendalian Penyakit :

 Penanaman tanaman yang tahan terhadap penyakit jamur upas, seperti; GT 1, PR


255, PR 300, PR 107
 Penanaman sesuai anjuran dan sesuai keadaan di daerah tersebut
 Pengendalian dilakukan secepat mungkin saat tingkat sarang laba laba
 Tanaman yang sudah mati haru segera di musnahkan dan tunggul di taburi
pungisida
 Jika percabangan sudah terkena, maka kulit harus di kupas dan dilumuri pungisida

b. Kanker Bercak
Penyebab penyakit ini ialah jamur phytopthora palmivora. Jamur ini mempunyai
bennag benang warna putih yang tidak jelas bila dilihat dengan kasat mata. Kerusakan
karna penyakit kanker bercak ialah kerusakan pada kulit luar bidang sadap atau kulit
percabangan sehingga tanaman akan tumbuh tidak normal dan akirnya mati. Serangan
banyak terjadi di daerah yang kelembapanya tinggi dan beriklim basah. Penyebaran
spora bisa lewat angin, arus air, percikan air, dan vektor.

Gejala dari kanker Bercak :

 kulit atau cabang di kerok akan terlihat berwarna coklat kemerahan atau berbau
busuk
 Bagian batang yang terserang biasanya pecah dan mengeluarkan latek, dan akan di
kerumuni serangga penggerek batang

Pengendalian Kanker Bercak pada Batang :

 Penanaman tahan penyakit sperti GT 1


 Jarak tanam datur sesuai daerah dan anjuran.
 Sanistasi
 Kulit yang membusuk di potong sampai ke bagian yang sehat.

3. Penyakit daun
a. Penyakit embun tepung
Penyakit embun tepung adalah jamur Oidium haveae sehingga penyakit ini
disebut Oidium. Jamur ini memiliki benang benang berwarna putihyang merupakan
tempat menghasilkan spora. Sporanya seperti tepung halus mudah diterbangkan
oleh angin dan mudah tercuci di atas permukaan daun oleh air hujan. Penyakit ini
sangat merugikan bagi pertanian karet karena daun muda berguguran. Akibatnya
pertumbuhan tanaman akan terhambat, produksi lateks menurun, dan produksi biji
merosot.

13
Serangan paling hebat akan terjadi bila cuaca kering diselingi hujan yang
singkat di malam hariatau di pagi hari pada saat tanaman sedang membentuk daun
daun muda. Serangan akan lebih besar terjadi di kebun pada ketinggian 300 m dari
permukaan laut. Penularan penyakit ini memalui spora yang diterbangkan oleh
angib atau embun, dapat mencapai jarak yang jauh.

Gejala penyakit Embun Tepung :

 daun muda berwarna hitam, lemas, keriput, dan seperti lendir


 Di bawah permukaan daun terdapat bercak bercak bundar berwarna putih
seperti tepung halus yang terjadi dari benang benang hifa dan spora jamur
 Helaian daun yang tua bercak kuning, tetapi hanya beberapa helai gugur
 Serangan pada bunga menyebabkan bunga gugur

Pengendalian penyakit Embun Tepung :

 Menanam varietas yang tahan terhadap penyakit.


 Tanaman yang terserang sebaiknya diberi pupuk N dengan dosis tinggi. Sebaiknya
2 kali dosis anjuran pada saat daun daun baru mulai terbentuk.
 Klon yang peka di okulasi dengan tanaman yang tahan penyakit.
 Pemberian serbuk belerang seminggu sekali selama lima minggu, dilakukan pada
saat 10 % pohon tersebut membentuk daun baru dan mulai terserang penyakit
embun tepung.

b. Penyakit colletotrichum

Penyebab penyakit ini adalah cendawan colletotrichum gloeosporides. Spora


banyak dihasilkan pada bercak bercak-bercak daun. Dalam cuaca lembab atau hujan.
Benang benang hifa kurang jelas jika dilihat dengan kasat mata. Cendawan ini
mengakibatkan daun tanaman karet gugur sehingga pertumbuhan tanaman cendrung
terhambat. Serangan penyakit sering terjadi saat tanaman masih berbentuk daun muda
pada musim hujan. Dan juga tanaman yang di daerah tinggi dan curah hujan yang tinggi
seranganya sangat hebat. Penularan penyakit ini melalui spora yang di terbangkan oleh
angin atau hujan. Penyebaran spora biasanya pada malam hari, pada cuaca lembab dan
pada saat hujan.

