Anda di halaman 1dari 16

Peran Pusat2016

Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

PERAN PUSAT LOGISTIK BERIKAT (PLB) DALAM MENURUNKAN DWELLING


TIME DI PELABUHAN INDONESIA

The Role of Bonded Logistic Center (BLC) in Reducing Dwelling Time on


The Indonesian Port

Avif Haryana
Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan
Kementerian Perdagangan
Jl. M.I Ridwan Rais No. 5 Jakarta Pusat
Pos-el: vifhary@gmail.com,

ABSTRACT:In March 2016 the government has inaugurated the operation of Bonded Logistics
Center (BLC). BLC incentives are expected to be able to reduce logistics costs by lowering
national dwelling time on ports and make the warehouses closer to the industry. This study
aimed to analyze the differences between the dwelling time of import using PIB form and the
dwelling time of imports to be dumped in the BLC using BC 1.6 form. Based on the results of
interviews with PT TMMIN along with document and container flow analysis indicate that using
BC 1.6 forms,dwelling time will be cut as a result of the postponement of the payment of
customs duties, fulfilment of import permits and examination of containers and its documents.

Keywords:bonded logistic center, port, dwelling time, logistic cost

ABSTRAK: Pemerintah pada Bulan Maret 2016 telah meresmikan beroperasinya Pusat
Logistik Berikat (PLB). Insentif PLB diharapkan akan mampu mengurangi biaya logistik nasional
dengan menurunan dwelling time di pelabuhan dan mendekatkan gudang bahan baku ke industri.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan dwelling time antara importasi barang
untuk dipakai dengan formulir PIB dan importasi barang untuk ditimbun di PLB dengan formulir
BC 1.6. Berdasarkan hasil wawancara dengan PT TMMIN serta analisis alur dokumen dan peti
kemas menunjukkan bahwa dengan formulir BC 1.6 dwelling time akan terpangkas dengan
penundaan proses pembayaran bea masuk, pemenuhan syarat aturan pembatasan dan
pemeriksaan dokumen dan fisik peti kemas.

Kata Kunci: pusat logistik berikat, pelabuhan, dwelling time, biaya logistik
PENDAHULUAN kinerja logistik yang komprehensif
Turunnya peringkat Indonesia dalam mencakup prosedur kepabeanan, biaya
survei Logistic Performance Indeks (LPI)
2016 perlu mendapatkan perhatian oleh
para pemangku kebijakan. Dari 160
negara yang disurvei, Indonesia
mendapatkan peringkat ke-63 dengan
skor 2,98, mengalami penurunan
dibandingkan hasil survei periode
sebelumnya di tahun 2014 dimana saat
itu Indonesia mendapatkan peringkat
ke-53 dengan skor 3,08 (rentang skala
1-5, dengan 5 skala tertinggi). LPI
merupakan benchmarking tools yang
dikembangkan oleh World Bank yang
mengukur kinerja rantai pasok dalam
suatu negara dengan dibandingkan dan
diperingkat bersama negara-negara
lainnya. LPI memberikan gambaran

1 1
Peran Pusat2016
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

logistik, kualitas infrastruktur dalam


melacak pengiriman, ketepatan waktu
sampai ke tujuan dan kompetensi
industri logistik nasional (World Bank,
2007). Penurunan skor LPI ini sempat
dipertanyakan banyak pihak,
mengingat semenjak masa
pemerintahan Kabinet Kerja banyak
kebijakan pembenahan logistik
nasional diluncurkan, antara lain seperti
Tol Laut, Gerai Maritim,
pengembangan Indonesia Nasional
Single Window (INSW) Generasi-2,
Beyond Cabotage, mega proyek
infrastruktur logistik dan
pengembangan Pusat Logistik Berikat
(PLB). Dari beberapa diskusi1
terungkap bahwa skor

1
Sebagaiman disampaikan oleh Daniel
Alexander Van Tuijil dari World Bank dalam
seminar Jakarta International Logistics
Summit (JILSE) bulan Oktober 2016.

