Anda di halaman 1dari 25

TUGAS KIMIA UNSUR

GRUP 15
TABEL PERIODIK UNSUR

Disusun Oleh :
1. ANGGITA HAYUWARDINI (K3317007)
2. KISTI MAKRIFATUL H (K3317041)
3. MEGA CANDRA DEWI (K3317049)
KELAS A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2019
1. Pendahuluan
Unsur-unsur yang terdapat pada gup 15 terdiri dari Nitrogen, Fosfor,
Arsenik, Stibium, Bismut, dan Moscovium. Pada makalah ini akan membahas
dua unsur golongan 15 yaitu Nitrogen dan Fosfor.
Nitrogen terdapat di udara sekitar 78 % dari volume udara. Namun,
kelimpahan nitrogen dalam kulit bumi hanya sekitar 0,03 %. Nitrogen dan
senyawanya sangat melimpah di alam dan tersebar di atmosfer dalam bentuk
molekul diatomiknya gas N2, terdapat dalam lapisan kerak bumi sebagai
NaNO3 dan garam-garam serta oksidanya yang banyak larut di daerah
perairan. Unsur nitrogen memiliki kecenderungan bersifat inert pada suhu
kamar, sehingga akan mempengaruhi keberadaannya di atmosfer, lapisan
kerak bumi, maupun di perairan. Di atmosfer terdapat sebagai gas N2 yang
bersifat setabil, sedangkan pada perairan berupa persenyawaan ion-ion yang
larut dan yang paling sedikit diantara ketiganya yaitu di lapisan kerak bumi.
Akibat adanya pasangan inert, nitrogen sebagai golongan VA yang
seharusnya memiliki valensi maksimum +5, hanya memiliki valensi
maksimum +3. (Henderson, 2000)
Fosfor merupakan unsur terbanyak nomor 12 di kerak bumi. Fosfor
utamanya terdapat dalam mineral keluarga apatit Ca9(PO4)6.CaX2; X = F, Cl
atau OH, yang merupakan batuan fosfat amorf, dimana jutaan ton per tahun
diproses. Fosfor diperoleh melalui reaksi antara batuan fosfat dengan batu
bara dan pasir dalam suatu pembakar listrik. Selanjutnya fosfor didestilasi
kemudian terkondensasi di bawah air sebagai P4. Fosfor benar-benar tidak
memiliki sifat logam dalam kimiawinya, namun As, Si, dan Bi menunjukkan
suatu kecenderungan kenaikan sifat logam dan perilaku seperti kation.
Arsenik secara kimiawi memiliki sifat yang serupa dengan fosfor dan
juga sering digunakan sebagai pengganti dalam reaksi biokimia serta
memiliki sifat racun. Saat dipanaskan, arsenik cepat teroksidasi menjadi
oksida arsenik yang memiliki bau seperti bawang putih. Arsenik dan juga
beberapa senyawa arsenik dapat langsung mengalami sublimasi berubah dari
padat ke gas tanpa melalui fasa cairnya terlebih dahulu. Zat dasar arsenik
ditemukan dalam dua bentuk padatan berwarna kuning dan metalik, dengan
massa jenis 1,97 dan 5,73. Arsenik merupakan bahan metalod yang dikenal
beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu.
Penggunaan arsenik dan senyawa arsenik yaitu sebagai pestisida, herbisida,
insektsida dan dalam berbagai alloy. (Emel, 2010)
Antimon merupakan unsur dengan warna putih keperakan, bentuknya
kristal padat yang rapuh. Lambang dari antimon diambil dari bahasa Latin
Stibium. Antimony merupakan metaloid yang memiliki empat alotropi
bentuk. Antimon yang paling stabil adalah logam biru-putih. Sedangkan
antimon yang tak stabil adalah logam kuning dan hitam. Antimon memiliki
daya hantar listrik dan panas yang lemah. Zat ini menyublim pada suhu
rendah. Sebagai metaloid, antimony memiliki bentuk fisik yang menyerupai
logam tetapi secara kimiawi ia bereaksi berbeda dari logam sejati. (Lennet,
2014)
Bismut merupakan logam kristal trivalen yang sifat kimianya mirip
dengan arsen dan antimon. Dari semua jenis logam, unsur ini paling bersifat
diamagnetic dan merupakan unsur kedua setelah raksa yang memiliki
konduktivitas termal rendah. Bismut tidak berbahaya seperti unsur-unsur
tetangganya seperti Timbal, Thallium, dan Antimon. Dahulu, bismuth diakui
sebagai unsur dengan isotop yang stabil, tapi sekarang diketahui bahwa itu
semua tidak benar. Bismuth memiliki tahanan listrik yang tinggi. Saat
terbakar dengan oksigen, bismuth memilki warna nyala biru. (Lennet, 2014)
2. Sifat-sifat Unsur Golongan 15
a. Sifat Fisika dan Trend
Seluruh golongan 15 (kecuali N) terdapat di alam dalam bentuk
padatan pada kondisi normal. Tetapi trend peningkatan sifat logam menurun
dalam satu golongan karena konduktivitas listrik pada unsur yang lebih berat
sebenarnya menurun dari As ke Bi. Seharusnya meningkat dari atas ke bawah
dalam satu golongan karenanya pelepasan elektron valensi yang lebih kecil.
Kebalikan trend konduktivitas dalam golongan ini menjelaskan lebih banyak
mengenai karakter molekul. (Shiver and Atkins, 2010)
Tabel 1. Beberapa sifat fisika dari unsur golongan 15. (Shiver and Atkins,
2010)
1. Titik leleh golongan alkali makin meningkat dan mengalami penurunan
dari Sb ke Bi seiring meningkatnya jari-jari atom, karena terjadi ikatan
antara atom-atom. Terjadi penurunan titik leleh dari Sb ke Bi dikarenakan
adanya efek pasangan inert dimana orbital f mulai terisi. (Shiver and
Atkins, 2010)

2. Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron


dari atom pada fase gas. Ionisasi berhubungan erat dengan jari-jari atomik
dan unsur dengan jari-jari atom yang kecil memiliki energi ionisasi yang
tinggi. Pada satu golongan dari atas ke bawah, unsur-unsur golongan 15
mengalami peningkatan jari-jari atomik. Sehingga dalam satu golongan
dari atas ke bawah unsur-unsur golongan 15 energi ionisasinya menurun.
Oleh karena itu elektronnya mudah dilepas, dengan kata lain
membutuhkan energi yang lebih kecil untuk melepas elektron pada kulit
terluar. (Shiver and Atkins, 2010)
3. Afinitas elektron berperan untuk mengetahui energi yang dibutuhkan
untuk membentuk anion. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah pada
golongan 15 afinitas elektron semakin meningkat, namun pada unsur Sb
ke Bi mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena jari-jari atom yang
semakin besar serta adanya efek dari pasangan inert. Akibatnya, bismut
sulit untuk melepas elektron terluar dengan bertambahnya jumlah. Mulai
terisinya subkulit f pada unsur bismut menyebabkan muatan inti pada
bismut semakin bertambah sehingga sulit untuk melepas elektron terluar.
(Shiver and Atkins, 2010)
4. Elektronegativitas adalah kecenderungan atom untuk menarik elektron
dari luar atom ke dalam dirinya. Apabila atom memiliki energi ionisasi
tinggi (susah melepas elektron) dan afinitas elektron yang tinggi (lebih
mudah menarik elektron), unsur tersebut akan cenderung menarik
elektron. Dari atas ke bawah dalam satu golongan elektronegativitas
unsur-unsur golongan 15 menurun secara periodic. (Shiver and Atkins,
2010)

Gambar 1. Variasi elektronegativitas dalam satu golongan. (Shiver and


Atkins, 2010)

Tabel 2. Entalpi Atomisasi dalam satu golongan (Shiver and Atkins, 2010)
5. Elektron golongan 15 memiliki konfigurasi elektron valensi ns2p3. (Shiver
and Atkins, 2010)
6. Jari-jari atom dari atas ke bawah semakin meningkat. Hal ini disebabkan
karena semakin bertambahnya jumlah kulit pada atom sehingga jarak
antara inti atom dengan kulit terluar semakin jauh dan ukuran semakin
besar. (Shiver and Atkin, 2010)
Gambar 2. Variasi jari-jari atom dalam satu golongan. (Shiver and Atkins,
2010)
2. Nitrogen
a. Daur Nitrogen