Gejala penyakit Colletotrichum :

 Daun muda tampak lemas berwarna hitam, keriput, bagian ujungnya mati dan
menggulung, dan akirnya gugur
 Daun tua tampak bercak bercak coklat atau hitam kemudian menjadi lubang,
mengeriput dan sebagian ujungnya mati
 Pucuk, ranting, dan buah gejalanya seperti pada daun

Pengendalian Penyakit Colletotrichum :

 Penanaman tanaman yang tahan penyakit


 Pemberian pupuk yang ekstra

14
 Pengokulasian dengan tanaman yang tahan.
 Daun digugurkan lebih awal dengan penyemprotan dengan asam kakodilik
 Penggunaan fungisida

c. Penyakit Phytophtora

Penyebabnya adalah cendawan Phytophthora botriosa atau Phytophthora palmivora.

Gejala :

 Pada buah yang berwarna hitam dan membusuk


 Daun buah, serangan akan menular hingga ke daun tangkainya sehingga dalam
beberapa minggu kemudian daun dan tangkain gugur

Pengendaliannya :
 Klon yaang peka terhadap penyakit ini jangan di tananami,didaearh yang sering
terserang penyakit ini. Seperti PB 86, PRIM 600, Tjir 1 atau PR 107
 Perlindungan tanaman dari seranga cendawan Phytophthora botriosa atau
Phytophthora palmivora. Dilakukan penyemprotan dengan fungisida

15
2.6 Penyakit Penting Pada Tanaman Perkebunan Coklat (Kokoa)
Seluruh bagian tanaman kakao dapat terserang penyakit. Jika lingkungan mendukung,
penyakit dapat berkembang dengan baik dan dapat sangat merugikan usaha budidya. Suatu
tanaman diketahui terkena penyakit hanya pada saat telah menampakan gejala-gejala atau
kerusakan tertentu. Tindakan diagnosis sangat penting segera dilakukan ketika tanaman
memunculkan kelainan-kelainan yang adalah akibat dari penyakit. Diagnosis bertujuan agar
didapatkan pertimbangan-pertimbangan yang sesuai ketika hendak menanggulangi suatu
penyakit tertentu.

Di Indonesia, penyakit-penyakit tanaman kakao meliputi ; penyakit busuk buah


(Phytophthora palmivora), kanker batang (Phytophthora palmivora),antraknose colletotrochum
(Colletotrochum gloeosporioides), dan vascular streak dieback(Oncobasidium theobromae).

Busuk buah kakao disebabkan oleh jamur P. Palmivora Butl. (Butl) yang mampu bertahan
hidup hingga bertahun-tahun dalam tanah. Busuk buah biasanya terjadi mulai dari bagian ujung
atau pangkal buah karena dipangkal atau ujung buah adalah tempat tergenangnya air yang
menjadi media tumbuh jamur penyebab penyakit ini. Bagian yang busuk biasanya berwarna
cokelat-kehitaman. Jika selalu pada kondisi lembab, dari bagian kulit buah akan muncul spora
dari P. palmivora.

Penyakit kanker batang kakao dapat terlihat jika batang kakao (kulit batangnya) terdapat
bercak berwarna kehitaman dan pada bercak ini sering dijumpai cairan kemerahan. Bila kulit
batang ini dikelupas, maka akan terlihat adanya pembusukan didalam batang atau cabang
tersebut. Penyebab kanker batang tanaman kakao adalah jamur P. palmivora.

