Anda di halaman 1dari 14

STATUS KLINIS FISIOTERAPI FASCIITIS PLANTARIS

LAPORAN STATUS KLINIS

I. Keterangan Umum Penderita


Nama : Ny. F
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawati Bank

II. Data-data medis Rumah Sakit


A. Diagnosis medis
Facitis Plantaris Bilateral
B. Catatan Klinis
1. Foto rontgen
Kesan : normal
Tidak ditemukan adanya kelainan pada tulang metatarsal dan calcaneus.
2. Lab
Tidak dilakukan
C. Terapi Umum (General Treatment)
- Medika Mentosa
Pirofel 0,5%
Mefinal 500 2x1
Myonep 2x1
Meloxicam 2x1
Lameson 2x1
Braxidin 3x1
Kalmeco 2x1
- Rehab Medik (fisioterapi)
D. Rujukan Fisioterapi dari dokter
Mohon di lakukan Tindakan fisioterapi US kedua tumit, TENS, strengthening exercise untuk
Ny.F dengan diagnose Facitis Plantaris Bilateral.
III.Segi Fisioterapi
Tanggal : 14 Oktober 2014
A. Anamnesis ( Auto Anamnesis )
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan lemah dan tebal pada tungkai kiri, nyeri pada tumit saat lama memakai sepatu
hak tinggi. Setelah beberapa bulan di ikuti nyeri pada tumit kanan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sekitar Tiga bulan yang lalu pasien mengalami lemah pada kaki kiri dan nyeri pada tumit kiri.
Tungkai kirinya terasa lemah, tebal dan lebih kecil dari tungkai kanannya. Setelah beberapa
bulan di ikuti rasa nyeri pada tumit kanannya. Kemudian pada tanggal 14 oktober pasien
memeriksakan diri ke poli Syaraf lalu di rujuk ke (fisioterapi).
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami penyakit serupa dan tidak pernah mengalami hal-hal yang memicu
penyakit tersebut.
4. Riwayat Penyakit Penyerta
Hipertensi (-)
Diabetes (-)
Penyakit jantung (-)
5. Riwayat Pribadi
Pasien adalah seorang karyawati Bank yang setiap hari memakai sepatu hak tinggi mulai dari pukul
08.00-17.00. pasien juga seorang ibu rumah tangga yang belum mempunyai anak.
6. Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama (bukan herediter).
7. Anamnesis system
a). Kepala dan leher
tidak ada keluhan sakit kepala dan ketegangan pada leher.
b). Kardiovaskuler
tidak ada keluhan keluhan sakit dada dan jantung berdebar-debar
c). Respirasi
tidak ada keluhan batuk dan sesak nafas
d). Gastrointestinal
tidak ada keluhan mual maupun sakit perut. BAB terkontrol.
e). Urogenitalia
tidak ada keluhan buang air kecil. BAK terkontrol.
f). Muskuloskeletal
di keluhkan adanya rasa lemah dan tebal pada tungkai bawah kiri dan rasa nyeri pada tumit
kiri kemudian setelah beberapa bulan di ikuti rasa nyeri pada tumit kanan. Pasien mengalami
Mialgia gatrocnemius sinistra dan atrofi gastrocnemius sinistra.
g). Nervorum
pasien mengeluhkan rasa tebal pada tungkai bawah kiri.

B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1.1 Pemeriksaan Tanda vital
a). Tekanan darah : 110/80 mmhg
b). Denyut nadi : 88 kali / menit
c). Pernafasan : 20 kali / menit
d). Temperatur : 35,5o c
e). Tinggi Badan :160 cm
f). Berat badan : 52 kg
1.2 Inspeksi
- Statis : - KU Baik
- Tanda-tanda inflamasi (-)
- Pasien tidak memakai alat bantu
- Betis kiri lebih kecil dari betis kanan
- Dinamis : - pasien kehilangan fase heel strike pada tungkai kiri
- pasien terlihat menahan sakit saat berjalan
1.3 Palpasi
1. Suhu lokal tungkai bawah kanan dan kiri sama.
2. Tidak ada nyeri tekan pada ankle dan foot.
3. Tidak terdapat oedema pada tungkai bawah, ankle dan foot
4. Hipotonus m.gastrocnemius sinistra
1.4 Perkusi
Tidak dilakukan
1.5 Auskultasi
Tidak dilakukan
1.6 Gerakan dasar
a). Gerak aktif
Sinistra
Gerakan Keterangan Nyeri
Flexi knee Tidak full ROM Nyeri
Extensi knee Full ROM Tidak nyeri
Plantar flexi Tidak full ROM Nyeri
Dorci flexi Full ROM Tidak Nyeri
Eversi Full ROM Tidak Nyeri
inversi Full ROM Tidak Nyeri