Gambar 3. Daur nitrogen


Secara umum daur nitrogen dibagi menjadi fiksasi N2, nitrifikasi, dan
denitrifikasi. Reaksi terdiri dari tujuh proses utama dari siklus nitrogen
diwakili oleh lingkaran bernomor. Amonifikasi dapat dilakukan baik dengan
proses 1, reduksi dinitrogen (juga disebut sebagai 'fiksasi nitrogen' atau 'Nif'),
atau dengan proses 2, nitrit disimilasi reduksi menjadi ammonium (DNRA).
Nitrifikasi terdiri dari proses 3, oksidasi amonia menjadi nitrit (juga disebut
sebagai 'nitritasi'), dan proses 4, oksidasi nitrit menjadi nitrat (juga disebut
sebagai 'nitratasi'). Proses 5, reduksi nitrat menjadi nitrit, dapat digabungkan
ke proses 2, 6 atau 7 dalam populasi atau komunitas. Denitrifikasi
ditampilkan sebagai proses 6, yang juga disebut sebagai ‘nitrogen-oksida
gasifikasi’. Anammox ditunjukkan sebagai proses 7, dan juga disebut sebagai
digabungkan ‘nitrifikasi-denitrifikasi’. (Stein and Klotz, 2016)
1. Amonifikasi
Fiksasi nitrogen adalah salah satu dari dua versi amonifikasi dan
dilakukan oleh bakteri dan archaea yang menyandikan Kompleks enzim
nitrogenase terdiri dari protein molibdenum-besi dinitrogenase dan
vanadium atau besi protein dinitrogenase reductase. Meskipun ada
momentum untuk secara genetik penunmbuhan untuk mengekspresikan
kompleks mikroba nitrogenase atau untuk mengekspresikan jalur
pensinyalan untuk menarik bakteri pengikat nitrogen untuk berkoloni,
fiksasi nitrogen biologis sisa/jasad renik merupakan kegiatan yang hanya
dilakukan oleh bakteri dan archaea. Fiksasi nitrogen sangat peka terhadap
oksigen, membutuhkan mikroorganisme untuk mengembangkan
mekanisme perlindungan, seperti terurai sebagian (kompartementalisasi
atau pembentukan sel khusus), terurai sementara, respirasi O2 cepat, atau
maksimalisasi sintesis dan pergantian nitrogenase. Amonium diproduksi
oleh nitrogen fiksasi diasimilasi menjadi biomassa atau selanjutnya dihirup
dengan aerob dan anaerob oleh mikroba pengoksidasi amonia.
Penggabungan reaksi 1 dengan kedua reaksi 3 atau 7, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3, terjadi baik antara nitrogen-siklus-aktif
mikroba dalam komunitas atau dalam satu sel-sel, seperti dalam nitrogen,
nitrifikasi bakteri metanotropik. (Stein and Klotz, 2016)
2. Nitrifikasi
Proses nitrifikasi melibatkan tiga tingkat mikroorganisme: tingkat I,
pengoksidasi amonia itu mengoksidasi amonia menjadi nitrit (nitritasi;
Gambar 3, reaksi 3A dan 3B); tingkat II, pengoksidasi nitrit yang
mengoksidasi nitrit menjadi nitrat (nitratasi; Gambar 3, reaksi 4); dan
tingkat III, pengoksidasi amonia lengkap yang mengoksidasi semua
amonia menjadi nitrat (comammox Gambar 3, reaksi 3A, 3B dan 4).
Meskipun mikroorganisme comammox ditemukan hanya pada tahun 2015,
mereka keberadaannya diperkirakan sekitar 10 tahun sebelumnya. Tingkat
II dan III hanya memasukkan mikroba kemolithotropik yang bisa
menggunakan nitrit dan amonia, masing-masing, sebagai sumber tunggal
energi dan reduktor untuk seluler pertumbuhan. Sedangkan kemolithotrop
pengoksidasi nitrit dari tingkat II diklasifikasikan dalam beberapa kelas
Proteobacteria dan filum Nitrospirae, bakteri comammox. Mikroba
pengoksidasi amonia dari tingkat I meliputi kemotihotropik anggota
Betaproteobacteria dan Gammaproteobacteria, dan anggota dari
Thaumarchaeota. Selain itu kemolithotrop ini, ada heterotropik dan
metanotropik mikroorganisme yang spesialis mengoksidasi amonium
menjadi nitrit, tetapi mereka tidak mendapatkan energi dari proses untuk
mendukung pertumbuhan. Nitrit dan nitrat dihasilkan oleh reaksi aerobik
dalam Proses nitrifikasi dapat direspirasi secara anaerob (Gambar 3, reaksi
2dan 5) atau amonium yang dihasilkan dapat diasimilasikan. (Stein and
Klotz, 2016)
3. Denitrifikasi
Denitrifikasi menggambarkan proses respirasi anaerob dari nitrit
(NO2-). Oksida nitrit (NO), dan dinitrogen oksida (N2O). Menjadi N2.
Mikroba heterotrofik itu bisa langsung menggabungkan tiga reaksi ini
dengan reduksi nitrat menjadi nitrit (Gambar 3, reaksi 5) dan melakukan
denitrifikasi dari NO3- ke N2 disebut sebagai denitrifi klasik. Namun
demikian diakui bahwa banyak bakteri dan archaea hanya
mengekspresikan persediaan denitrifikasi parsial, dan tidak ada gen
pengkode enzim terlibat dalam reaksi 5, 6B dan / atau 6C (Gambar 3).
Jalur yang tidak lengkap dapat menyebabkan pelepasan nitrogen gas
seperti NO dan N2O ke lingkungan, atau kegagalan untuk menghabiskan
NO3-. Grup ini juga termasuk semua kemolithograpik pengoksidasi
amonia bakteri, yang mengurangi NO2- ke N2O secara aerobik (Gambar 3,
reaksi 6A dan 6B). Selain itu, beberapa eukariota termasuk jamur dan
foraminifer (kelas protista) dapat mengurangi NO2- atau NO3- menjadi
N2O atau N2, masing-masing. Dalam siklus yang tidak biasa ke proses
denitrifikasi, bakteri metanotropik,
Candidatus Methylomirabilis oxyfera, mengkonsumsi metana
sebagai sumber energi, reduktor dan karbon, dan mengurangi NO2- ke N2
dengan mengekspresikan dismutase nitrit oksida. Enzim ini melepaskan
dua molekul NO ke O2 dan N2 tanpa menghasilkan perantara N2O
(Gambar 3, reaksi 6D); O2 diproduksi kemudian digunakan oleh bakteri ini
untuk mengoksidasi metana menjadi metanol saat itu berada di lingkungan
anoksik, karenanya nama ‘denitrifikasi intra-oksigenik methanotrop’.
(Stein and Klotz, 2016)
4. Anammox
Anammox, yaitu oksidasi amonium anaerob, menggabungkan NO2-
dan amonium (NH4+) untuk membentuk N2 melalui zat antara NO dan
hidrazin (N2H4; Gambar 3, reaksi 7A – C). Literatur baru-baru ini juga
menyarankan keberadaan anammox yang jalurnya dimodifikasi, di mana
hidroksilamin (NH2OH) digunakan sebagai pengganti NO untuk oksidasi
NH4+, tetapi eksperimen tambahan akan diperlukan untuk memvalidasi
jalur ini. Kemolithotropik anammox dilakukan semata-mata oleh bakteri
Brocadiaceae dalam urutan Planctomycetales dalam organel khusus yang
disebut anammoxosome. Anammox bermanfaat secara ekologis untuk
pengolahan air limbah karena menghilangkan nitrit dan amonium secara
bersamaan tanpa menghasilkan N2O, dan telah diterapkan secara industri
dalam skala penuh. Anammox juga merupakan proses penghilangan
nitrogen utama di lautan dan di zona minimum oksigen. (Stein and Klotz,
2016)
b. Pembuatan Nitrogen
 Dalam laboratorium
1. Pemanasan ammonium nitrit

