Objek penelitian ini adalah rumah sakit-rumah sakit yang ada di Kota
Madiun, yang meliputi: RSUD dr. Soedono Madiun, RSUD Kota Madiun, RS
Paru Manguharjo, Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun, Rumah Sakit
Griya Husada, Rumah Sakit Santa Clara, Rumah Sakit Ibu dan Anak Al-
Hasanah, dan Rumah Sakit DKT miliki TNI Angkatan Darat. Berikut ini
80
81
adalah:
Dalam upaya mencapai visi dan misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota
tujuan dan sasaran yang strategis organisasi. Tujuan dan sasaran adalah
kinerja. Tujuan yang ingin dicapai Rumah Sakit Umum Daerah Kota
tahun 1985. Pada saat otonomi daerah, melalui Perda Provinsi Jawa
Jawa Timur.
Kerja. Dalam upaya merespon hal baru tersebut, BP4 Madiun berusaha
Organisasi dan Tata Kerja UPT Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
(UKM).
paru.
Sungkono, No. 30-38, Madiun. Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun
yang selanjutnya disebut dengan RSI Siti Aisyah Madiun mulai berdiri
tahun 1991 Rumah Sakit mendapatkan ijin tetap dari Menteri Kesehatan
Madiun.
dan persyarikatan.
2005 oleh PT. Griya Husada Utama Sejahtera di atas tanah seluas
4.998 m2 dan mulai beroperasional sejak bulan Mei 2006, sesuai dengan
Rumah Sakit.
TT. Sarana penunjang lain yang dimiliki oleh RS. Griya Husada
Madiun. Rumah Sakit Santa Clara adalah salah satu rumah sakit katolik
yang berada di Madiun. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit swasta
masyarakat.
Vatikan Mgr. Gaeteno Alibrandi, D.D. dan Mgr. J.A.M. Klooster, C.M.
Alvarado R., Sr. Celia Virginia V.P. dan Sr. Maria Martha Meza M.
Bagija yang didirikan oleh Vikaris Apostolik Surabaya sejak 1953 dan
90
para pegawai.
report.
manusia.
Madiun. Pada awal tahun 1975, fisik Rumah Sakit Bersalin Al Hasanah
dilakukan tahap demi tahap dan diikuti penambahan bidan dan tenaga
4D, senam hamil, pijat bayi, dan pelayanan imunisa. Rumah sakit milik
luas bangunan 809 m2. RSIA Al Hasanah yaitu satu dari sekian
28/08/2014 dari KPPT Kota Madiun dengan Sifat Tetap, dan berlaku
1. Program Pokok:
f. Pengajuan RSIA
2. Kebijakan:
Madiun, yaitu di Jl. Pahlawan No. 79 Kota Madiun, Jawa Timur, lokasi
umum. Rumah Sakit Tk. IV Madiun didirikan diatas lahan seluas 5.156
bangunan 2.62,5 m2, dengan Hak Pakai a.n TNI AD Cq. Kodam
Madiun pelayanan rawat inap dan bedah 24 jam, untuk rawat jalan
daya utama dalam usaha jasa layanan kesehatan. Oleh karena itu kami
yang berkesinambungan.
sebagai berikut:
95
adalah berada pada umur lebih dari 40 tahun, yaitu sebanyak 19 orang
adalah wanita.
Kesehatan).
97
dideskripsikan berikut:
yang telah bekerja selama lebih dari 5 tahun, yaitu sebanyak 99 orang
kerja (X), kinerja karyawan (Y), dan motivasi (Z). Hasil perhitungan
nilai standar deviasi tidak ada yang melebihi dua kali nilai mean. Hal ini
tendensi pusat dari distribusi data yang digunakan dalam penelitian ini.
99
pusatnya.
dengan nilai rtabel untuk degree of freedom (df) = n-2. Jika rhitung
lebih besar dari rtabel dan nilai r positif, maka butir atau pernyataan
digunakan adalah 0,05 atau 5%. Pada penelitian ini, uji validitas
shift kerja, yaitu item shift kerja 1 sampai item shift kerja 10
berikut:
validitas.
memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,1966), maka
penelitian.
tolerance > 0,10 dan VIF < 10 berarti tidak terjadi multikorelasi
sebesar 0,715, memiliki nilai toleransi lebih dari 0,10 yang berarti
memiliki nilai VIF (1,398), kurang dari 10. Jadi dalam penelitian
regresi.
normal.
terdistribusi normal.
jumlah sampel (n) = 155, dan jumlah variabel bebas (k) = 2, maka
berikut ini.
dL dU DW 4-dU 4-dL
1,7114 1,7636 1,775 2,225 2,2886
Gambar 4.1.
Hasil Uji Autokorelasi
guna pengujian hipotesis, yaitu data tentang shift kerja, motivasi, dan
Sub-Struktur 1:
Ŷ = α1 + cX
Ŷ = α2 + aX
110
Sub-Struktur 2:
Y = Ŷ = α3 + c’X + bZ
berikut:
ρYX
ε1
ε2
Gambar 4.2.
Model Analisis Jalur (Path Analysis)
dirumuskan.
R : 0,534 = 53,4%
R2 : 0,285 = 28,5%
Fhitung : 60,905
thitungX : 7,804
adalah:
Z = 0,523X
sebagai berikut:
112
ρzx = 0,523
sebagai berikut:
ini adalah:
113
Y1 = 0,423X + 0,165Z
berikut:
1. ρyx = 0,423
Madiun meningkat sebesar 0,423 kali, dengan asumsi variabel lain (Z)
= 0.
2. ρyz = 0,165
Madiun meningkat sebesar 0,165 kali, dengan asumsi variabel lain (X)
= 0.