2 2
Peran Pusat2016
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

LPI 2016 belum mengakomodir terhadap masa tunggu bongkar muat di


perkembangan terkini sektor logistik di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta,
Indonesia. dimana waktu tunggu bongkar muat
Efisiensi prosedur kepabeanan untuk barang tertentu memakan waktu
di pelabuhan merupakan salah satu 5,5 hari dan 20 – 30 hari untuk barang
komponen penilaian LPI. Pelabuhan jenis bahan berbahaya dan beracun
merupakan titik simpul (node) dalam (B3). Presiden sempat menyebut
rantai pasok global, sehingga kinerja dwelling time di Pelabuhan Tanjung
suatu rantai pasok global juga Priok terlama di Asia (Lumanauw,
ditentukan oleh kinerja pelabuhan dalam 2015). Data dwelling time di Pelabuhan
rantai pasokan tersebut. Salah satu Tanjung Priok tahun 2015 ditunjukkan
aspek kinerja pelabuhan yang akhir- oleh Gambar 1. Dengan lamanya dwelling
akhir ini hangat diperbincangkan adalah time proses pengadaan bahan baku dan
dwelling time. bahan penolong yang berasal dari luar
negeri (impor) akan terhambat dan
berdampak pada biaya peningkatan biaya
logistik terutama pada biaya pengadaan
(procurement) dan biaya penyimpanan
bahan baku (holding cost). Pada
akhirnya, biaya logistik yang tinggi akan
berdampak pada produksi yang tidak
efisien dan rendahnya daya saing.
Pada akhir tahun 2015,
pemerintah melakukan terobosan di
bidang logistik yaitu dengan
meluncurkan kebijakan pemberian
insentif untuk pengembangan kawasan
Pusat Logistik Berikat (PLB). Kebijakan
ini merupakan bagian dari paket
kebijakan ekonomi tahap ke-2 atau yang
dikenal dengan paket kebijakan
ekonomi Jokowi jilid 2 yang diluncurkan
tanggal 29 September 2015. Berdasarkan
PP No. 85 Tahun 2015
Tentang Perubahan atas PP No. 32
Tahun 2009 Tentang Tempat
Penimbunan Berikat, definisi PLB
adalah bangunan, tempat, atau
sumber: (PT Pelabuhan Indonesia, 2016)
kawasan yang digunakan untuk
Gambar 1 Data Rata-Rata Bulanan menimbun barang asal luar daerah
Dwelling Time (Hari) di 4 Terminal Peti pabean dan/atau barang yang berasal
Kemas Pelabuhan Tanjung Priok Tahun dari tempat lain dalam daerah pabean
2015 dengan fasilitas penangguhan bea
masuk, dapat disertai 1 (satu) atau lebih
Menurut Pengelola Portal Indonesia kegiatan sederhana dalam jangka waktu
National Single Window (PP INSW) tertentu untuk dikeluarkan kembali.
dwelling time adalah waktu tunggu yang
dibutuhkan mulai saat peti kemas
diturunkan dari sarana pengangkut
hingga keluar dari area pelabuhan. Isu
dwelling time menjadi mengemuka di
pertengahan tahun 2015 menyusul
kekecewaan Presiden Joko Widodo

3 3
Peran Pusat2016
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

Esensi dari kebijakan ini yaitu dengan akhir bulan Oktober 2016,
menciptakan gudang penimbunan di terdapat 28 PLB yang sudah diresmikan
dalam negeri untuk barang impor dan diprediksi akan terus bertambah
terutama bahan baku dan bahan mengingat besarnya animo pelaku
penolong yang berlokasi di kawasan usaha terhadap kebijakan ini. Dari sisi
dekat dengan industri dengan insentif regulasi pemerintah telah meluncurkan
penundaan bea masuk dan pajak serta beberapa regulasi untuk mendukung
belum diberlakukan ketentuan operasional PLB yaitu:
pembatasan saat pemasukan barang. 1. Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun
PLB merupakan salah satu 2015 Tentang Perubahan atas PP
bentuk Tempat Penimbunan Berikat No. 32 Tahun 2009 Tentang Tempat
(TPB) yang dikembangkan dan Penimbunan Berikat.
diperluas fungsinya. Sebelum kebijakan 2. Peraturan Menteri Keuangan
insentif PLB diluncurkan, sudah ada Republik Indonesia No.
jenis TPB lainnya yang juga mendapat 272/PMK.04/2015 Tentang Pusat
fasilitas penundaan bea masuk dan Logistik Berikat.
pajak sebagaimana diatur dalam PP 3. Peraturan Menteri Perdagangan No.
No. 32 Tahun 2009 yang sudah dirubah 64/M-DAG/PER/9/2016 Tentang
yaitu: 1. Gudang Berikat; 2. Kawasan Ketentuan Pemasukan dan
Berikat; 3. Tempat Penyelenggaraan Pengeluaran Barang Asal Luar
Pameran Berikat; 4. Toko Bebas Bea; 5. Daerah Pabean Ke dan Dari Pusat
Tempat Lelang Berikat. 6; dan 7. Logistik Logistik Berikat.
Kawasan Daur Ulang Berikat. Adapun 4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan
keistimewaan PLB dibandingkan TPB Cukai No. PER-01/BC/2016 Tentang
lainnya antara lain (Supomo, 2016): Tata Laksana Pusat Logistik Berikat.
1. Kepemilikan barang yang ditimbun 5. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan
bisa milik sendiri, konsinyasi atau Cukai No. PER-02/BC/2016 Tentang
titipan. Tata Laksana Pengeluaran Barang
2. Waktu masa timbun sampai dengan Impor dari Kawasan Pabean untuk
3 tahun dan bisa diperpanjang jika Ditimbun di Pusat Logistik Berikat.
barang yang ditimbun merupakan 6. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan
barang untuk keperluan: a). Cukai No. PER-03/BC/2016 Tentang
Operasional minyak dan/atau gas Tata Laksana Pengeluaran Barang
bumi; b). Pertambangan; c). Industri Impor dari Pusat Logistik Berikat
tertentu; d). Industri lainnya dengan untuk Diimpor untuk Dipakai.
izin Kepala Kantor Pabean.
3. Digunakan nilai pabean (NP) saat Presiden berharap pembentukan
pengeluaran. PLB menjadi solusi dari permasalahan
4. Asal dan tujuan pengeluaran barang logistik nasional. Dengan adanya PLB,
fleksibel (one to many, many to one, pemerintah meyakini biaya logistik
many to many) nasional akan turun, dwelling time di
5. Jangka waktu izin seumur hidup pelabuhan semakin cepat, serta dapat
sampai dicabut. menarik investasi untuk pertumbuhan
6. Certificate of Origin (CoO)/ Surat ekonomi nasional (Setkab, 2016). Selain
Keterangan Asal (SKA) diterima dan itu pemerintah juga berharap fasilitas
bisa dikeluarkan secara parsial PLB dapat dioptimalkan oleh
7. Pemeriksaan oleh surveyor bisa perusahaan untuk mengembangkan
dilaksanakan di dalam PLB. usahanya dan memperluas jaringan
Kebijakan insentif PLB direspon pasokannya sehingga bisa mewujudkan
dengan antusias oleh para stake holder cita-cita Indonesia sebagai Hub Logistik
baik oleh kementerian dan lembaga di Asia Pasifik (Kemenkeu, 2016).
selaku pembuat regulasi pendukung Kebijakan PLB merupakan
maupun oleh pelaku usaha selaku
penerima manfaat kebijakan ini. Sampai