Gambar 4. Pembuatan nitrogen dari ammonium nitrit


Pertama-tama, campurkan amonium klorida dan natrium nitrit,
kemudian dipanaskan dengan sedikit air. Keberadaan air mencegah
amonium klorida mensublimasi ketika dipanaskan. Awalnya, dua zat
mengalami penguraian ganda untuk membentuk natrium klorida dan
amonium nitrit.
NH4Cl + NaNO2 → NaCl + NH4NO2

Amonium nitrit yang terbentuk kemudian terurai menjadi gas


nitrogen dan air.
NH4NO2 →

N2 + 2H2O

2. Pemanasan natrium azida dan barium azida pada suhu minimal 300ºC
Secara spektroskopi, N2 murni dapat dihasilkan dari
dekomposisi termal natrium azida dan barium azida. Reaksinya
sebagai berikut :
NaN3 →
∆ Na+ 3N2

3. Pemanasan NH4NO2 melalui reaksi sebagai berikut :


NH4NO2 →
∆ N2 + 2H2O
4. Oksidasi NH3 melalui reaksi berikut :
2NH3 + 3CuO → N2 + 3Cu + 3H2O
 Dalam skala industri
Dalam skala industri nitrogen (N2) dapat diperoleh dari destilasi
(penyulingan) bertingkat dari udara cair udara bersih kita masukkan
ke dalam kompresor,kemudian didinginkan dengan pendinginan.
Udara dingin mengembun melalui celah dan hasilnya adalah udara
yang suhunya sangat dingin sehingga udara mencair. Setelah itu,
udara cair kita saring untuk memisahkan gas CO2 dan hidrokarbon,
selanjutnya disuling. Udara cair masuk ke bagian puncak kolom
tempat nitrogen, komponen yang paling mudah menguap, keluar
sebagai gas. Pada pertengahan kolom, gas argon keluar dan oksigen
cair. Oksigen sebagai komponen udara yang paling sulit menguap
terkumpul di dasar. Titik didih normal nitrogen, argon, dan oksigen
adalah -195,8ºC , dan -183,0°C.

Gambar 5. Skema distilasi bertingkat pembuatan Nitrogen


c. Senyawa Nitrogen
1. Hidrida
Nitrogen bereaksi dengan hidrogen membentuk NH3 atau yang
biasa disebut amonia. Ammonia memiliki titik didih yang tinggi
akibat adanya ikatan hidrogen antara H-N-H. Ammonia memiliki
geometri molekul trigonal bipiramida dengan sudut ikatan lebih kecil
dari 120º. Ammonia dibuat dalam skala industri melalui reaksi antara
hidrogen dengan nitrogen dengan proses bertekanan tinggi yang
membentuk kembali enzim/katalis yang digunakan. Proses ini disebut
Harber-Bosch.
N2 + H2 → 2NH3
Hidrida lain yang terbentuk yaitu Hidrazin. Hidrazin (N2H4)
merupakan senyawa yang dibuat dari oksidasi ammonia dengan klorat
(I) hiperklorit (Henderson, 2000)

Gambar 6. Struktur Hidrazin


(Henderson, 2000)
Diazen (RN=NR) terdiri dari ikatan rangkap N=N tetapi
senyawa N2H2 memiliki isomer cis dan trans. Senyawa lain yang
terbentuk nitrogen hidrida adalah asam hidrazoat, HN3, dengan N3
yang terbentuk dari deprotonasi HN3 dan simetris dengan ikatan N-N.
(Henderson, 2000)
2. Oksida

Gambar 7. Interkonversi spesies nitrogen yang penting (Shiver and


Atkins, 2010)
Nitrogen memiliki bilangan oksidasi +1 sampai +5 dan terdapat
ikatan pπ-pπ N-O dalam semua senyawa. Berikut adalah bentuk dari
oksida nitrogen (Henderson, 2000). Salah satu oksida nitrogen, yaitu
dinitrogen oksida terbentuk dari pemanasan ammonium nitrat dengan
struktur linear N-N-O. (Henderson, 2000)
NH4NO → N2O + 2H2O
Nitrogen monoksida (NO) adalah molekul yang reaktif, memliki
elektron tidak berpasangan, terdapat pengecualian pada suhu rendah
apabila menjadi N2O2. NO bereaksi dengan halogen (X2) membentuk
halide nitrosil dengan struktur X-N=O. Reaksi halide nitrosil dengan
akseptor halide membentuk senyawa yang terdiri dari kation
nitrosonium NO+. NO mudah teroksidasi di udara membentuk NO2
berwarna coklat.
O=N-Cl + AlCl3 → NO+ + AlCl4-
Beberapa nitrogen oksida yang lain yaitu N2O3, N2O4, N2O5, dan
N4O, N2O3 terbentuk dari NO dan NO2 pada temperature rendah
berbentuk padatan atau cairan berwarna biru, tetapi kembalii lagi
menjadi NO dan NO2 berupa gas. N2O4 tidak berwarna dan
diamagnetic tetapi terurau selama pemanasan untuk membentuk NO2
paramagnetik yang berwarb]na cokelat. N2O5 terdiri dari molekul
kovalen yang memiliki fase gas tetapi terkristalisasi sebagau
nitronium nitrat, NO2+, NO3-. Pembentukan senyawa ini dilakukan
melalui dehidrasi asam nitrat yang diubah pada reaksi dengan
air.(Henderson, 2000)
Gambar 8. Bentuk oksida nitrogen (Shiver and Atkins, 2010)
3. Sulfida
Salah satu dari senyawa sulfur-nitrogen adalah S4N4 yang
bersifat eksplosif yang didapatkan dari hasil reaksi antara SCl2 dengan
ammonia. Senyawa ini memiliki konduktivitas listrik yabg tinggi.
(Henderson, 2000)