Gejala tanaman kakao terkena penyakit antraknose colletotrichum dapat terlihat pada
daun kakao karena penyakit ini menyerang daun. Jika menyerang daun muda, maka daun akan
mudah rontok, dan jika serangan sering terjadi maka tidak akan terlihat daun pada ranting-
ranting kakao. Jika serangan berat, maka ranting-ranting piun dapat mati.

Tanaman kakao yang terkena penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) memiliki daun yang
menguning tetapi ada bercak-bercak hijau di daun tersebut. Jika pangkal daun bila disayat, akan
terlihat tiga titik hitam di bekas dudukan pangkal daun. Jika ranting tempat daun itu dibelah
membujur, akan terlihat garis cokelat pada jaringan xilem dan berakhir pada posisi pangkal
daun yang terserang VSD.

16
2.6 Penyakit Penting Pada Tanaman Perkebunan Tebu
Penyakit pada tanaman tebu yang disebkan oleh fungi adalah :

1. Noda Merah
Tahun 1983, penyakit noda merah (Red Leaf Spot) disebabkan oleh cendawan
Eriosphaeria sacchari dan penyakit ini terdapat baik pada bagian atas maupun pada bagian
bawah daun dari daun tebu, tetapi pada bagian bawah lebih jernih warnanya. pada
permulaan timbul bintik halus pada bagian bawah dari daun, yang berwarna merah dan
dikelilingi oleh suatu tepi yang kuning. Bintik merah membesar, dan tetap dikelilingi oleh
suatu tepi yang kuning. Noda-noda berbentuk lingkaran, kadang-kadang tidak teratur,
karena saling bersambung (Handojo, 1982).
2. Pokahbung
Penyakit pokahbung yang berarti “tunas yang rusak pucuknya” telah diberikan
kepada beberapa gejala-gejala pertumbuhan yang luar biasa dari tajuk daun tebu di Jawa.
Penyakit pokahbung disebabkan oleh jamur Fusarium moniliforme Sheld. Var. subglutinans
Wr. Et Rkg. Untuk pertama kali pokahbung dilaporkan di Jawa Barat pada tahun 1970-an.
Menurut Handojo (1982) membagi gejala pokahbung menjadi tiga tingkat yang
lazimnya disebut pb1, pb2, dan pb3. Pada pb1 gejala hanya terdapat pada daun. Helaian
daun yang baru saja membuka pangkalnya tampak klorotis. Pada bagian ini kelak timbul titi-
titik atau garis-garis merah. Jika penyakit meluas kedalam, maka daun-daun yang belum
membuka akan terserang juga. Daun-daun ini akan rusak dan tidak dapat membuka dengan
sempurna.
Pada pb2 jamur menyerang ujung batang yang masih muda, tetapi tidak
menyebabkan pembusukan. Pada batang yang masih muda ini terjadi garis-garis merah
kecoklatan yang dapat meluas menjadi rongga-rongga yang dalam. Rongga-rongga ini
mempunyai sekat-sekat melintang hingga tampak seperti tangga. Jika ujung batang dapat
tumbuh terus akan terjadi hambatan (stagnasi) pertumbuhan, dan pada bagian yang
berongga tadi batang membengkok.
Pada pb3 jamur menyerang titik tumbuh dan menyebabkan pembusukan. Busuknya
tunas ujung sering disertai dengan timbulnya bau tidak sedap. Serangan ini menyebabkan
matinya tanaman. Pada tahun 1935 di Jawa Barat dilakukan penghitungan pokahbung.
Diketahui bahwa busuk ujung berkisar antara 10,6 dan 38%. Kerugian untuk tiap 1 % adalah
0,35 dan 0,85 %.
Penyakit karena jamur pada umumnya, pokahbung dibantu oleh cuaca yang lembab.
Penyakit dibantu oleh hujan. Di Jawa biasanya penyakit meluas pada bulan Januari dan
Februari. Tebu yang subur cenderung lebih rentan ketimbang yang kurus. Penambahan
pupuk ammonium sulfat sampai batas tertentu menyebabkan bertambahnya pb 3
(Handojo, 1982).
3. Penyakit Mosaik
Disebabkan oleh virus dengan gejala serangan pada daun terdapat noda- noda atau
garis – garis berwarna hijau muda , hijau tua, atu klorosis yang sejajar dengan berkas –
berkas pembuluh kayu. Gejala ini jelas pada daun muda. Pengendalian dilakukan dengan
menanam jenis tebu yang tahan, menghindari infeksi dengan menggunkan bibit sehat dan
pembersihan lingkungan. Tanaman tebu (S. officinarum) dapat terserang berbagai jenis
penyakit yang disebabkan oleh virus yang diantaranya adalah penyakit mosaik yang di

