Anda di halaman 1dari 11

Nomor 5 interpretasi TCM genexpert (?

) sudah ada atau belum aku kd tp mmbca cba dicek aja

Nomor 9 Tambahkan hasil bacaan rontgen, BTA dan geneexpert ke dlm hal 7-8 (penunjang)
Nomor 11 Cari indikator rumah sehat kita itu berdasarkan apa (dinkes kah kemkes kah atau apa) beri
judul atasnya di fortofolio, lalu tabel indikator yang ad adi hal trkhir fortofolio copas ke hal paling
belakang lapsus/setelah dapus sbagai lampiran 1
LAMPIRAN 2

FORMULIR PENILAIAN RUMAH SEHAT

Berdasarkan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat (Direktorat Jenderal Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI. Pedoman teknis ini disusun berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan

Kesehatan Perumahan.

Dapus (Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI,

2007).

KOMPONEN
NO NILAI BOBOT
RUMAH YG KRITERIA
DINILAI
KOMPOEN
I RUMAH 31

1 Langit-langit a. Tidak ada 0


b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan
kecelakaan 1 2
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2
a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman
2 Dinding bambu/ilalang) 1
b. Semi
permanen/setengah 2 2
tembok/pasangan bata
atau
batu yang tidak diplester/papan yang
tidak kedap air.
c. Permanen (Tembok/pasangan batu
bata yang diplester) 3
papan kedap air.
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan
tanah/plesteran 1 1
yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah
panggung). 2
Jendela
4 kamar tidur a. Tidak ada 0
b. Ada 1 1
Jendela 0
5 ruang a. Tidak ada 0
keluarga
b. Ada 1
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari
luas lantai 1 1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas
lantai 2
Lubang
7 asap dapur a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari 1
luas lantai dapur 1
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari
luas lantai dapur 2
(asap keluar dengan sempurna) atau ada
exhaust fan
atau ada peralatan lain yang sejenis.
a. Tidak terang, tidak dapat
8 Pencahayaan dipergunakan untuk membaca 0
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas 1
untuk membaca 1
dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat
dipergunakan untuk 2
membaca dengan normal.

SARANA
25
II SANITASI

1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0


(SGL/SPT/PP/KU/ b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak
PAH). memenuhi syarat kesh. 1
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi
syarat kesh. 2 2
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat
kesh. 3
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi
syarat kesh. 4

Jamban (saran
2 pembua- a. Tidak ada. 0
b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada 1
ngan kotoran). tutup, disalurkan ke 1
sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada
tutup, disalurkan ke sungai 2
atau kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic
tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4
Sarana a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak
3 Pembuangan teratur di halaman 0 0
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari
Air Limbah (SPAL) sumber air (jarak 1
sumber air (jarak dengan sumber air <
10m).
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari
sumber air (jarak 3
dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup
(saluran kota) untuk 4
diolah lebih lanjut.
Saran
4 Pembuanga a. Tidak ada 0
n
Sampah/Tempat b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada
Sampah tutup 1 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3
PERILAKU
III PENGHUNI 44

1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka 0


Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2 2

2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0


Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari dibuka 2

Mebersihkan rumah
3 a. Tidak pernah 0
dan halaman b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari 2

Membuang tinja bayi a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam


4 sembarangan 0 0
dan balita ke
jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2

Membuang a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam


5 sampah sembarangan 0
pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat
sampah 1 1
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2

TOTAL HASI PENILAIAN 595


Analisis hal 37-42

 Agent

Agent dapat berasal dari berbagai unsur seperti unsur biologis yang disebabkan oleh

mikroorganisme (virus,bakteri,jamur,parasit,protozoa,metazoa, dll), unsur nutrisi karena bahan

makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan, unsur kimiawi yang disebabkan

karena bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh sendiri (karbon monoksida, obat-obatan,

arsen, pestisida, dll), unsur fisika yang disebabkan oleh panas, benturan, dll, serta unsur psikis

atau genetik yang terkait dengan heriditer atau keturun.

Pada kasus kali ini, agen disebabkan oleh agen biologi yaitu bakteri Microbacterium

tuberculosis yang menyebabkan pasien ini menderita penyakit TB.14,15

 Host

Host atau penjamu ialah keadaan manusia yang sedemikan rupa sehingga menjadi faktor

risiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini di sebabkan oleh faktor intrinsik. Faktor

penjamu yang biasanya menjadi faktor timbulnya suatu penyakit sebagai berikut:15

a. Umur. Misalnya, usia lanjut lebih rentan untuk terkena penyakit keganasan, jantung dan lain-

lain dari pada yang usia muda. Pada kasus ini pasien merupakan balita yang merupakan umur

yang rentan terhadap penyakit infeksi jika sering terpapar dengan orang dewasa dengan

penyakit infeksi menular.

b. Jenis kelamin (seks).Misalnya, pada laki-laki penyakit TB Paru lebih tinggi dibandingkan

pada perempun karena kebiasaan laki-laki yang sering merokok dan mengkonsumsi

minuman beralkohol yang dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh. Pada kasus ini pasien

berjenis kelamin laki-laki namuntidak ada data yang menyebutkan lebih tinggi pada laki-laki

karena pada saat usia balita perempuan dan lak-laki beraktivitas yang sama.
c. Ras, suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang beda

kerentanannya terhadap suatupenyakit.

d. Genetik (hubungan keluarga). Pada kasus ini tidak terdapat hubungan genetic dengan

penyakit yang diderita.

e. Status kesehatan umum termasuk status gizi, dll. Pada laporan kasus kali ini didapatkan

status gizi pasien baik, dimana didapatkan Z Score WHO -2SD sd 2 SD (Normal). Akan

tetapi dari status nutrisi ada kemungkinan pasien ini kurang dalam hal asupan nutrisi yang

dapat dilihat dari hasil darah rutin dan MDT (morfologi darah tepi) yang menunjukkan

bahwa pasien ini mengalami anemia mikrositik hipokromik derajat sedang (Hb 7.9 g/dl).

