Anda di halaman 1dari 13

SHELTER

Bangunan shelter adalah fasilitas umum yang apabila terjadi bencana


(gempa bumi, banjir, tsunami, angin topan, dll), digunakan untuk evakuasi pengungsi,
namun bisa digunakan pula untuk fasilitas umum yang lain misalnya untuk tempat
rekreasi atau ibadah atau yang lainnya, apabila tidak terjadi bencana.
Syarat bangunan shelter adalah bangunan satu lantai atau tingkat yang tahan gempa,
tahan cuaca, dan bisa menampung banyak orang. Bangunan shelter mempunyai fungsi
sekunder saat tidak terjadi bencana, selain mempunyai fungsi utama sebagai shelter
untuk hunian dalam keadaan darurat.

Beberapa poin yang diperlukan dalam desain shelter:


1) Mudah diangkut, dilipat dan dapat dikirim datar atau dalam paket.
2) Dibangun dari bahan daur ulang dan memiliki kemampuan untuk digunakan
kembali.
3) Mudah dibangun dan disatukan dengan beberapa alat atau tidak.
4) Dapat dibangun secara individu atau secara berkelompok/kompleks
5) Dapat diproduksi secara massal.

Peletekan dan Material Bangunan Shelter :


Peletakan : Di atas tanah, Rumah panggung, Rumah terapung, Kombinasi/multifungsi.
Material : Metal/besi/baja, Kayu, Tenda, Bahan setempat yg mudah di dapat.
SYARAT PEMBUATAN SHELTER DAN KRITERIA

PEMILIHAN TAPAK

Secara umum panas, kelembaban tinggi disebabkan adanya angin dari arah
utara dan selatan hemisphere mengumpul dan naik pada pertemuan permukaan tropis,
menyebar kemudian dingin pada saat bersamaan. Karakteristik antara lain :
· kelembaban dan curah hujan tinggi sepanjang tahun
· temperatur tinggi sepanjang tahun
· temperatur diurnal bervariasi sekitar 8 der Cel.
· Sedikit variasi dalam temperatur
· Lahan datar dan angin laut mempunyai peranan utama wilayah pantai
· Intensitas radiasi matahari bervariatif dengan kondisi berawan
Dalam memilih tapak atau lahan yang akan digunakan untuk tempat
membangun bangunan yang akan didesain sangat ditentukan oleh faktor ekonomi,
kelayakan dan harga dari tanah tersebut dan jika pada area pinggiran kota aksesibilitas
dan daya dukung inrastruktur. Permasalahan tentang iklim mikro menjadi penting agar
konsumdi energi untuk pemanasan ataupun pendinginan yang lebih efisien. Kebutuhan
akan rancangan yang mempunyai karakteristik berkelanjutan terhadap masalah
transportasi menuju lokasi. Dan isu tersebut mengangkat masalah desain arsitektur
bioklimatik yang sangat sensitif dengan urursan “Physical Characteristics” dari sebuah
site; mengenai arah angin dan sinar matahari, kelayakan dari “shelter” (keterlindungan)
atau permukaan lahan.

Ada beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan dalam memilih lahan yang efektif:
• Menempatkan bangunan untuk mendapatkan manfaat dari kondisi iklim mikro.
• Pertimbangkan terhadap insolasi dan shelter ketika pemanasan ruang dibutuhkan
• Pertimbangkan terhadap aliran udara segar, untuk pendinginan.
· View (pemandangan), jenis dari langit, dan elemen kultural dari lingkungannya

1. INSOLATION
Pembayangan diakibatkan adanya topografi lahan, kondisi eksisting dan
bangunan serta vegetasi. Penataan bangunan dan vegetasi menjadi faktor yang
menentukan dalam mengatur akses sinar matahari untuk mendapatkan panas. Dengan
menempatkan bangunan yang lebih tinggi berada pada deretan belakan bangunan
lebih rendah maka akan memperbesar peluang untuk mendapatkan pemanasan
terhadap bangunan.