4 4
Peran Pusat2016
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

kebijakan nasional dan bukan hanya ditimbun di PLB mendapatkan insentif


merupakan kebijakan yaitu diberikan penangguhan bea
Kementerian/Lembaga tertentu. masuk, diberikan pembebasan cukai
Berbagai analisis dan tinjauan dan/atau tidak dipungut Pajak Dalam
komprehensif harus dilakukan untuk Rangka Impor (PDRI). Dengan adanya
mengawal, dan memberikan masukan insentif tersebut bahan baku dan barang
terkait kebijakan PLB supaya diperoleh penolong yang ditimbun di PLB
output dan outcome yang diharapkan. mempunyai keistimewaan dimana
Penelitian ini merupakan tinjauan yang adalah bahan baku atau barang modal
komprehensif mengapa dwelling time asal luar negeri yang ditimbun di PLB
bisa dipersingkat. Tulisan ini akan sudah berada di dalam negeri namun
menganalisis kebijakan PLB khususnya berstatus barang negara asal yang
dampak yang ditimbulkan dalam belum dikenai kewajiban bea masuk,
mengurangi dwelling time di pelabuhan cukai dan pajak serta belum dikenai
di Indonesia. aturan larangan dan pembatasan
barang impor. Hal ini sebagai akibat dari
METODOLOGI insentif penundaan bea masuk, cukai
Tulisan ini menggunakan analisis dan/atau pajak dengan jangka waktu
deskriptif kualitatif dimulai dengan (i) sampai dengan tiga tahun. Selain itu
menjelaskan insentif yang ditawarkan pemenuhan persyaratan tentang
oleh PLB terhadap barang impor (ii) ketentuan pembatasan akan dipenuhi
mendeskripsikan dan menganalisis ketika barang tersebut diimpor untuk
proses pergerakan peti kemas di dipakai dari PLB.
pelabuhan dan dwelling time; (iii)
menganalisis dampak pemanfaatan PLB
terhadap dwelling time di pelabuhan.
Dugaan/pernyaatan sementara tulisan
ini adalah bahwa implementasi PLB
akan mempersingkat dwelling time di
pelabuhan.
Data yang digunakan dalam
penulisan ini merupakan data primer
dan sekunder. Data primer diperoleh
dari pengusaha yang telah menerapkan
PLB dengan cara wawancara pada saat
acara pameran Indonesia Transport,
Supply Chain and Logistic (ITSCL) di
Jakarta International Expo Kemayoran Sumber: (Ditjen Bea Cukai, 2016)
tanggal
19 – 21 Oktober 2016. Data sekunder Gambar 2. Beberapa Skema Pemasukan
diperoleh dari literatur-literatur dan Pengeluaran Barang Dari dan Ke
sebelumnya, Kementerian PLB.
Perdagangan, Dirjen Bea dan Cukai,
dan berbagai media massa baik cetak Dalam konsep supply chain
maupun elektronik. management (SCM), strategi
penundaan (postponement strategy)
HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan salah satu strategi yang
Insentif Pusat Logistik Berikat (PLB) memberikan dampak yang nyata
terhadap terhadap keunggulan
Berdasarkan PMK kompetitif perusahaan dan performa
No.272/PMK.04/2015 Tentang Pusat organisasi (Cheng, et al. 2010). Dengan
Logistik Berikat dinyatakan bahwa fasilitas penundaan pengenaan bea
barang yang dimasukkan dari luar masuk, cukai dan/atau pajak,
daerah pabean (luar negeri) untuk pengusaha PLB bisa menyimpan bahan