Dextra
Gerakan Keterangan Nyeri
Flexi knee Full ROM Tidak Nyeri
Extensi knee Full ROM Tidak Nyeri
Plantar flexi Full ROM Tidak Nyeri
Dorci flexi Full ROM Tidak Nyeri
Eversi Full ROM Tidak Nyeri
Inverse Full ROM Tidak Nyeri
b). Gerak pasif
Sinistra
Gerakan Keterangan Nyeri Endfeel
Flexi knee Full ROM Nyeri Soft
Extensi knee Full ROM Tidak Nyeri Hard
Plantar flexi Full ROM Nyeri Hard
Dorci flexi Full ROM Tidak Nyeri Hard
Eversi Full ROM Tidak Nyeri Hard
Inversi Full ROM Tidak Nyeri Hard

Dextra
Gerakan Keterangan Nyeri Endfeel
Flexi knee Full ROM Tidak Nyeri Soft
Extensi knee Full ROM Tidak Nyeri Hard
Plantar flexi Full ROM Tidak Nyeri Hard
Dorci flexi Full ROM Tidak Nyeri Hard
Eversi Full ROM Tidak Nyeri Hard
Inversi Full ROM Tidak Nyeri Hard

c). Isometrik melawan tahanan


sinistra
Gerakan Keterangan Nyeri
Flexi knee Mampu melawan Nyeri
tahanan minimal
Extensi knee Mampu melawan Tidak Nyeri
tahanan maximal
Plantar flexi Mampu melawan Nyeri
tahanan minimal
Dorci flexi Mampu melawan Tidak Nyeri
tahanan maximal
Eversi Mampu melawan Tidak Nyeri
tahanan maximal
Inverse Mampu melawan Tidak Nyeri
tahanan maximal
Dextra
Gerakan Keterangan Nyeri
Flexi knee Mampu melawan Tidak Nyeri
tahanan maximal
Extensi knee Mampu melawan Tidak Nyeri
tahanan maximal
Plantar flexi Mampu melawan Tidak Nyeri
tahanan maximal
Dorci flexi Mampu melawan Tidak Nyeri
tahanan maximal
Eversi Mampu melawan Tidak Nyeri
tahanan maximal
Inverse Mampu melawan Tidak Nyeri
tahanan maximal
1.7 Kognitif, Intra Personal, dan interpersonal
Kognitif : pasien mampu mengingat memori jangka panjang maupun jangka
pendek
Interpersonal : Pasien mampu berkomunikasi dengan baik kepada terapis dan sangat
kooperatif dengan terapis.
Intrapersonal : pasien mempunyai semangat yang tinggi untuk sembuh.
1.8 Kemampuan fungsional dan aktifitas fungsional
a). Kemampuan fungsional dasar.
Pasien dapat secara mandiri melakukan gerakan dari terlentang, duduk, berdiri, menekuk
lutut, meluruskan lutut.
b). Aktifitas fungsional
pasien mampu berjalan secara mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
c). Lingkungan aktivitas
lingkungan RS sangat efisien untuk latihan karena selain luas alat yang ada di RS memadai.
Lingkungan di rumah pasien mendukung untuk kesembuhan di rumah.

