Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA DAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

PRAKTIKUM GFS65042 METODE MAGNETIK

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020

NURFADHILAH FAHDA
R1A117055
TEKNIK GEOFISIKA

METODE GEOMAGNETIK

TANGGAL PRAKTIKUM
SABTU, 04-11 NOVEMBER 2018

KENDARI – INDONESIA
© 2019 – TEKNIK GEOFISIKA

LAPORAN PRAKTIKUM
Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 1


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

Metode Geomagnetik
Mata Kuliah GFS65042 Metode Magnetik

Nama : Nurfadhilah Fahda


NIM : R1A117055
Tanggal Praktikum : Sabtu, 04-11 November 2019

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Metode magnetik merupakan metode pangolahan data potensial untuk


memperoleh gambaran bawah permukaan bumi atau berdasarkan karakteristik
magnetiknya. Metode ini didasarkan pada pengukuran intensitas medan magnet
pada batuan yang timbull karena pengaruh dari medan magnet bumi saat batuan
itu terbentuk( Santoso, 2001 ).
Kemampuan suatu batuan untuk dapat termagnetisasi sangat dipengaruhi
oleh factor suseptibilitas batuan. Objek pengamatan dari metode ini adalah
benda yang bersifat mangnetik, dapat berupa gejala struktur bawah tanah
permukaan ataupun batuan tertentu. Metode ini dapat digunakan sebagai
preliminary survey untuk menentukan bentuk geometri dari bentuk basement,
intrusi dan patahan. Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi
intensitas medan magnetic di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya
variasi distribusi benda termagnetisasi dibawah permukaan bumi (suseptibilitas).
Dalam megnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besaran vector
magnetisasi. Sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vector
percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetic lebih menunjukan sifat residual
yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetic memilki variasi terhadap
waktu yang lebih besar.

B. Tujuan.
Tujuan praktikum metode geomagnetic adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara membuat peta Anomali Total dengan menggunakan


software Oasis Montaj .
2. Untuk menentukan Anomali total secara kualitatif dan kuantitatif

C. Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum metode geomagnetic adalah sebagai berikut :

1. Melatih dan menabah pengetahuan pengolahan dan interpretasi data metode


geomagnetic

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 2


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

2. Pada prospek keraja metode geomagnetic dapat mencari

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Geologi Regional Pacitan


Daerah Pacitan termasuk dalam zona Pegunungan Selatan Jawa Timur. Formasi
batuan yang tertua di Pacitan adalah Formasi Besole yang tersusun oleh batuan ekstrusif
yang terdiri dari tonalit, dasit, andesit dan tuf desitan (Sartono, 1964). Pada bagian
bawah adalah lava bantal dengan sisipan breksi polimik yang fragmennya terdiri dari
batuan beku andesit, tuf dan batugamping. Formasi ini di endapkan dalam lingkungan
laut dan berumur Miosen Awal (Nahrowi, 1978). Di atas Formasi Besole terendapkan
tidak selaras Formasi Jaten yang tersusun atas batupasir kuarsa, batupasir tufan,
batulanau, batulempung, napal dan batugamping napalan. Pada beberapa tempat
tersisipkan batubara dan konglomerat diantara batulanau dan batulempung, serta sering
ditemukan fosil kayu yang sudah mengalami silisifikasi. Formasi ini terendapkan dalam
lingkungan fluviatik/paralik sampai laut dan berumur Miosen Tengah (Sartono, 1964).
Formasi Wuni terendapkan di atas Formasi Besole yang tersusun atas breksi aglomerat
berselang seling dengan batupasir tufan berukuran kasar, batu lanau dan bagian atas
berupa batu gamping terumbu. Formasi Besole terendapkan pada lingkungan pantai
sampai neritik yang dipengaruhi kegiatan gunung berapi, berumur Miosen Tengah.
Formasi Nampol menumpang secara selaras di atas Formasi Wuni yang tersusun dari
batulempung pasiran yang mengandung batubara dengan batugamping dan tuf. Formasi
Nampol dimungkinkan berumur Miosen Tengah. Formasi Punung menumpang selaras
di atas Formasi Nampol yang tersusun dari batu gamping berlapis dan terumbu,
diendapkan dalam lingkungan laut dangkal, berumur Miosen Tengah (Nahrowi, 1978).