Gambar 9. Spesies Sulfur-Nitrogen (Henderson, 2000)


4. Oksianion dan Asam Oksi
Semua asam oksi nitrogen koordinat 2 atau 3 dan semua ikatan
N-O membentuk ikatan pπ-pπ pada unsur-unsur blok p. (Henderson,
2000)

Gambar 10. Bentuk oksianion nitrogen (Henderson, 2000)


Dalam skala besar, pembuatan asam nitrat dilakukan melalui
oksidasi NH3 menjadi NO dengan katalisis Platina (Henderson, 2000).
4NH3 + 5O2 → 4NO + 6H2O
Nitrogen monoksida (NO) kemudian diubah menjadi asam nitrat
oleh udara dan air. (Henderson, 2000)
2NO + O2 → 2NO2
3NO2 + H2O → 2HNO3 + NO
Asam nitrat yang lain yaitu asam (III) nitrat atau HNO2 dibuat
melalui pengasaman (asidifikasi) anion nitrat dan peroksinitrat
(HOONO) yang terbentuk dari reaksi asam nitrat dengan hidrogen
peroksida. (Henderson, 2000)
Senyawa oksianion lainnya yaitu asam hiponitrat (H2N2O2)
terbentuk dari reaksi perak (I) nitrat dengan HCl kering kemudian
terdekomposisi menjadi N2O tetapi dapat distabilkan dalam bentuk
kristalin melalui ikatan hidrogen. (Henderson, 2000). Anion nitrat (I)
terbentuk dari reduksi NaNO3 dengan Na/Hg dan memiliki
konfigurasi trans. (Henderson, 2000)
5. Nitrida
Logam reaktif tertentu seperti litium dan logam-logam golongan 2
membentuk nitrida yang terdiri atas ion nitride N3- karena membentuk
ammonia dari proses hidrolisis. (Henderson, 2000)
Li3N + 3H2O → NH3 + 3Li3+ + 3 OH-

d. Penggunaan Nitrogen
1) Medis
Nitrogen juga digunakan dalam dunia medis, terutama di
berbagai rumah sakit. Jika anda pernah di rumah sakit tentu hampir
tidak ada rumah sakit yang tidak memiliki nitrogen dalam persediaan
gasnya.
Dalam dunia medis, Nitrogen cair (-196 ° C) digunakan untuk

 Membekukan dan menjaga darah, sperma, embrio, sel-sel sumsum


tulang dan sampel jaringan hidup lainnya dalam periode yang
cukup lama.
 Nitrogen cair juga digunakan dalam bidang dermatologi, di mana
penggunaannya adalah salah satu cara yang paling efektif untuk
membakar kutil dan tumor kulit jinak kecil yang tetap menular
2) Industri Kimia
Industri kimia menggunakan nitrogen sebagai pressurising gas atau
yang lebih dikenal sebagai gas tekan. Nitrogen dapat membantu
mendorong cairan melalui pipa. Hal ini juga digunakan untuk
melindungi oksigen dari bahan sensitif dalam udara dan untuk
menghilangkan bahan kimia organik yang mudah menguap dari
berbagai proses.
3) Pesawat dan Kedirgantaraan
Nitrogen merupakan salah satu jenis gas yang sangat penting untuk
industri kedirgantaraan & pesawat. Nitrogen digunakan membangun
terowongan angin high Reynolds, panas untuk tungku dan autoklaf
untuk membantu membuat bahan yang sangat kuat namun ringan dalam
industri pesawat. Nitrogen juga digunakan sebagai gas yang dapat
membantu aplikasi laser cutting.
e. Proses Pembuatan Amonia
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukan
oleh Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses
industri pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan
oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan
termokimia reaksi sintesis amonia adalah :
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) ∆H = -92,4 kJ Pada 25oC : Kp = 6,2×105
Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan
untuk ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukanNH3) adalah suhu rendah dan
tekanan tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada
suhu rendah, bahkan pada suhu 500oC sekalipun. Dipihak lain, karena reaksi
ke kanan eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses
Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan tekanan
sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan
Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
Reaksi kekanan pada pembuatan amonia adalah reaksi eksoterm.
Reaksi eksoterm lebih baik jika suhu diturunkan, tetapi jika suhu diturunkan
maka reaksi berjalan sangat lambat . Amonia punya berat molekul 17,03.
Amonia ditekanan atmosfer fasanya gas. Titik didih Amonia -33,35 oC, titik
bekunya -77,7 oC, temperatur & tekanan kritiknya 133 oC & 1657 psi. Entalpi
pembentukan (∆H), kkal/mol NH3(g) pada 0oC, -9,368; 25 oC, -11,04. Pada
proses sintesis pd suhu 700-1000oF, akan dilepaskan panas sebesar 13
kkal/mol. Kondisi optimum untuk dapat bereaksi dengan suhu 400- 600oC,
dengan tekanan 150-300 atm. Kondisi optimum pembuatan amonia (NH3)
dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 3. Kondisi Optimum Pembuatan NH3
No Faktor Reaksi : N2(g) + 3H2(g) ⇄ Kondisi
2NH3(g) ∆H= -924 kJ Optimum
1. Suhu 1. Reaksi bersifat eksoterm 400-600oC
2. Suhu rendah akan menggeser
kesetimbangan kekanan.
3. Kendala:Reaksi berjalan lambat
2. Tekanan 1. Jumlah mol pereaksi lebih 150-300 atm
besar dibanding dengan jumlah
mol produk.
2. Memperbesar tekanan akan
menggeser kesetimbangan
kekanan.
3. Kendala Tekanan sistem
dibatasi oleh kemampuan alat dan
faktor keselamatan.
3. Konsentrasi Pengambilan NH3 secara terus _
menerus akan menggeser
kesetimbangan kearah kanan
4. Katalis Katalis tidak menggeser Fe dengan
kesetimbangan kekanan, tetapi campuran
mempercepat laju reaksi secara Al2O3 KOH dan
keseluruhan garam lainnya