5 5
Peran Pusat2016
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

baku atau barang penolong secara lebih Kode


Keterangan
dekat dengan industri pengguna di Formulir
dalam negeri dan lebih murah karena untuk pengeluaran barang yang
bea masuk, cukai dan/atau pajak belum diimpor untuk dipakai
BC 2.7 Pemberitahuan Pengeluaran
dipungut. Dari sisi industri pengguna, Barang untuk Diangkut dari TPB
lokasi pasokan bahan baku yang lebih ke TPB lainnya
dekat ke sisi hilir akan BC 2.8 PIB PLB/ Pemberitahuan pabean
menyederhanakan perencanaan untuk pengeluaran barang dari
produksi, memperkecil lead time PLB untuk diimpor untuk dipakai/
pemesanan dan pada akhirnya akan diimpor sementara
mengurangi biaya simpan (holding cost) BC 3.0 PEB (Pemberitahuan Ekspor
Barang)
karena stok bahan baku bisa diturunkan
BC 4.0 Pemberitahuan pemasukan
jumlahnya. barang asal tempat lain dalam
Selain fasilitas penundaan bea daerah pabean ke tempat
masuk dan pajak, PLB juga diberikan penimbunan berikat.
fleksibilitas dalam hal pemasukan dan BC 4.1 Pemberitahuan Pengeluaran
pengeluaran barang (one to many, Kembali Barang Asal Tempat
many to one, many to many) Lain Dalam Daerah Pabean Dari
sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar Tempat Penimbunan Berikat
2. Barang yang akan ditimbun di PLB PPB Pemberitahuan Pabean
bukan hanya bisa berasal dari impor PLB pengeluaran barang dari PLB di
(luar daerah pabean /LDP), namun bisa satu lokasi ke PLB di lokasi lain
juga berasal dari TPB lain, PLB di lokasi yang masih satu izin
pengusahaan.
lain (satu izin), kawasan bebas,
PP-FTZ Pemberitahuan Pabean untuk
kawasan ekonomi khusus (KEK) dan pemasukan dan pengeluaran
02
dari dalam negeri (tempat lain dalam barang ke dan dari Kawasan
daerah pabean/TLDDP). Demikian pula Bebas dari dan ke Tempat
barang yang dikeluarkan dari PLB Penimbunan Berikat, Kawasan
bukan hanya bisa dikeluarkan untuk Bebas lainnya, dan Kawasan
diimpor untuk di pakai di dalam negeri Ekonomi Khusus
(TLDDP) tapi bisa diteruskan ke TPB Sumber:(Harahap, 2010)
lain, PLB di lokasi lain (satu izin),

kawasan bebas, kawasan ekonomi Barang)/ Pemberitahuan pabean


khusus (KEK) dan di ekspor ke negara
lain (LDP). Adapun keterangan
mengenai dokumen pemberitahuan
pabean dari setiap pemindahan barang
pada Gambar 2, bisa dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1Beberapa Dokumen
Pemberitahuan Pabean Terkait PLB

Kode
Keterangan
Formulir
BC 1.1 Inward manifest/manifes yang
memuat daftar muatan barang
niaga yang diangkut oleh sarana
pengangkut saat memasuki
kawasan pabean.
BC 1.6 Pemberitahuan pabean
pemasukan barang impor untuk
ditimbun di PLB
BC 2.0 PIB (Pemberitahuan Impor

6 6
Peran Pusat2016
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

Pergerakan Peti Kemas Melalui


Pelabuhan

Proses perdagangan internasional


dimulai dengan dua belah pihak yang
saling bersepakat untuk melakukan
transaksi jual beli. Setelah eksportir di luar
negeri mengapalkan barangnya ke
Indonesia, importir akan menerima
pemberitahuan tibanya dokumen-
dokumen pengapalan dari opening bank
(bank tempat membuka L/C di dalam
negeri) yang dikirim oleh advising bank
(bank di luar negeri). Selanjutnya setelah
importir membayar/menebus dokumen-
dokumen tersebut atau rekeningnya
didebit, maka opening bank menyerahkan
dokumen- dokumen tersebut kepada
importir untuk keperluan pengeluaran
barang dari pabean.

7 7
Peran Pusat2016
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

BC
BC
BC B

Luar

Dwelling Time peti


Sumber: Tim INSW Kemenko Perekonomian dalam (Haryana, 2012), diedit.

