LP Gea Gie
LP Gea Gie
Oleh
YogieLashaLibertysia,S.kep
NIM 192311101039
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : YogieLashaLibertysia
NIM : 192311101039
Judul : LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
DI RUANG PERAWATAN ANGGREK RSD BALUNG
JEMBER
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
__________________________ _________________________
NIP................................
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Anatomi Fisiologi
Usus terbagi menjadi 2 yaitu usus halus dan besar. Usus halus adalah bagian
dari saluran pencernaan yang terletak diantara lambung dan usus besar. Dinding
usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati
melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir dan air (membantu
melarutkan pecahan-ecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula, dan lemak.
Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot
melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga
bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejenum), dan usus
penyerapan (ileum).
Pasien dengan diare akut infektif pada umumnya mengalami keluhan khas yaitu
mual, muntah, nyeri abdomen, demam dan feses yang sering, busa dalam feses,
malabsorbtif, atau berdarah tergantung bakteri yang menyebabkan (Simadibrata K
et al., 2009). Gastroenteritis dapat dicurigai apabila terjadi perubahan tiba-tiba
pada konsistensi feses, biasanya feses menjadi lebih berair, dan/atau muntah yang
terjadi tiba-tiba. Pada anak biasanya diare berlangsung selama 5-7 hari dan
kebanyakan berhenti dalam 2 minggu. Muntah biasanya berlangsung selama 1-2
hari, dan kebanyakan berhenti dalam 3 hari. Hal yang harus ditanyakan kepada
pasien yaitu kapan kontak terakhir dengan seseorang yang mengalami diare akut
dan/atau muntah, Pajanan terhadap sumber infeksi enterik yang diketahui
(mungkin dari makanan atau air yang terkontaminasi), dan sebelumnya pernah
melakukan perjalanan atau bepergian.
Pemeriksaan darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit terutama K
dan P serum pada diare yang disertai kejang, anemia hipokronik, kadang
malnutrisi, malabsorbsi tekanan fungsi sumsum tulang, proses inflamasi kronis,
dan peningkatan sel-sel darah putih. Pemeriksaan elektrolit tubuh juga diperlukan
untuk mengetahui kadar (atrium, kalim, kalsium karbonat). Pemeriksaan kadar
ureum untuk mengetahui faal ginjal. jika terjadi gangguan faal ginjal maka kadar
ureum dan creatinin akan meingkat.
b. Agen Antidiarrheal
Obat antidiarrheal tidak dianjurkan untuk penggunaan rutin karena risiko efek
sampingnya. Agen antimotilitas, seperti loperamida, diketahui menyebabkan
opiat-induksi ileus, kantuk, dan mual pada anak-anak di bawah umur 3 tahun.
Sebaliknya, agen seperti bismuth subsalicylate telah menunjukkan khasiat terbatas
dalam mengobati gastroenteritis akut pada anak-anak. Namun, obat tersebut
masih dalam tahap perbaikan yaitu dengan cara melakukan penelitian khasiat dan
keamanannya(Villar dkk, 2015).
c. Agen antiemetik
Zinc adalah mikronutrien penting yang melindungi sel dari cedera oksidatif.
Dalam kasus diare akut atau kronis, Ada penurunan Zinc yang signifikan akibat
bertambahnya keluaran usus. Beberapa uji klinis dilakukan di negara-negara
berkembang di mana prevalensi defisiensi Zinc tinggi mengungkapkan manfaat
potensial dari terapi Zinc bersamaan dengan terapi ORS (Oral Rehydration
Solution). Zinc dapat memperbaiki penyerapan air dan elektrolit. Studi
membandingkan suplemen Zinc dengan plasebo telah mengungkapkan
pengurangan frekuensi tinja dan memperpendek durasi diare. Tambahan Zinc ke
ORS sekarang direkomendasikan oleh WHO dan United Nation's Children's Fund
di seluruh dunia untuk pengobatan penyakit diare pada anak-anak (Villar dkk,
2015).
e. Prebiotik
Larutan rehidrasi oral (ORS) adalah cairan yang dirancang khusus yang
mengandung jumlah natrium, glukosa dan elektrolit yang sesuai dan sesuai
osmolalitas, untuk memaksimalkan penyerapan air dari usus. ORS menggunakan
prinsip glukosa- transportasi natrium yang difasilitasi dimana glukosa
meningkatkan transportasi natrium dan air sekunder melintasi mukosa usus bagian
atas. konsentrasi dan osmolalitas natrium dan glukosa sangat penting (NSW
Goverment Health, 2014).
1 Pola persepsi dan Pada umumnya penderita GEA mengalami nyeri pada
pemeliharaan bagian abdomen dan mencari solusi / penawar nyeri,
kesehatan bisa dalam bentuk obat analgesik dan diare. biasanya
jika pasien sudah merasakan lemas (dehidrasi berat)
karena diare yang berkepanjangan, barulah pasien
memeriksakan kesehatannya ke Rumah sakit.
4 Pola aktivitas dan Pola aktivitas dan latihan klien penderita GEA
latihan terganggu karena mereka mengalami dehidrasi
(lemas), dan mual muntah sehingga kekurangan tenaga
untuk beraktivitas. Klien biasanya memilih untuk
istirahat.
6 Pola Kognitif dan Pada umumnya klien penderita GEA tidak mengalami
konseptual gangguan kognitif dan konseptual.
8 Pola peran dan Pola peran klien penderita GEA terganggu karena
hubungan klien penderita GEA lemas dan tidak berdaya untuk
beraktivitas. Sehingga peran di keluarga dan
masyarakat juga akan terganggu.
10 Pola toleransi Cara pasien merespon nyeri ada yang diam, merintih,
coping- stress ataupun menangis.
