Anda di halaman 1dari 4

1. Pria penyelamat yang menjadi penjagaku selamanya.

Pada hari ini, seorang pria yang menyelamatkanku 28 tahun lalu dari usaha

pemerkosaan oleh 3 pria lainnya, terlihat berjalan dengan tongkat akibat

kejadian itu. Namun ia terlihat begitu bangga saat meletakkan tongkatnya di

pinggir, menuntun anak perempuan kami maju ke pelaminannya.

2. Kebaikan itu sebuah siklus kok!

Hari ini, sekitar sejam setelah aku kehilangan dompetku, seorang pria muncul di

depan pintu rumahku sambil membawanya. Semua isinya masih utuh termasuk

uang tunai US$ 200. Di saat aku menyampaikan terima kasih, ia memohon untuk

melakukan kebaikan yang sama pada orang lain untuk membalasnya. Pria itu

bercerita bahwa ia juga habis kehilangan dompetnya pagi ini.

Aku akhirnya menyerahkan US$100 sebagai antisipasi jika ia gak menemukan

dompetnya. Ia berterima kasih dan pergi. Sore harinya, ia mendatangi rumahku

lagi untuk mengembalikan uang US$ 100 yang aku berikan. Ia berkata, "Seorang

wanita menemukan dompetku dan mengembalikannya dalam keadaan masih utuh

seluruhnya."

3. Menemukan yang berharga di saat yang tepat.

Hari ini, saat aku menjelajahi tumpukan buku di toko buku bekas, aku menemukan

buku yang dulu dicuri dariku. Itu adalah pemberian almarhum kakekku, di halaman

terdepannya masih ada namaku.

Di samping namaku, ada pesan yang dulu ditulis oleh almarhum kakekku, "Aku

harap kamu menemukan lagi buku ini saat sudah dewasa, semoga itu membuatmu

memikirkan dan menghargai apa saja sebenarnya hal yang terpenting dalam

hidupmu."
4. Rela berkorban demi kebaikan.

Kucingku tiba-tiba menghilang dan gak kembali dalam waktu lama. Aku sedih dan

mengira gak akan melihatnya lagi. 24 jam setelah aku menempelkan banyak

selebaran di seluruh penjuru kota, seorang pria meneleponku dan mengatakan

bahwa ia menemukan kucingku.

Ternyata pria tersebut adalah seorang tunawisma dan ia menggunakan satu-

satunya koin miliknya untuk meneleponku dari telepon umum. Ia sangat ramah dan

bahkan membelikan kucingku makanan kalengan. Aku memberikan semua uang

tunai yang aku bawa karena pengorbanannya.

5. Kebaikan akan selalu terbalas walau gak dalam waktu dekat.

Sudah 5 tahun sejak terakhir kali aku menjadi sukarela di organisasi sosial

pencegahan bunuh diri, seorang manajer baru meneleponku. Ia mengatakan

bahwa organisasinya mendapatkan sumbangan sebesar US$ 25.000 dari

seseorang yang gak menyebutkan namanya. Donasi tersebut dibarengi e-mail yang

berisi, "Terima kasih, Claire. Kamu menyelamatkanku." Ternyata, aku satu-

satunya Claire yang pernah menjadi sukarelawan di sana.

6. Kebahagiaan bisa dalam bentuk apapun.

Seorang pria tunawisma yang aku kenal di sekitar perumahanku datang ke toko

rotiku. Ia membeli kue ulang tahun besar, aku memutuskan untuk memberikannya

diskon 40%. Aku dengan penasaran mengintipnya seiring ia berjalan keluar dari

tokoku. Ia menyebrang jalan dan memberikan kuenya ke seorang tunawisma

lainnya sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Mereka tertawa bersama

dan saling berpelukan terharu.


7. Kebaikan bisa datang dari siapa saja.

Di perjalanan pulang kantor, aku melihat seorang pemuda menuntun seorang

nenek yang menggunakan tongkat untuk naik ke bus, yang aku naiki juga. Nenek

itu tersenyum senang. Mereka berdua duduk di seberangku, terpisah gang di

tengah bus. Baru saja aku mau bilang ke nenek itu karena punya cucu yang luar

biasa, kudengar pemuda tersebut bertanya pada nenek itu, "Namaku Kris, kalau

nenek namanya siapa?"

8. Bukan untuk kepentingan diri sendiri saja.

Aku menyaksikan sebuah kecelakaan mobil parah di ujung jalan. Seorang pria

mabuk mengendarai mobil dan lupa menyalakan lampunya, kemudian menghantam

mobil seorang pemuda dari arah berlawanan. Mobil pria mabuk tersebut mulai

terbakar. Kemudian pemuda itu keluar dari mobilnya, dalam keadaan bersimbah

darah, berlari ke arah mobil pria mabuk itu. Ia menarik pria mabuk itu dari

mobilnya sebelum benar-benar terbakar seluruhnya.

9. Ketidaksengajaan pun bisa menenangkan.

Aku mengirim pesan ke supervisorku bahwa aku gak bisa masuk kerja, karena

menemani ayahku di IGD akibat serangan jantung. Aku mendapatkan balasan

bahwa nomor yang aku hubungi salah sambung, mungkin karena saking paniknya

sampai aku salah memasukkan nomor. Beberapa menit kemudian, seorang wanita

di nomor tersebut meneleponku dan menyampaikan doa untuk ayahku. Ia

bercerita bahwa dulu ayahnya juga kena serangan jantung dan bisa sembuh pulih.

Kami bertelepon selama sekitar setengah jam dan ia membuatku jauh lebih

tenang.
10. Gak selalu seperti yang kita ketahui biasanya.

Saat itu ada evakuasi akibat kebakaran di sekolahku, aku keluar secepatnya dari

dalam ruangan dan melihat sesuatu menakjubkan. Di luar, seorang anak yang

terkenal berandal dan suka membully, menggandeng tangan adik perempuanku

(yang autis) dan mengatakan padanya, "Gapapa kok, sudah aman."

Anda mungkin juga menyukai