2. WIND
Pertimbangan terhadap aspek ini adalah untuk mendapatkan pembayangan
pada situasi panas dan untuk mendapatkan ventilasi udara segar pada saat
pendinginan.
Pada kondisi panas, aliran angin dingin akan meningkatkan proses heat loss
sehingga lingkungan jadi lebih terasa dingin. Aliran angin tersebut akan bekerja untuk
mendinginkan beberapa permukaan elemen bangunan dan juga meningkatkan infiltrasi
melalui bukaan bangunan. Tanaman sebagai pelindung (shelter) mempunyai fungsi
untuk pembayangan terhadap bangunan. Namun hal tersebut dapat menjadi masalah
untuk proses aliran angin menuju bangunan. Terlalu banyak dan padat tanaman yang
melindungi bangunan juga akan mengurangi infiltrasi menuju bangunan. Desain juga
harus mempertimbangkan terhadap arah datang aliran angin beserta jarak antar
bangunan dan tanaman sendiri.
Pada kondisi pendinginan, sangat penting untuk mengatur arah aliran angin
dengan menggunakan susunan tanaman yang terdapat disekitarnya dan juga melalui
topografi atau permukaan tanah.

3. COOLING
Kebutuhan terhadap proses pendinginan pada bagian belahan Utara dan
Selatan berbeda. Pada daerah tropis menuntut penggunaan bahan yang ringan, termal
inersia bangunan rendah, penggunaaan vegetasi, topografi, natural ventilasi, reduksi
terhadap insolasi pada saat kondisi dingin.
Di bagian Selatan orientasi Barat dihindari. Sangat sulit untuk membuat
pembayangan sebab altitude rendah saatsore hari dan temperatur yang sangat tinggi
pada siang hari.

ENVELOPE
Lingkungan dan energi merupakan isu-isu global yang dihadapi peradaban
manusia dewasa ini. Peningkatan tajam penggunaan energi dalam kaitannya untuk
menaikkan taraf hidup manusia tidak hanya menghabiskan sumber-sumber daya energi
tetapi juga dapat membahayakan lingkungan fisik alami dalam skala global.
Bangunan-bangunan gedung sebagai bagian dari lingkungan, bertujuan
menciptakan ruang-ruang nyaman untuk taraf kehidupan yang lebih baik juga
menghadapi permasalahan yang sama. Meskipun bukan satu-satunya pemakai energi,
tetapi bangunan-bangunan gedung dengan seluruh peralatan penunjangnya diketahui
mengkonsumsi energi dalam jumlah cukup besar, sehingga teknologi yang hemat
energi perlu diupayakan untuk membatasi penggunaan energi dalam gedung secara
efisien.

Envelope yang jika diartikan adalah selubung atau kulit bangunan, merupakan
elemen bangunan yang menyelubungi bangunan gedung dalam hal ini adalah material
berupa dinding dan atap tembus atau yang tidak tembus cahaya dimana sebagian
besar energi termal berpindah melalui elemen tersebut. Selubung bangunan
merupakan elemen bangunan yang penting yang harus diperhitungkan dalam
penggunaan energi.
Pertimbangan desain selubung bangunan dimulai dari penempatan orientasi
bangunan pada tapak, posisi dan penempatan jendela maupun skylight. Orientasi
bangunan pada sumbu timur-barat sementara menempatkan sebagian besar bukaan
jendela di sebelah utara dan pada bagian selatan untuk kontrol pencahayaan matahari
dan lebih mudah untuk mencapai. Untuk prosedur perancangan, konservasi energi dan
rekomendasi dari selubung bangunan pada bangunan gedung yang optimal, sehingga
penggunaan energi dapat effisien tanpa harus mengurangi dan atau mengubah fungsi
bangunan, kenyamanan dan produktivitas kerja penghuni, serta mempertimbangkan
aspek biaya, menggunakan bahan yang lebih efisien menghemat sumber daya,
mengurangi limbah, dan membantu mengurangi biaya konstruksi. Bagian besar yang
ada di dalam sebuah konstruksi adalah pemilihan dan penggunaan material yang cukup
banyak mengkonsumsi energi. Sebagai manusia yang baik, energi seharusnya tidak
hanya di hemat tetapi pada dasarnya harus kita kaitkan dengan etika kita sebagai
manusia yang beradab, yang bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian alam,
memberikan sesuatu kepada lingkungan kita dan bukan hanya meminta sesuatu
kepada lingkungan yang pada akhirnya akan menyebabkan krisis.
Dalam penggunaan material untuk selubung bangunan, pertimbangan bahan
alternatif-seperti strawbales untuk bangunan komersial atau perumahan di iklim yang
sesuai. Atap menyajikan beberapa pilihan. Green roof menawarkan banyak manfaat,
seperti mengurangi efek pemanasan global, berpotensi memberikan nilai-nilai insulasi
yang tinggi, mengurangi limpasan air hujan, dan mungkin menawarkan habitat bagi
flora dan fauna lokal. Jika Green roof bukanlah pilihan, pada selubung bangunan bahan
atap bisa dibantikan dengan bahan Cool roofing. Cool Roofing dapat mengurangi
beban surya di gedung dan memperpanjang umur atap dengan mengurangi ekspansi
dan kontraksi bahan.
A. INSULATION MATERIALS