C. PEMERIKSAAN SPESIFIK ( FT A / FT B / FT C / FT D / FT E)

2.1.Pemeriksaan nyeri dengan VAS pada Ankle


No Nyeri Sinistra Dextra Keterangan
1 Nyeri diam 0 0 Saat istirahat
2 Nyeri tekan 3,2 0 Pada tumit
3 Nyeri gerak 5,3 0 Pada saat
berjalan

2.2.Pemeriksaan LGS dengan goneometer pada ankle kiri


Sinistra Dextra
S= PF-00-DF 15o-00-200 20o-00-450
F= eversi-00-inversi 150-00-200 20o-00-450

2.3 Pemeriksaan kekuatan otot Ankle dengan MMT


Grup otot Sinistra Dextra
Plantar flexi 3- 5
Dorci flexi 5 5
Eversi 5 5
Inverse 5 5
2.4 Antropometri tungkai bawah
Dari patella Sinistra Dextra
10 cm kebawah 34 31,5
10 cm kebawah 30 28,5
10 cm kebawah 21 20
Malleolus lateralis 23,5 23

3. Diagnosis Fisioterapi
3.1 Impairment
- kelemahan pada tungkai kiri
- nyeri pada tumit kiri dan kanan pada saat berjalan
- adanya atrofi pada gastrocnemius sinistra
-nyeri tekan pada gastrocnemius kiri dan tumit kiri
3.2 Fungsional limitation
- menurunnya kemampuan aktivitas fungsional misalnya untuk gerakan jinjit dan berjalan terlalu
lama dan memakai sepatu hak tinggi
- pasien mengalami kesulitan pada saat naik turun tangga
3.3 disability
Pasien tidak mengalami gangguan aktivitas social dan dapat berinteraksi dengan lingkungan,
masyarakat dll
4. Program Fisioterapi
5.1 Tujuan Fisioterapi :
- Mengurangi nyeri pada tumit kanan dan kiri
- Meningkatkan LGS Pergelangan kaki kiri
- Meningkatkan kekuatan otot gastrocnemius
- meningkatkan kemampuan fungsional gerak dan fungsi pasien guna meningkatkan kualitas
hidup.
5.2 Teknologi Alternatif
- Ultra Sonic
- TENS
- Strengthening excersise
- Streching excersise
- Kompres panas dan dingin
5.3 Teknologi yang dilaksanakan (jelaskan argumentasi / alasan mengapa ini yang
dilaksanakan)
1. Ultra Sonic : gelombang suara dengan frekuensi > 20.000 Hz yang mempunyai efek mikro
massage . meningkatkan sirkulasi darah , relaxsasi otot mengurangi nyeri, meningkatkan
kemampuan regenerasi.
2. TENS adalah suatu bentuk elektro terapi yang bertujuan untuk membloking nyeri
sehingga rasa nyeri pasien berkurang
3. terapi latihan yang bertujuan untuk stretching atau penguluran otot dan strengthening atau
penguatan yang bertujuan untuk penguatan otot.
3. EDUKASI
- Melakukan latihan dirumah seperti yang diajarkan oleh fisioterapi
- Memberi motivasi kepada pasien
- Memberi bantalan empuk pada tumit
4. RENCANA EVALUASI
- Nyeri menggunakan skala VAS
- Kekuatan otot menggunakan MMT
- LGS menggunakan Goneometer
- Antropometri menggunakan Midline
4. Prognosis
Quo at vitam : bonam
Quo at sanam : bonam
Quo at Fungsionam : dubia ad bonam
Quo at cosmeticam : dubia ad bonam
5. Penatalaksanaan fisioterapi
1. Ultra Sonic
- Posisi Pasien : pasien prone lying
Posisi terapis : Duduk di samping dekat tumit pasien
- Pelaksanaan :
Alat diatur sedemikian rupa sehingga tangkai mesin dapat menjangkau tangan yang
akan diterapi.kemudian area yang akan diterapi diberikan coupling medium kemudian
tranduser ditrempelkan lalu mesin dihidupkan lalu tranduser digerakan pelan-pelan dan irama
yang teratur di atas pergelangan tangan dengan arah tegak lurus dengan area terapi, tranduser
harus selalu kontak dengan kulit, dan jangan sekali-kali tranduser kontak dengan udara
karena udara adalah medium yang yang sangat tidak cocok karena hampir semua energi Ultra
Sonic dipantulkan. Selama proses terapi berlangsung harus mengontrol panas yang dirasakan
pasien. Jika selama pengobatan rasa nyeri dan ketegangan otot meninggi, dosis harus
dikurangi dengan menurunkan intensitas. Hal ini berkaitan dengan overdosis. Setelah terapi
selesai intensitas dinolkan, kemudian alat dirapikan seperti semula.
equensi : 3 MHz dengan arus continues
tensitas : 0,45-0,60 watt/ cm2.
Waktu : Luar Area / ERA
cm2 / 5 = 5 menit

2. Transcutaneus Electrical Nerve Stimulatuion (TENS)

a) Persiapan alat

Pastikan mesin masih dalam keadaan baik. Siapkan pad yang sama besar dan dalam

kondisi yang cukup basah sehingga hantaran listrik yang sampai ke jaringan dapat penuh.