Gambar.3 Pergerakan Peti Kemas Impor


(SPPB). Jika pelaku usaha PLB
Peti kemas/ kargo yang diangkut (Penyelenggara PLB, Pengusaha
oleh kapal atau sarana pengangkut
lainnya menuju ke wilayah pabean
Indonesia akan melalui beberapa tahap
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar.
3 sebagai berikut:
1. Kapal datang di perairan Indonesia
kemudian menunggu antrian untuk
sandar di dermaga.
2. Kapal sandar di dermaga, pihak
shipping line menyampaikan inward
manifest (manifes kedatangan sarana
pengangkut)/BC 1.1, kemudian peti
kemas di bongkar dari kapal
(unloading)
3. Peti kemas yang sudah di bongkar
kemudian ditimbun di lapangan
penumpukan container (container
yard/CY). Importir menyiapkan
formulir BC 2.0 pemberitahuan Impor
Barang (PIB) jika importir ingin
mengimpor barang untuk dipakai.
Jika importir ingin menimbun barang
impornya di PLB, maka formulir yang
dipakai adalah BC 1.6.Tahap ini
disebut juga tahap pre-clearance
4. Tahap penyelesaian kewajiban
pabean (customs clearance) yang
meliputi verifikasi dokumen oleh bea
cukai, pemeriksaan persyaratan
impor (larangan dan pembatasan),
pemeriksaan fisik peti kemas (khusus
jalur merah) dan penerbitan Surat
Persetujuan Pengeluaran Barang

8 8
Peran Pusat2016
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

PLB, atau PDLB2) akan menimbun


barangnya di PLB (BC 1.6), proses
customs clearance akan ditunda di PLB.
Selanjutnya jika form BC 1.6 sudah
diverifikasi, akan diterbitkan SPPB PLB.
5. Pembayaran biaya penimbunan ke
operator pelabuhan (post clearance)
6. Pengeluaran peti kemas dari
kawasan pelabuhan dan
pemasangan tanda pengaman pada
peti kemas (post clearance).
7. Penyelenggara PLB, Pengusaha
PLB, dan PDLB memasukkan barang ke
PLB dengan mencocokkan kriteria-
kriteria yang tercantum pada SPPB PLB,
kemudian melaporkan ke Kantor
Pengawas Pabean untuk mendapatkan
SPPD (Surat Persetujuan Penyelesaian
Dokumen)
8. Dengan form BC 2.8, pelaku usaha
dalam industri mengimpor barang dari PLB
untuk keperluan industrinya. Pada tahap ini
pelaku usaha tersebut membayar bea
masuk, cukai dan PDRI sesuai nilai
pabeannya. Pelaku usaha

2
Penyelenggara PLB adalah badan hukum yang
menyediakan dan mengelola kawasan untuk
kegiatan pengusahaan PLB. Pengusaha PLB adalah
badan hukum yang melakukan kegiatan
pengusahaan PLB. Pengusaha di PLB (PDLB) adalah
badan usaha yang melakukan kegiatan
pengusahaan PLB yang berada di dalam PLB milik
penyelenggara PLB yang statusnya sebagai badan
usaha yang berbeda.

9 9
Peran Pusat2016
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

yang membeli juga mempersiapkan Sebagaimana telah di jelaskan diatas


persyaratan impor dari Kementerian bahwa dalam artikel ini akan dibandingkan
teknis untuk barang yang terkena aturan dua cara pengeluaran
pembatasan.

Dwelling time sebagaimana ditunjukkan


pada Gambar 3 merupakan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
pada nomor 3 – 6 yang terbagi menjadi
tiga tahapan yaitu: pre-clearance (nomor
3), customs clearance (nomor 4), dan
post-clearance (nomor 5 & 6).

Perbandingan Dwelling Time antara


Impor Barang dengan PIB (BC 2.0)
dan Penimbunan Ke PLB dengan BC
1.6
Berdasarkan wawancara kepada pelaku
usaha PLB yang sudah beroperasi,
kebijakan insentif PLB terbukti mampu
menurunkan dwelling time di pelabuhan.
Salah satu penyelenggara PLB untuk
sparepart kendaraan bermotor yaitu PT
Toyota Motor Manufacturing Indonesia
(TMMIN), pada awal peresmian PLB di
bulan Maret 2016 memiliki rata-rata
dwelling time untuk barang impornya
sebesar 3 hari. Dengan pemanfaatan
PLB, pada bulan Oktober 2016 dwelling
time bisa ditekan sampai dengan 1 hari
(same day), meskipun pada bulan Mei
dan Agustus 2016 sempat mengalami
kenaikan dwelling time sampai 5 hari
karena belum terbiasa dengan
penerapan sistem baru. Selain
berpengaruh terhadap dwelling time,
pemanfaatan PLB di PT TMMIN
memberikan manfaat lain yaitu: 1.
Menurunkan biaya logistik karena bisa
terhindar dari biaya tambahan di
pelabuhan (tarif progresif lapangan
penumpukan, over brengen dan biaya
penalti). 2. Efisiensi arus kas (cash flow)
karena penundaan pajak dan bea
masuk sampai 3 tahun 3. Fleksibilitas
logistik dan produksi karena clearance
terhadap barang impor bisa dilakukan
secara parsial dan 4. Kemudahan lain
seperti pembayaran periodik, corporate
guarantee, dan penyampaian dokumen
secara periodik.