11 Pola tata nilai dan Aktivitas keagamaan pasien terganggu karena kondisi
kepercayaan pasien yang lemah dan memaksa pasien untuk bedrest.
Tetapi masih ada beberapa ibadah yang bisa dilakukan
klien di atas tempat tidur.
2.Head to toe :
- Kepala
Inspeksi : bentuk kepala, distribusi, warna, kulit kepala.
Palpasi : nyeri tekan dikepala.
- Wajah
Inspeksi : bentuk wajah, kulit wajah.
Palpasi : nyeri tekan di wajah.
- Mata
Inspeksi : bola mata cekung, konjungtiva anemis
Palpasi : nyeri tekan pada bola mata, warna mukosa konjungtiva, warna mukosa
sclera
- Hidung :
Inspeksi : bentuk hidung, pernapasan cuping hidung, secret
palpasi : nyeri tekan pada hidung
- Mulut :
Inspeksi : biasanya bibir penderita GEA kondisinya kering karena pasien
merasa mual dan muntah, dehidrasi sehingga kurang asupan cairan dan
nutrisi
Palpasi : nyeri tekan pada lidah, gusi, gigi
- Leher
Inspksi : bentuk leher, warna kulit pada leher
Palpasi : nyeri tekan pada leher.
- Dada
Inspeksi : bentuk dada, pengembangan dada, frekuensi pernapasan.
Palpasi : pengembangan paru pada inspirasi dan ekspirasi, fokal fremitus, nyeri
tekan.
Perkusi : batas jantung, batas paru, ada / tidak penumpukan secret.
Auskultasi : bunyi paru dan suara napas
- Payudara dan ketiak
Inspeksi : bentuk, benjolan
Palpasi : ada/ tidak ada nyeri tekan , benjolan
- Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen cekung.
Auskultasi : bising usus lebih dari normal.
Palpasi : jika abdomen ditekan, biasanya penderita GEA akan merasakan
nyeri.
- Genitalia
Inspeksi : bentuk alat kelamin,distribusi rambut kelamin,warna rambut
kelamin,benjolan
Palpasi : nyeri tekan pada alat kelamin
- Integumen
Inspeksi : warna kulit pucat atau berbintik-bintik
Palpasi : nyeri tekan pada kulit abdomen, turgor kulit menurun
- Ekstremitas
Palpasi : CRT > 3 detik, pasien beresiko syok
Ekstremitas dingin
2.1.5 Analisa Data
NO DATA PENGKAJIAN ETIOLOGI MASALAH
- takikardi
Diare
1.3 Intervensi
NO Para
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil NIC
f
1. Kekurangan Setelah dilakukan perawatan selama 3x24
4130 Manajemen Cairan
volume cairan jam, kebutuhan cairan klien dapat terpenuhi
Definisi: Pengumpulan dan
yang dengan kriteria hasil :
berhubungan 0602. Hidrasi analisis data pasien dalam
dengan Definisi ketersediaan air yang cukup dalam pengaturan keseimbangan
kehilangan kompartemen intraseluler dan ekstraseluler cairan
cairan aktif tubuh
Aktivitas-aktivitas:
yang ditandai Indikator Skala Ket
dengan haus, Skala 1. Tentukan jumlah dan jenis
Awal Akhir
kelemahan, intake atau asupan cairan
4 Mual yang Setelah dilakukan perawatan selama 2x24 1450. Manajemen Mual
berhubungan jam, mual pada pasien dapat diatasi dengan 1. Dorong pasien untuk
dengan iritasi kriteria hasil. memantau pengalaman diri
gastrointestinal 1618. Kontrol Mual dan Muntah terhadap mual
yang ditandai Definisi : tindakan personal untuk 2. Dorong pasien untuk
dengan mual, mengontrol mual, muntah-muntah dan belajar strategi mengatasi
keengganan gejala muntah mual sendiri
terhadap Indikator Skala Ket 3. Dapatkan riwayat diet
makanan, Skala pasien seperti (makanan
Awal Akhir
sensasi muntah yang disukai) dan yang
Mendeskri 2 4 1 : tidak tidak disukai serta
psikan pernah
faktor ditunjukk preferensi (makanan)
penyebab an terkait budaya
2 : jarang
Mengguna 2 4 ditunjukk 4. Ajari penggunaan teknik
kan an
langkah nonfarmakologi (misalnya,
3:
pencegaha kadang- biofeedback, hipnosis,
n kadang relaksasi, imajinasi
Mengguna 2 4 ditunjukk
an terbimbing, terapi musik,
kan obat
anti emetik 4 : Sering distraksi, akupresur) untuk
ditunjukk
Melaporka 1 5 an mengatasi mual
n mual, 5 : secara 5. Dorong pola makan dengan
muntah konsisten
yang ditunjukk porsi sedikit makanan yang
terkontrol an menarik klien
6. Timbang berat badan
secara teratur
7. Monitor efek dari
manajemen mual secara
keseluruhan
ngan nutrisi : jam klien dalam status nutrisi yang adekuat Definisi: Menyediakan dan
5. Monitor kecenderungan
kenaikan dan penurunan
berat badan.
6. Intruksikan pasien
mengenai kebutuhan
nutrisi dan gizi.
Wijaya, A. A. (2010). Diare pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Karanganyar Tahun 2009.
Yanih, S. candra I., & Noveliani, D. R. (2017). Pemantauan Terapi Obat pada
Pasien GEA di Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit dr.Suyoto Pusrehab
Kemhan, 2(1), 92–97.
Zein, U., Sagala, K. H., & Ginting, J. (2004). Diare Akut disebabkan Bakteri, 1–
15.