Topik : Insecta
Tujuan : Mengenali bagian-bagian tubuh dari insecta
Hari, tanggal : Sabtu, 10 Mei 2014
Tempat : Ds. Takisung, Kec. Pelaihari, Kab.Tanah Laut, Kalimantan
Selatan
V. ANALISI DATA
1. Kupu-kupu (Catopsilis syclla)
Klasifikasi
Filum: Arthropoda
Kelas: Insekta
Ordo: Lepidoptera
Family: Poliadinae
Genus: Catopsilia
Spesies: Catopsilia syclla
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yang kami lakukan pada kupu-
kupu Catopsilia syclla, posisi kepala kupu-kupu ini hypogantus, memiliki antena
satu pasang, dan ruas antena 5 ruas, bentuk kepala filiform, memiliki mata tunggal
satu pasang, dan tipe mulut menjilat-menghisap.
Kupu-kupu Catopsylia syclla juga mempunyai protoraks dan mesotoraks,
memiliki sayap depan dengan ukuran panjang 2,4 cm- 3,1 cm yang berwarna
kuning. Dan bentuk toraksnya pita serta memilki rangka sayap.Memiliki tungkai
yang berjumlah 3 ruas, yaitu pada koksa/ ruas pertama, trokhonter/ ruaskedua,
memiliki kuku, tetapi tidak terdapat arolium, dan bentuk tungkai ambotorial.
Memiliki bentuk abdomen memanjang, dan jumlah ruas abdomen 7 ruas, panjang
tubuh 1,8 cm-2,8 cm, banyak terdapat di cagar alam, pegunungan.
Berdasarkan pustaka, terdapat sedikit perbedaan dengan hasil pengamatan
yang kami lakukan, yaitu perbedaan posisi kepala prognatus, memiliki antena
yang berjumlah 11 ruas, bentuk toraks sayap depan membulat memanjang, dan
berwarna putih pinggiran hitam, memilki tekstur yang lunak. Kemudian pada
tungkai kupu-kupu ini memliki ruas pertama dan ruas terakhir yang berjumlah 6
ruas, dan tidak mempunyai kuku. Ruas abdomen berjumlah 3-5 ruas, dan
berbentuk lonjong dengan panjang tubuh 60 mm.
Klasifikasi
Filum: Arthropoda
Kelas: Insekta
Ordo: Lepidoptera
Family: Nympalidae
Genus: Mycalesis
Spesies: Typhina baidus
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dilapangan, pada kupu-
kupu Typhina baidus posisi kepala prognatus, memilki antena 8 ruas, bentuk
kepala filiform, memilki mata tunggal satu pasang, dan tipe mulut menjilat
menghisap.
Pada bagian toraks memilki protoraks dan mesotoraks, pada sayap depan
memilki tekstur yang lembut, berbentuk pita, memilki rangka sayap, panjang
sayap depan 1 cm, dengan warna kuning kecoklatan, sedangkan pada sayap
belakang panjang sayapnya 0,8 cm.
kemudian pada bagian tungkai memiliki ruas berjumlah 3 ruas, yang
terdapat pada ruas pertama dan ruas ketiga, memilki kuku, dan bentuk tungkai
ambolatorial. Pada abdomen memilki ruas sebanyak 5 ruas, dengan bentuk yang
lonjong, dan panjang tubuh 1,2 cm, habitan kupu-kupu Typhina baidus di semak-
semak.
Berdasarkan pustaka terdapat sedikit perbedaan dengan hasil pengamatan
kami, yaitu posisi kepalanya hypogantus, memilki antenna dengan jumlah ruas 4
ruas, memilki mata tunggal dan mata majemuk, tekstur sayap depan lunak dengan
panjang 2-3 cm, dan berwarna coklat keabuan, begitu pun dengan sayap belakang
yang juga memiliki tekstur yang lunak, dengan panjang 1,2 cm.
Bentuk tungkai fosorial, dan pada bagian abdomen memilki ruas
berjumlah 8 ruas dengan bentuk memanjang, dan panjang tubuh 2 cm, habitat
kupu-kupu Typhina baidus di semak-semak.
4. Kupu-kupu(Acraea violae)
Klasifikasi
Filum: Arthropoda
Kelas: Insekta
Ordo: Lepidoptera
Family: Nympalidae
Genus: Acraea
Spesies: Acraea violae
Sumber: Fabricus 1793
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dilapangan, posisi
kepala kupu-kupu Acraeaviolae hypogantus, memilki antenna satu pasang, dengan
ruas yang tidak terlihat, bentuk kepala lamelata, memiliki mata tunggal satu
pasang, dan tipe mulut menjilat-menghisap.
Pada toraks memiliki protoraks, dan metatoraks, memiliki sayap depan
yang bertekstur lembut dengan panjang 2,7 cm, berbentuk pita, selain itu memilki
rangka sayap dan berwarna orange kecoklatan. Pada bagian sayap belakang
memilki tekstur yang lembut dengan panjag 1,8 cm, berbentuk pita, dan berwarna
orange kecoklatan.