Insulation materials secara tradisional memainkan peran penting dalam desain


bangunan untuk kontrol iklim, dampaknya terhadap efisiensi energi (dan dengan
demikian penghematan energi) dapat substansial. Terdapat banyak material insulasi
yang bisa digunakan untuk selubung bangunan:

- Plastic foam board (rigid board) insulation. Bahan ini dapat berisi bahan VOCs
( Senyawa organik yang mudah menguap).
- Spray-applied foam insulation (spray-in cavity-fill). Produk ini tidak memiliki nilai R- yang
tinggi, namun sebagai sumber daya yang efisien.
- Magnesium silicate or cementitious foam, menyediakan CFC dan HCFC-bebas
alternatif isolasi, meskipun sedikit lebih mahal dari CFCs dan HCFCs yang tidak
memiliki dampak kualitas udaradalam ruangan.
- Cellulose insulation, ini bertujuan untuk mengurangi kelembapan dalam ruangan
terbuat dari kertas daur ulang.
- Fibrous batt and board insulation. Material ini cukup bagus.namu memiliki kekurangan,
dimana material tersebut banyak menggunakan bahan pengawet atau formalin sebagai
bahan utama.
- Mineral wool. bahan yang terbuat dari hasil olahan limbah dari baja maupun besi ini
dapat dimanfaatkan pada bangunan sebagai bahan proteksi kebakaran.
- Cotton insulation. Material untuk selubung bangunan tersebut juga merupakan hasil dari
daur ulang.
- Radiant barriers (bubble-backed, foil-faced polyethylene foam, foil-faced paperboard
sheathing, foil-faced OSB). Material selubung bangunan tersebut berbentuk lembaran
yang tersedia dalam berbagai konfigurasi bertujuan untuk mengurangi aliran panas
yang masuk ke dalam bangunan. Bahan ini juga merupakan hasil produk daur ulang.
- Perlite. Terbentuk seperti batu silika yang dicampurkan ke dalam pasangan dinding bata
atau beton. Bahan ini sangat bagus digunakan untuk selubung bangunan, dimana
memiliki keunggulan tidak mudah terbakar serta beban ringan. Dengan penggunaan
bahan ini maka polusi serta debu akan sangat minim, namun bahan ini juga memiliki
kelemahan seperti jangkauan aplikasinya terbatas.
- Structural insulated panels. Bahan ini untuk bahan kedap udara.
B.STRAWBALE CONSTRUCTION

Merupakan strategi untuk membangun dengan dampak lingkungan yang


minim. Ditentukan atas dasar kelembaban yang dilindungi. Material ini terbuat dari
bahan dasar jerami.
Merupakan hasil produksi daur ulang limbah pertanian. Material ini juga dapat
digunakan untuk bahan selubung bangunan sebagai dindingdapat juga dijadikan
sebagai panel .
Bangunan dengan mengkobinasikan dengan kayu, logam dan material lainnya
yang nantinya difinish. Bahan tersebut sangat ringan dan tidak banyak membebani
pada struktur bangunan. Penerapan material ini pada selubung bangunan sekaligus
memenuhi persyaratan kearifan bangunan terhadap lingkungannya.