3. Fosfor
a. Daur Fosfor
Fosfor dapat bersumber dari industry, lahan pertanian, pakan ternak,
dan konsumsi rumah tangga yang merupakan contributor utama pada
kelebihan nutrient air yang menyebabkan eutropikasi.
Siklus Anorganik
Fosfor pada kerak bumi atau sedimen. Melewati jutaan taun, pospor
berubah pelan-pelan melalui siklus anor, dimulai dengan batuan yang mana
perlahan berubah menjadi tanah, dari itulah fosfor bertahap larut ke sungai
kemudian ke laut, dimana akhirnya membentuk kalsium fosfat dan
mengendap didasar sungai sebagai sedimen. Tetap ada disana sampai
dikonversi menjadi baru, disebut sebagai batuan sedimen akibat dari tekanan
geologis. Dalam jangka waktu ratusan taun, sedimen ini terangkat dan
membentuk tanah kering dan bebatuan tersebut dapat mengalami pelapukan,
melengkapi siklus global.
Siklus Organik
Siklus organic yang memindahkan fosfor melalui organisme hidup
sebagai bagian dari rantai makanan. Siklus fosfor didarat yaitu memindahkan
dari tanah ke tanaman, hewan dan kembali lagi ke tanah, dan siklus di air
mengedarkan pospor ke makhluk hidup yang hidup di sungai, danau, dan laut.
Rata-rata durasi untuk siklus di darat adalah satu tahun sedangkan siklus di
air satu minggu.
Konsumsi Fosfat Global
Batuan fosfat awalnya dikonversi menjadi asam pospat (P2O5) melalui
reaksi dengan asam sulfat. Asam pospat diproses lebih lanjut untuk
menghasilkan pupuk, pakan ternak dan deterjen.
a. Tanaman
Penggunaan pospat untuk menyuburkan lahan pertanian bertujuan untuk
mengisi kembali pospor dari tanah melalui panen dan hilangnya erosi.
Mengadopsi kandungan fosfor rata-rata dalam tanaman dan indeks
panen, produksi tanaman global memanen 12,7 MMT P dari tanah pada
tahun 2005 seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Sebuah studi aliran fosfor
Cina menunjukkan bahwa panen nasional pada tahun 2000 menghapus
3,4 MMT P dari lahan pertanian, berdasarkan pada set data 'domestik'
untuk konten fosfor dan indeks panen. Kedua perkiraan ini setuju bahwa
(1) sereal merupakan penyumbang utama pospor dan (2)sekitar sua per
tiga dari pospor tiap taun terkandung dalam biji-bijian, sisanya
terkandung dalam limbah pertanian.

