Anda di halaman 1dari 2

Terapi Non-Farmakologis

 Manajemen Pre-Hospital
Pertama kali yang harus dilakukan adalah pertolongan pada jalan napas dan sistem
kardiovaskular, kemudian segera bawa pasien ke fasilitas kesehatan terdekat (Hemphill dkk.,
2015). Posisikan kepala pasien setinggi 300 (Sahni dan Weinberger, 2007). Selanjutnya cari
tahu kapan onset gejala, informasi riwayat penyakit pasien, serta konsumsi obat-obatan dan
narkotika. Informasi ini kemudian disampaikan dari penolong pertama kepada dokter di IGD
untuk mempercepat proses pemeriksaan (Hemphill dkk., 2015).

 Manajemen di Rumah Sakit


Sumber daya penting yang diperlukan untuk mengelola pasien dengan ICH meliputi
neurologi, neuroradiologi, bedah saraf, serta perawat dan dokter yang terlatih saat kondisi
pasien kritis. Dokter spesialis harus dihubungi secepat mungkin ketika pasien berada di
UGD, kemudian lakukan evaluasi klinis secara efisien. Setelah itu lakukan skoring tingkat
keparahan pasien. National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS) yang biasa digunakan
pada stroke iskemik, dapat digunakan juga pada stroke ICH. Namun, pasien ICH lebih sering
memiliki kesadaran yang cukup buruk pada presentasi awal, sehingga kegunaan NIHSS
kurang dapat diandalkan. Meskipun skala keparahan optimal belum jelas, yang paling
banyak digunakan dan divalidasi secara eksternal adalah ICH Score. Skala ini tidak boleh
digunakan sebagai indikator tunggal prognosis. Setelah diagnosis, penyedia layanan gawat
darurat harus mengatur untuk segera masuk ke unit stroke atau unit perawatan intensif
neuroscience dan memulai manajemen awal (Hemphill, 2015).
Selain itu, terapi non farmakologis lain yang dapat dilakukan di rumah sakit yaitu
pembedahan. Contoh pembedahan pada kasus ini yaitu carotid endarcerectomy dan carotid
stenting. Namun pembedahan ini hanya efektif dilakukan jika lokasinya dekat dengan
permukaan otak (Reviani, 2017).
Daftar Pustaka:
1. Hemphill, J., Greenberg, S., Anderson, C., Becker, K., Bendok, B., Cushman, M., Fung,
G., Goldstein, J., Macdonald, R., Mitchell, P., Scott, P., Selim, M. and Woo, D. (2015).
Guidelines for the Management of Spontaneous Intracerebral Hemorrhage. Stroke,
46(7), pp.2032-2060.
2. Reviani, R. (2017). Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Sahni, R. and Weinberger, J. (2007). Management of intracerebral hemorrhage.
Vascular Health and Risk Managemen, 3(5), pp.701-709.

Anda mungkin juga menyukai