Telemarketing adalah penggunaan telepon dan pusat panggilan (call center) untuk
menarik prospek, menjual kepada pelanggan yang telah ada dan menyediakan layanan
dengan mengambil pesanan dan menjawab pertanyaan melalui telepon.
Dan kami mengambil studi kasus yang terkait dengan Telemarketing yaitu AXA Mandiri
Insurance Indonesia.
Dengan semakin bergairahnya pelaku asuransi jiwa dalam memanfaatkan segala jalur
distribusi demi mengerek premi mereka. Maka AXA Mandiri Financial Service (AXA
Mandiri), mulai serius menggarap jalur pemasaran lewat telepon dengan mendirikan
telemarketing centre. Padahal sebelumnya, asuransi patungan AXA dan Bank Mandiri ini
terkenal dengan jalur pemasaran asuransi melalui bank (bancassurance).
Menurut Jon Sandham, Presiden Direktur AXA Mandiri, telemarketing merupakan
salah jalur alternatif yang berkontribusi positif. Terbukti, sampai akhir September
berkontribusi hingga Rp 293,4 miliar atau 16,5% dari total premi baru yang mereka kantongi.
Angka tersebut tumbuh 21% dibandingkan periode sama tahun lalu. Makanya, AXA Mandiri
sangat optimis dengan potensi pertumbuhan telemarketing.
AXA Mandiri ingin mengembangkan telemarketing dikarenakan potensinya yang luar biasa.
Keunggulan jalur distribusi lewat saluran telepon ini adalah efisien dan efektif dalam
menjangkau nasabah. Alasan lain, untuk menangkap nasabah Bank Mandiri yang jarang
berkunjung ke kantor cabang. Selain itu, jalur distribusi ini dipakai sebagai kendaraan AXA
Mandiri untuk masuk ke pasar menengah-bawah yang selama ini belum tersentuh dengan
premi terjangkau, Rp 10-300 ribu/bulan.
Telemarketing dapat menjangkau nasabah lebih luas dan efisien. Nasabah bisa
mendapatkan info atau membeli produk asuransi melalui telepon. Hal ini sesuai karakter
nasabah di kota-kota besar yang sibuk bekerja, sehingga tidak perlu datang ke kantor
perusahaan asuransi. Untuk mengerek kontribusi dari jalur ini, AXA Mandiri mengandalkan
sebanyak 510 telesales officer.
Saat ini nasabah asuransi yang memanfaatkan jalur telemarketing hanya bisa membayar
premi melalui kartu kredit. Dengan penambahan sistem pembayaran baru, kontribusi premi
dari telemarketing pasti bisa lebih besar. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat,
jalur telemarketing baru berkontribusi sebesar Rp 647,1 miliar dari total premi Rp 75,1 triliun
per kuartal III 2012.
Saat itu gue berada di kendaraan sedang dalam posisi terjebak macet.
“Saya ibnu dari asuransi xax yang bekerja sama dengan bank sendiri ingin menginformasikan
selamat kepada bapak sebagai nasabah terpilih mendapat kesempatan asuransi premium dari
kami”
“Maaf tidak ada pak, karena bapak nasabah terpilih jadi dapat premium. Nasabah bank lain
belum tentu mendapat kesempatan yang sama”
*lalu dia bercerita banyak tentang produk asuransinya. Gue ga inget jadi gue potong disini 😀
“Ooh gitu toh. Begini saja pak, saya tertarik dengan penawaran bapak. Bisa di emailkan saja
informasi produk asuransinya?”
“Saya eja ya! romeo india zebra ultra papa zebra et gmail dot com”
“Baik pak terima kasih, akan saya email. Nanti mohon dibaca ya pak dan akan saya hubungi
kembali besok bisa?”
“Ok saya tunggu emailnya. Besok hubungi saya di jam yang sama saja”
Keesokkan harinya..
“Belum pak”
“Hah? itu email yang mana pak? saya hanya kirim ke romeo india zebra ultra papa zebra et
gmail dot com”
Sumber :
https://www.academia.edu/15437286/Telemarketing_pada_AXA_Mandiri
https://rizupz.wordpress.com/2014/07/24/panggilan-telpon-dari-telemarketing/amp/