Harus diperhatikan pula pemasangan kabel, metode pemasangan dan penempatan pad sampai

pemilihan waktu dan intensitas.

b) Persiapan pasien

Posisikan pasien pada posisi aman dan nyaman, yaitu dengan posisi tidur tengkurap.

Beri penjelasan pada pasien tentang terapi yang akan dilakukan. Penjelasan bisa berupa nama

terapi, mengapa terapi ini dipilih, rasa yang diharapkan selama terapi dan efek terapi.

c) Pelaksanaan terapi

Pasang pad pada otot gastrocnemius atau pada daerah yang nyeri. Kemudian hidupkan

mesin dan atur arus dengan intensitas 20 hz, dan waktu 10 menit, setelah 5 menit terapi

berjalan periksalah pasien untuk mengetahui apa yang dirasakan.jika pasien tidak lagi

merasakan arus, maka intensitas harus dinaikkan. Setelah terapi selesai mesin dimatikan dan

lepas pad dari pasien, serta dapat dilanjutkan program terapi yang lainnya.
3. Terapi latihan

Teknik terapi latihan yang digunakan dalam hal menurunkan rasa nyeri penderita Fascitis
Plantaris.

 Towel stretch : Long sitting dengan senyaman mungkin. Letakkan dan tarik handuk
di bawah telapak kaki. Tahan posisi ini selama 15 sampai 30
detik kemudian relaks. Ulangi 3 kali.

 Standing calf muscles stretch: Menghadap dinding, letakkan tangan ke dinding.


Luruskan salah satu kaki, kemudian tekuk lutut pada sisi yang satunya, dorong
perlahan-lahan sampai merasakan peregangan di bagian belakang betis. Tahan posisi
ini selama 15 sampai 30 detik. Ulangi 3 kali.

Plantar fascia stretch: Berdiri dengan kaki menapak di tangga. Langkahkan kaki hingga
tumit yang menumpu secara bergantian sampai merasakan peregangan di lengkungan kaki
Anda. Tahan posisi ini selama 15 sampai 30 detik dan kemudian relaks. Ulangi 3
kali.

Frozen can roll : letakkan bola tenis pada bawah telapak kaki, bolak-balik dari tumit
sampai pertengahan arkus Ulangi selama 3 sampai 5 menit. Latihan ini sangat bermanfaat
jika dilakukan hal pertama di pagi hari.

Towel pick up: Dengan tumit di lantai, mengambil handuk dengan jari-jari kaki kemudian
rileks. Ulangi 10 sampai 20 kali.

Static and dynamic balance exercises

- Tempatkan kursi di samping kaki dan berdiri tegak. (Ini akan memberikan Anda
keseimbangan). Berdiri di kaki yang sakit. Cobalah untuk mempertahankan posisi ini dan
keseimbangan di sisi yang sakit selama 30 detik.

- Berdiri di posisi yang sama seperti di atas. Jaga kaki Anda dalam posisi ini dan maju di
depan dengan tangan sisi yang sakit, sehingga lutut Anda menekuk. Ulangi 10 kali sambil
mempertahankan ketinggian arkus. Lakukan 2 kali pengulangan.

- Berdiri di posisi yang sama seperti di atas. Sementara mempertahankan ketinggian kaki
anda, mencapai tangan sisi yang sakit ke arah kursi. Semakin jauh mencapai, semakin
menantang latihan. Lalukan 2 set 10 kali hitungan.
Resisted dorsiflexion: long sitting, gerakkan kaki yang sakit ke arah plantar flexi
kemudian lawan tahanan dari terapis. Perlahan kembali ke posisi awal. Lakukan 3 set 10 kali
hitungan.

Resisted plantarflexion: long sitting, gerakkan kaki yang sakit ke arah dorsi flexi
kemudian lawan tahanan dari terapis. Perlahan kembali ke posisi awal. Lakukan 3 set 10 kali
hitungan.