Kemudian terdapat atau memilki ruas bagian ruas pertama dan ruas
keempat pada tungkai, dengan jumlah tungkai 4 ruas, serta bentuk tungkai
ambotorial. Pada bagian abdomen berjumlah 2 ruas, dengan bentuk memanjang
,dan panjang tubuhnya 2 cm, habitatnya banyak terdapat di semak-semak.
Berdasarkan pustaka dan hasil pengamatan kami di lapangan, terdapat
sedikit perbedaan ,yaitu pada tipe mulut menurut pustaka menggigit-menghisap,
tekstur sayap kasar, bentuk sayap depan membulat dan sayap belakang memajang,
berwarna coklat kekuningan, dan panjang sayap belakang 3-5 cm, panjang sayap
depan 3 cm.
Pada Dada (thorax) mempunyai dua pasang sayap dan tiga pasang kaki
yang terhubung pada dada (thorax). Sayap merupakan bagian sangat tipis dari
kerangka lebah. Sebagian besar spesies memiliki sayap depan dengan ukuran 0,7
cm lebih besar dibandingkan dengan sayap belakang dengan ukuran 0,5 cm. Sisi
sayap yang berdampingan antara sayap depan dan belakang mempunyai pengait
yang disebut hamuli, yang berfungsi untuk mengepakan sayap bersama-sama
ketika terbang. Memiliki perut (abdomen) dengan jumlah ruas 6 buah dan bentuk
membulat dan panjang tubuh 1 cm.
16. Semut (Formica rufa)
Klasifikasi :
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Family : Formicidae
Genus : Formica
Spesies : Formica rufa
(Sumber : Linnaeus, 1761)
Posisi kepala pada semut ini adalah prognatus yang dilengkapi sepasang
antena yang jumlah ruasnya 2, memilik mata tunggal, bertipe mulut menggigit dan
mengunyah. Pada bagian toraksnya tidak memiliki sayap. Semut ini memiliki
koksa, trokhanter, femur, tibia dan tarsus. Jumlah ruas tungkainya ada 5, memiliki
claw dan arolium. Bentuk tungkai dari semut ini adalah cursorial. Pada abdomen
jumlah ruasnya 11 dan berbentuk membulat. Panjang tubuh semut ini mulai dari
10-12 mm. Semut ini dapat di temukan di pepohonan yang rimbun.
VI. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut
1. Serangga (Insecta) memilki ciri: tubuh terbagi menjadi 3 bagian
(kepala-thoraks-abdomen), mempunyai sepasang antena, kaki 3
pasang, sayap 1-2 pasang, alat mulut terdiri dari 1 pasang mandibulata
(rahang), 1 pasang maksila (letak di belakang rahang), labium (bibir),
hipofaring (lidah).
2. Pada Capung: memiliki dua pasang sayap tipis seperti selaput.
Mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tipe mulut menggigit.
3. Pada Belalang : Sayap depan agak keras dan lurus yang disebut tegmen
sayap belakang berbentuk seperti selaput (membran) . Alat mulut
menggigit mengunyah dengan posisi hypognatus . Tipe metamorfosis
paurometabola (telur nimfa imago).
4. Pada Kupu-kupu :Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan
tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni. Pada kepala dijumpai
adanya alat mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki
tipe penggigit. Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang
disebut proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya
mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna. Metamorfose
bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui
stadia : telur —> larva —> kepompong —> dewasa. Larva bertipe
polipoda, memiliki baik kaki thoracal maupun abdominal, sedang
pupanya bertipe obtekta.
5. Pada Kumbang : Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan
sayap belakang. Sayap depan tebal dan permukaan luarnya halus yang
mengandung zat tanduk sehingga disebut elytra, sedangkan sayap
belakang tipis seperti selaput. Mengalami metamorfosis sempurna.
Punya tanduk satu di ujung kepalanya. Mulut tipe pengigit dilengkapi
dengan rahang atas dan bawah yang sangat kuat .
6. Pada Semut : Tipe Gigi Mulut tipe pengigit pada kasta prajurit yang
dilengkapi dengan rahang yang sangat kuat, pada kasta pekerja dan
raja mulut bertipe pengunyah dan penjilat .
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.a.2014.http://jujujitu.blogspot.com/2011/05/capung-diplacodes-
trivialis-chalky.html. [Diakses pada 11 Mei 2014].
Anonim.b.2014.http://en.wikipedia.org/wiki/Catopsilia_pomona.
[Diakses pada 11 Mei 2014].
Anonim.c.2014.http://jujujitu.blogspot.com/2011/07/kumbang-koksi-
transverse-ladybird.html. [Diakses pada 11 Mei 2014].
Anonim. d. 2014. http://bugguide.net/node/view/313899. [Diakses pada
11 Mei 2014].
Anonim.e.2014.http://potokitomyshot.blogspot.com/2012/03/aspidomorp
ha-deusta-sumatra-indonesia.html. [Diakses pada 11 Mei 2014].
Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematika Hewan. Sinar Wijaya : Surabaya.
Lilies, Christina. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta:
Kanisius