1 10
0
Peran Pusat2016
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

barang dari pelabuhan/kawasan


pabean untuk dimasukkan ke dalam
negeri (daerah pabean). Cara yang
pertama adalah yang sudah biasa
dilakukan oleh pelaku industri yaitu
membeli bahan baku dan bahan
penolong dari luar negeri, kemudian
memasukkan barang tersebut ke
dalam daerah pabean Indonesia
dengan tujuan untuk dipakai untuk
proses produksi di dalam negeri. Pada
cara yang pertama ini, formulir yang
digunakan untuk pemberitahuan
pabean adalah formulir BC 2.0 atau
yang lazim disebut PIB (Pemberitahuan
Impor Barang). Konsekuensi dari cara
ini adalah pelaku usaha/ importir harus
menyelesaikan urusan kepabeanan
dan persyaratan impor di pelabuhan
terlebih dahulu. Jika urusan dengan
Bea Cukai dan kementerian terkait
belum diselesaikan, maka barang
impor tidak bisa dikeluarkan dari
pelabuhan/ kawasan pabean.
Adapun pada cara yang kedua, dalam
hal ini pemerintah memberikan fasilitas
bagi importir bahan baku dan penolong
untuk membeli bahan baku dan
penolong dari luar negeri kemudian
trader memasukkan barang tersebut ke
PLB untuk ditimbun dengan fasilitas-
fasilitas yang sudah dipaparkan di
depan. Proses pemasukannya tetap
melalui pelabuhan. Di pelabuhan
setelah melewati proses nomor 2 & 3
pada Gambar 3, pelaku usaha PLB
mengajukan pemberitahuan pabean
BC
1.6 untuk menimbun barang di PLB.
Proses selanjutnya, barang tersebut
akan dibeli oleh pelaku industri sesuai
kebutuhan proses produksi di dalam
negeri dengan pemberitahuan pabean
BC 2.8. Pada cara yang kedua ini, ada
dua formulir pemberitahuan pabean
yang digunakan yaitu formulir BC 1.6
untuk penimbunan di PLB dan formulir
B.C 2.8 untuk pembelian/impor dari
PLB di dalam negeri. Dampak positif
dari cara yang kedua ini adalah
ada sebagian proses pre-clearance dan
custom clearance (No. 3 & 4 pada
Gambar 3) yang ditunda
pelaksanaannya di pelabuhan yang
pada tahap selanjutnya ( No. 7 pada

1 11
1
Peran Pusat2016
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

Gambar 3) proses tersebut akan tanggal pengajuan PIB, PT Jayatex


dilaksanakan di PLB ketika pelaku belum melakukan pembayaran bea
industri membeli barang dari PLB. masuk, cukai, dan/atau PDRI, SKP
Dengan dipindahkannya proses tersebut menerbitkan respon penolakan dan PT
ke PLB, maka dwelling time peti kemas Jayatex harus mengulangi pengajuan
impor akan lebih pendek. PIB. (viii) Setelah PT Jayatex
Sebagai ilustrasi, berikut ini adalah dua melakukan pembayaran bea masuk,
kasus proses pengadaan bahan baku cukai, dan PDRI, SKP melakukan
kapas. Kasus ini hanyalah contoh penelitian pemenuhan ketentuan
dengan tujuan untuk memudahkan larangan/pembatasan atas bahan baku
pemahaman. Dalam kasus ini importir kapas berdasarkan pos tarif dan/atau
menyampaikan dokumen uraian jumlah dan jenis barang yang
pemberitahuan kepabeanan secara diberitahukan dalam PIB. Dalam hal ini
elektronik melalui Sistem Komputer komoditi kapas terkena aturan
Pelayanan (SKP) di Kantor pembatasan karantina tumbuhan (KT.2
Kepabeanan. dan KT.9) yang sertifikatnya diterbitkan
a. Kasus I oleh Karantina Tumbuhan di Badan
PT Jayatex selaku produsen benang Karantina Pertanian Indonesia sesuai
dan kain yang berlokasi di Bandung dengan PP No.14 Tahun 2002 tentang
membutuhkan bahan baku kapas untuk Karantina Tumbuhan (ix) Jika
produksinya. Kebutuhan tersebut berdasarkan PIB menunjukkan barang
dipenuhi dengan cara impor kapas dari impor wajib memenuhi ketentuan
gudang penimbunan kapas di Malaysia. larangan/pembatasan dan
PT Jayatex diasumsikan sudah persyaratannya belum dipenuhi SKP
memenuhi syarat-syarat untuk menjadi menerbitkan NPBL kepada PT. Jayatex
importir. Proses dwelling-nya adalah dengan tembusan kepada unit
sebagai berikut: (i) Setelah kapal yang pengawasan, kemudian PT Jayatex
mengangkut kapas tiba di perairan menyampaikan dokumen yang
Indonesia dan shipping line dipersyaratkan di kantor Pabean. (x)
menyampaikan BC 1.1, peti kemas Jika hasil penelitian menunjukkan
diturunkan dari kapal dan diletakkan di dokumen yang dipersyaratkan telah
terminal penumpukan (CY). (ii) PT sesuai SKP memberikan nomor dan
jayatex selaku importir atau diwakili tanggal pendaftaran PIB dan
oleh (Pengusaha Pengurusan Jasa menetapkan jalur pengeluaran barang
Kepabeanan (PPJK) mengisi dan impor. (xi) Berdasarkan prosedur
membuat PIB dalam bentuk data manajeman resiko kepabeanan, jalur
elektronik dan menyampaikan data PIB pengeluaran barang impor dibagi
ke Kantor Pabean secara elektronik menjadi tiga yaitu 1). Jalur hijau (tanpa
melalui SKP. (iii) SKP di Kantor Pabean pemerikaan dokumen dan fisik) 2). Jalur
menerima data PIB dan melakukan kuning (dengan pemeriksaan dokumen
penelitian kesesuaian data-data PIB. (iv) oleh pejabat pemeriksa) 3). Jalur merah
Jika pengisian data PIB tidak sesuai, (dengan pemeriksaan dokumen dan fisik
SKP mengirimkan respon penolakan oleh pejabat pemeriksa ). (xii) Setelah
dan PT Jayatex memperbaiki data PIB melewati proses penjaluran dan telah
dan mengirimkan kembali. (v)Jika hasil sesuai, SKP menerbitkan mengirimkan
penelitian telah sesuai, SKP respon Surat Pemberitahuan
memberikan tanggal pengajuan dan Pengeluaran Barang (SPPB) kepada PT
menerbitkan kode billing pembayaran Jayatex dan pengusaha Tempat
bea masuk, cukai, dan pajak dalam Penimbunan Sementara (TPS) yang
rangka impor (PDRI). (vi) PT Jayatex telah menerapkan pintu otomatis
melakukan pembayaran bea masuk, (autogate system)(xii) Barang
cukai, dan PDRI sesuai kode billing dikeluarkan dari pelabuhan melalui pintu
pembayaran di Bank Devisa. (vii)
Apabila sampai 5 (lima) hari sejak

