Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH OCEANOGRAFI

BIOLUMINESCENCE

NAMA : GITA LIA ROSALINDA


NPM : 1840103001

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


PRODI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
UNIVERSITAS BORNEO
TARAKAN
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian besar dari bumi adalah samudra atau lautan yang dapat mendukung
kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup di bumi, diantara pulau-pulau yang terpisahsatu
dengan yang lainnya pasti dikelilingi oleh air. Oleh karenanya pengetahuan mengenai ilmu
geologi dan oceanografis tentang samudra dan laut dianggap sangat vitalguna kelangsungan
hidup penghuninya termasuk manusia.

Banyak fenomena – fenomena yang terjadi di laut, baik di permukaan laut maupun di
dalam laut, fenomena yang terjadi biasanya diluar akal sehat kita.
Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk
pengetahuan mengenai bioluminescence. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat terbatas bila dibandingkandengan luasnya jagat
raya. Ini juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, MahaKuasa,Maha Mengetahui atas
segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat terbatas
ini.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Bioluminescence ?


2. Proses terjadinya Bioluminescence ?
3. Manfaat terjadinya Bioluminescence ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mendeskripsikan apa itu Bioluminescence
2. Mendeskripsikan proses terjadinya Bioluminescence
3. Mengetahui manfaat dari Bioluminescence
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bioluminescence

Kata bioluminescence terdiri dari dua bahasa, bio yang artinya hidup dalam
bahasa Yunani dan lumen yang artinya cahaya dalam bahasa Latin. Fenomena
bioluminescence merupakan salah satu peristiwa yang terjadi ketika makhluk hidup
mengalami sebuah reaksi kimia tertentu yang mampu menghasilkan emisi cahaya.
Selanjutnya reaksi kimia yang dihasilkan berupa energi cahaya. Peristiwa ini membuat
sebagian laut bersinar dalam gelapnya laut malam. Seolah-olah terdapat ratusan
bohlam menyala dari dalamnya. Bioluminescence ditemukan di seluruh biosfer, tetapi
hanya pada vertebrata laut, invertebrata dan beberapa jenis tumbuhan.
Bioluminescence ditemukan pada makhluk hidup seperti chepalopoda, copepoda,
ostracoda, amphipoda, euphausida, beberapa jenis ikan, annelida, plankton, dan ubur-
ubur. Di darat bioluminescence ditemukan pada beberapa jenis serangga, kunang-
kunang, ulat (glow-worm), kumbang, dan beberapa jenis diptera.

B. Proses terjadinya Bioluminescence

Bioluminescence terjadi karena adanya reaksi enzim dalam tubuh organisme


dengan sistem kerja yang dapat menghasilkan emisi cahaya hijau-biru. Enzim lusiferase
berperan dalam proses pengikatan oksigen pada molekul organik. Flavoprotein, enzim
yang dilihat berdasarkan sekuens asam aminonya menunjukkan bahwa ia homolog
dengan lusiferase. Namun, protein ini belum diketahui jelas fungsinya. Lumizane
berfungsi untuk memperpendek panjang gelombang yang dihasilkan dari emisi cahaya.
Protein fluoresensi kuning berfungsi mengubah panjang gelombang cahaya menjadi 540
nm pada V. fischeri sehingga cahaya yang diemisikan mengalami perubahan warna.
Flavin reduktase dapat mengkatalisis reduksi FMN menjadi FMNH2 sehingga substrat
tersedia terus-menerus karena diregenerasi. Yang terakhir adalah enzim aldehida
dehidrogenase yang berperan dalam degradasi senyawa aldehida.

C. Manfaat Bioluminescence
Adanya penemuan tentang bioluminescence telah dimanfaatkan manusia di dalam
berbagai bidang, salah satunya adalah bidang medis. Di bidang tersebut
bioluminescence dimanfaatkan untuk mendeteksi keberadaan sel kanker dalam tubuh
secara lebih cepat melalui suatu teknologi baru yang disebut bioluminescence
imaging(BLI). Dengan BLI, ukuran dan lokasi sel kanker dalam tubuh dapat diketahui
sehingga tindakan perawatan yang tepat dapat ditentukan. Selain itu, temuan ini juga
dapat mempermudah riset mengenai perawatan atau obat kanker yang efektif karena
perkembangan sel tumor dapat dipantau dengan lebih mudah. Bioluminescence juga
telah dimanfaatkan sebagai gen pelapor untuk melihat perkembangan atau ploriferasi sel
punca manusia. Penggunaan ini juga telah diaplikasikan pada tanaman transgenik hasil
rekayasa genetika. Dalam bidang ekologi, mikroorganisme penghasil bioluminescence
juga dapat digunakan untuk pembuatan biosensor untuk mendeteksi keberadaan polutan
atau kontaminan tertentu di lingkungan. Dalam industri makanan, bioluminescence
yang memanfaakan penggunaan ATP juga telah dimanfaatkan untuk mendeteksi
mikroba patogen yang terkandung di dalam makanan.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, bioluminescence merupakan salah satu fenomena
laut yang sangat menakjubkan. Organisme yang mampu menghasilkan bioluminescence
mengalami suatu reaksi kimia sehingga mereka dapat mengeluarkan cahaya hijau-biru.
Oleh karena cahaya yang dihasilkan tersebut, bioluminescence banyak memberikan
manfaat dalam kehidupan. Mulai dari bidang medis sampai dengan industri makanan.
Organisme laut memang dapat ditemui hampir di semua lautan, terutama pada teluk dan
terumbu karang yang memiliki konsentrasi nutrisi yang tinggi. Namun, tidak semua
lautan memiliki organisme yang mengalami bioluminescence. Tempat- tempat yang
ditinggali organisme tersebut 1antara lain Teluk Mosquito (Pulau Vieques, Kepulauan
Karibia), Teluk Halong (Vietnam), Pantai Gili Trawangan (Indonesia), Pulau Vaadhoo
(Raa Atoll, Maladewa), Teluk Toyama (pesisir utara Pulau Honshu, Jepang), Marlin
Marina (Cairns, timur laut Queensland, Australia), dan Teluk Mission (kawasan San
Diego, California).
DAFTAR PUSTAKA

 https://youtu.be/cqPN4UfTjEE
 https://youtu.be/TCB_p3sIY
 https://www.kompasiana.com/jelita_14/59aea748a7249b061b1cf572/fenomena-laut-
bioluminescence

Anda mungkin juga menyukai