Resisted inversi: long sitting, gerakkan kaki yang sakit ke arah eversi kemudian lawan
tahanan dari terapis. Perlahan kembali ke posisi awal. Lakukan 3 set 10 kali hitungan.

Resisted eversi: long sitting, gerakkan kaki yang sakit ke arah inversi kemudian lawan
tahanan dari terapis. Perlahan kembali ke posisi awal. Lakukan 3 set 10 kali hitungan.

1. Terapi hari pertama selasa, 14 oktober 2014


- Ultra Sounds
- TENS
- Terapi latihan
2. Terapi hari kedua rabu, 15 oktober 2014
- Ultrasounds
- TENS
- Terapi latihan
3. Terapi hari ketiga kamis, 16 oktober 2014
- Ultrasounds
- TENS
- Terapi latihan
4. Terapi hari keempat jumat, 17 oktober 2014
- Ultrasounds
- TENS
- Terapi latihan
5. Terapi hari kelima sabtu, 18 oktober 2014
- Ultrasounds
- TENS
- Terapi latihan
6. Terapi hari keenam senin, 20 oktober 2014
- Ultrasounds
- TENS
- Terapi latihan
H. EVALUASI

1. Evaluasi kekuatan otot dengan MMT

Gerakan T1 T2 T3 T4 T5 T6

Plantar flexi 3- 3- 3- 3- 3+ 3+

Dorci flexi 5 5 5 5 5 5

Eversi 5 5 5 5 5 5

Inverse 5 5 5 5 5 5

2. Evaluasi LGS Ankle S=palmar flexi -0- dorci flexi

Terapi Ankle sinistra Ankle sinistra Ankle dextra Ankle dextra

Aktif Pasiv Aktif Pasiv

1 S=15-0-20 S=20-0-30 S=20-0-45 S=25-0-50

2 S=15-0-20 S=20-0-30 S=20-0-45 S=25-0-50

3 S=15-0-20 S=20-0-30 S=20-0-45 S=25-0-50

4 S=15-0-20 S=20-0-30 S=20-0-45 S=25-0-50

5 S=20-0-30 S=25-0-35 S=20-0-45 S=25-0-50

6 S=20-0-30 S=25-0-35 S=20-0-45 S=25-0-50

Evaluasi LGS Ankle T=eversi -0- inverse

Terapi Ankle sinistra Ankle sinistra Ankle dextra Ankle dextra

Aktif Pasiv aktif Pasiv

1 T=20-0-30 T=25-0-35 T=20-0-30 T=25-0-35

2 T=20-0-30 T=25-0-35 T=20-0-30 T=25-0-35

3 T=20-0-30 T=25-0-35 T=20-0-30 T=25-0-35

4 T=20-0-30 T=25-0-35 T=20-0-30 T=25-0-35


5 T=20-0-30 T=25-0-35 T=20-0-30 T=25-0-35

6 T=20-0-30 T=25-0-35 T=20-0-30 T=25-0-35

3. evaluasi derajat nyeri dengan VAS

Nyeri T1 T2 T3 T4 T5 T6

Nyeri 0 0 0 0 0 0

diam

Nyeri 3,2 3,9 3,7 2,5 3,4 2,3

tekan

Nyeri 5,3 5,6 4,5 4,8 4,7 4,5

gerak

4.Antropometri

Tidak ada perubahan

Dari patella Sinistra Dextra


10 cm kebawah 34 31,5
10 cm kebawah 30 28,5
10 cm kebawah 21 20
Malleolus lateralis 23,5 23

I. HASIL TERAPI AKHIR

Dari hasil terapi pasien atas nama ny. F selama 6 kali di peroleh hasil :

1 Adanya peningkatan kekuatan otot mulai dari 3- menjadi 3+

2 Adanya peningkatan LGS Ankle sinistra dari 150-0o-200 menjadi 200-00-300 pada

gerakan palmar flexi dan dorci flexi. Pada gerakan eversi dan inverse sudah full ROM.

3.adanya penurunan nyeri tekan pada tumit dan penurunan nyeri gerak pada saat berjalan
4. tidak ada penambahan massa otot.

Anda mungkin juga menyukai