B. Geologi Lokal Daerah Kasihan

1. Geomorfologi
Secara umum, geomorfologi daerah Kasihan adalah pegunungan terjal (kontur
yang rapat). Pegunungan tersebut berderet di seluruh penjuru. Sedangkan morfologi
yang relatif datar (dataran rendah, kontur renggang) yang merupakan pusat Desa
Kasihan terdapat di bagian tengahnya. Ketinggian minimum di daerah ini adalah 621 m,
sedangkan maksimum adalah 923 m dari permukaan laut, presentase morfologi
pegunungan terjal adalah 80% dan morfologi dataran rendahnya adalah 20% dari
seluruh daerah Kasihan. Morfologi terjal merupakan manifestasi dari litologi yang
resisten (konglomerat pasiran). Di sebelah Tenggara dari morfologi dataran terdapat
sungai Kali Dadap (Nukman, 2001).
Morfologi daerah bencana berupa perbukitan bergelombang dengan beberapa
puncak yang terpisah satu dengan lainnya. Kemiringan lereng agak terjal hingga terjal,
miring ke arah timur. Elevasi lokasi gerakan tanah berada di kisaran 690-715 meter di
atas permukaan laut (Tim Badan Geologi.2018)

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 3


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

2. Struktur geologi
Struktur geologi yang mengontrol daerah ini adalah zona sesar (diperkirakan)
yang melintang timur laut-barat daya (Tumpak Pengilon-Bunder). Zona sesar yang lain
berada di Kempes Bunder (Utara-Selatan) mengikuti kelokan Kali Dadap. Struktur
geologi yang lain adalah kekar-kekar intensif dan rekahan. Pada beberapa singkapan
batupasir napal dan konglomerat pasiran terdapat rembesan air tanah melalui celah antar
lapisan dan rekahan (Nahrowi, 1978).
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Pacitan, Jawa (Samodra, dkk., 1992) batuan
dari Formasi Arjosari (Toma) merupakan batuan penyusun daerah gerakan tanah.
Formasi ini terdiri dari konglomerat aneka bahan, batupasir, batulanau, batugamping,
batulempung, napal pasiran, batupasir batuapung, bersisipan breksi gunungapi, lava dan
tuf. Jalur Sesar Karangrejo melintas di baratlaut-tenggara daerah gerakan tanah. Sesar
ini berjenis sesar geser. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa batuan di lokasi
bencana berupa napal pasiran di bagian atas dan batupasir di bagian bawah. Napal
pasiran tersingkap dalam kondisi lapuk seluruhnya sedangkan batupasir berada dalam
kondisi lapuk sebagian. Tanah pelapukan berupa lempung pasiran, poros dengan
ketebalan <2 meter dan memiliki kontak gradasi dengan batuan segarnya (Tim Badan
Geologi.2018)

3. Stratigrafi
Satuan litologi paling tua di Desa Kasihan adalah lapisan batupasir vulkanik
dengan selang seling batulanau. Batupasir yang segar berwarna hijau kekuningan,
sedangkan yang lapuk berwarna cokelat kemerahan, berukuran butir pasir kasar, sortasi
kurang bagus, struktur berlapis (10-50 cm), struktur sedimen laminasi sejajar dan
bergelombang. Pada beberapa singkapan menunjukan gradasi, fragmennya adalah
kuarsa, feldspar dan tuf serta material vulkanik. Sedangkan matriksnya diduga adalah
lempung. Sebagian besar lapisan batupasir ini dalam keadaan lapuk (berwarna merah-
kecokelatan), sedangkan yang segar berwana abu-abu hijau keputihan. Ketebalan satuan
ini kurang lebih 685 m, terbentuk pada lingkungan pengendapan laut (neritik tengah
luar) yang bersamaan dengan terjadinya aktivitas vulkanik, diduga berumur Miosen
Tengah. Satuan ini ditemukan di sepanjang Kali Dadap dan jalan Desa Kasihan.
Di atas satuan batupasir vulkanik menumpang secara tidak selaras satuan
konglomerat pasiran yang fragmennya didominasi oleh butiran batuan beku (andesit dan
dasit) ukuran kerakal-pasir kasar, kuarsa (chalcedony dan chert), dengan matriks diduga
adalah lempung (clay). Terdapat sisipan fosil kayu yang tersilisifikasi (petrified wood)
dan sisipan konglomerat batugamping yang fragmennya terdiri dari batugamping
terumbu (masif dominan), batuan beku (andesit) dalam kondisi lapuk, napal masif,
batulanau masif, dan mineral kuarsa (chalcedony dan chert). Lingkungan terbentuknya
satuan ini adalah lingkungan laut dalam. Fragmen batugamping (terbentuk pada laut
dangkal) telah tererosi dan tertransportasikan sampai laut dalam. Satuan ini diperkirakan
berumur Miosen Tengah dengan ketebalan 187 m. Satuan ini terdeformasikan secara
intensif yang tampak dari kekar-kekar gerus yang ada dan juga diterobos oleh batuan
beku pada beberapa singkapan. Satuan ini tersingkap setempat-setempat di Kali

