Karsinoma Endometrium PDF
Karsinoma Endometrium PDF
KARSINOMA ENDOMETRIUM
OLEH :
Berland P.E. Candra, S.ked
PEMBIMBING
dr. Laurens Paulus, Sp.OG
REFERAT
Karsinoma Endometrium
Pembimbing
1
Daftar Isi
2
Daftar Tabel
3
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Pembagian stadium karsinoma endometrium FIGO 2009 ............... 15
4
BAB 1
Pendahuluan
1. Latar belakang
5
pihak medis, serta tindakan pelayanan deteksi dini kanker yang belum
sepenuhnya berjalan pada negara berkembang.(1,3)
Peningkatan angka kejadian karsinoma endometrium berhubungan
dengan meningkatnya status kesehatan sehingga usia harapan hidup kaum
wanita semakin tinggi yang mengakibatkan jumlah wanita yang berusia
lanjut semakin banyak diiringi dengan terapi hormon pengganti untuk
mengatasi gejala-gejala menopausenya.(1,2)
6
BAB 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi
Karsinoma endometrium adalah tumor ganas yang muncul dari sel-sel epitel
primer lapisan endometrium. Umumnya dengan differensiasi grandular dan
berpotensi mengenai miometrium dan menyebar jauh. 75% tumor ganas
endometrium adalah adenokarsinoma, sisanya ialah karsinoma epidermoid atau
karsinoma tipe sel squamous (5-10%), adenoakantoma dan adenosquamous(30%),
sarkoma uterin (1-5%).(2,9)
Secara biologis dan histologis, karsinoma endometrium adalah jenis
neoplasma yang memiliki dua model pathogenesis. Karsinoma endometrium tipe 1
yang estrogen dependent dan mempunyai prognosis lebih baik, dan karsinoma
endometrium tipe 2 non- estrogen dependent yang lebih agresif dan berprognosis
lebih buruk.(3)
2.2 Insidensi
Karsinoma endometrium adalah kejadian keganasan tertinggi keenam yang
paling sering terjadi yang terjadi pada wanita di seluruh dunia. Dari 290.000 kasus
baru yang dilaporkan pada 2008, terhitung 5 % dari semua kasus keganasan baru
pada wanita. Penyakit ini paling banyak terjadi di negara maju seperti Amerika,
negara-negara di Eropa tengah dan Eropa timur dan insiden lebih rendah di Afrika
timur. Tingkat kejadian karsinoma endometrium seiring pertambahan usia juga
meningkat di negara-negara berkembang.(3)
Di seluruh dunia, angka kejadian karsinoma endometrium seiring
pertambahan usia berkisar antara 15 per 100.000 wanita (di daerah Amerika dan
sebagian Eropa) sampai kurang dari 5 per 100.000 wanita (di daerah Afrika dan
7
Asia). Resiko karsinoma endometrium meningkat seiring usia, dimana kebanyakan
kasus terdiagnosa setelah menopause. (1,3)
Di Indonesia, sebuah penelitian tahun 2005 mendapatkan prevalensi kanker
endometrium di Jakarta mencapai 7,2 kasus per tahun. Usia penderita yang
cenderung lebih muda pada penelitian tersebut jika dibandingkan dengan penderita
di negara-negara barat dan eropa (berusia>50 tahun terbanyak), kemungkinan
disebabkan di indonesia pengguanaan TSH masih sangat jarang. Pemakaian TSH
menyebabkan tingginya jumlah penderita kanker ini di negara Barat dan Eropa di
era tahun 70-an.(2)
2.3 Etiologi
8
hubungan terhadap terjadinya kanker ini walaupun masa laktasi yang panjang dapat
berperan sebagai proteksi.(2)
Selain yang disebutkan diatas, faktor-faktor resiko yang masih terus diteliti
mempunyai hubungan erat dengan kanker ini adalah obesitas, diabetes melitus,
hipertensi, asupan gula, kopi, merokok, penggunaan tamoxifen, dan kebiasaan
(aktivitas fisik,waktu duduk atau berbaring). Resiko karsinoma karena obesitas
dihubungkan dengan kecenderungan peningkatan kadar estrogen yang terjdai
akibat perubahan jaringan lemak oleh hormon androgen menjadi estrogen.
Sedangkan asupan gula yang tinggi berujung pada kondisi hiperinsulinemia, yang
meningkatkan bioavabilitas IGF-1 (insulin- like growth factor-1) sehingga
menstimulasi pertumbuhan sel. Asupan gula dan diabetes juga meningkatkan resiko
karsinoma endometrium dengan meningkatkan stres oxidatif. (3)
9
hormon, peningkatan produksi estrogen yang akhirnya mengarah pada karsinoma
endometrium. Selain penyakit, penggunaan obat tamoxifen untuk penatalaksanaan
kanker payudara memiliki pengaruh lain pada jaringan uterus. Pada jaringan uterus,
obat ini bertindak seperti estrogen, sehingga bagi wanita yang telah menopause,
pengaruhnya dapat membuat pertumbuhan lapisan endometrium secara berlebihan,
namun resikonya masih rendah (kurang dari 1% kasus). (5)
10
inti yang atipik. Karsinoma endometrium tipe 2 yang mayor lainnya adalah clear
cell tumour dengan insiden lebih rendah ( <5%). Secara mikroskopik,
penampakannya lebih predominan solid, kistik dan tubular atau dapat bercampur
(mixed) dari dua atau lebih bentuk ini.(3,4)
2.6 Diagnosis
11
96,5% dan spesifitas 93,6% bagi histeroskopi dalam mengenali lesi intra uterin pada
pasien menopause dengan perdarahan pervaginam, termasuk lesi awal karsinoma
endometrium.(7)
Histologi
12
solid dan sel berlapis, tumor ini akan diklasifikasi sebagai grade yang tinggi,
sebagai tambahan, endometrium yang atropi biasanya lebih dihubungkan dengan
lesi pre-kanker grade tinggi yang umumnya bermetastase.(3) Empat varian dari tipe
endometrioid dan tipe histologis lainnya dapat dilihat dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1
Klasifikasi histologik kanker endometrium oleh The International Society of
Gynecologic Pathologist (3,4)
1 Endometrioid (75%) (secretory, ciliated, papillary or
villoglandular)
