Titik Lebur PDF
Titik Lebur PDF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang tersusun sangat teratur, dan satuan ini diikat oleh gaya yang berbeda-
ikatan kavalen, ikatan ionik, ikatan hidrogen, gaya van der Waals dan ikatan
logam.
berbeda-beda. Bentuk dan jenis ikatan dari berbagai zat padat tersebut akan
besarnya titik lebur suatu zat padat, dan besarnya juga spesifik untuk setiap
zat padat sehingga dapat juga digunakan sebagai jalan untuk mengetahui
kemurnian suatu zat. Apabila suatu zat padat tercampur oleh bahan pengotor,
maka tentu saja akan mempengaruhi besarnya titik lebur zat murni.
leburnya. Selain itu penentuan titik lebur dari suatu bahan obat juga
suatu sediaan obat agar tidak mudah rusak pada suhu kamar/tertentu.
Melihat kegunaan dari penentuan titik lebur suatu zat padat ini,
cara penentuan titik lebur suatu senyawa obat. Dalam praktikum ini akan
ditentukan titik lebur dari aspirin dan iodoform, yang dalam kesehariannya
sebagai antiseptikum.
B. Rumusan Masalah
C. Maksud Praktikum
D. Tujuan Praktikum
E. Prinsip Praktikum
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori umum
molekul) yang tersusun sangat tertaur, dan satuan ini diikat oleh gaya
beberapa lagi. Keempat kategori tersebut ialah (Martin ,1990 hal 141).
1. Padatan kovalen
2. Padatan ionis
mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi karena ikatan yang
3. Padatan molekuler
tetapi dapat juga berupa atom dari gas yang nyata. Molekul-molekul
disatukan oleh gaya yang lemah yang disebut gaya van der Waals.
4. Padatan logam
titik lebur yang tinggi dan merupakan penghantar panas dan listrik
yang baik.
Jarak lebur zat adalah jarak antara suhu awal dan suhu akhir
peleburan zat. Suhu awal dicatat pada saat zat mulai menciut atau
Suhu lebur zat adalah suhu pada saat zat tepat melebur
seluruhnya yang ditunjukkan pada saat fase padat tepat hilang. (FI III
hal 767).
dengan titik beku. Temperatur ini sama dengan titik leleh kristal zat
murni. Titik beku atau titik leleh padatan kristal murni didefinisikan
dibutuhkan untuk menaikkan jarak antar atom atau antar molekul dalam
mempunyai panas peleburan yang tinggi dan titik leleh yang tinggi.
penurunan titik beku, dan kenaikan titik didih. Dengan memakai air
air, misalnya menurunkan titik beku air sebesar 1,86ºC dan menaikkan
tekanan-uap, penurunan titik beku, atau kenaikan titik didih yang identik.
9).
air jenuh yang diperoleh dari minyak bumi. Zat ini tidak cerna dalam
saluran lambung-usu dan hanya bekerja sebagai zat pelicin bagi isi usus
B. Kajian sampel
COOH
Titik didih : -
Indeks bias : -
eter P
Indeks bias : -
cahaya
Khasiat : Laksativum
dan O 49,93
Rumus Bangun :-
Titik lebur :-
asam organik
C. Prosedur kerja
padat setinggi lebih kurang tiga mm, ikatkan pipa kapiler pada
tangas, dan skala suhu lebur zat yang diperkirakan pada termometer
utama.
Tr = T + 0,00015 N (T-t)
utama antara permukaan cairan tangas dan skala suhu lebur zat yang
diperkirakan.
disukai bila memakai asbes, karena tahan panas atau api. Kertas
tidak boleh dipakai, sebab tidak punya daya lentur. Penjepitan jangan
b. Zat padat yang diperiksa harus kering dan digerus jadi serbuk dulu,
(untuk zat yang melebur dibawah 100 oC) atau 0,8-1,2 mm (untuk zat
yang melebur di atas 100oC) diisi dengan serbuk setinggi 2-4 mm.