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 4


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

Pringapus dan sepanjang Kali Dadap. Satuan yang paling muda adalah intrusi andesit
dan dasit yang menerobos dua satuan batuan di atasnya. Pada batuan intrusi ini
terbentuk kekar-kekar akibat pendinginan dan banyak membentuk struktur dike yang
terisi oleh larutan silika. Batuan intrusi ini tersingkap di tempat-tempat di sepanjang
Kali Dadap, lereng Gunung Pangajaran dan Gunung Dringo, dan bukit-bukit sekitar
Desa Kasihan (Nahrowi, 1978).
C. Pengertian Metode Geomagnet
Metode Geomagnetik merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan
untuk pengeksplorasi bahan mineral dengan memanfaatkan sifat kemagnetan batuan
yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan. Metode ini didasarkan pada
pengukuran variasi intensitas magnetik di permukaan bumi yang disebabkan adanya
variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Variasi
intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi
bahan magnetik dibawah permukaan, kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan
keadaan geologi yang mungkin teramati.

Metode geomagnetik memanfaatkan Susceptibilitas magnet batuan.


Susceptibilitas magnet batuan adalah harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh
magnet, yang pada umumnya erat kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi.
Semakin besar kandungan mineral magnetit di dalam batuan, akan semakin besar harga
susceptibilitasnya. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi minyak bumi,
panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-
benda arkeologi.

Metode Geomagnetik pertama kali di teliti oleh Sir William Gilbert (1540-1603)
kurang lebih 400 tahun yang lalu. Gilbert adalah orang yang pertama kali melihat
bahwa medan magnet bumi ekivalen dengan arah utara – selatan sumbu rotasi bumi.
Penemuan Gilbert kemudian diperdalam oleh Van Wrede (1843) untuk melokalisir
endapan bijih besi dengan mengukur variasi magnet di permukaan bumi.

D. Sifat-Sifat Magnetik Batuan


1. Diamagnetik
Dalam batuan diamagnetik atom – atom pembentuk batuan mempunyai kulit
elektron berpasangan dan mempunyai spin yang berlawanan dalam tiap pasangan. Jika
mendapat medan magnet dari luar orbit, elektron tersebut akan berpresesi yang
menghasilkan medan magnet lemah yang melawan medan magnet luar tadi mempunyai
Susceptibilitas k negatif dan kecil dan Susceptibilitas k tidak tergantung dari pada
medan magnet luar. Contoh : bismuth, grafit, gipsum, marmer, kuarsa, garam.

2. Paramagnetisme
Di dalam paramagnetik terdapat kulit elektron terluar yang belum jenuh yakni ada
elektron yang spinnya tidak berpasangan dan mengarah pada arah spin yang sama. Jika
terdapat medan magnetik luar, spin tersebut berpresesi menghasilkan medan magnet
yang mengarah searah dengan medan tersebut sehingga memperkuatnya. Akan tetapi

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 5


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

momen magnetik yang terbentuk terorientasi acak oleh agitasi termal, oleh karena itu
bahan tersebut dapat dikatakan mempunyai sifat :
Susceptibilitas k positif dan sedikit lebih besar dari satu. Susceptibilitas k bergantung
pada temperatur. Contoh : piroksen, olivin, garnet, biotit, amfibolit dll. Dalam benda-
benda magnetik, medan yang dihasilkan oleh momen-momen magnetik atomik
permanen, cenderung untuk membantu medan luar, sedangkan untuk dielektrik-
dielektrikmedan dari dipol-dipol selalu cenderung untuk melawan medan luar, apakah
dielektrik mempunyai dipol-dipol yang terinduksi atau diorientasikan.