1 12
2
Peran Pusat2016
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

otomatis atau manual untuk TPS yang


belum

1 13
3
Peran Pusat2016
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

menerapkan sistem pintu otomatis Kasus II. Hal ini karena prosedur-
dengan mencetak dokumen SPPB. prosedur yang tidak dilakukan tersebut
nantinya akan dilaksanakan di PLB.Jika
b. Kasus II kita cermati lebih detail, beberapa
PT Indo Cafco adalah pengusaha di proses dalam pre-clearance dan custom
dalam PLB (PDLB) PT Dunia Express clearance yang ditunda/ dipindahkan ke
Trasindo (Dunex) yang berlokasi di PLB adalah: 1. Pembayaran bea masuk,
Karawang, Jawa Barat. PT Indo Cafco cukai, dan pajak dalam rangka impor
sudah mempunyai klien yang akan sesuai kode billing pembayaran dari
membeli/mengimpor kapas dari PLB SKP. Pemenuhan persyaratan impor
yaitu PT Bhineka Karya Manunggal untuk barang yang terkena aturan
yang merupakan perusahaan produsen pembatasan yaitu berupa dokumen
kapas pintalan/ benang. PT Indo Cafco perizinan dari Kementerian/Lembaga. 2.
memasukkan kapas kapas ke PLB dari Pemberian nomor dan tanggal
penghasil kapas di Brazil. Proses pendaftaran PIB dan menetapkan jalur
dwelling-nya adalah sebagai berikut: (i) pengeluaran barang impor berdasarkan
Setelah kapal yang mengangkut kapas manajemen risiko (jalur hijau, jalur
tiba di perairan Indonesia dan shipping kuning atau jalur merah) 3. Verifikasi
line menyampaikan BC 1.1, peti kemas dokumen PIB dan dokumen pelengkap
diturunkan dari kapal dan diletakkan di pabean oleh pejabat pemeriksa untuk
terminal penumpukan (CY). (ii) PT Indo jalur kuning dan pemeriksaan fisik untuk
Cafco atau PPJK yang mewakilinya jalur merah.
mengisi dan membuat formulir BC 1.6 Dengan sistem PDE/EDI pada SKP di
dalam bentuk data elektronik dan Kantor Bea dan Cukai, penyampaian
menyampaikan data BC 1.6 secara dokumen dan responnya sebenarnya
elektronik melalui SKPdi Kantor tidak memakan waktu lama (+10 menit)
Pengawas. (iii) SKP di Kantor namun proses perlambatan terjadi
Pengawas menerima data BC 1.6 dan ketika importir harus: 1. Melakukan
melakukan penelitian kesesuaian data- pembayaran bea masuk, cukai dan
data BC 1.6. (iv) Jika pengisian data BC pajak dalam rangka impor (PDRI)
1.6 tidak sesuai, SKP mengirimkan melalui bank. 2. Memenuhi persyaratan
respon penolakan dan PT Indo Cafco pembatasan jika ternyata belum diurus.
memperbaiki data PIB dan mengirimkan 3. Ditetapkan sebagai importir jalur
kembali. (v) Jika hasil penelitian telah merah, maka harus dilakukan proses
sesuai, SKP di Kantor Pengawas
pemeriksaan secara fisik oleh petugas
memberikan nomor dan tanggal
pendaftaran BC 1.6, mengirimkan terhadap barang impor (Haryana, 2012).
respon Surat Pemberitahuan
Pengeluaran Barang PLB (SPPB PLB)
ke PT Indo Cafco (vi) Data BC 1.6 dan KESIMPULAN
SPPB PLB pada SKP di Kantor berdasarkan hasil data wawancara
Pengawas dikirimkan ke SKP di Kantor kepada pengusaha PLB dan analisis
Pembongkaran di TPS.(vii) SKP kebijakan insentif PLB diatas bisa
mengirimkan data SPPB PLB ke disimpulkan bahwa kebijakan insentif
Pengusaha TPS dan Pejabat yang PLB yang mulai diluncurkan pada bulan
mengawasi TPS (viii) Pejabat yang Maret 2016 memberikan dampak positif
mengawasi TPS menyiapkan dan terhadap dwelling time di Pelabuhan.
mengadministrasikan tanda pengaman Penurunan dwelling time terutama
(segel) untuk dilekatkan pada kemasan disebabkan oleh pemindahan beberapa
atau peti kemas. (ix) Peti kemas kegiatan pada tahap pre-clearance dan
dikeluarkan dari Pelabuhan. custom clearance di pelabuhan ke PLB.
Selain pengaruhnya terhadap dwelling
Pada Kasus I terdapat beberapa time kebijakan insentif PLB juga
prosedur yang tidak dilakukan pada