17
sebabkan oleh virus Sugarcane Mosaic Virus (SCMV) . Kehadiran virus ini dapat
menghambat fotosintesis, merusak tanaman dan menekan tingkat produktifitas tanaman
tebu (S. officinarum) hingga 0.2% sampai 50% tergantung seberapa berat infeksi virus dan
ketahanan varietas terhadap virus SCMV (Duriat, 1979).
SCMV dapat mempertahankan diri pada tanaman jagung. Namun setelah itu tidak
ada lagi laporan tentang SCMV di Indonesia hingga ditemukan di Sulawesi Utara dan
Sulawesi Selatan walaupun serangannya tidak terlalu luas karena dari sebuah areal
pertanaman jagung yang diamati, hanya beberapa tanaman saja yang menampakkan gejala
serangan SCMV ini. SCMV ini telah ditemukan di hampir semua wilayah tropis dan subtropis
dimana tanaman jagung ditanam berdekatan dengan pertanaman tebu (Semangun, 1991).
Daun tanaman jagung yang terserang CSMV menampakkan gejala mosaik dengan
garis putus – putus berwarna hijau muda, hijau tua, dan kuning sepanjang tulang daun.
Infeksi yang terjadi lebih awal pada tanaman, periode inkubasi penyakit lebih singkat dan
persentase serangannya lebih tinggi dibanding dengan tanaman yang terinfeksi lebih
lambat. Begitupula dengan tinggi tanaman, pertumbuhan tanaman semakin kerdil (Muis et
al.,1998).
4. Noda Kuning
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora kopkei dan banyak ditemukan di
daerah dataran tinggi yang lembab dengan gejala sebagai berikut: 1) pada daun muda
timbul noda-noda kuning pucat, kemudian berubah menjadi kuning terang segar. Warna ini
bertahan sampai daun menua kemudian timbul pula noda titik-titik atau garis-garis
berwarna darah kotor yang tak teratur; 2) pada cuaca lembab, bagian bawah daun tertutup
lapisan putih kotor yang keluar dari sulur-sulur cendawan; 3) helaian daun yang mati
berwarna agak kehitaman. Yellow spot muncul pada daun tebu karena suatu jamur yang
disebut dengan mycovellosiella koepki. Efek samping yang disebabkan adalah kadar sukrosa
dan hasil panen tanaman yang menurun. Penyebaran penyakit ini disebabkan karena curah
hujan dan kelembapan yang tinggi. Pada fase awal penyakit ini berbentuk bercak dengan
diameter 1-2 mm yang berwana kuning kemerahan dan berwarna kabur 24 keabu-abuan
pada bagian bawah daun.
5. Noda cincin
Penyakit ini disebabkan oleh tiga cendawan yaitu Heptosphaeria sacchari,
Helminthosporium sacchari dan Phyllsticta Saghina. Lesi penyakit noda cincin pada mulanya
terbentuk dari warna hijau tua menjadi kecoklatan. Lesi berbentuk lonjong memanjang
dengan lingkaran berwarna kuning. Lesi melebar dan bagian tengah lesi biasanya menjadi
kekuning-kuningan dengan tepi yang terlihat jelas berwarna merah kecoklatan. Lesi dari
penyakit noda cincin tersebut terutama terjadi pada helai daun tetapi dapat terjadi pada
pelepah daun dan memiliki ukuran yang bervariasi yaitu dari 1-5 x 4-18 mm. Penyakit noda
cincin pada umumnya tidak hanya terjadi pada daun yang berumur tua, tetapi juga daun
yang berumur lebih muda.Penyakit pada daun tebu ring spot muncul karena jamur
leptosphaeria sacchari . Media penyebaran penyakit ini berkembang baik pada keadaan
lembab dan hangat (musim panas). Mewabahnya penyakit ini semakin cepat dengan
bantuan hujan/angin. Secara fisik penyakit ini berwarna bronze brown dengan tepi
kekunigan saat dewasa (berbentuk seperti cincin). Dimulai dati bintik sampai berbentuk
oval bercak penyakit ini dapat berukuran 1-5 mm sampai 4-18 mm. Ring spot merupakan