3. Ferromagnetic
Terdapat banyak kulit electron yang hanya diisi oleh suatu electron sehingga
mudah terinduksi oleh medan luar.keadaan ini diperkuat lagi oleh adanya kelompok-
kelompok bahan berspin searah yang membentuk dipole-dipol magnet (domain)
mempunyai arah sama, apalagi jika didalam medan magnet luar. Mempunyai sifat :
susceptibilitas k positif dan jauh lebih besar dari satu. Susceptibilitas k bergantung dari
temperature. Contoh : besi, nikel, kobalt.
4. Antiferromagnetik
Pada bahan antiferromagnetik domain-domain tadi menghasilkan dipole magnetic
yang saling berlawanan arah sehingga momen magnetic secara keseluruhan sangat
kecil. Bahan antiferromagnetik yang mengalami cacat kristal akan mengalami medan
magnet kecil dan suseptibilitasnya seperti pada bahan paramagnetic suseptibilitas k
seperti paramagnetic, tetapi harganya naik sampai dengan titik curie kemudian turun
lagi menurut hokum curie-weiss. Contoh : hematit ( Fe2O3 ).
5. Ferrimagnetik
Pada bahan ferrimagnetik domain - domain tadi juga saling antiparalel tetapi
jumlah dipol pada masing-masing arah tidak sama sehingga masih mempunyai resultan
magnetisasi cukup besar. Suseptibilitasnya tinggi dan tergantung temperatur Contoh :
magnetit ( Fe3O4 ), ilmenit ( FeTiO3 ), pirhotit ( FeS ). Berdasarkan proses terjadinya
maka ada dua macam magnet : Magnet induksi (bergantung pada suseptibilitasnya
menyebabkan anomaly pada medan magnet bumi). Magnet permanen : bergantung pada
sejarah pembentukan batuan tadi.

E. Pengelolahan Data Metode Magnetik


1. Pengolahan Data IGRF
IGRF singkatan dari the international geomagnetic Reference Field. Pada dasarnya
nilai IGRF merupakan nilai kuat medan magnetik utama bumi (H0). Nilai IGRF
termasuk nilai yang ikut terukur pada saat kita melakukan pengukuran medan magnetik
di permukaan bumi, yang merupakan komponen paling dasar dalam survei
geomagnetik, sehingga dilakukan koreksi untuk menghilangkannya. Koreksi nilai IGRF
terhadap data medan magnetik hasil pengukuran dilakukan karena nilai yang menjadi
terget survei magnetik adalah anomali medan magnetik (ΔHr0).
2. Pengolahan Data Geomagnetik
Untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 6


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

dilakukan koreksi terhadap data medan magnetik total hasil pengukuran pada setiap titik
lokasi atau stasiun pengukuran, yang mencakup koreksi harian, IGRF dan topografi
a. Koreksi Harian
Koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan
magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam satu
hari.
ΔH = Htotal ± ΔHharian
b. Koreksi Topografi
Koreksi topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam survei megnetik sangat
kuat. Koreksi topografi dalam survei geomagnetik tidak mempunyai aturan yang jelas.
Ketika melakukan pemodelan, nilai suseptibilitas magnetik (k) batuan topografi harus
diketahui, sehingga model topografi yang dibuat, menghasilkan nilai anomali medan
magnetik (ΔHtop) sesuai dengan fakta. Selanjutnya persamaan koreksinya (setelah
dilakukan koreski harian dan IGRF) dapat dituliskan sebagai;
ΔH = Htotal ± ΔHharian – H0 - ΔHtop
Setelah semua koreksi dikenakan pada data-data medan magnetik yang terukur
dilapangan, maka diperoleh data anomali medan magnetik total di topogafi. Untuk
mengetahui pola anomali yang diperoleh, yang akan digunakan sebagai dasar dalam
pendugaan model struktur geologi bawah permukaan yang mungkin, maka data anomali
harus disajikan dalam bentuk peta kontur. Peta kontur terdiri dari garis-garis kontur
yang menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai anomali sama, yang diukur dar
suatu bidang pembanding tertentu.
c. Reduksi ke Bidang Datar
Untuk mempermudah proses pengolahan dan interpretasi data magnetik, maka
data anomali medan magnetik total yang masih tersebar di topografi harus direduksi
atau dibawah ke bidang datar. Proses transformasi ini mutlak dilakukan, karena proses
pengolahan data berikutnya mensyaratkan input anomali medan magnetik yang
terdistribusi pada biang datar.
d. Pengangkatan ke Atas
Pengangkatan ke atas atau upward continuation merupakan proses transformasi
data medan potensial dari suatu bidang datar ke bidang datar lainnya yang lebih tinggi.
Pada pengolahan data geomagnetik, proses ini dapat berfungsi sebagai filter tapis
rendah, yaitu unutk menghilangkan suatu mereduksi efek magnetik lokal yang berasal
dari berbagai sumber benda magnetik yang tersebar di permukaan topografi yang tidak
terkait dengan survei. Proses pengangkatan tidak boleh terlalu tinggi, karena ini dapat
mereduksi anomali magnetik lokal yang bersumber dari benda magnetik atau struktur
geologi yang menjadi target survei magnetik ini.
e. Koreksi Efek Regional
Dalam banyak kasus, data anomali medan magnetik yang menjadi target survei
selalu bersuperposisi atau bercampur dengan anomali magnetik lain yang berasal dari
sumber yang sangat dalam dan luas di bawah permukaan bumi. Anomali magnetik ini
disebut sebagai anomali magnetik regional (Breiner, 1973). Untuk menginterpretasi
anomali medan magnetik yang menjadi target survei, maka dilakukan koreksi efek