ρXY = 0,423
ε1 = 0,846 ε 2 = 0,829
114
Gambar 4.3
Kerangka Jalur Hasil Analisis Hubungan Kausal Empiris
berikut:
1. Pengaruh Langsung
melalui motivasi di atas disebut juga pengaruh mediasi yang dapat diuji
Keterangan:
melalui Z
sa = Std.error a
sb = Std.error b
Sab = 0,042078
ab (0,523x 0,165)
t= = = 2,05082
Sab 0,042078
menggunakan uji dua sisi dengan level of significant () = 0,05 (5%) dan
Oleh karena nilai thitung = 2,05082 lebih besar daripada ttabel (1,97569)
bahwa nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh adalah 0,285 atau
motivasi (Z) pada karyawan di Ruang UGD rumah sakit di Kota Madiun
determinasi sebesar 0,313 atau 31,3%. Hal ini berarti bahwa 31,3%
yang ada di Kota Madiun dapat dijelaskan oleh variabel shift kerja dan
117
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Misalnya: gaji, insentif,
sebagai berikut:
1,97559.
nilai thitung untuk variabel shift kerja (X) sebesar 7,804. Dengan
(Y)
1,97569 atau nilai thitung (2,159) > nilai ttabel (1,97569) maka
(Y)
119
kerja (X) sebesar 5,641 dan nilai ttabel sebesar 1,97569 atau
di Kota Madiun.
dipilih level of significant () = 0,05 (5%), df1 = k-1, dan df2 = n-
dan terikat = 3, yaitu shift kerja (X), motivasi (Z), dan kinerja
nilai Ftabel = 3,06, maka Fhitung (34,590) > Ftabel (3,06). Dengan
4.3. Pembahasan
Ruang UGD terhadap program shift kerja yang disusun manajemen setiap
rumah sakit di Kota Madiun meningkat, maka kinerja karyawan juga akan
peran positif antara shift kerja dan kinerja karyawan. Hasil penelitian ini
tidak ada pengaruh yang diberikan antara shift kerja terhadap tingkat
Pada dasarnya, shift kerja adalah pola waktu kerja yang diberikan
biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam (Suma’mur, 2013: 39).
Shift kerja merupakan pembagian jam kerja yang sesuai dengan periode
kerja tertentu. Shift kerja dirumah sakit yang ada di Indonesia secara
umum terdiri dari tiga shift yaitu: shift pagi bekerja selama 7 jam mulai
jam 7.00-14.00, shift sore bekerja 7 jam mulai jam 14.00-21.00, dan shift
Shift kerja yang diterapkan di setiap bagian UGD rumah sakit hampir
UGD ini bertujuan agar tenaga medis memiliki kinerja yang baik,
Fenomena yang terjadi di unit UGD rumah sakit selama ini menunjukkan
122
bahwa shift kerja pagi, siang, dan malam yang ditetapkan manajemen
terutama pada tenaga medis yang bekerja pada shift pagi dan shift malam.
Perawat yang merasa nyaman jika bekerja pada shift pagi, belum tentu
juga setuju jika jumlah pekerja untuk shift kerja siang lebih banyak
kecepatan rotasi kerja antar shift kerja di rumah sakit tempatnya bekerja
Apabila ada perawat yang absen saat mendapat shift kerja, segera
123
digantikan perawat lain yang sedang tidak mendapat shift kerja sehingga
UGD rumah sakit di Kota Madiun ini adalah dengan menentukan dan
jawab, kondisi kerja, supervisi dan insentif memiliki hubungan yang nyata
kegairahan kerja seseorang, agar mau bekerja sama, bekerja efektif dan
mempunyai target atau keinginan yang belum tercapai pasti orang tersebut
akan berusaha untuk mencapai target tersebut dengan cara bekerja, itu juga
pasti akan membuat orang tersebut lebih semangat bekerja dan kinerjanya
dapat disampaikan bahwa jika motivasi perawat tidak stabil, naik atau
mood baik, gembira, senang maka kinerja juga akan stabil bahkan bisa jadi
menurun. Motivasi dari tenaga medis bagian UGD sebagai karyawan pada
karir. Salah satu motivasi yang diberikan pihak manajemen rumah sakit
hal di atas, pembagian shift kerja yang sesuai harapan karyawan juga dapat
memotivasi dokter dan perawat rumah sakit untuk mencapai kinerja yang
maksimal.
Meskipun harus kerja malam hari, karyawan di Ruang UGD rumah sakit di
dengan senang hati agar mencapai kinerja sesuai standar yang ditetapkan.
Kota Madiun adalah adanya insentif yang diterima dari manajemen rumah
sakit, hubungan dengan rekan kerja yang baik, adanya jenjang karir yang
pasien.
Madiun
Kinerja (prestasi kerja) adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
rumah sakit dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal
sakit ditentukan oleh pembagian jam kerja atau shift kerja, yang terdiri dari
shift pagi, siang, dan malam. Adanya perbedaan keadaan setiap jadwal
masing tenaga medis. Jika tenaga medis sebagai karyawan rumah sakit
dalam bekerja, akan menentukan kinerja dari tenaga medis dalam melayani
masyarakat atau pasien di ruang UGD. Namun, apabila shift kerja yang
karyawan telah bekerja sesuai target yang ditetapkan perusahaan dan telah
rumah sakit, bekerja sesuai dengan fungsi jabatan dan tanggung jawab
pekerjaan, dan bekerja sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan disepakati
dalam pengaruh shift kerja terhadap kinerja karyawan ini adalah perlunya
kerja yang sesuai harapan karyawan serta memotivasi karyawan agar dapat