1 14
4
Peran Pusat2016
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

memberikan kemudahan dan efisiensi


produksi industri nasional. Dengan

1 15
5
Peran Pusat2016
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER Logistik Berikat (Plb) Dalam ..., Aviv Haryana
: 1-10

semakin banyaknya jumlah PLB yang Kinerja Sistem Perizinan Online


beroperasi di Indonesia diharapkan Inatrade.” Laporan Kegiatan
biaya logistik nasional akan semakin Magang TMI Logistik ITB Topik
turun sehingga daya saing industri Fasilitasi Perdagangan, 2012.
nasional akan semakin baik.
Kemenkeu. 11 Perusahaan Resmi Jadi
UCAPAN TERIMAKASIH Pusat Logistik Berikat. 2016.
Ucapan terimakasih disampaikan http://www.beacukai.go.id/berita/
kepada Bapak Lian Estian selaku -11-perusahaan-resmi-jadi-
General Manager Logistic Planning pusat-logistik-berikat.html
Division PT TMMIN atas kesediaan dan (diakses Oktober 31, 2016).
waktunya dalam memberikan informasi
dan data terkait dengan operasional Lumanauw, Novy. “Jokowi Kecewa
PLB sparepart kendaraan bermotor dari Dwelling Time Priok Terlama di
PT TMMIN pada acara acara pameran Asia.” Investor Daily, 18 Juni
Indonesia Transport, Supply Chain and 2015: 6.
Logistic (ITSCL) di Jakarta International
Expo Kemayoran tanggal 19 – 21 PT Pelabuhan Indonesia. Sistem
Oktober 2016. Informasi Dwelling Time Tanjung
Priok. November 2016.
http://dwelling.indonesiaport.co.i
DAFTAR PUSTAKA d/ (diakses November 14, 2016).
Cheng, T.C. Edwin, Jian Li, C.L Jhonny
Wan, dan Shouyang Wang. Setkab. Sekretariat Kabinet Republik
Postponement Strategies in Indonesia. 10 Maret 2016.
Supply Chain Management. New http://setkab.go.id/resmikan-11-
York: Springer, 2010. pusat-logistik-presiden-jokowi-
berharap-logistis-ekspor-impor-
Ditjen Bea Cukai. “Bea Cukai pindah-ke-indonesia/ (diakses
Tangerang.” April 2016. link: Oktober 22, 2016).
goo.gl/Rpxc73 (diakses
November 9, 2016). Supomo. “Peran Bea Cukai Sebagai
Regulator Utama PLB.” Warta
Harahap, Raja Martua. Sekilas Tentang Bea Cukai, April 2016: 13-16.
Direktorat Bea dan Cukai. 14
November 2010. http://stan- World Bank. Connecting to Compete
bc.blogspot.co.id/2010/11/maca Trade Logistics in the Global
m-macam-pemberitahuan- Economy, The Logistics
pabean.html (diakses November Performance Index and Its
13, 2016). Indicator. Washington DC: The
World Bank, 2007.
Haryana, Avif. “Peningkatan
Pemanfaatan dan Evaluasi

1 16
6

Anda mungkin juga menyukai