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 7


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

regional, yang bertujuan untuk menghilangkan efek anomali magnetik regioanl dari data
anomali medan magnetik hasil pengukuran. Salah satu metode yang dapat digunakan
untuk memperoleh anomali regional adalah pengangakatan ke atas hingga pada
ketinggian-ketinggian tertentu, dimana peta kontur anomali yang dihasilkan sudah
cenderung tetap dan tidak mengalami perubahan pola lagi ketika dilakukan
pengangkatan yang lebih tinggi.

3. Interpretasi Data Geomagnetik

Secara umum interpretasi data geomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu interpretasi
kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif didasarkan pada pola kontur anomali
medan magnetik yang bersumber dari distribusi benda-benda termagnetisasi atau
struktur geologi bawah permukaan bumi. Selanjutnya pola anomali medan magnetik
yang dihasilkan ditafsirkan berdasarkan informasi geologi setempat dalam bentuk
distribusi benda magnetik atau struktur geologi, yang dijadikan dasar pendugaan
terhadap keadaan geologi yang sebenarnya.
Interpretasi kuantitatif bertujuan untuk menentukan bentuk atau model dan
kedalaman benda anomali atau strukutr geologi melalui pemodelan matematis. Untuk
melakukan interpretasi kuantitatif, ada beberapa cara dimana antara satu dengan lainnya
mungkin berbeda, tergantung dari bentuk anomali yang diperoleh, sasaran yang dicapai
dan ketelitian hasil pengukuran. Beberapa pemodelan yang biasa digunakan yaitu
pemodelan dua setengah dimensi dan pemodelan tiga dimensi.

D. Aplikasi Metode Geomagnet


1. Eksplorasi Minyak Bumi dengan Metode Magnetik
Metode ini mengukur variasi medan magnetik bumi yang disebabkan perbedaan
properti magnetik dari bebatuan di bawah permukaan. Survei magnetik dan gravitasi
biasanya dilakukan di wilayah yang luas seperti misalnya suatu cekungan (basin).
2. Eksplorasi Panas Bumi dengan Metode Magnetik.
Keadaan reservoir panas bumi dapat digambarkan menggunakan metode
magnetik. Eksplorasi panas bumi dengan metode magnetik dilakukan dengan menafsir
secara kuantitatif terhadap tubuh intrusi. Biasanya panas bumi terletak di daerah
vulkanik. Kerentanan magnet panas bumi sangat bergantung pada variasi batuan di
lapangan yang telah terpengaruh panas. Dengan mengetahui kerentanan (k) magnetik
batuan, dapat dikettahui informasi tentang panas bumi.
3. Eksplorasi Bijih Besi dengan Metode Magnetik.
Studi ini menggambarkan kemampuan metoda magnetik dalam eksplorasi bijih
besi (iron ore) yang yang berasosiasi dengan granit. Besar anomali magnetik
dipengaruhi sangat kuat oleh induksi ferromagnetik bijih besi yang terkandung pada
granit. Berdasarkan pemodelan 2D dan inversi 3D dapat diduga bahwa granit pembawa
bijih besi mengintrusi secara menjari (dike) dengan jenis mineral utama adalah
magnetit. Batuan granit yang mengandung bijih besi (iron ore) berasosiasi dengan
anomali magnet besar (+).Metoda magnetik berguna untuk memetakan dan menghitung