Selubung bangunan berupa dinding dan atap yang terbuat dari bahan daur ulang
limbah pertanian ini memiliki nilai isolasi yang ada pada jeraminya itu sendiri sehingga
sangat berungsi untuk memberikan hawa yang dingin pada sebuah ruangan
bangunan.Dinding yang terbuat dari material ini bisa dibuat dengan ketebalan 16 in
(400mm) atau bahkan lebih tebal dari ukuran tersebut, sehingga bahan ini juga
bertujuan sebagai penghalang suara yang efektif.
Meskipun idealnya, material ini cocok untuk iklim kering, namun bangunan yang
terbuat dari materail hasil olahan daur ulang tersebut juga dapat dibangun di setiap
wilayah yang sekiranya tersedia bahan dasarnya. Karena material ini sangat unggul
dalam hal infiltrasi kelembaba

C. STRUCTURAL INSULATED PANELS


Terdiri dari unsur inti isolasi terjepit di antara dua kulit. Dalamperakitan struktur,
kulit bertindak dalam ketegangan dan kompresisementara inti menangani gaya geser
dan tekuk. Material terbuat dari EPS dengan perekat serta OSB. Bahan ini juga
merupakan material selubung bangunan yang terbuat dari hasil daur ulang limbah.
Bangunan dengan menggunakan structural insulated panels telah terbukti dapat
berfungsi sebagai alternatif efisiensi energi. Kekuatan struktur dari bahan ini juga dapat
diunggulkan, sudah terdapat banyak contoh rumah yang dibangun di Tornado- Amerika
utara dapat bertahan dalam kurun waktu yang cukup lama, serta di Jepang dapat
bertaha dari goncangan gempa.
Bahan ini biasanya digunakan untuk material dinding eksterior dan atau bantalan
dinding, dapat juga digunakan untuk bingkai partisi interior, tahap finishing plafond.
Bahan ini juga dapat digunakan untuk dinding, atap dan lantai.
Pada tahap pertimbangan implementasi, untuk mengurangi biaya dan
pemborosan sumber daya alam, disainer dalam membangun dengan menggunakan
structural insulated panels harus mempertimbangkan sifat modul panel tersebutdan
bekerja dengan dimensi yang tepat untuk meminimalkan dan menghindari pemotongan
di lapangan untuk menyederhanakan konstruksi, membongkar serta sesuai dengan
kebutuhan pemasangan panel.

E. DOUBLE ENVELOPES

Merupakan selubung ganda pada bangunan, biasanya digunakan pada elemen-


elemen bangunan yang transparan pada bangunan. Selubung ganda terdiri dari fasade
terluar bangunan, ruang tengah dan dinding dalam bangunan, seperti terlihat pada
gambar dibawah ini:
Daun terluar akan memberikan perlindungan pertama bangunan terhadap cuaca
dan kebisingan suara dari luar ke dalam bangunan. Ruang antara berfungsi sebagai
penyangga dampak termal pada ruangan.
Dalam beberapa kasus, kaca ganda ditempatkan pada zona dimana dapat
beroperasi secara bebas tetapi dengan akses yang wajar untuk pertimbangan
maintenance. Kaca ganda yang ditempatkan pada dinding bagian dalam sangat
berperan penting akan untuk penghalang termal yang optimal. Namun dalam pemilihan
material selubung ganda perlu sistem yang tepat melalui pertimbangan- pertimbangan
seperti:
- Hubungan kaca pada fasad secara keseluruhan
- Tujuan kinerja transparansi
- Strategi konstruksi

Persyaratan pemeliharaan
Hubungan kaca pada fasad secara keseluruhan, seperti pada fasad tradisional
biasanya memiliki bukaan atau menekankan bentuk –bentuk horisontal dari kaca
dikelilingi oleh elemen dinding yang solid.
Seperti terlihat pada contoh gambar di atas, merupakan penggunaan kaca pada
fasad dengan penggunaan yang relatif mudah untuk hal-hal perbaikan, merombak dan
maintenance.
Penempatan bagian dalam kaca berfungsi untuk bertindak sebagai selubung
ganda dan mengembangkan zona mengengah yang bisa berfungsi untuk menjadi
ruang perlaihan pengkondisian udara

