Makalah Pemberian Nutrisi Enteral
Makalah Pemberian Nutrisi Enteral
PENDAHULUAN
berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004).
nutrisi memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi
Terdapat 3 pilihan dalam pemberian nutrisi yaitu diet oral, nutrisi enteral dan
nutrisi parenteral. Diet oral diberikan kepada penderita yang masih bisa menelan
dokter, ahli gizi,penderita dan keluarga. Nutrisi enteral bila penderita tidak bisa
menelan dalam jumlah cukup, sedangkan fungsi pencernaan dan absorbsi usus
masih cukup baik. Selama sistem pencernaan masih berfungsi atau berfungsi
sebagian dan tidak ada kontraindikasi maka diet enteral (EN) harus
efek tropik pada lambung, duodenum dan colon sehingga dapat mempertahankan
1
integritas usus,mencegah atrofi mukosa usus dan translokasi bakteri, memelihara
2006).
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat
kepada pasien melalui tube kedalam lambung (gastric tube), nasogastric tube
(NGT), atau jejunum, dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin.
2
Rute pemberian nutrisi secara enteral diantaranya melalui nasogastric,
transpilorik, perkutaneus.
asupan nutrisi yang adekuat pada pasien yang belum mampu menelan atau
trauma, proses infeksi, pada sakit kritis dalam waktu yang lama.
dimana saluran cerna tidak berjalan sesuai mestinya, kelainan anatomi saluran
3
Makanan enteral sebaiknya mempunyai komposisi yang seimbang. Kalori
karbohidrat yang lebih mudah diabsorbsi. Sedangkan komposisi kalori non protein
dari sumber lemak berkisar 30-40%. Protein diberikan dalam bentuk polimerik
Pada formula juga perlu ditambahkan serat. Serat akan mengurangi resiko
diare dan megurangi resiko konstipasi, memperlambat waktu transit pada saluran
cerna, dan merupakan control glikemik yang baik. Serat juga membantu
terkontaminasi. Formula ini dapat diberikan melalui pipa sonde yang agak
Contoh :
1 Makanan cair tinggi energi dan tinggi protein (susu full cream, susu rendah
2 Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir, maizena)
4
3 Makanan cair tanpa susu (telur, kacang hijau, wortel, jeruk)
4 Makanan khusus (rendah protein untuk penyakit ginjal, rendah purin untuk
bubuk yang siap di cairkan atau berupa cairan yang dapat segera diberikan.
Contoh :
(pepti 2000)
maka nutrisi yang diberikan sebaiknya tinggi lemak (50%) serta rendah
5
tinggi BCAA, asam amino rendah aromatik. Bila ada ensefalopati hepatik,
patokan GFR sebagai berikut: GFR >25: 0.6-0.7 g/kgBB/hari, bila GFR
yaitu bolus feeding dan continuous drip feeding. Pemberian bolus feeding
1. Bolus feeding
hipertonik dan membilas sisa formula yang masih berada di feeding tube.
feeding tube, sedangkan yang tersisa pada Ujung feeding tube dapat
6
tersumbat akibat penggumpalan yang disebabkan oleh asam lambung dan
protein formula.
dengan cara ini diberikan dengan kecepatan 20-40 ml/jam dalam 8-12 jam
secara bertahap.
diberikan langsung melalui mulut (oral) atau melalui selang makanan bila pasien
tak dapat makan atau tidak boleh per oral. Selang makanan yang ada yaitu:
a) Selang nasogastrik :
7
memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan
penduga.
minggu.
c) Selang dan set untuk gastrotomi atau jejunostomi. Alat yang rutin
dipakai untuk pasien yang tidak dapat makan per oral atau terdapat
8
Pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral.
Tujuan dari pemberian nutrisi secara enteral adalah untuk memberikan asupan
nutrisi yang adekuat pada pasien yang belum mampu menelan atau absorbsi
infeksi, pada sakit kritis dalam waktu yang lama. Makanan enteral sebaiknya
diabsorbsi. Sedangkan komposisi kalori non protein dari sumber lemak berkisar
atau peptide.
Contoh :
1 Makanan cair tinggi energi dan tinggi protein (susu full cream, susu
rendah laktosa, telur, glukosa, gula pasir, tepung beras, sari buah).
9
2 Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir,
maizena)
Pemberian dukungan nutrisi enteral dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
1. Bolus feeding
Pemberian formula enteral dengan cara bolus feeding dapat dilakukan dengan
dibutuhkan pada hari pertama Pemberian formula enteral secara bolus feeding
sebaiknya diberikan dengan tenang, kurang lebih selama 15 menit, dan diikuti
10
anak.Volume formula yang diberikan ditingkatkan 25 ml setiap 8-12 jam,
diberikan langsung melalui mulut (oral) atau melalui selang makanan bila
pasien tak dapat makan atau tidak boleh per oral. Selang makanan yang ada
yaitu:
a) Selang nasogastrik :
dengan cara memberi makan melalui pipa lambung atau pipa penduga.
• Selang nasogsatrik biasa yang terbuat dari plastic, karet, dan polietilen.
minggu.
11
• Selang nasogastrik yang terbuat dari poliuretan. Selang ini berukuran 7
c) Selang dan set untuk gastrotomi atau jejunostomi. Alat yang rutin dipakai
untuk pasien yang tidak dapat makan per oral atau terdapat obstruksi
esophagus / gaster
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
13