b. Ternak dan Limbah Ternak


Limbah ternak telah digunakan sebagai pupuk alami dalam pertanian
tradisional dan menjadi sumber besar fosfor daur ulang dalam
pertanian modern. Menurut nasional Amerika Serikat, estimasi
produksi global dari Fosfor dalam limbah ternak adalah 10-20 MMT P
yr-1. Fosfor dalam limbah ternak dapat bertambah sekitar 5.0 MMT P
yr-1 apabila hewan ternak mengonsumsi pakan melalui 3 sumber
antara lain konsumsi sereal hewan ternak , sisa tanaman yang
digunakan sebagai pakan ternak (beras gandung jagung), dan sumber
pakan aditif.
c. Konsumsi Makanan dan Limbah Manusia
Sumber pospor organic ketiga yang tersedia untuk lahan pertanian
adalah limbah manusia (kotoran manusia). Dengan mengasumsikan
makanan yang dikonsumsi rata-rata 1400mg P per kapita, dimana
mengandung sekitar 3,3 MMT P yr-1. Sedangkan limbah manusia
yang didaur ulang berjumlah 1,5 MMT P yr-1.
Dampak Ekologi Dari Penggunaan Fosfor
Isu-isu ekologis terkait fosfor, beberapa diantaranya adalah karena
penggunaan fosfor yang tidak tepat. Berikut merupakan dampak ekologi dari
penggunaan fosfor.
a. Konservasi mineral
Fosfor merupakan sumber daya yang tak terbarukan dan terbatas.
Penggunaan fosfor yang berlebihan atau tidak dalam keadaan konstan
dapat menyebabkan ketersediaan fosfor habis dalam jangka waktu
kurang dari 80 tahun. Jadi fosfor dalam litosfer akan habis sebelum
sedimen baru terbentuk.
b. Erosi Tanah
Lahan pertanian dunia telah kehilangan fosfor pada tingkat yang
mengejutkan sebanyak 10.5 MMT P yr-1. Kerugian besar dari lahan
pertanian ini terutama disebabkan oleh angin dan erosi air tanah
lapisan atas. Erosi tanah telah diakui sebagai salah satu krisis
lingkungan paling serius yang diderita dunia. Diperkirakan 10 juta ha
lahan pertanian ditinggalkan setiap tahun di seluruh dunia karena
kekurangan produktivitas yang disebabkan oleh erosi tanah.
c. Limbah Hewan
Peternakan, khususnya tempat pemberian pakan intensif besar, telah
menjadi masalah besar baik untuk daur ulang organik fosfor dan untuk
emisi polutan fosfor Surplus fosfor yang cukup besar dalam pupuk
kandang, karena jumlah nutrisi kotoran relatif terhadap kapasitas
asimilatif tanah yang tersedia di lahan pertanian untuk aplikasi telah
berkurang, terutama di area produksi tinggi tertentu.
d. Eutrofikasi
Eutrofikasi adalah masalah lingkungan hidup yang diakibatkan oleh
limbah fosfat (PO43-). Eutrofikasi adalah ledakan yang tidak
diinginkan dari organisme dalam air yang hidup di danau dan muara
yang menghasilkan penipisan oksigen serta dapat merusak ekosistem
perairan.
b. Alotrop Fosfor dan Pembuatannya
Fosfor memiliki tiga bentuk alotropnya yaitu Fosfor putih, merah
serta hitam. Bentuk unsur paling sederhana dari fosfor adalah padatan
yang dinamakan fosfor putih. Jenis alotropi ini tersusun atas P4 dengan
setiap atom P terletak pada sudut tetrahedron. Alotropi ini sangat reaktif
karena kecilnya sudut P-P-P yaitu 60o. pada sudut yang kecil, orbital
atom fosfor tidak dapat bertumpukan dengan baik sehingga ikatannya
sangat lemah. Hal ini berarti bahwa pemutusan P-P terjadi dengan mudah
dan pemutusan ini merupakan langkah awal yang menyebabkan reaksi
dengan molekul lain berlangsung terutama ksigen. Sehingga fosfor putih
sangat reaktif dengan oksigen dan dapat terbakar secara spontan di udara.
Sedangkan untuk alotropi fosfor merah dan hitam kurang reaktif
dibanding dengan fosfor putih. Struktur dari alotropi hitam dan merah
belum diketahui secara pasti namun telah diprediksi bahwa mengandung
molekul P4 tetrahedral
Pembuatan fosfor tergantung pada jenis fosfornya, yaitu berupa fosfor
putih atau fosfor merah
1. Pembuatan fosfor putih Fosfor putih pertama kali dibuat oleh Hening
Brand pada tahun 1669. Ilmuwan ini awalnya membuat fosfor putih
dengan cara memanaskan urine dan pasir kemudian
mengkondensasikan uapnya melalui air. Unsur yang diproleh dapat
mengeluarkan cahaya, sehingga unsure tesebut dinamakan
phosphorus. Selanjutnya,Wohler memperkenalkan cara modern untuk
memproleh fosfor putih. Caranya dengan mereduksikan Kalsium
fosfat, pasir, dan batang karbon pada suhu 1.300oC dalam tungku
pembakaran listrik. Fosfor yang diproleh didistilasi kemudian
dikondensasikan di dalam air sebagai molekul P4.
Reaksi utamanya
2Ca3(PO4)2(s) + 6 SiO2(s) + 10 C(S)  6CaSiO3(l) + 10CO(g) + P4(g)
Uap P4 dan CO selanjutnya dikondensasikan kedalam air hingga
diproleh Kristal fosfor putih murni. Fosfor putih sangat reaktif
terhadap oksigen sehingga terbakar dan menghasilkan gelembung-
gelembung. Oleh karena itu, fosfor disimpan dalam air.
2. Pembuatan fosfor merah fosfor merah di buat dengan car memanaskan
fosfor putih. Fosfor merah dalam keadaan murni dapat diproleh
dengan cara kristalisasi larutan dengan menggunakan bantuan Pb.
Sebuah penutup yang dilengkapi dengan pipa keselamatan, terpasang
erat dan panci dipanaskan pada suhu 550 K selama 3 sampai 4 hari. air
keluar sebagai uap melalui pipa keselamatan dan uap fosfor yang
keluar dapat dicegah dengan sistem refluks kondensasi. Setelah 48
jam suhu dinaikkan menjadi 673 K ketika sebagian besar fosfor putih
tidak berubah disuling. Isi disimpan basah dan tanah untuk
memberikan bubur fosfor merah. Setelah sebagian besar air
didekantasi, natrium karbonat ditambahkan. Pada keadaan mendidih,
fosfor putih yang tersisa dihancurkan. Akhirnya, fosfor merah diambil
dan disimpan dalam vakum kering. Namun, Fosfor merah sulit
diproleh dalam keadaan murni.
3. Fosfor hitam diperoleh dari pemanasan fosfor putih pada di bawah
tekanan tinggi pada suhu 550°C dan memiliki kilau seperti logam
serta bersifat semikonduktor, tetapi pada tekanan tinggi fosfor hitaam
menunjukkan sifat seperti logam.
c. Kemungkinan Reaksi
Ada dua macam oksida fosfor yang dikenal yaitu P4O10 dan P4O6
1) P4O6
Adalah oksida molecular, dan struktur tertrahedralnya dihasilkan
dari penghilangan atom oksiden terminal dari fosfor pentaoksida.
Masing-masing fosfor berkoordinasi 3. Senyawa ini dihasilkan
bila fosfor putih dioksidasi pada suhu rendah dengan oksgen
terbatas. Senyawa ini disebut juga Fosfor Tri Oksida (P2O3).
Oksida ini mempunyai karakteristik yaitu tidak berwarna dan
mudah menguap. Oksida ini terbentuk P4 yang terbakar dalam
keadaan kekurangan oksigen.
P4O6(aq) + H2O(l)dingin  H3PO3
P4O6(aq) + H2O(l)panas  fosfor merah
2) P4O10
Fosfor pentoksida, P4O10, adalah padatan kristalin putih dan dapat
tersublimasi, terbentuk bila fosfor dioksidasi dengan sempurna.
Empat atom fosfor menempati tetrahedra dan dijembatani oleh
atom-atom oksigen. Karena atom oksigen diikat ke setiap atom
fosfor, polihedra koordinasi oksigen juga tetrahedral.
Karena senyawa ini sangat reaktif pada air, senyawa ini
digunakan sebagai bahan pengering. Tidak hanya sebagai
desikan, tetapi merupakan bahan dehidrasi yang kuat, dan N2O5
atau SO3 dapat dibentuk dengan mendehidrasikan HNO3 dan
H2SO4 dengan fosfor pentoksida. Fosfor pentoksida membentuk
asam fosfat, H3PO4, bila direaksikan dengan sejumlah air yang
cukup, tetapi bila air yang digunakan tidak cukup, berbagai
bentuk asam fosfat terkondensasi akan dihasilkan bergantung
kuantitas air yang digunakan.
P4O10(aq) + H2O(l)dingin  HPO3  H4P2O7  H3PO4