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 8


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

potensi bijih besi dibawah permukaan. Interpretasi kuantitatif dilakukan untuk


menggambarkan bentuk tubuh ’iron ore’ di bawah permukaan berdasarkan anomali
magnetik dan geologi. Interpretasi dilakukan dengan pemodelan ke depan (forward
modeling) secara 2D dan 3D.
4. Eksplorasi Air Dengan Metode Magnetik.
Air tanah dapat menyebabkan suatu endapan yang menimbulkan arus lemah
(battery action). Arus ini akan menghasilkan medan magnet. Pengukuran-pengukuran
tegangan (voltase) secara sistematis di permukaan dapat memperlihatkan suatu
perubahan yang signifikan jika terdapat mineralisasi di bawah permukaan.

C. MEDAN MAGNET
Metode magnetik merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk
eksplorasi berdasarkan perubahan besarn medan magnet akibat adanya variasi
kemagnetan dari formasi batuan bumi. Metode magnetik ditunjukan oleh pengukuran
intensitas sari medan magnet bumi. Khususnya medan magnet total pada arah
kemiringan vertical magnet yang diukur. Pengukuran dari komponen horizontal atau
vertikal ataupun kemiringan horizontal dapat huga dilakukan.
Jika dua buah benda atau kutub magnetic terpisah pada jarak r dan muatanya
masing-masing m1 dan m2 maka gaya magnetic yang dihasilkan adalah:

Dimana :
µ = Permeabilitas magnetic yang menunjukan sifat suatu medium
F = gaya magnetic m2
ȓ = vector satuan berarah dari m1 dan m2
suatu benda berada dalam suatu kuat medan H, benda tersebut mengalami polarisasi
magnetic yang besarnya diberikan oleh:
Dari persamaan di atas juga dapat diketahui bahwa adanya medan magnet
bumimenyebaban terjadinya induksi magnetic yang besarnya adalah penjumlahan dari
medan magnet bumi dan magnet buatan dengan kerentanan magnet yang cukup tinggi.
Besaran ini adalah total medan magnet yang terukur oleh magnetometer apabila
remanen magnetiknya dapat diabaikan.

Medan magnet bumi terkaraktersasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen
medan magnet bumi, yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas
kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi:
a). Deklinasi, yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang
dihitung dari utara menuju timur.
b). Inklinasi, yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang orizontal yang
dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
c). Intensitas Horizontal, yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal .

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 9


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

d). Medan magnetik total, yaitu besar dari vektor medan magnetik total.

Gambar 2.1. Elemen Magnetik Bumi (Blakely, 1995)

Menurut Telford dalam bukunya tahun 1979, medan magnet utama bumi
berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnet bumi,
dibuat standar nilai yang disebut sebagai International Geomagnetics Reference Field
(IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari
hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam
waktu satu tahun. Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian:
 Medan magnet utama (main field) Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai
medan rata-rata hasil pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup
daerah dengan luas lebih dari 106 km2 .
 Medan magnet luar (external field) Pengaruh medan magnet luar berasal dari
pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh
sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan dengan arus
listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini
terhadap waktu jauh lebih cepat.
 Medan magnet anomali Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet
lokal (crustal field). Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung
mineral bermagnet seperti magnetite, titanomag-netite dan lain-lain yang berada di
kerak bumi.
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran
adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik). Secara
garis besar anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik remanen dan
medan magnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar
terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan magnetiknya serta
berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga sangat rumit untuk
diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan medan
magnetik remanen dan induksi, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah
medan magnet induksi maka anomalinya bertambah besar. Demikian pula sebaliknya.
Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 10


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

magnetik kurang dari 25 % medan magnet utama bumi.

III. DATA DAN PENGOLAHAN

A. Data Pengamatan
Berikut data mentah magnetic yang di olah saat praktikum metode magnetic.

Gambar 3.1. Data Mentah Magnetik

B. Data Pengolahan
1. Prosedur Pengolahan Data di Exel
Berikut Langkah-Langkah pengolahan data magnetic di exel
a. Mengimput data mentah yang diperoleh dari lapangan ke excel

Gambar 3.2. Pengolahan Pata Mentah Magnetik

b. Mengimput data H observasi dengan rumus:


H observasi = rata-rata ( nilai bacaan PPM )

c. Mengkonversi waktu dari jam ke detik. Dengan mengubah nilai longitude


dan latitude ke UTM dengan menggunakkan aplikasi konversi UTM
d. Melakukan koreksi variasi harian (VARHAN) dengan rumus:

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 11


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

𝑡𝑛 − 𝑡𝑎
∆F = (𝑇 − 𝑇𝑎 )
𝑡𝑏 − 𝑡𝑎 𝑏

Dimana: 𝑡𝑛 = waktu saat pengukuran


𝑡𝑎 = waktu terukur di base awal
𝑡𝑏 = waktu terukur di base akhir
𝑇𝑏 = Nilai medan magnet total pada base akhir
𝑇𝑎 = Nilai medan magnet total pada base awal.

e. Melakukan koreksi IGRF dengan cara memasukkan titik koordinat dan


elevasi dari data yang berada di bagian tengah di website :
https://www.ngdc.noaa.gov/geomag/clculators/maglac.shtml#igrfwmm

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 12


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

Gambar 3.3. Nilai IGRF

f. Menghitung nilai Anomali total nya dengan rumus :


𝐴𝑛𝑜𝑚𝑎𝑙𝑖 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐻 𝑂𝐵𝑆 − 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝐻𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝐺𝑅𝐹

2. Menyimpan data X,Y,Z dan Anomali yang telah diolah dalam bentuk notepad,
hal ini dilakukan supaya data kita bisa diolah pada software oasis montaj.
a. Membuka FILE untuk membuat new project,
b. Merubah data x, y, z, anomali kedata easthing, northing, elevasi pengolahan
data tersebut dapat di lihat dari gambar di bawah ini:

Gambar 3.4. Data Northing, Easthing, Elevasi, Anomali

c. Membuka data GRID , GRIDDING, KRIGING, DIALOG CONTROL untuk


menampilkan hasil Anomali Total.

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 13


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

Gambar 3.5. Anomali Total

d. Munculkan folder MAGMAP dan GM-SYS


e. Membuka MAGMAP, Step-By-Step-Filtering untuk membuat hasil
kontinuasi dari hasil pengangkatan.

Gambar 3.6.

f. Membuat contur, dengan cara membuka MAPPING, CONTOUR, QUICK.


hasil dapat di lihat pada gambar berikut:

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 14


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

Gambar 3.7.

3. Mengolah data

IV. ANALISIS

 Berisi analisa dari data dan atau hasil output proses pengolahan data.
 Berisiapasaja (persamaan, variabel, dll) yang sekiranyaingindibahaslebih detail
dandikaitkandengan proses atauhasil yang didapat.

V. KESIMPULAN

 Kesimpulan berupa jawaban dari tujuan berdasarkan hasil praktikum yang


diperoleh.

REFERENSI
[1] Blakely, R.J. 1995. Potensial Theory in Gravity and Magnetic Applications.
Cambridge: University Press.

[2] Nahrowi, dkk. 1978. Geologi Pegunugan Selatan Jawa Timur, Bagian Ekspoloasi
PPPTMBG Lemigas. Cepu.
[3] Nukman, M. 2001. Catatan Lapangan Survei Geologi Daerah Kasihan, Kec.
Tegalombo, Kab. Pacitan-Jatim, PS. Geofisika FMIPA-UGM (tidak
dipublikasikan)

[4] Santoso, D.2001. Pengantar Teknik Geofisika. Penerbit ITB: Bandung.

[5] Santoso, D. 2002. Pengantar Teknik Geofisika. Penerbit ITB:Bandung.

[6] Sartono,S.1964. Stratigraphy and Sedimentation ofthe easternmost of Gunung Sewu

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 15


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

(EastJava). Publikasi Teknik Seri Geologi Umum No. 1. Direktorat Geologi,


Bandung.

[7] Telford, W.N. dan Geldard, L.P. dan Sherrif, R.E. dan Keys, D.A. 1979. Applied
Geophysics. Cambridge: University Press.

[8] Tim Badan Geologi. 2018. Laporan Singkat Pemeriksaan Gerakan Tanah Di
Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Tersedia:
http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gerakan-tanah/kejadian-gerakan-tanah/2071-
laporan-singkat-pemeriksaan-gerakan-tanah-di-kecamatan-tegalombo-kabupaten-
pacitan-jawa-timur[2019/11/07]

 Cantumkan referensi yang digunakan dalam pembuatan laporan ini. Lebih


lengkapnya lihatlah aturan penulisan referensi.