(R.Soebandi).
tahan panas/ api. Kertas tidak boleh dipakai, sebab tidak punya
daya lentur.
2. Zat padat yang akan diperiksa harus kering dan digerus jadi puder
0,14 mm.
dalam 0,9 – 1,1 mm (untuk zat yang melebur di bawah 100 oc ) atau
0,8 – 1,2 mm (untuk zat yang melebur di bawah 100 oc) diisi dengan
5. Panasi pipa samping Thiele dengan api kecil (mula- mula) nyala
per menit.
BAB III
METODE KERJA
1. Labu tile
2. Lampu spiritus
4. Pipa kapiler
6. Termometer
1. Aspirin
2. Aquades
3. Benang godam
4. Kertas ttimbang
5. Parafin cair
6. Tali godam
C. Cara Kerja
digerus
statif
raksa terletak pada bagian tengah dari sisi tegak segitiga pada labu
tile
10. Diamati hingga seluruh padatan dari aspirin dan kloroform tepat habis
BAB IV
A. Hasil Praktikum
1 Data
2 Perhitungan
B. Pembahasan
Tinggi rendahnya suhu lebur pada suatu zat padat dipengaruhi oleh
bentuk zat padat tersebut dan kekuatan/jenis ikatan yang ada pada padatan
tersebut. Pada suatu padatan dengan bentuk kristal dan ikatan kovalen maka
akan memiliki suhu lebur yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan padatan
lain dengan ikatan van der Waals, walaupun terdiri dari unsur yang sama,
Suhu lebur suatu padatan murni adalah spesifik, hal ini berarti
terdapat zat pengotor yang larut maka akan menyebabkan turunnya suhu
lebur dari padatan murni tersebut, sedangkan apabila terdapat zat pengotor
yang tidak larut maka akan menyebabkan suhu lebur semu atau suhu
satu ujungnya hingga menutup, agar pada waktu terjadi lelehan, aspirin tidak
tercampur pada parafin cair sehingga parafin tetap murni. Sebelum dilakukan
penotolan, terlebih dahulu aspirin digerus, sebab penurunan titik lebur tidak
hanya disebabkan oleh zat pengotor saja, tetapi juga disebabkan oleh besar
Dalam percobaan ini akan diukur suhu lebur aspirin secara mikro
dengan menggunakan labu tile yang diisi dengan parafin cair sebagai
panas adalah karena titik didihnya yang tinggi sehingga tidak akan
medium penghantar panas mendidih maka akan terjadi floating yang akan
panas dalam praktikum ini adalah asam sulfat pekat. Akan tetapi tidak
digunakan karena sangat berbahaya, sebab sifat dari asam sulfat pekat yang
mudah menghasilkan panas dan sifatnya sebagai asam kuat yang dapat
pemanasan maka tekanan akan naik keatas sehingga akan terjadi pemutaran
aliran dalam labu tile yang menyebabkan pemanasan yang merata dalam
labu tile, pada pemanasan dilakukan dibagian segitiga dari labu tile
dimaksudkan agar lebih mudah terjadi aliran panas sehingga suhu dalam
labu tile lebih merata . Pada saat peletakan termometer diberi split agar
tekanan di sebelah dalam tetap sama dengan di sebelah luar sehingga labu
laboratorium harus berada dikedua suhu jarak lebur yang terdapat dalam
monografi, atau tidak boleh berbeda lebih dari 2 o dari suhu lebur yang tertera.
Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu aspirin yang
digunakan tidak murni sehingga menimbulkan suhu lebur yang lebih rendah
dan suhu lebur semu. Faktor lain yang mempengaruhi adalah ketelitian alat
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
adalah 141%.
adalah 141%.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
4. Stecher, G., (1968), “The Merck Index”, Eight Edition, Merck & Co,
Inc, Runway, N.,J USA
Skema kerja
akan digunakan
pencadang raksa)
7. Termometer dimasukkan ke
untuk sorbitol
Keterangan :
1. Labu tile
5 2. Pipa kapiler
3. Lampu spritus
2
4. Statif
1
5. Termometer
4 3