2 Adenocarcinoma with squamous differentiation.
3 Adenoacanthoma (benign squamous component)
4 Adenosquamous (malignant squamous component)
5 Uterine papillary serous (5%–10%)
6 Clear cell (1%–5%)
7 Malignant mixed Mullerian tumours or carcinosarcomas
(1–2%)
8 Uterine sarcomas (leiomyosarcoma, endometrial stromal
sarcoma, undifferentiated) (3%)
9 Mucinous (1%)
10 Undifferentiated.
Sumber : Endometrial Cancer. :ESMO Clinical Practice Guidelines for diagnosis, treatment and
follow up. http://annonc.oxfordjournals.org/.
13
Stadium
Sumber : Endometrial Cancer. :ESMO Clinical Practice Guidelines for diagnosis, treatment and
follow up. http://annonc.oxfordjournals.org/
14
Penilaian FIGO secara pathologis meliputi(3) :
Sumber : Williams Gynecology. Second Edition. McGraw-Hill Companies.Inc. United States. 2008
15
Grade
Grade Defenition
1 ≤5 % of a non squamous or nonmorular solid growth
pattern
2 6-50 % of a non squamous or nonmorular solid growth
pattern
3 >50% of a non squamous or nonmorular solid growth
pattern
Sumber : Williams Gynecology. Second Edition. McGraw-Hill Companies.Inc. United States. 2008
2.7 Terapi
16
umum adenokarsinoma endometrium. Staging surgikal dengan bantuan laparoskopi
untuk kanker endometrium stadium 1 telah banyak dilaporkan, yaitu meliputi
histerektomi vaginal dengan bantuan laparoskopi disertai limpadenektomi kgb
pelvis dan para-aorta.(2,3)
Pembedahan
Pada stadium III dan IV dapat dilakukan radiasi, dan/ atau kemoterapi.
Penanganan pasien stage III dan IV sangat bersifat individual dengan radiasi dan
kemoterapi. Pada beberapa literatur untuk stage III dan IV dengan metastase masih
menganjurkan dilakukan histerektomi paliativ dengan pengangakatan kedua tuba
dan ovarium serta eksisi metastase bila mungkin, tergantung kondisi pasien,
manfaat yang diharapkan dan keputusan tim ahli. Pembedahan dapat diikuti dengan
terapi radiasi dan kemoterapi.(2,4)
Radioterapi
Stadium I dan II yang inoperabel secara medis hanya diberi terapi radiasi,
angka ketahanan hidup 5 tahunnya menurun 20-30 % dibanding pasien dengan
17
terapi operatif dan radiasi. Pada pasien dengan resiko rendah (stadium IA grade
1atau 2) tidak memerlukan radiasi ajuvan pascaoperasi.
- Penderita stadium 1, apabila berusia diatas 60 tahun, grade III dan atau
invasi melebihi setengah miometrium.
- Penderita stadium II A/II B, grade I,II,III
Penderita dengan stadium IIIA atau lebih diberikan terapi secara tersendiri.(2,3)
Terapi medikamentosa
Kemoterapi
Hormon
Untuk pasien dengan stadium I dan II, evaluasi dilakukan setiap 6 bulan
selama 3 tahun pertama dan setelah itu cukup setahun sekali. Pap smear dilakukan
setiap tahun. Tidak dibutuhkan rontgen thoraks secara rutin. Level CA-125 harus
dipantau jika saat diagnosis terdapat peningkatan.(2)
18
Untuk pasien dengan stadium III dan IV, evaluasi dilakukan lebih sering,
dengan interval 3 bulan di 2 tahun pertama, interval 6 bulan untuk 3-5 tahun
berikutnya dan selanjutnya setahun sekali. Pap smear dilakukan setiap 6 bulan. Foto
thoraks dibutuhkan setiap tahun. Level CA-125 harus dipantau jika saat diagnosis
terdapat peningkatan. (2)
Tabel 2.4
Pembagian kelompok pengobatan berdasarkan resiko rekurensi dan prognosis
19
2.9 Residif dan penanganannya
Pilihan terapi untuk pasien residif meliputi terapi hormonal dan kemoterapi.
Terapi hormonal merupakan pilihan utama bagi pasien dengan diferensiasi baik dan
sedang.respon terapi endokrin akan maksimal pada kasus kanker endometrium
berdsiferensiasi baik, disease free interval setelah terapi utama yang panjang dan
meningkatnya konsentrasi reseptor progesteron.(4)
20
BAB 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
21
DAFTAR PUSTAKA
22