Format Referensi
Tugas Pendahuluan dan Laporan

BUKU
[No Urut] Penulis. Tahun Terbit. Judul. Halaman. Penerbit: Kota Terbit.
Contoh
[1] B. Raharjo. 2014. Pemrograman C++. Hal. 80-85. Penerbt Informatika: Bandung.
[2] R.H. Sianipar. 2013. Pemrograman MATLAB. Hal. 20-24. Penerbit Informatika:
Bandung.
[3] D. Houcque. 2005. Introduction to MATLAB for Engineering Students. Hal. 60-70.
Nortwestern University.

JURNAL/PROSIDING
[No Urut] Penulis. Tahun Terbit. Judul. Nama dan Nomor Jurnal.
Contoh
[1] B. Stroustrup. 1999. Learning Standars C++ as a New Language. The C/C++ Users
Journal p. 1-11.
[2] H. Sutter. 2012. Modern C++ design. C/C++ Users Journal p. 41-42.

ARTIKEL ONLINE
[No Urut] Penulis. Tahun Terbit. Judul Artikel. URL. [tahun/bulan/tanggal akses].
Keterangan: Pastikan penulis web/blog tersebut bidang keahliannya adalah
programming.
Contoh

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 16


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

[1] A. Abdullah. 2012. Matlab untuk Geoscientist-1: Horizon-Snap Max. Tersedia:


http://ensiklopediseismik.blogspot.co.id/2012/09/matlab-untuk-geoscientist-1-
horizon.html[2017/08/17]

Keterangan: Kalau tidak ada tahun terbit dan penulisnya tetapi web/blognya terpercaya,
silahkan tulis anonim.
Contoh
[1] Anonim. Structure of a program. Tersedia:
http://www.cplusplus.com/doc/tutorial/program_structure/[2017/08/17]
[2] Anonim. MATLAB Tutorial. Tersedia:
https://www.tutorialspoint.com/matlab/[2017/08/17]
[3] Anonim. Belajar C++. Tersedia:
http://www.belajarcpp.com/p/tutorial.html[2017/08/17]

DAFTAR PUSTAKA

[1] A.U. Kartika, et. al. 2007. Penentuan Struktur Bawah Permukaan dengan
Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Desa Pleret, Kecamatan Pleret,
Kabupaten Bantul. Fisika, Universitas Diponegoro: Semarang.
[2] S.A.Raharjo. 2002.Analisis Kecepatan Perambatan Gelombang Bias pada Medium
dan Faktor Kualitas Medium di Lereng Barat Gunung Merapi, Yogyakarta.
Geofisika, Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

[3] S.N. Hudha, et. al. 2014. Penentuan Struktur Bawah Permukaan dengan
Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Lapangan Panas Bumi Diwak dan
Derekan, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Youngster Physics Journal,
Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal 263- 268.
[4] Sismanto. 1999.Eksplorasi Dengan Menggunakan Seismik Refraksi.Geofisika,
Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

[5] Modul Praktikum Seismik Refraksi: Metode Hagiwara. Geofisika, Universitas


Gadjah Mada: Yogyakarta.

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 17


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

[6] SeisImager/2D Manual ver. 3.3. 2009. Tersedia online: ftp://geom.geometrics.com

[7] A.H. Nasution, 2016.Pemetaan Kecepatan gelombang Geser (Vs30) Menggunakan


Metode MASW (Multichannel Analysis of Surface Wave) Kota Kalabahi Kab. Alor
Nusa Tenggara Timur.Universitas Lampung.

[8] C.B. Park, R.D. Miller dan J. Xia. 1999. Multichannel analysis of surface
waves.Geophysics, Vol. 64, No. 3.
[9] C.B. Park, R.D. Miller dan J. Xia 1998. Imaging Dispersion Curves of Surface
Waves on Multichannel Record: 68th Ann.Internat. Mtg., Soc. Explor. Geophys.
Expanded Abstracts, 1377-1380

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 18


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA DAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

PRAKTIKUM GFS65042 METODE MAGNETIK

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020

NENSI SETIANI
R1A115046
TEKNIK GEOFISIKA

JUDUL TUGAS PRAKTIKUM

KENDARI – INDONESIA
© 2019 – TEKNIK GEOFISIKA

TUGAS PRAKTIKU
Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 19


Laporan Praktikum GFS65042 Metode Magnetik, Semester V Tahun 2019

© 2019 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 20

Anda mungkin juga menyukai