P4O10(aq) + HNO3(aq)  N2O5(aq) + H3PO4


P4O10(aq) + H2SO4(aq)  SO3(g) + H3PO4

Reaksi diatas merupakan pendehidrasi yang baik karena apabila


direaksikan dengan P4O10 ,maka H2O( molekul air) akan diikat
oleh P4O10 menjadi H3PO4 dan nitrat akan menjadi bentuk oksida
nitrogen yang merupakan komponen dasar pembentuk asam
nitrat.
HNO3(aq) + H2O(l)  N2O5(g)

d. Penggunaan Fosfor
Senyawa yang dikenal sebagai fosfor pentasulfide (P2S5) dan fosfor
sesquisulfide (P4S3) digunakan untuk membuat kayu dan kertas korek
api biasa. Senyawa ini melapisi ujung korek api. Ketika korek
api tergores di permukaan, fosfor pentasulfide atau fosfor sesquisulfide
pecah dan terbakar. Ia terbakar oleh bahan kimia lainnya pada kepala
korek. Senyawa fosfor lain dengan sejumlah kegunaan adalah fosfor
oksiklorida (POCl3). Senyawa ini digunakan dalam pembuatan aditif
bensin, dalam produksi beberapa jenis plastik, sebagai agen tahan api,
dan dalam pembuatan transistor untuk perangkat elektronik.
4. Kesimpulan
Unsur golongan 15 merupakan unsur yang keberadaannya melimpah
di alam. Nitrogen merupakan unsur yang paling banyak, sedangkan fosfor
memiliki kelimpahan paling banyak nomor 12 di alam. Unsur nitrogen
bersifat reaktif sehingga memiliki bilangan oksidasi dari +1 sampai +5.
Nitrogen dapat bereaksi membentuk beberapa senyawa seperti senyawa
hidrida, oksida, sulfida, oksianion dan asam oksida. Oksigen bermanfaat
dalam bidang medis dan kedirgantaraan.

DAFTAR PUSTAKA
Henderson, W. 2000. Tutorial Chemistry Text. UK : The Royal Society of
Chemistry
Shiver and Atkins. 2000. Inorganic Chemistry Fifth Edition. Great Britain :
Oxford University Press
Stein, L. Y., & Klotz, M. G. (2016). The nitrogen cycle. Current Biology, 26(3),
R94–R98. https://doi.org/10.1016/j.cub.2015.12.021
Warf, B. (2014). Phosphorus Cycle. Encyclopedia of Geography, 5(2003).
https://doi.org/10.4135/9781412939591.n883

Anda mungkin juga menyukai