KESIMPULAN
Envelope atau yang bisa didefenisikan sebagai kulit, selubung atau pembungkus
bangunan merupakan elemen bangunan yang menyelubungi bangunan gedung dalam
hal ini adalah material berupa dinding dan atap tembus atau yang tidak tembus cahaya
dimana sebagian besar energi termal berpindah melalui elemen tersebut. Selubung
bangunan merupakan elemen bangunan yang penting yang harus diperhitungkan
dalam penggunaan energi.
Terdapat beberapa sistem pada penerapan selubung bangunan:

1. Tnsulation materials, memainkan peran penting dalam desain bangunan untuk kontrol
iklim, dampaknya terhadap efisiensi energi (dan dengan demikian penghematan energi)
dapat substansial.
2. Strawbale construction, merupakan strategi untuk membangun dengan dampak
lingkungan yang minim dengan memanfaatkan hasil daur ulang dari limbah pertanian
atau jerami.
3. Structural insulated panels, untuk efisiensi energi, efisiensi penggunaan bahan,
integritas struktural, serta pemanfaatan prefabrikasi.
4. Double envelopes, Merupakan selubung ganda pada bangunan, biasanya digunakan
pada elemen-elemen bangunan yang transparan pada bangunan. Selubung ganda
terdiri dari fasade terluar bangunan, ruang tengah dan dinding dalam bangunan. untuk
mengontrol iklim atau cuaca, pengkondisian pencahayaan serta isolasi akustik.
5. Green roofs digunakan untuk penahan air hujan atau retensi untuk meningkatkan
ketahanantermal dan mengurangi pemanasan efek global. Terdiri atas dua sistem yaitu
extensive green roofs dan intensive green roofs.

JENDELA

Jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu atau


jendela dipengaruhi oleh perletakan/penempatan, efisiensi ruang dan fungsinya. Dalam
merencanakan pintu dan jendela, ada 4 (empat) hal yang harus dipertimbangkan,
yaitu :
1. Matahari
Pintu dan jendela merupakan sumber pengurangan dan penambahan panas,
sehingga jendela dapat diletakkan di sisi sebelah timur dan/atau barat
2. Penerangan
Untuk menghasilkan penerangan alami sebuah ruangan, dengan menempatkan
jendela dekat sudut ruangan maka dinding didekatnya disinari cahaya akan
memantulkan ke dalam ruangan.
3. Pemandangan
Jendela sebaiknya ditempatkan untuk memberi bingkai pada pemandangan.
Ketinggian ambang atas jendela sebaiknya tidak memotong pemandangan orang yang
duduk ataupun berdiri di dalam ruangan, juga jangan sampai kerangka jendela
membagi dua atau lebih suatu pemandangan.
4. Penampilan
Jendela akan dapat mempengaruhi penampilan ekterior rumah/bangunan.

B. Persyaratan

Syarat pintu dan jendela pada sebuah bangunan meliputi :


1. Bekerja dengan aman
2. Tahan cuaca, untuk mendapatkan ketahanan terhadap cuaca maka harus dipilih
dari bahan yang baik, tidak mudah lapuk, tidak mudah mengalami
kembang/susut (muai, melengkung)
3. Tidak ada celah/ cahaya yang tidak dikehendaki masuk, cuaca (suhu, udara)
masuk ke dalam ruangan.
4. Kuat
5. Minimal ada 1(satu) buah jendela dalam sebuah ruangan.

C. Fungsi

Fungsi pintu dan jendela dalam sebuah bangunan


1. Fungsi pintu
Dalam kegiatan/komunikasi antar ruang maka pintu sangat dibutuhkan, demikian juga
sarana lintas antara bagian dalam dan bagian luar bangunan.

2. Fungsi jendela
a. Penerangan alami ruangan
b. Pengatur suhu ruangan, sirkulasi angin
c. Melihat pemandangan/situasi luar bangunan
Berikut ini adalah jenis-jenis utama bekerjanya jendela :
a. Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yang didorong secara
vertikal. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada alur depan rangka atau pada alat/rel.
Bagian jendela dapat dibuka ± 50%.
b. Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yang didorong secara
horisontal. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada alur depan rangka atau pada
alat/rel. Bagian jendela dapat dibuka ± 50%.
c. Jendela sayap, mempunyai daun-daun jendela yang digantung pada ambang
atas/bawah atau pada tiang. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada engsel
depan/belakang. Bagian jendela dapat dibuka penuh.

Anda mungkin juga menyukai