Kondisi ini diduga besar akibat anemia defisiensi besi. Status sosial ekonomi yang rendah

juga dapat menggambarkan kurangnya asupan nutrisi pada pasien ini.

f. Bentuk anatomis tubuh

g. Fungsi fisiologis atau faaltubuh

h. Keadaan imunitas dan responsimunitas. Pada kasus ini pasien merupakan balita usia 1 tahun

9 bulan yang masih rentan terhadap infeksi karena daya tahan tubuh yang tidak sekuat orang

dewasa.

i. Kemampuan interaksi antara host dengan agent

j. Penyakit yang diderita sebelumnya, pada laporan kasus ini pasien mengelu hkan batuk

berulang, sehingga akan berdampak pada sistem kekebalan tubuh yang terganggu saat itu

mempermudah penularan penakit.

k. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri. Pada kasus ini pasien memiliki

interaksi yang cukup sering dengan beberapa keluarga pasien yang merupakan lansia

memiliki keluhan serupa dengan pasien namun tidak pernah memeriksakan diri danberobat.
Karakteristik host terbagi menjadi 3 yaitu

a. Resistensi: kemampuan Host untuk bertahan hidup terhadap infeksi (agent)

b. Imunitas: kemampuan Host mengembangkan sistem kekebalan tubuh, baik didapat maupun

alamiah

c. Infectiousness: potensi Host yg terinfeksi untuk menularkan penyakit yang diderita kepada

orang lain. Pada kasus ini pasien berusia 1 tahun 9 bulan tidak memiliki resiko menularkan

penyakit yang diderita kepada orang lain. Namun pada kasus TB pada anak diduga kuat

ditularkan oleh orang dewasa yang terinfeksi TB. Oleh karena itu pada laporan kasus kali ini

juga dilakukan screening terhadap keluarga pasien yang tinggal di rumah yang sama dengan

pasien dan dilakukan intevensi untuk mencegah penularan lebih lanjut dari pasien kepada

orang-orang disekitarnya.13,14,15

 Environment

Faktor lingkungan adalah faktor yang ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit, hal

ini karena faktor ini datangnya dari luar atau bisa disebut dengan faktor ekstrinsik. Faktor

lingkungan ini dapat dibagi menjadi:14,15

a. Lingkungan Biologis (flora &fauna)

Mikro organisme penyebab penyakit reservoar, penyakit infeksi (binatang, tumbuhan).

Vektor pembawa penyakit tumbuhan dan binatang sebagai sumber bahan makanan, obat dan

lainnya. Pada kasus ini tidak terdapat hubungan lingkungan biologis dengan penyakti yang di

derita.

b. Lingkungan Fisik

Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah yang berwujud geografik dan musiman.

Lingkungan fisik ini dapat bersumber dari udara, keadaan tanah, geografis, air sebagai sumber
hidup dan sebagai sumber penyakit, zat kimia atau polusi, radiasi, dll.

c. Lingkungan Sosial Ekonomi

Yang termasuk dalam faktor lingkungan sosial ekonomi adalah sistem ekonomi yang

berlaku yang mengacu pada pekerjaan sesorang dan berdampak pada penghasilan yang akan

berpengaruh pada kondisi kesehatannya. Selain itu juga yang menjadi masalah yang cukup besar

adalah terjadinya urbanisasi yang berdampak pada masalah keadaan kepadatan penduduk rumah

tangga, sistem pelayanan kesehatan setempat, kebiasaan hidup masyarakat, bentuk organisasi

masyarakat yang kesemuanya dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan terutama

munculnya bebagai penyakit.

d. Status Imunisasi BCG

Menurut Pedoman Imunisasi Indonesia (2011), bahwa BCG (Bacille Calmette Guerin)

adalah vaksin yang dibuat untuk menimbulkan kekebala terhadap bakteri Mycobacterium

Tuberculosis, dimana bakteri tersebut menimbulkan penyakit TB. Imunisasi BCG terbukti

mengurangi morbiditas sampai 74%. Balita yang sudah mendapatkan imunisasi BCG

meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi kuman/bakteri TB. Imunisasi BCG sangat

berguna dan penting bagi anak. Karena dengan imunisasi BCG anak tidak mudah terserang TB

paru, walaupun tidak memberikan kekebalan sempurna pada anak tetapi kekebalan tubuh anak

lebih baik dibandingkan anak yang tidak mendapatkan imunisasi BCG. Hal tersebut didukung

oleh peneliitian dari Imarruah (2014) yang menyatakan bahwa anak dan balita yang tidak di

imunisasi BCG lebih berisiko terkena tuberkulosis paru dibandingkan dengan anak dan balita

yang mendapat imunisasi BCG tepat waktu. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari

Hadinegoro (2011), bahwa anak balita rentan terhadap infeksi bakteri TB, maka dari itu penting

untuk mendapatkan imunisasi BCG dengan tujuan mencegah penyakit TB pada anak.

Anda mungkin juga menyukai