18
penyakit yang dapat muncul pada daun tebu pada usia dewasa atau dalam kondisi siap
panen. Secara langsung penyakit ini tidak menyebabkan hasil panen menurun.
6. Penyakit Pembuluh
Penyakit pembuluh adalah salah satu penyakit yang juga sering menyerang di areal
pertanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Penyakit ini adalah penyakit yang menyerang
pada pertumbuhan vegetatif tanaman. Pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) yang
terserang oleh penyakit pembuluh ini maka tanaman yang terserang akan memperlihatkan
gejala pertumbuhan yang kurang sempurna atau terhambat yang terutama dapat
menyebabkan tanaman tebu menjadi kerdil dibanding ukuran semula (Garudatp, 2009).
7. Penyakit blondok
Penyakit belondok merupakan salah satu jenis penyakit yang menyerang pada areal
pertanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Penyakit blondok ini sendiri merupakan jenis
penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang memiliki ciri – ciri apabila batang dari tanaman
tebu (Saccharum officinarum L.) tersebut dibelah maka akan terlihat pembuluh – pembuluh
dari tanama tebu yang memiliki warna kuning ketuaan sampai dengan merah ketuaan
(Garudatp, 2009).
Salah satu penerapan PHT adalah pengendalian biologi yang dilakukan dengan
pendekatan penggunaan agens biokontrol yang dianggap lebih ramah lingkungan.
Pengendalian dengan memanfaatkan mikroorganisme antagonis. Diantara jamur antagonis
yang umum digunakan adalah Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. Kedua jamur ini
diketahui dapat memarasit miselium jamur Rhizoctonia dan Sclerotium, serta menghambat
pertumbuhan banyak jamur seperti Phytium, Fusarium dan mengurangi penyakit yang
disebabkan oleh sebagian patogen tersebut (Agrios, 1996)

19
BAB III
PENUTUP

3.1 . Kesimpulan
Penyakit penting pada tanaman perkebunan utama ialah mikroorganisme
pengganggu yang mendapatkan makanan dari tanaman yang ditumpaginya sehingga
tanaman sakit dan menimbulkan kerugian secara ekonomi, antara lain adalah golongan
jamur (cendawan), bakteri, molikut (bakteri tanpa dinding sel), nematoda, protozoa, virus
dan viroid (partikel yang menyerupai virus), serta tumbuhan berbiji tingkat tinggi yang
bersifat sebagai parasit. Yang menyerang tanaman perkebunan utama khususnya di
Indonesia, yaitu diantaranya tanaman karet, kelapa sawit, teh, kopi, Coklat (Kokoa), dan
tebu.

20
DAFTAR PUSTAKA

Qurannesia.Quran digital indonesia.Surat Al araf ayat 58

https://mitalom.com/penyakit-pada-tanaman-kelapa-sawit-dan-cara-mencegahnya

http://ditjenbun.pertanian.go.id/perlindungan/berita-214-penyakit-cacar-daun-teh-mengenal-
gejala-kerusakan-dan-cara-pengendaliannya

https://www.compasiana.com/penyakit-karet-lengkap-dan-pengendaliannya

www.perkebunan.litbang.pertanian.go.id

21

Anda mungkin juga menyukai